< Previous73 Gambar 2.40. Hasil pembentukan roda gerinda multi bentuk dengan pembentuk roda gerinda universal Gambar 2.41. Hasil pembentukan roda gerinda multi bentuk dengan pembentuk radius dan sudut roda gerinda dengan kaca pembesar/optic 2) Pengasahan/Dresing (Dressing) Roda Gerinda. Pengasahan/dresing roda gerinda (Gambar 2.41), bertujuan untuk mempertahankan/mengkondisikan roda gerinda agar tajam kembali akibat dari terjadinya loading dan glazing. Loading adalah tumpulnya 74 roda gerinda yang diakibatkan oleh kotoran yang menutupi sisi butiran pemotong (Gambar 2,42) dan glazing adalah tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan oleh ausnya sisi potong butiran pemotong (Gambar 2.43). Pada umummya terjadi pada roda gerinda yang keras, maka dari itu perhatikan spesifikasi roda gerinda. Gambar 2.41. Pengasahan/dresing roda gerinda Gambar 2.42. Tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan oleh kotoran yang menutupi sisi butiran pemotong 75 Gambar 2.43. Tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan oleh ausnya sisi potong butiran pemotong j. Proses Pembentukan dan Pengasahan Roda Gerinda (Trueing And Dressing) Alat yang digunakan untuk proses pembentukan dan pengasahan roda gerinda (trueing and dressing) adalah dreser (dresser). Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses pembentukan dan pengasahan roda gerinda diantaranya: 1) Perlakuan Terhadap Dreser (Dresser) Dreser merupakan sebuah alat yang harganya relatif mahal, karena terbuat dari bahan intan/berlian. Disamping itu, proses pembuatannya harus dilakukan dengan menggunakan cara atau teknik sesuai ketentuan, dan bahkan sampai saat ini tidak banyak industri yang memproduksi alat tersebut. Maka dari itu, perlakukan terhadap dreser harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 76 Gunakan dreser hanya untuk pekerjaan truing dan dressing Untuk menghindari lepasnya dreser dari pemegangnya, hindari terjadinya beban kejut pada saat digunakan Intan memiliki sifat kekerasan sangat keras dan tahan terhadap gesekan, namun rentan terhadap benturan. Maka dari itu, hindari dari terjadinya benturan atau terjatuh. 2) Penempatan atau Posisi Dreser (Dresser) Penempatan atau posisi dreser, sangat berpengaruh terhadap keselamatan dreser dan roda gerinda. Maka dari itu penempatan atau posisi dreser pada saat digunakan harus memperhatikan beberapa hal diantaranya: Penempatan atau posisi dreser harus benar, yaitu ditempatkan bergeser dari sumbu spindel mesin yaitu sebesar ± ¼ inchi atau ± 6 mm dan dimiringkan sekitar 15º. Gambar 2.44. Penempatan atau posisi dreser yang benar Tidak dibenarkan penempatan atau posisi dreser diletakkan berlawanan dengan arah putaran roda gerinda, karena intan akan mudah terlepas akibat titik singgung tidak mengenai ujung intan. Pada posisi ini, jika dudukan dreser pemasangannya kurang kuat, akan mudah tergeser atau terangkat sehingga dreser dan roda gerinda rawan terhadap kerusakan. 77 Gambar 2.45. Penempatan atau posisi dreser yang salah Pengikatan batang intan pada dudukannya harus kuat dan jaraknya tidak boleh terlalu tinggi. Karena kondisi tersebut akan mengakibatkan mudah terjadi perubahan posisi dan getaran pada batang intan, yang akan mengakibatkan pecah atau terlepasnya intan dari batangnya. Gambar 2.46. Pengikatan batang intan harus kuat dan jaraknya tidak boleh terlalu tinggi 3) Seting Dreser Pada saat melakukan seting posisi dreser harus dilakukan secara hati-hati. Tempatkan dreser ditengah-tengah roda gerinda, jika sudah menyentuh baru kemudian lakukan penggeseran secara pelahan atau menggunakan feding yang lambat agar permukaan roda gerinda benar-bendar rata. 78 Gambar 2.47. Penempatan dan seting dreser k. Menyetimbangan Roda Gerinda (Balancing) Untuk mendapatkan hasil penggerindaan yang baik, roda gerinda sebelum dipasang pada spindel mesin harus disetimbangkan terlebih dahulu (Gamabr 2.48). Proses menyetimbangkan roda gerinda harus mengikuti prosedur yang berlaku, agar roda gerinda benar-benar setimbang pada saat digunakan. Gambar 2.48. Menyetimbangkan roda gerinda 79 1) Tujuan Menyetimbangkan Roda Gerinda Menyetimbangkan roda gerinda tujuannya adalah, membagi massa/beban dari roda gerinda agar terpusatnya dengan menggatur bobot penyeimbangnya. Gambar 2.49. Bobot Penyetimbang Penyebab roda gerinda tidak setimbang dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya: Struktur Butiran Roda Gerinda Tidak Merata/Homogin Struktur butiran roda gerinda tidak merata/homogin, akibat dari proses produksinya oleh pabrik pembuat. Gambar 2.50. Struktur butiran roda gerinda tidak merata/homogin 80 Roda Gerinda Basah. Roda gerinda basah tidak merata, akibat pada saat memberhentikan pendingin masih keluar dari reran. Gambar 2.51. Roda gerinda basah tidak merata Adanya Cacat Pada Permukaan Roda Gerinda. Cacatnya roda gerinda pada umumnya diakibatkan terjadinya benturan roda gerinda dengan benda lain yang lebih keras. Proses terjadinya benturan diantaranya terjadi pada saat dibawa, dipasang atau digunakan yang dilakukan dengan tidak hati-hati. Gambar 2.52. Roda gerinda cacat Dampak atau akibat dari tidak setimbangnya roda gerinda dapat mengakibatkan diantaranya: 81 Kwalitas hasil penggerindaan kurang baik. Dengan tidak setimbangnya roda gerinda, mengakibatkan roda gerinda jadi bergetar sehingga kwalitas hasil peggerindaan kurang baik. Mempercepat keausan bantalan pada mesin gerinda. Dengan tidak setimbangnya roda gerinda, mengakibatkan beban yang terjadi pada bantalan tidak merata sehingga mempercepat keausan bantalan atau bearing pada mesin gerinda. 2) Langkah-Langkah Menyetimbangan Roda Gerinda (Balancing) Langkah-langkah menyetimbangan roda gerinda adalah sebagai berikut: Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyetimbangkan roda geinda adalah, melepas semua bobot penyetimbang dari pencekam roda gerinda. Jika bobot penyetimbang tidak bisa dilepas, semua bobot harus ditempatkan pada jarak yang sama satu sama lainnya. Gambar 2.53. Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyetimbangkan roda geinda Laksanakan proses dressing untuk mengurangi masa/beban roda gerinda yang tidak merata.. Tempatkan dudukan penyetimbang ditempatkan yang rata dan stabil dan stel posisi gelembung air pengontrol (waterpass) harus ditengah- tengah 82 Gambar 2.54. Penemapatan dudukan penyetimbang Pasang arbor pada lubang pencekam/flens roda gerinda. Kondisi arbor dan lubang harus benar-benar bersih dari kotoran Gambar 2.55. Pemasangan arbor pada lubang pencekam/flens Roda gerinda yang telah terpasang pada arbor diletakkan pada dudukan penyetimbang. Dalam hal ini arbor harus benar-benar tegak lurus dan ditengah kedua jalur penyetimbang Gambar 2.56. Penempatan arbor pada dudukan peyetimbang Next >