< PreviousTeknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 130 Gambar 6.33 Benda kerja dengan tembereng lebih dari 90 Perhatikan Gambar 6.33, radius lebih dari satu kuadran (90), artinya ada dua bagian busur lingkaran, satu = 90, dan satu lagi kurang dari 90. Untuk itu diperlukan dua blok interpolasi radius. Satu blok untuo 90, dan satu blok lagi untuk < 90. Untuk itu perlu dihitung semua besaran koordinat, baik titik koordinat awal maupun titik koordinat akhir radius dengan cara: MR = R = 24 mm; DF = 2 mm = 30 sin = DM / MC DM = sin x MC = sin 30 x 10 = 5 mm DM = 5 mm. cos = DC / MC DC = cos x MC = cos 30 x 10 = 8.66 mm DC = 8.66 mm Titik nol benda kerja berada pada titik A. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 131 X (mm) Z (mm) X (mm) Z (mm) X = inkremental Z = inkremental A 0 0 0 0 X = Absolut B 20 –10 10 –10 Z = Absolut C 17.32 –15 –1.34 –5 Dengan hasil perhitungan tersebut, susunlah program CNC untuk pembubutan benda kerja seseuai dengan Gambar 6.33. Lembar program: lintasan radius secara inkremental. N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan 6.4 G04 – Waktu Tinggal Diam Waktu tinggal diam (dwell time) ini maksudnya adalah eretan akan diam beberapa detik secara terprogram, tergantung besarnya waktu yang di set pada program, sementara fungsi lainnya aktif, seperti spindel ON, pendingin ON, dan sebagainya. Fungsi ini bermanfaat untuk membersihkan dan memutuskan habis beram yang tersisa. Waktu tinggal diam ini dimasukkan dalam program pada alamat X dengan; Jenjang masukan = 0 s.d. 5999 dengan Satuan Waktu Dasar (SWD) = 1/100 detik. Jadi kalau pada alamat X masukan yang diberikan adalah 250, berarti mesin akan berhenti selama 1/100 x 250 = 2.5 detik. Setelah eretan diam selama 2.5 detik tersebut, mesin akan melanjutkan operasi pemesinan sesuai dengan isi program CNC yang terrogram Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 132 Biasanya G04 ini diprogram pada ujung/akhir suatu segmen pekerjaan, misalnya pada ujung bubut rata, pada diameter minor alur, pada ujung lubang gurdi (bor). Format blok dalam lembaran program untuk G04: N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... .. .. ... ... ... 04 250 ... ... ... ... ... Catatan: Selama tinggal diam, program dapat digagalkan dengan penekanan tombol INV + REV secara bersamaan. Selama tinggal diam, penghentian sementara dengan menekan tombol INV + FWD secara bersamaan tidak dapat dilakukan. Penekanan kedua tombol tersebut hanya dapat dilakukan pada blok berikutnya, dan harus ditekan lebih lama dari waktu tinggal diam terprogram. 6. 5 G21 – Blok Sisipan Blok Kosong Blok ini disediakan untuk mengantisifasi perlunya blok tambahan untuk lebih menyempurnakan proses pemesinan, dengan tidak mengubah nomor blok-nomor blok berikutnya. Format blok dalam lembaran program untuk blok kosong: N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... .. .. ... ... Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 133 ... 21 ... ... ... ... ... Ketika hendak menyisipkan blok tambahan, Anda tinggal menghapus kombinasi angka (dalam hal ini 21 pada alamat G) yang terdapat pada alamat G, selanjutnya diganti dengan fungsi kerja (G) atau fungsi bantu (M) lainnya sesuai dengan yang dibutuhkan. 6.6 G24 – Penetapan Nilai Radius Pada Pemprograman Nilai Absolut Pada pemprograman G90 dan G92, semua ukuran X dihitung berdasarkan nilai diameter. Karena mesin yang digunakan adalah mesin CNC unit didaktik, yang juga dapat digunakan ssebagai mesin frais CNC (tentunya dengan peralatan tambahan lainnya), sehingga dimungkinkan nilai X tidak sebagai nilai diameter, melainkan sebagai harga koordinat efektif. Oleh karena itu, jika Anda memprogram G24 sebelum G90 atau G92, maka nilai X dihitung sebagai nilao koordinat efektif. Gambar 6.34 Metoda pengukuran Absolut Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 134 Pada mesin CNC unit didaktik dapat dilengkapi dengan alat lukis (meja kecil dan pemegang pinsil). Meja di letakkan di belakang sumbu me-manjang dan pemegang pinsil di ikatkan pada blok pemegang pahat. Oleh karena itu, lintaswan yang dihasilkan oleh program CNC dapat dilukis diatas selembar kertas. Pola ini sangat baik untuk anak didik, karena sebelum mencoba di mesin, siswa dapat terlebih dahulu mengontrol ketepatan program CNC melalui hasil lukisan lintasan. Contoh: Pensil plottter harus bergerak dari titik nol benda kerja ke titik-titik A, B, C. Titik-titik tersebut diberi ukuran secara absolut, supaya penyusunan rograman lebih mudah. Format blok dalam lembaran program untuk G24: N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan 00 24 01 90 02 00 – 1000 1500 03 00 – 1000 4000 04 00 – 2500 5000 05 M30 Catatan: G24 hanya dapat diprogram dalam hubungannya dengan G90 dan G92. 