< Previous 198 Cara kerja Serbuk susu bubuk (a) ambil contoh uji kira-kira 5 g dan letakkan diatas gelas arloji yang bersih dan kering; (b) cium contoh uji pada jarak kira-kira ½ cm dari hidung untuk mengetahui baunya; (c) lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli. Larutan susu bubuk (a) buat larutan susu bubuk sesuai syarat saji yang tertera pada kemasan di dalam gelas yang bersih dan kering; (b) cium contoh uji pada jarak kira-kira ½ cm dari hidung untuk mengetahui baunya; (c) lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli. Cara menyatakan hasil (a) jika tercium bau khas susu bubuk maka hasil dinyatakan Dznormaldz; (b) jika tercium bau asing selain bau khas susu bubuk maka hasil dinyatakan Dztidak normaldz. (2) Rasa Prinsip Melakukan analisis terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera perasa (lidah). 199 Cara kerja Serbuk susu bubuk (a) ambil kira-kira 1 sendok contoh uji dan rasakan dengan lidah; (b) lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli. Larutan susu bubuk (a) buat larutan susu bubuk sesuai syarat saji yang tertera pada kemasan di dalam gelas yang bersih dan kering; (b) ambil kira-kira 1 sendok larutan susu bubuk dan rasakan dengan lidah; (c) lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli. Cara menyatakan hasil (a) Jika terasa khas susu bubuk maka hasil dinyatakan Dznormaldz; (b) Jika terasa rasa asing selain rasa khas susu bubuk maka hasil dinyatakan Dztidak normaldz. Bandingkan hasil pengujian keadaan contoh susu bubuk yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? 200 b) Kadar air Prinsip Bobot yang hilang selama pemanasan dalam oven pada suhu (102 ± 2)oC selama 2 jam. Bobot yang hilang atau kadar air dihitung secara gravimetri. Peralatan (1) desikator yang berisi desikan; (2) botol timbang dengan penutup; (3) oven terkalibrasi dengan ketelitian 1°C; (4) neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg. Cara kerja (1) panaskan botol timbang beserta tutupnya dalam oven pada suhu (102 ± 2)oC selama lebih kurang satu jam dan dinginkan dalam desikator selama 45 menit kemudian timbang dengan neraca analitik (botol timbang dan tutupnya) (W0); (2) masukkan 1g sampai 3 g contoh ke dalam botol timbang, tutup, dan timbang (W1); (3) panaskan botol timbang yang berisi contoh tersebut dalam keadaan terbuka dengan meletakkan tutup botol disamping botol di dalam oven pada suhu (102 ± 2)oC selama dua jam (dua jam setelah suhu oven 102oC); (4) tutup botol timbang ketika masih di dalam oven, pindahkan segera kedalam desikator dan dinginkan selama 45 menit kemudian timbang (W2); (5) lakukan pekerjaan duplo; (6) hitung kadar air dalam contoh. 201 Perhitungan Kadar air = 100% x W- W W- W0121 dengan; W0 = bobot botol timbang kosong dan tutupnya, (g); W1 = bobot botol timbang, tutupnya dan contoh sebelum dikeringkan, (g); W2 = bobot botol timbang, tutupnya dan contoh setelah dikeringkan, (g). Ketelitian Kisaran hasil dua kali ulangan maksimal 5 % dari nilai rata-rata hasil kadar air atau deviasi (RSD) maksimal 2 %. Jika kisaran lebih besar dari 5 % atau deviasi lebih besar dari 2 % analisis harus diulang kembali. Bandingkan hasil pengujian kadar air contoh susu bubuk yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? 