< Previous 49 (10) Pada alat lama piranti sentering berupa tempat penggantung tali unting-unting yang berada pada baut instrument. Beberapa alat bantuan Kern menggunakan sentering dengan tongkat teleskopis. (11) Plat dasar. (12) Plat dasar digunakan untuk menyatukan alat dengan statip. Bagian tengah plat dasar diberi lubang drat untuk baut instrument. (13) Unting – unting. (14) Sekrup pengunci pesawat dengan statif. (15) Bagian bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus. (16) Statif/ Tripoot. Merupakan piranti untuk mendirikan alat di lapangan yang terdiri dari kepala statip dan kaki tiga yag dapat di stel ketinggiannya. Statip terbuat dari kayu atau dari metal alumunium sehingga lebih ringan. Ketinggian statip dapat diatur, disesuaikan dengan ktinggian si pengamat danpemutaran baut statip jangan terlalu keras agar tidakk cepat rusak kepala satatip ada yang datar, melengkung (sferis), ada pula yang menyerupai bonggol (Kern) dengan sambungan alat sentering tongkat teleskopis sekaligus untuk mengukur tinggi alat. (17) Nivo kotak Nivo kotak dipakai sebagai penolong dalam pengaturan sumbu I vertikal secara pendekatan. Terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyangga sumbu kedua. Pada sumbu 50 kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar. Merupakan piranti untuk mendirikan alat di lapangan yang terdiri dari kepala statip dan kaki tiga yag dapat di stel ketinggiannya. Statip terbuat dari kayu atau dari metal alumunium sehingga lebih ringan. Ketinggian statip dapat diatur, disesuaikan si pengamat dan pemutaran baut statip jangan terlalu keras agar tidak cepat rusak. Kepala satatip ada yang datar, melengkung (sferis), ada pula yang menyerupai bonggol (Kern) dengan sambungan alat sentering tongkat teleskopis sekaligus untuk mengukur tinggi alat. 4) Persiapan dan Kelayakan Standar Pakai Theodolite Digital Persiapan penggunaan alat disesuaikan dengan alat yang akan digunakan, secara umum untuk alat-alat ukur tanah dipersiapkan dengan keadaan/ kondisi baik layak pakai tidak terdapat kerusakan pada alat sekecil apapun karena sangat mempengaruhi terhadap kinerja dan hasil pengukuran, karena akurasi data dan ketetapan waktu pengukuran merupakan prestasi kerja juru ukur. Prinsip kerja alat ini adalah alat atau teropong atau lebih tegasnya benang diafragma mendatar pada jarak tertentu bila diputar mendatar harus membentuk bidang horizontal dan benang diafragma tegak bila diputar ke arah tegak harus membentuk/mengikuti bidang vertikal. 51 Untuk memenuhi prinsip kerja alat di atas dan laik untuk digunakan, alat harus dalam keadaan baik. Ada empat syarat yang harus diperhatikan dalam persiapan dan pengecekan kelayakan standar pakai Theodolite digital antara lain : a) Sumbu tegak (sumbu I) harus benar-benar tegak. Bila sumbu tegak miring maka lingkaran skala mendatar tidak lagi mendatar. Hal ini berarti sudut yang diukur bukan merupakan sudut mendatar. Gelembung nivo yang terdapat pada lingkaran skala mendatar ditengah dan gelembung nivo akan tetap berada ditengah meskipun theodolit diputar mengelilingi sumbu tegak. Bila pada saat theodolit diputar mendatar dan gelembung nivo berubah posisi tidak ditengah lagi, maka berarti sumbu I tidak vertical, ini disebabkan oleh kesalahan sistim sumbu yang tidak benar, atau dapat juga disebabkan oleh posisi nivo yang tidak benar. b) Sumbu kedua atau sumbu horizontal harus mendatar. Demikian pula dengan tidak mendatarnya sumbu kedua akan mengakibatkan lingkaran berskala tegak tidak betul-betul dalam keadaan vertikal, sehingga sudut yang diukur tidak