6.7 G25 – Pemanggilan Sub-Program — Berpasangan dengan M17 Dalam program CNC dikenal adanya program utama dan sub-program. Sub program biasanya diperlukan untuk me-nyusun program CNC untuk dua atau lebih bentuk Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 135 pekerjaan yang samap pada satu benda kerja. Oleh karena itu, tidak perlu jenis blok program CNC dengan lintasan yang sama pada satu program. Sub-program sangat efektif di-gunakan untuk pengerjaan ben-tuk berulang. Sementara struk-tur program CNC antara utama dengan subnya sama. Pe-manggilan sub-program ini da-pat dilakukan dari program uta-ma melalui pemprograman G25 dan alamat L, lihat Gambar 6.35. Alamat L ini diisi dengan data nomor blok yang meru-pakan nomor sub-program. Gambar 6.35. Alur aliran program utama ke sub-program Pemprograman: 1. Pemanggilan program. Sub program dipanggil dengan G25 Pada alamat L diisikan dengan nomor blok dari nomor sub-program dimulai, Gambar 6.35 2. Sub-program Sub-program dimulai dengan nomor blok terpanggil dan berakhir pada nomor blok di mana fungsi bantu M17 terdapat. 3. Perintah kembali ke program utama dengan M17. Setelah mesin (kontrol mesin) mengerjakan sub-program CNC, maka M17 akan memerintahkan kembali ke program utama pada blok setelah blok G25, dalam mcontoh Gambar 6.35 di atas, kembali ke blok N16. N G X Z F,L 00 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 15 25 50 16 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … M30 N G X Z F,L 50 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … M17 Program utama Sub-program Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 136 Gambar 6.36 Pemanggilan sub-program secara berulang Sub-program juga dapat dipanggil sebagian, tergantung nomor pelompatan G25, lihat Gambar 6.37. Gambar 6.37 Pemanggilan sebagian sub-program. Beberapa sub-program juga dapat dipanggil sesuai dengan kebutuhan atau tuntutan pengerjaan benda kerja, lihat Gambar 6.38 N G X Z F,L 00 … … … … … … … … … … … … … … 12 25 50 13 25 … … 50 14 25 … … 50 15 … … … … … … … … … … M30 N G X Z F,L 50 … … … … … … … … … … M17 Program utama Sub-program N G X Z F,L 00 … … … … … … … … … 5 25 20 … … … … … … … … … … … M30 N G X Z F,L 15 … … … … … … … … … 20 … … … … … … … … … … M17 Program utama Sub-program Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 137 Gambar 6.38 Pemanggilan beberapa sub-program. Dari sub-program juga dapat mempunyai sub-program. Artinya sub-program dapat menurunkan beberapa sub-program, seperti diilustrasikan pada Gambar 6.39. N G X Z F,L 00 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 25 22 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 25 … … 32 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … M30 N G X Z F,L 22 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … M17 Program utama Sub-program 1 N G X Z F,L 32 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … M17 Sub-program 2 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 138 Gambar 6.39 Sub-program bertingkat. Contoh: Sebuah benda kerja akan dibubut seperti terlihat pada Gambar 6.40. Untuk itu, perlu disusun terlebih dahulu prpgram CNCnya. Program CNC yang akan dibuat adalah dengan metoda inkremental dan alat potong yang digunakan adalah pahat netral. 0 s.d. 3 merupakan titik-titik sub-program N G X Z F,L 00 … … … … … … … … … … 25 22 … … … … … … M30 N G X Z F,L 22 … … … … … … … … … … 25 37 … … … … … … M17 Program utama Sub-program N G X Z F,L 37 … … … … … … … … … … … … … … … 25 50 … … … … … … … … … … … M17 Sub dari sub program Sub dari sub dari sub program N G X Z F,L 50 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … M17 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 139 Posisi awal puncak mata alat potong netral adalah 5,5 dari sisi ujung permukaan keliling benda kerja. Format blok dalam lembaran program untuk sub-rutin (sub-program): N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan 00 00 –400 –500 01 M03 Spindel ON 02 01 –100 –1500 100 03 25 10 04 00 0 –800 05 25 10 06 00 500 4800 07 M30 08 09 10 01 –100 –100 50 0 → 1 11 01 0 –800 50 1 → 2 12 01 100 –100 50 2 → 3 13 M17 Next >