202 c) Lemak Prinsip Lemak dalam contoh dihidrolisis dengan amonia dan alkohol kemudian diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter yang diperoleh kemudian diuapkan sampai kering dalam pinggan alumunium dan kadar lemak dihitung secara gravimetri. Pereaksi (1) air suling; (2) amonium hidroksida pekat; (3) indikator fenolftalein 0,5 %; (4) etil alkohol 95 %; (5) etil eter, bebas peroksida; (6) petrolium eter; Peralatan (1) neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg; (2) pipet volumetrik 25 ml; (3) penangas air; (4) labu ekstraksi/ labu Majonnier; (5) sentrifus; (6) oven terkalibrasi dengan ketelitian 1oC; (7) desikator yang berisi desikan; (8) pinggan aluminium atau Labu lemak (Mojonnier); (9) gelas ukur. 203 Cara kerja (1) timbang 1 g contoh susu bubuk ke dalam labu ekstraksi (W), tambahkan 10 ml air suling, aduk sehingga membentuk pasta, dan panaskan jika diperlukan; (2) tambahkan 1ml sampai 25 ml ammonium hidroksida pekat, panaskan dalam penangas air pada suhu 60oC sampai 70oC selama 15 menit, sesekali diaduk dan dinginkan; (3) tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein, 10 ml alkohol 95 %, tutup labu ekstraksi, dan aduk selama 15 detik; (4) untuk ekstraksi pertama; tambahkan 25 ml etil eter, tutup labu ekstraksi, dan kocok dengan kencang selama 1 menit (5) longgarkan sesekali tutup labu ekstraksi apabila diperlukan. (6) tambahkan 25 ml petrolium eter, tutup labu ekstraksi, dan kocok dengan kencang selama 1 menit (7) longgarkan sesekali tutup labu ekstraksi apabila diperlukan. (8) sentrifuse labu tersebut pada 600 rpm selama 30 detik sehingga terjadi pemisahan fasa air (bright pink) dan eter dengan jelas. Tuangkan lapisan eter dengan hati-hati kedalam labu lemak atau pinggan alumunium kosong yang telah diketahui bobotnya (W0); (9) lapisan air digunakan untuk ekstraksi berikutnya. (10) untuk ekstraksi kedua, ulangi cara kerja c – i dengan penambahan 5 ml alkohol 95 %, 15 ml etil eter dan 15 ml petrolium eter . (11) untuk ekstraksi ketiga, ulangi cara kerja c – i dengan tanpa penambahan alkohol 95 %, 15 ml etil eter dan 15 ml petrolium eter (ekstraksi ke-3 tidak perlu dilakukan untuk susu skim) (12) uapkan pelarut diatas penangas air dan keringkan labu lemak/pinggan alumunium yang berisi ekstrak lemak tersebut dalam oven pada suhu (100 ± 1)oC selama 30 menit atau oven 204 vakum pada suhu 70oC sampai 75oC dengan tekanan <50 mf Hg (6,7 Kpa); (13) dinginkan dalam desikator dan timbang hingga bobot tetap (W1). Perhitungan Lemak (%) =100% x W W- W01 dengan; W = bobot contoh, (g); W0 = bobot labu lemak/pinggan alumunium kosong, (g); W1 = bobot labu lemak/pinggan alumunium kosong dan lemak, (g). Ketelitian Kisaran hasil dua kali ulangan maksimal 10 % dari nilai rata-rata hasil lemak atau deviasi (RSD) maksimal 4 %. Jika kisaran lebih besar dari 10 % atau RSD lebih besar dari 4 %, maka analisis harus diulang kembali. Bandingkan hasil pengujian kadar lemak contoh susu bubuk yang Anda lakukan dengan standar mutu yang ada! Bagaimana Kesimpulannya? 