betul-betul merupakan sudut vertikal. karena gerakan teropong/ garis bidik tidak vertikal. Garis bidik harus tegak lurus sumbu mendatar, Untuk memenuhi syarat kedua dan ketiga lakukan langkah : Gantungkan unting dan benang diusahakan agar tergantung bebas (tidak menyentuh dinding atau lantai). Setelah sumbu tegak diatur sehingga benar-benar tegak, garis bidik diarahkan ke bagian atas benang. Kunci skrup pengunci sumbu tegak dan lingkaran skala mendata. Gerakkan garis bidik perlahan. Bila sumbu mendatar tegak lurus dengan sumbu tegak dan garis bidik tegak lurus dengan sumbu 52 mendatar maka garis bidik akan bergerak sepanjang benang unting dari bidikan benang). c) Teropong atau garis bidik harus tegaklurus sumbu kedua Dengan tidak tegaklurusnya garis bidik atau teropong pada sumbu kedua akan mengakibatkan gerak teropong atau garis bidik kearah vertical selain tidak berada tepat di atas juga gerakannya tidak pada jalur yang lurus, tapi membentuk gerakan melengkung. d) Kesalahan indeks pada skala lingkaran tegak harus sama dengan nol Kesalahan indeks akan mengakibatkan ketidak tepatan pembacaan sudut vertikal sebesar penyimpangnnya. Kesalahan indeks ini akan terlihat apabila teropong telah diatur dalam keadaan mendatar, ternyata bacaan sudut tidak menunjukan 0 atau bacaan 90, yang menunjukkan besarnya sudut zenit. 5) Standar Teknis Perawatan Theodolite Digital Merawat dan memeriksa alat merupakan dua kegiatan yang tidak kalah pentingnya dalam penggunaan theodolite digital karena dapat memperpanjang usia dari alat tersebut dan memberikan hasil yang terbaik. Pada umumnya alat-alat ukur tanah adalah alat-alat optis yang rentan terhadap air, jamur dan benturan. Agar kondisi alat-alat ukur tanah tetap baik dan layak pakai, maka pemeliharaan dan pengamanannya harus mendapat perhatian yang seksama, baik selama penyimpanan, di perjalanan, selama pemakaian dan setelah pemakaian. Merawat alat dimaksudkan sebagai memelihara alat dengan tujuan : a) Agar alat dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. b) Agar alat dapat digunakan dengan lancar tidak terjadi hambatan, seperti macet atau bagian tertentu lepas. c) Menghindari terjadinya kerusakan, sehingga alat tidak dapat digunakan. 53 Dalam melakukan perawatan alat alangkah baik bila sekaligus dilakukan pemeriksaan terhadap alat tersebut apakah masih laik atau tidak untuk digunakan. Dari hasil pemeriksaan akan diketahui selain laik atau tidaknya untuk digunakan atau dioperasikan juga diketahui perlunya melakukan perbaikan, agar kerusakan yang terjadi tidak lebih parah. Upaya merawat/memelihara alat ukur tanah yang dapat dilakukan diantaranya adalah : a) Kebersihan alat ukur tanah. Kebersihan alat ukur tanah perlu diperhatikan, alat ukur yang telah dipergunakan sebelum disimpan harus dalam keadaan lengkap, bersih dan kering, sebaiknya untuk membersihkan alat gunakanlah kain lap kering dan lembut atau semprot dengan udara kering. b) Kalibrasi alat ukur tanah Kalibrasi alat ukur tanah, apapun jenis atau macamnya perlu ada tindakan penyesuaian kembali terhadap skala satuan ukuran standard. Untuk alat-alat yang berusia lama akan mengalami perubahan dalam sistem perangkat opeasionalnya sehingga akan mengakibatkan ketelitian/ akurasi alat berkurang. c) Diperjalanan (1) Sebelum dibawa, periksa kondisi peralatan. (2) Di perjalanan, alat harus terlindung dari goncangan dan panas. d) Selama penggunaan (1) Periksa ulang sebelum digunakan. (2) Selama pemakaian dipayungi dari terik sinar matahari. (3) Tidak boleh kehujanan. (4) Dalam penggunaan alat tidak berlaku kasar. (5) Pemindahan alat dilakukan dengan hati-hati, jika dipindahkan pada tripod, posisi alat harus dihadapan pembawa. (6) Pada kondisi lapangan yang berat, alat harus dimasukan kedalam kemasan setiap pindah tempat. 