< Previous terjadi pada menit ke-20 dan ke-60 serta selanjutnya setiap satu jam. d) Berdasarkan waktu reduksi dapat ditentukan kualitas susu yang diuji Bandingkan hasil uji alkohol dan uji reduktase terhadap sampel susu segar yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? 8) Pemeriksaan Total Asam Prinsip : Alkali akan menetralkan asam bila keduanya dicampur Alat dan bahan : Buret dengan skala 0,1 ml, Tabung pengukur, Botol Erlenmeyer 100 ml dua buah, larutan NaOH 0,1 N, Larutan PP 1% Prosedur : a) Kedalam 2 botol erlenmeyer diisikan masing- masing 25 ml air susu. b) Ke dalam tabung ditambahkan beberapa tetes (± 0,5 ml) larutan PP. c) Kemudian titrasi air susu larutan dalam Erlenmeyer tersebut sehingga warna merah muda tak hilang bila di kocok. d) Botol kedua dititrasi pula dan dipakai sebagai pembanding. e) Derajad keasaman dihitung berdasarkan jumlah ml NaOH yang diperlukan untuk titrasi. 149 Total asam ditentukan dengan rumus: Total Asam = 100% x 1000 x V2B x N x V1 Keterangan: V1 = Volume NaOH (ml) N = Normalitas NaOH B = BM Asam Laktat (90) V2 = Volume sampel yang dititrasi 9) Pemeriksaan pH Alat dan bahan : pH meter elektronis, beker gelas, kertas saring, susu, larutan buffer, aquadest Prosedur : pH meter elektronis a) Hidupkan ON/OFF b) Sebelumnya dibersihkan katoda indikator dengan aquades sehingga netral (pada pH tertera 7) c) Kemudian bersihkan dengan tissue d) Siapkan air susu pada beker gelas e) Celupkan katoda indikator tetapi sebelumnya harus pada posisi nol, sehingga kita akan mendapatkan nilai pH yang sebenarnya dari air susu. 10) Pemeriksaan Berat Jenis Prinsip : Benda padat yang dimasukkan kedalam suatu cairan akan mendapatkan tekanan keatas seberat volume cairan yang dipindahkan. Berat jenis diukur antara suhu 20o – 30oC disesuaikan pada: 150 Bj = 5,275,27 76 cm Hg Alat dan bahan : a) 2 buah Gelas piala Volume 500 ml untuk menghomogenkan susu b) Laktodensimeter yang diteri pada suhu 27,5oC, c) Satu tabung besar/gelas viala 500 ml d) Termometer e) air susu Prosedur pengujian a) Pengukuran Berat Jenis dilakukan minimum 3 (tiga) jam setelah pemerahan. b) Homogenkan susu dengan sempurna (dituangkan dari gelas piala satu ke gelas piala lainnya), kemudian dengan hati-hati dituangkan kedalam tabung tanpa menimbulkan buih. c) Dengan hati-hati laktodensimeter dicelupkan ke dalam susu dalam tabung tadi, biarkan timbul dan tunggu sampai diam. d) Baca skala yang ditunjukkan dan angka yang terbaca menunjukkan angka ke-2 dan ke-3 dibelakang koma, sedangkan desimal ke-4 dikira-kira. Contoh : Bila skala yang terbaca adalah 28, maka angka yang didapat adalah 1,0280 e) Lakukan pengukuran sebanyak tiga kali berturut-turut, masing-masing dilakukan setelah membenamkan kembali laktodensimeter. f) Temperatur susu diukur dengan ketelitian 0,5oC dan tandon Hg dari termometer haruslah berada di dalam susu pada waktu pengukuran dilakukan. 