< Previous 338 Masukkan elenmeyer tersebut dalam penangas air mendidih dan biarkan se lama 1 jam. kemudian angkat den diginkan. Encerkan dengan air suling dan titar dengan larutan NaOH 0,1 N dengan indikator fenolftalein. - Pipet 10 mL larutan hasil pengenceran (b) masukkan ke dalam erlenmeyer dan titar dengan HCI 0,1 M dengan indikator fenolftalein. Larutkan HCI 0,1 M yang dipergunakan untuk titrasi harus di sekitar 6,0 sampai 7.6 mL. - Larutan Luff harus mempunyai pH 9,3- 9,4. 9.5 Cara Kerja - Timbang seksama lebih kurang 5 g cuplikan ke dalam erlenmeyer 500 mL - Tambahkan 200 mL larutan HCI 3%, didihkan selama 3 jam dengan pendingin tegak. - Dinginkan dan netralkan dengan larutan NaOH 30% (dengan lakmus atau fenoltaein) dam ditanbahkan sedikit CH2COOH 3% agar suasana larutan agar sedikit asam. - Pindahkan isinya ke dalam labu ukur 500 mL dan impitkan hingga tanda garis, kemudian saring. - Pipet 10 mL saringan ke dalam erlenmeyer 500 mL. tambahkan 25 mL larutan luff (dengan pipet) dan beberapa butir baut didih serta 15 mL air suling - Panaskan campuran tersebut dengan nyala yang tetap. Usahakan agar larutan dapat mendidih dalam waktu 3 menit (gunakan stop watch), didihkan terus selama tepat 10 menit (dihitung dari saat mulai mendidih dan gunakan stop watch) kemudian dengan cepat dinginnkan dalam bak berisi es. - Setelah dingin tambahkan 15 mL larutan KI 20% dan 25 mL H2 SO4 25% 339 perlahan-lahan. - Titar secepatnya dengan larutan tio 0.1 N (gunakan penunjuk larutan kanji 0,5 %) - Kerjakan juga blanko. Perhitungan: (Blanko-penitar) x N tio x 10. setara dengan terusi yang tereduksi. Kemudian lihat dalam daftar Luff Schoorl berapa mg gula yang terkandung untuk mL tio yang dipergunakan. Kadar glukosa = x 100 % dimana: Kadar karbohidrat = 0,90 x kadar glukosa w1 = bobot cuplikan. dalam mg w = glukosa yang terkandung untuk mL tio yang dipergunakan dalam mg, dari daftar fp = faktor pengenceran Tabel Penetapan Gula menurut Luff Schoorl Na2 S2 O3 0,1 N mL Glukosa, Fruktosa, Gula inversi mg Laktosa mg Maltosa mg 1 2,4 3,6 39 2 4,8 7,3 7,8 3 7,2 11,0 11,7 4 9,7 14,7 15,6 5 12,2 18,4 19,6 6 14,7 22,1 23,5 7 17,2 25,8 27,5 8 19,8 29,5 31,5 9 22,4 33,2 35,5 10 25,0 37,0 39,5 11 27,6 40,8 43,5 12 30,3 44,,6 47,5 340 13 33,0 48,4 51,6 14 35,7 52,2 55,7 15 38,5 56,0 59,8 16 41,3 50,9 63,9 17 44,2 63,8 68, 0 18 47,1 67,7 72,2 19 50,0 71,1 76,5 20 53,0 75,1 80,9 21 56,0 79,8 85,4 22 59,1 83,9 90,0 23 62,2 88,0 94,6 10. LAKTOSA (Metode Peragian) 10.1 Prinsip Tidak seperti sakarida lainnya, laktosa tidak dapat difermentasikan oleh ragi. Laktosa akan mereduksi larutan Luff menjadi Cu2O. Jumlah laktosa yang mereduksi larutan Fehling ditentukan dengan cara titrati menggunakan larutan natrium tiosulfat. 10.2 Peralatan - Enlenmeyer 300 mL dan 500 mL - Labu ukur 100 mL - Pipet 10 mL dan 25 mL - Buret - Pemanas listrik - Neraca analitik - Corong - Gelas ukur 50 mL - Kapas 10.3 Pereaksl - Ragi - Larutan Luff-Schoorl-lihat butir 9,3 341 - Larutan Kalium lodika, KI 20% - La,rutan Asam sulfat, H2 SO4 25 % - Larutan Natrium tio sulfat, Na2S2 0,1 N. - Larutan kanji 0,5% 10.4 Cara kerja - Timbang 2 - 5 g cuplikan ke dalam erlenmeyer 300 mL, tambah 30 mL air dan panaskan sampai mendidih selama 10 menit, - Angkat enlenmeyer dan biarkan supaya suhunya menurun - Dalam keadaan hangat. masukkan 1 g ragi roti. - Sumbat elenmeyer dengan kapas dan simpan pada tempat yang hangat selama 48 jam - Panaskan enlenmeyer dan didihkan larutan contoh selama 10 menit guna mematikan mikro organisme dan enzim, kemudian dinginkan (buka sumbat kapas, pada saat pemanasan). - Masukkan larulan ke dalam labu ukur 100 mL dan tepatkan sampai tanda garis dengan ar suling, kocok dan saring, - Pipet 10 mL saringan dan masukkan ke dalam erlenmeyer 500 mL. - Tambahkan 15 mL air suling dan 25 mL larutan Luff (dengan pipet) serta beberapa butir batu didih. - Hubungkan elenmeyer dengan pendingin tegak dan panaskan di atas penangas listrik. Usahakan dalam waktu 3 menit sudah harus mendidih. - Panaskan terus selama 10 menit (pakai stopwatch) kemudian angkat dan segera diginkan dalam bak es - Setelah dlngin tambahkan 10 mL larutan KI 20 % dan 25 mL larutan H2SO4 25% (hati-hati terbentuk gas