54 e) Selesai penggunaan. (1) Bersihkan alat dengan lap halus. (2) Masukkan alat ke dalam kemasan dengan posisi yang benar. (3) Masukkan bahan pengering. (4) Bersihkan tripod, bak ukur dan alat lain yang digunakan. f) Penyimpanan alat ukur tanah (1) Penyimpanan alat ukur tanah, sebaiknya ditempatkan pada suatu ruang yang kering, bebas debu dan bebas dari perubahan suhu yang besar. Pada kondisi udara yang agak lembab sebaiknya alat disimpan di luar kotak, untuk mencegah bagian optik supaya tidak kena jamur gunakan silikagel atau kapur barus dan dipasang lampu dilemari penyimpanan. Simpan dalam lemari dengan pemanas dan sirkulasi udara yang baik. (2) Ruangan bebas debu dan sirkulasi udara yang baik. (3) Secara periodik tiap bulan diperiksa dan dibersihkan dan jika kering, sekrup-sekrupnya diberi pelumas. (4) Buat buku keterangan alat yang memuat; deskripsi hasil pemeriksaan, rekomendasi perbaikan kalau perlu dan catatan penggunaan. 6) Penggunaan Dan Tata Cara Pemakaian Alat Ukur Tanah Theodolite Digital Cara penggunaan theodolit digital: a) Cara pengaturan optis (1) Alat diletakkan di atas patok, paku payung terlihat pada lensa teropong untuk mengetengahkan optis. (2) Pasang statip diatas titik yang tentu dipermukaan tanah sedemikian rupa sehingga kaki-kakinya membentuk piramida sama sisi, kencangkan sekrup statip, tancapkan dengan cukup kuat kedalam tanah, dan usahakan kepala statip sedatar 55 mungkin, untuk memudahkan pengaturan nivo tabung dan nivo kotak dan pastikan titik tengah kepala statip berimpit dengan titik /patok. (3) Ambil pesawat theodolit dengan hati – hati dan pasang pada kepala statip. (4) Posisikan theodolit pada titik yang tentu (jika ada) dengan memasang unting – unting atau melihat alat duga optik. (5) Jika posisi tidak tepat, kendurkan kunci kepala statip dan geser pada posisi yang dikehendaki, jika terlalu jauh, statip harus dicabut kembali dan dipindahkan. (6) Ketengahkan gelembung nivo tabung dengan 3 sekrup penyama rata. (7) Arahkan nivo tabung sejajar dengan garis penghubung sekrup A dan B. (8) Ketengahkan gelembung nivo tabung dengan memutar sekrup A dan B secara bersamaan keluar sama keluar kedalam sama kedalam. (9) Setelah presisi, putar badan pesawat 90˚. (10) Ketengahkan kembali gelembung nivo tabung hanya dengan sekrup C saja, (nivo kotak akan mengikut seimbang). (11) Pastikan gelembung nivo tabung dan nivo kotak tetap ditengah-tengah walaupun pesawat diputar ke segala arah. (12) Bila ternyata belum seimbang, ulangi penyetelan 5a s/d 5e. (13) Bila kedua nivo telah seimbang, tekan tombol power (switch) pada keadaan ON, dan pesawat theodolit sudah siap digunakan (sumbu I sudah vertical dan sumbu II sudah horizontal). 56 b) Cara penggunaan alat (1) Memasukkan baterai ke dalam tempatnya kemudian mengetengahkan optis ke atas. (2) Menghidupkan display dan atur sesuai keperluan. (3) Untuk membaca sudut mendatar, arahkan teropong pada titik yang dikehendaki kemudian dibaca pada display. (4) Untuk membaca sudut vertical, teropong diarahkan secara vertical dan kemudian dibaca pada display. 