151 Hasil Uji a) Untuk laktodensimeter yang ditera pada 27,50C, bila temperatur susu adalah 29oC sedangkan skala rata-rata adalah 28 maka yang dicatat adalah : BJ. CC5,2729 76 cm Hg = 1,0280 b) Untuk setiap kelebihan atau kekurangan suhu sebesar 10C dilakukan penyesuaian berat jenis sebesar koefisien muai susu setiap derajat Celcius yakni 0,0002 BJ. CC5,275,27 76 cm Hg = 1,0280 + (29 - 27,5) x 0,0002 = 1,0280 + 0,0003 = 1,0283. c) Bila laktodensimeter yang digunakan ditera pada 150C, maka perhitungan harus disesuaikan sebagai berikut: BJ. CC155,27 76 cm Hg = 1,0280 BJ. CC155,27 76 cm Hg = 1,0280 + (29-27,5) x 0,0002 = 1,0280 + 0,003 = 1,0283 BJ. CC5,275,27 76 cm Hg = 1,0283 x C27,5 pada air BJC15 pada air BJ BJ. CC155,27 76 cm Hg = 1,0280 + (29-27,5) x 0,0002 = 1,0280 + 0,003 = 1,0283 152 d) Tabel 19. memperlihatkan berat jenis dan volume air pada beberapa suhu. Tabel 20. Berat Jenis dan Volume Air pada Beberapa SuhuSuhu (0C) BJ Volume 4 1,000000 1,0000 15 0,999126 1,0009 17,5 0,998710 1,0013 20 0,998229 1,0018 8 21 0,998017 1,0020 28 0,996258 1,0038 22 0,997795 1,0022 29 0,995969 1,0040 23 0,997663 1,0024 30 0,995672 1,0043 24 0,997321 1,0027 Bandingkan hasil uji total asam dan pH dan berat jenis terhadap sampel susu segar yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? 11) Pemeriksaan Kadar Lemak dengan metoda Gerber Metoda Gerber adalah prosedur empiris untuk menentukan nilai kadar lemak susu dalam satuan gram lemak per 100 ml susu 153 Prinsip : Asam sulfat pekat merombak dan melarutkan kasein dan protein lainnya, sehingga menyebabkan hilangnya bentuk dispersi lemak. Pemisahan lemak dipercepat dengan penambahan amil alkohol yang akan mencairkan lemak dengan panas yang ditimbulkannya. Dengan sentrifugasi akan menyebabkan lemak terkumpul dibagian skala dari butirometer. Pereaksi a) Asam sulfat (H2SO4) 90 - 91% (BJ pada 20o C = 1.818 + 0,003 g/ml) Penampakan: tidak berwarna atau lebih terang dari warna kuning pucat serta tidak mengandung endapan. b) Amil alkohol (BJ pada 20o C = 0,811 + 0,002 g/ml) Penampakan: jernih dan tidak berwarna. Peralatan a) Butirometer yang dilengkapi sumbatnya. b) Penangas air (65oC + 2oC). c) Sentrifus (1100 + 50 rpm). d) Pipet otomat 1 ml + 0,05 ml (amil alkohol). e) Pipet otomat 10 ml (asam sulfat pekat), dapat juga digunakan pipet biasa yang dilengkapi bola karet (untuk penghisap) pada ujungnya. f) Pipet khusus 10,75 ml. Prosedur a) Metoda ini berlaku untuk 3 jenis susu: susu penuh, susu yang sebagian lemaknya diambil dan susu yang tidak dihomogenisasi. 154 (1) Masukkan 10 ml asam sulfat pekat ke dalam butirometer. (2) Tambahkan 10,75 ml contoh susu dan 1 ml amil alkohol. Urutan dari pemasukan bahan ke dalam butirometer harus runtut seperti cara di atas. (3) Butirometer disumbat sampai rapat, kemudian dikocok sehingga bagian-bagian di dalamnya tercampur rata. (4) Setelah terbentuk warna ungu tua sampai kecoklatan (terbentuk karamel), masukkan butirometer ke dalam sentrifus dan disentrifusi pada 1200 rpm selama 5 menit. (5) Kemudian masukkan butirometer ke dalam penangas air dengan suhu 650 C selama 5 menit. (6) Setelah itu, bacalah skala yang tertera pada butirometer. Skala tersebut menunjukkan kadar lemak. b) Untuk susu yang dihomogenisasi (1) Cara pengerjaan contoh sama dengan di atas, hanya setelah pembacaan skala, butirometer kembali disentrifusi dan dimasukkan ke dalam penangas air (650 C), lalu skala dibaca kembali. (2) Ulangi cara tersebut sebanyak dua sampai tiga kali. (3) Apabila perbedaan hasil pembacaan skala antara 2 dan 3, antara 3 dan 4 lebih dari 0.05%, maka pengukuran ini dianggap