205 d) Protein (N×6,38) Prinsip Contoh uji didestruksi dengan H2SO4 menggunakan CuSO4 5H2O sebagai katalis dan K2SO4 untuk meningkatkan titik didihnya bertujuan melepaskan nitrogen dari protein sebagai garam ammonium. Garam ammonium tersebut diuraikan menjadi NH3 pada saat destilasi menggunakan NaOH. NH3 yang dibebaskan diikat dengan asam borat menghasilkan ammonium borat yang secara kuantitatif dititrasi dengan larutan baku asam sehingga diperoleh total nitrogen. Kadar protein susu diperoleh dari hasil kali total nitrogen dengan 6,38. Pereaksi (1) asam sulfat, H2SO4 pekat bebas nitrogen; (2) larutan katalis tembaga, CuSO4.5H2O bebas nitrogen 0,05 g/ml H2O; (3) larutkan 5 g CuSO4.5H2O dengan air suling menjadi 100 ml, lalu pindahkan ke dalam botol bertutup gelas (4) katalis selen; (5) campurkan 4 g serbuk SeO2, 150 g K2SO4 atau Na2SO4 dan 30 g CuSO4.5 H2O (6) kalium sulfat, K2SO4 bebas nitrogen; (7) batu didih; (8) larutan indikator methyl red (MR) / bromocresol green (BCG); (9) larutkan 0,2 g methyl red dengan etanol 95 % menjadi 100 ml. Larutkan 1,0 g bromocresol green dengan etanol 95 % menjadi 500 ml. Campurkan 1 bagian larutan methyl red dan 5 bagian larutan bromocresol green dalam gelas piala lalu pindahkan ke dalam botol bertutup gelas. 206 (10) larutan asam borat, H3BO3 4 %; (11) larutkan 40 g H3BO3 dengan air suling menjadi 1000 ml dan tambahkan 3 ml larutan indikator methyl red / bromocresol green, aduk, (larutan akan berwarna kuning terang) dan pindahkan ke dalam botol bertutup gelas. (12) larutan natrium hidroksida, NaOH 30 %; (13) larutkan 600 g hablur NaOH dengan air suling menjadi 2000 ml, simpan ke dalam botol bertutup karet. (14) larutan indikator fenolftalein (PP) 1 %; (15) larutkan 1 g serbuk indikator PP dengan alkohol 95 % dan encerkan menjadi 100 ml. (16) larutan asam klorida, HCl 0,1000 M. (17) pipet dengan hati-hati 8,60 ml HCl pekat (36.5–38 %) kedalam labu ukur 1 L dan encerkan dengan air suling sampai tanda garis dan ditetapkan normalitasnya. Peralatan (1) labu Kjeldahl 100 ml; (2) distilator dan kelengkapannya; (3) pemanas listrik / alat destruksi dilengkapi dengan penghisap asap; (4) neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg; (5) buret 10 ml terkalibrasi; (6) batu didih. Cara kerja (1) timbang 1 g contoh ke dalam labu Kjeldahl, tambahkan 15,00 g K2SO4, 1 ml larutan katalis CuSO4.5H2O atau 1 g campuran katalis selen, 8-10 batu didih dan 25 ml H2SO4 pekat; 207 (2) panaskan campuran dalam pemanas listrik sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan. Lakukan dalam lemari asam atau lengkapi alat destruksi dengan unit pengisapan asap; (3) biarkan dingin, kemudian encerkan dengan air suling secukupnya; (4) tambahkan 75 ml larutan NaOH 30 %. (periksa dengan indikator PP sehingga campuran menjadi basa); (5) sulingkan selama 5 - 10 menit atau saat larutan destilat telah mencapai kira-kira 150 ml, dengan penampung destilat adalah 50 ml larutan H3BO3 4 %; (6) bilas ujung pendingin dengan air suling; (7) titar larutan campuran destilat dengan larutan HCl 0,1000 M; (8) kerjakan penetapan blanko. Perhitungan Kadar protein (%) = 6,38 x W100% x 14,008 x N x )V(V21 dengan: V1 = Volume HCl 0,1000 N untuk titrasi contoh, (ml); V2 = Volume HCl 0,1000 N untuk titrasi blanko, (ml); N = Normalitas larutan HCl; W = bobot contoh (mg); 14,008 = bobot atom Nitrogen. 6,38 = faktor protein untuk susu. Next >