7) Pembacaan Rambu dan Pembacaan Azimuth Berdasarkan Skala Alat Ukur Tanah Digital Dalam Ilmu Ukur Tanah yang dimaksud dengan jarak antar dua titik ialah panjang garis datar dan lurus yang menghubungkan kedua titik tersebut. Jarak dapat diketahui secara langsung dengan pengukuran mendatar dan secara tidak langsung melalui pengukuran jarak miring dan sudut lerengnya. Sudut mendatar (horizontal) adalah sudut yang terletak pada bidang datar, jadi sudut mendatar terbentuk oleh selisih/perbedaan arah dua garis pada bidang datar, kedua garis tersebut bisa terletak pada satu bidang datar yang sama atau pada dua bidang datar yang sejajar. Sudut mendatar dapat berupa sudut datar (saja) atau azimuth. Sudut mendatar ialah selisih dari dua arah garis pada bidang datar, apabila salah satu arah yang dijadikan acuan adalah arah utara, maka sudut tersebut disebut azimuth. Jadi sudut adalah selisih dua arah garis yang sembarang, sedangkan azimuth adalah sudut mendatar yang dibentuk oleh garis meridian bumi dengan garis bidik yang memotong meridian bumi, besarnya azimuth antara 0° sampai 360° dan dihitung positif mulai dari arah utara berputar searah jarum jam. Berikut ini merupakan cara untuk mengukur sudut menggunakan alat theodolite. 57 a) Cara mengukur sudut dengan cara menolkan alat (1) Pada titik tempat berdiri alat lakukan pemusatan (centring) dan mendatarkan (leveling) alat. (2) Putar micrometer knob (nonius) sehingga pembacaan menit dan detik menjadi 0. (3) Longgarkan sekrup penggerak horisontal dan sekrup penggerak bagian bawah. (4) Sambil melihat skala horisontal alat putar cincin posisi lingkaran sehingga skala pembacaan H menjadi 0. (5) Kencangkan sekrup penggerak horisontal dan putar penggerak halus horiontal sehingga pada skala pembacaan horistal betul-betul tepat di nol. (6) Arahkan teropong ke target belakang dengan menggunakan visir kasar. (7) Kencangkan sekrup bagian bawah. (8) Lihat melalui teropong, putar penggerak halus bagian bawah (jangan menggunakan penggerak halus horisontal agar skala masih tetap 00010011) untuk mempaskan obyek tepat pada benang tengah teropong. (9) Longgarkan sekrup penggerak horisontal dan arahkan teropong ke obyek depan dengan visir kasar, kemudian kencangkan sekrup penggerak horisontal. (10) Tepatkan obyek dengan memutar sekrup penggerak halus horisontal (jangan sekali-kali menggerakkan sekrup penggerak halus bagian bawah). (11) Lihat pada skala horisontal, putar mikrometer knob sehingga menjadi lebih jelas tampilan angkanya. (12) Baca dan catat skala horisontal. 58 b) Cara mengukur sudut dengan cara tidak menolkan alat (1) Pada titik tempat berdiri alat lakukan pemusatan (centring) dan mendatarkan (leveling) alat. (2) Kencangkan sekrup bagian bawah. (3) Arahkan teropong ke target belakang dengan menggunakan visir kasar. (4) Kencangkan sekrup penggerak horisontal dan putar penggerak halus horiontal sehingga pada skala pembacaan horistal betul-betul tepat di nol. (5) Putar micrometer knob (nonius) sehingga pembacaan derajat skala horisotal sudah tepat. (6) Catat pembacaan ke belakang. (7) Longgarkan sekrup penggerak horisontal dan arahkan teropong ke obyek depan dengan visir kasar, kemudian kencangkan sekrup penggerak horisontal. (8) Tepatkan obyek dengan memutar sekrup penggerak halus horisontal (jangan sekali-kali menggerakkan sekrup penggerak halus bagian bawah). (9) Lihat pada skala horisontal, putar mikrometer knob sehingga menjadi lebih jelas tampilan angkanya. (10) Baca dan catat skala horisontal 8) Menghitung jarak datar berdasarkan kepada kedudukan rambu vertical Pengukuran Jarak merupakan dasar dari seluruh kegiatan pengukuran tanah. Dalam pengukuran tanah, jarak antara dua titik berarti jarak mendatar (horizontal), apabila kedua titik berbeda ketinggiannya, maka jaraknya adalah panjang garis mendatar antara dua garis tegak (vertikal) yang melalui kedua titik tersebut. Next >