CO2) - Titar dengan larutan tio 0.1 N dengan larutan kanji 0.5 % sebagai penunjuk misalnya dibutuhkan v mL tio 0,1 N - Kerjakan penetapan blanko dengan 25 mL air dan 25 mL larutan luff, misalnya dibutuhkan v1 mL tio 0,1 N. 342 Perhitungan (V1 - V) mL tio yang dibutuhkan dijadikan mL 0,1000 N, kemudian dalam daftar dicari berapa mg laktosa yang tertera untuk mL tip yang dipergunakan (w1 mg). % laktosa = x 100 % dimana : w1 = laktosa (yang diperoleh dari daftar), dalam mg fp = faktor pengenceran w = bobot cupllikan, dalam mg 11. SERAT KASAR 11.1 Prinsip Ekstraksi contoh dengan asam dan basa untuk memisahkan serat kasar dari bahan lain. 11.2 Peralatan - Neraca analitik - Pendingin - Corong Bucher - Pompa vakum 11.3 Poreaksi - Asam sulfat, H2SO4 1,25% - Natrium hidroksida, NaOH 3.25 % - Etanol 96% - Kertas saring Whatman 54. 541 atau 41 11.4 Cara Kerja 343 - Timbang seksama 2-4 g cuplikan. Bebaskan lemaknya dengan cara ekstraksi dengan cara Soxlet atau dengan cara mengaduk, mengenap tuangkan contoh dalam pelarut organik sebanyak 3 kali. keringkan contoh dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL. - Tambahkan 50 mL larutan H2SO4 1,25%, kemudian didihkan selama 30 menit dengan menggunakan pendingin tegak. - Tambahkan 50 mL NaOH 3,25 % dan didihkan lagi selama 30 menit. - Dalam keadaan panas, saring dengan corong Bucher yang berisi kertas saring tak berabu Whatman 54, 41 atau 541 yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. - Cuci endapan yang terdapat pada kertas saring berturut-turut dengan H2SO4 1.25% panas, air panas dan etanol 96%. - Angkat kertas saring beserta isinya, masukkan ke dalam kotak timbang yang telah diketahui bobotnya, keringkan pada suhu 105oC dinginkan dan timbang sampai bobot tetap. - Bila ternyata kadar serat kasar lebih besar dari 1%, abukan kertas saring beserta isinya, timbang sampai bobot tetap. Perhitungan: a. Serat kasar < 1 % % serat kasar = x 100% b. Serat kasar > 1% % serat kasar = x 100 M dimana: 344 w = bobot cuplikan, dalam gram w1 = bobot abu, dalam gram w2 = bobot endapan pada kertas saring. dalam gram Catatan 1. Kehalusan partikel cuplikan harus diperhatikan. disarankan contoh yang halus tersebut dapat lolos ayakan lebih kurang 1 mm2 2. Pembebasan lemak dari contoh dapat diabaikan bila jumlah lemak dalam contoh tersebut sendah. 12. KEKENTALAN (METODE ENGLER) 12.1 Prinsip Kecepatan alir suatu larutan dalam detik per satuan volume 12.2 Peralatan : - Neraca analitik - Gelas piala 600 mL - Batang Pengaduk - Viskosimeter Engler dan kelengkapannya - Stopwatch - Pengaduk listrik. 12.3 Cara kerja 12.3.1 Untuk dekstrin, - Timbang seksama 150 g cuplikan kerlng bebas air, masukkan ke dalam piala gelas 600 mL - Tambahkan 300 mL air panas (suhu 90°C) sambil diaduk - Aduk terus dengan pengaduk listrik hingga merata selama 5 menit, ke- 345 mudian diamkan sampai suhu 27,5°C, - Saring dengan penyaring kain - Masukkan larutan cuplikan ke dalam alat viskosimeter Engler sampai tanda batas, biarkan 30 menit pada suhu 27,5°C - Letakkan labu ukur 200 mL bermulut lebar di bawah lubang viskosimeter - Cabut sumbat penutup lubang. dan pada waktu yang sama, jalankan stopwatch. - Biarkan larutan cuplikan mengalir ke dalam labu ukur sampai tanda garis, dan pada waktu larutan contoh tepat pada tanda garis, matikan stopwatch. - Pada label yang disediakan, bacalah oE pada tiap lama aliran 12.3.2 Untuk Tepung Tapioka. - Timmbag seksama 30.000 g cuplikan kering bebas air. - Masukkan ke dalam gelas piala 600 mL yang terletak dalam bak air yang panasnya 27.5°C. - Tambahkan 30 mL air suling suhu 27,5°C, kocok sampai mendapatkan suspensi yang rata. - Tambahkan lagi 270 mL NaOH 1% dan diaduk memakai pengaduk listrik selama 3 menit. - Lakukan pengerjaan seterusnya seperti pada contoh dekstrin mulai dari butir 12.3.1. 346 347 Keterangan A = Termometes B = Penyumbat C = pengaduk D = lubang halus/aliran contoh E = Tanda batas air F = labu ukur mulut besar 200 mL G = tanda batas labu ukur Gambar : Engler Viskosimeter Catatan Nilai kekentalan dapat pula dihitung dengan cara melakukan pengerjaan blanko dari air. Perhitungan Engler : dimana a = kecepatan alir contoh [detik) b = kecepatan alir air (detik) Next >