salah. Prosedur percobaan : Metode GERBER a) Air susu diaduk hingga sempurna bercampur, dituang dalam beker gelas yang satu ke beker gelas lain b) Beri tanda sampel pada Butyrometer dengan mulut diatas. c) Kedalam masing-masing Butyrometer diisi 10 ml H2SO4 dari pipet (mulut pipet diletakkan ke dinding Butyrometer) dan air susu 11 ml 155 dialirkan pelanpelan. Sedemikian pula sehingga kedua cairan tersebut tetap terpisah. d) Isikan masing-masing 1 ml amyl alkohol dari pipet otomat kedalam butyrometer. e) Butyrometer disumbat dengan penyumbat karet yang diputar sedalamdalamnya. f) Butyrometer satu persatu dibungkus dengan lap dan dikocok dengan sempurna sehingga tidak terdapat bagian-bagian yang padat, warns menjadi keunguan. g) Masukkan Butyrometer ke dalam penangas air selama 5 menit dengan suhu 65°C (bagian skala harus selalu diatas). h) Aturlah sumbat sehingga seluruh lemak berada dalam skala. i) Masukkan butyrometer ke dalam sentrifuge/pemusing (skala dipusat). j) Pusingkan selama 3 menit dengan kecepatan 1200 rpm. k) Penyumbat diatur sedemikian rupa sehingga lemak berada di bagian yang berskala. l) Masukkan ke dalam alat penangas lagi selama 5 menit pada suhu 56°C. m) Butyrometer di lap dan skala dibaca. Bandingkan hasil pengujian kadar lemak susu segar yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? 156 12) Perhitungan kadar bahan kering tanpa lemak (BKTL) Metode: Dengan menggunakan metoda pengeringan Prinsip : Sejumlah contoh susu dikeringkan pada suhu yang tetap (konstan) sampai berat kering yang konstan tercapai. Berat setelah pengeringan adalah berat bahan kering. Peralatan a) Timbangan analitik, skala 0:1 mg. b) Oven c) Eksikator d) Cawan dari bahan anti karat (alumunium, nikel, gelas) yang dilengkapi dengan tutup, mempunyai dasar rata, tinggi sekitar 3 cm dengan garis tengah 6-8 cm. e) Penangas air Prosedur a) Keringkan cawan dan tutupnya dalam oven dengan suhu 102 + 20C selama 30 menit. b) Setelah itu masukkan cawan beserta tutupnya ke dalam eksikator sampai suhunya sama dengan suhu kamar, kemudian timbang (G1). c) Masukkan 3 ml contoh susu ke dalam cawan dan timbang kembali beserta tutupnya (G2). d) Letakkan cawan di atas penangas air (mendidih) selama 30 menit. Untuk mencegah terbentuknya kulit, teteskan etanol sebanyak 5 - 10 tetes. e) Masukkan kembali cawan ke dalam oven (suhu 102 + 20C) selama 1 jam dan letakkan tutup cawan disamping cawan. 157 f) Tutup kembali cawan dan masukkan ke dalam eksikator dan biarkan hingga suhu cawan sama dengan suhu kamar. g) Timbang cawan beserta tutupnya (G3.1.). h) Masukkan kembali cawan ke dalam oven selama 1 jam dan setelah itu masukkan kembali ke dalam eksikator hingga suhunya sama dengan suhu kamar, kemudian timbang lagi (G3.2.). i) Lakukan prosedur tersebut sampai tercapai berat konstan (G3.1=G3.2) atau selisih hasil pengukuran sebelum dan sesudahnya tidak melebihi 0,5 mg. Cara Perhitungan Kadar Bahan Kering (%) = G1 - G2 G1) - (G3 x 100 Dimana : G1 = berat cawan dan penutupnya G2 = berat cawan, penutupnya dan contoh G3 = berat cawan, penutupnya dan bahan kering Beda pengukuran ulang susu = 0,05 %. Bandingkan hasil pengujian kadar bahan kering tanpa lemak sampel susu segar yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? Next >