< PreviousTeknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 160 Posisi Pahat pada Awal Siklus Penguliran i). Pilih titik nol siklus sedemikian rupa, sehingga ada jarak dari keliling permukaan ujung benda kerja. ii). Titik nol siklus, jangan terletak pada keliling permukaan ujung benda kerja, agar ketika pahat kembali, puncak mata pahat ulir tidak menggores permukaan puncak mata ulir. Oleh karena itu, titik nol siklus harus diatur pada jarak 0.1 mm arah sumbu +X. 6.15 G81 Siklus Pemboran Siklus pemboran dengan G81 merupakan pemboran dari titik awal siklus menuju ke kedalaman lubang bor, hingga kembali ke titik awal pemboran, seperti diilustrasikan dalam Gambar 6.61. Gambar 6.61 Ilustrasi pemboran dengan G81 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 161 Pemprograman: Z ... = nilai koordinat pada titik P1 (1/100 mm), baik untuk absolut maupun inkremental. F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put) Urutan gerakan: a. Gerakan menuju target P1 dengan G01 b. Gerakan kembali ke titik awal siklus dengan G00. Pemprograman berdasarkan Gambar 6.61, metoda Absolut : N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... 81 –1200 F50 Pemprograman berdasarkan Gambar 6.61, metoda Inkremental: N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... 81 –1400 F50 6.16 G82 Siklus Pemboran Dengan Tinggal Diam Siklus pemboran dengan program tinggal diam G82 merupakan pemboran dari titik awal siklus menuju ke kedalaman lubang bor, lalu diam sesaat untuk memutuskan bersih tatal (G04), lalu mundur kembali ke titik awal pemboran, seperti diilustrasikan dalam Gambar 6.62. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 162 Gambar 6.62 Ilustrasi pemboran dengan tinggal diam G82 Pemprograman: Z ... = nilai koordinat pada titik P1 (1/100 mm), baik untuk absolut maupun inkremental. F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put) Urutan gerakan: a. Gerakan menuju target P1 dengan G01 b. Waktu tinggal diam 0.5 detik G04 c. Gerakan kembali ke titik awal siklus dengan G00. Pemprograman berdasarkan Gambar 6.62, metoda Absolut : N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... 81 –1200 F50 Pemprograman berdasarkan Gambar 6.62, metoda Inkremental: N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... 81 –1400 F50 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 163 6.17 G83 Siklus Pemboran Dengan Program Penarikan Siklus pemboran dengan program penarikan G83 merupakan pemboran dari titik awal siklus menuju ke kedalaman lubang sampai dengan 6 mm, lalu mundur 5.5 mm, demikian seterusnya hingga tercapai titik target P1, lalu mundur kembali ke titik awal pemboran, seperti diilustrasikan dalam Gambar 6.63. Gambar 6.63 Ilustrasi pemboran dengan tinggal diam G82 Pemprograman: Z ... = nilai koordinat pada titik P1 (1/100 mm), baik untuk absolut maupun inkremental. F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put) Urutan gerakan: a. Gerakan menuju target P1 dengan G01 b. Waktu tinggal diam 0.5 detik G04 c. Gerakan kembali ke titik awal siklus dengan G00. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 164 Pemprograman berdasarkan Gambar 6.63, metoda Absolut : N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... 81 –1200 F50 Pemprograman berdasarkan Gambar 6.63, metoda Inkremental: N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... 81 –1400 F50 6.18 G84 Siklus Pembubutan Memanjang Siklus pembubutan memanjang G84 merupakan pembubutan dari titik awal siklus menuju titik target P, lalu mundur kembali secara otomatis ke titik awal pembubutan atau disebut dengan gerakan pahat tertutup, seperti diilustrasikan dalam Gambar 6.64. Gambar 6.64 Ilustrasi pembubutan memanjang G84 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 165 Jika pada mesin bubut konvensional, kedalaman pemotongan t1 dilakukan dengan memajukan eretan melintang, lalu untuk memotong benda kerja sepanjang L1, dilakukan dengan menggerakkan eretan memanjang, lalu memundurkan eretan melintang sejauh nilai t1, lalu mundur lagi ke posisi awal dengan menggerakkan eretan memanjang. Demikian seterusnya dilakukan hingga kedalaman yang diinginkan tercapai. Pola gerakan demikian juga berlaku pada mesin CNC, dan dilakukan dengan G84, dimana VF = kecepatan pemakanan terprogram (2 – 400 mm/min.) dan VE = Kecepatan lintas maksimum (700 mm/min) Pemprograman: X ... = nilai koordinat pada X (1/100 mm), baik untuk absolut maupun inkremental. Z ... = nilai koordinat pada Z (1/100 mm), baik untuk absolut maupun inkremental. F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put) H ... = Tahapan kedalaman pemotongan Jika H = 0, berarti tidak ada tahapan kedalaman pemotongan H > nilai koordinat X, akan muncul Alaram 15 Urutan gerakan: a. Gerakan pertama dan keempat adalah lintasan maksimum (G00) b. Gerakan kedua dan ketiga adalah gerakan dengan kecepatan pemakanan terprogram (G01), lihat ilustrasi pada Gambar 6.65. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 166 dengan lintasan maksimum (700 mm/min) dengan kecepatan terprogram (2 – 400 mm/min) Gambar 6.65 Ilustrasi pembubutan memanjang G84, dalam empat arah Kemungkinan Kemungkinan penggunaan G84: a). Kemungkinan siklus A Bubut luar dari kanan ke kiri N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... 84 X –... Z –... F... H... b). Kemungkinan siklus B Bubut luar dari kiri ke kanan N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... 84 X –... Z+... F... H... c). Kemungkinan siklus C Bubut dalam dari kanan ke kiri N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... 84 X +... Z–... F... H... d). Kemungkinan siklus D Bubut dalam dari kiri ke kanan Jarang digunakan: Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 167 N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... 84 X +... Z+... F... H... Contoh 1: Pembubutan siklus G84 berdasarkan kemungkinan A (bubut rata dari kanan ke kiri); Gambar 6.66 Ilustrasi Lintasan bubut rata dari kanan ke kiri Pemprograman berdasarkan Gambar 6.66,: N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan ... 84 –300 –3050 F100 0 H = 0 Pemotongan langsung, tanpa tahapan kedalaman pemotongan. Contoh 2: Benda kerja dengan posisi puncak mata alat potong (pahat) seperti terlihat pada Gambar 6.67, akan dibubut untuk membuat poros bertingkat. Siklus harus mulai dari titik A. Bahan benda kerja : Dural 22 mm. Jumlah putaran spindel : 2000 rpm Kecepatan pemakanan : 100 mm/min. Maksimum dalamnya pemotongan : 1 mm Susunlah program CNC untuk mengerjakan benda kerja tersebut, gunakan fungsi kerja siklus G84! Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 168 Gambar 6.67 Poros bertingkat Susunan Program CNC: (Lihat Gambar 6.67) Inkremental N G (M) X (I) Z (K) F (L)(K)(T) H Keterangan 00 00 –500 0 01 0 –400 02 84 –100 –1900 F100 0 03 84 –200 –1900 F100 0 04 84 –280 –1900 F100 0 05 84 –380 –1300 F100 0 06 84 –480 –1300 F100 0 07 00 500 400 08 M30 Gambar 6.68 Ilustrasi tahapan pembubutan dengan G84 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 169 6.19 G85 Siklus Perimeran (Peluasan Lubang) Siklus perimeran G85 merupakan peluasan lubang tertutup, artinya gerak peluasan dimulai dari titik awal siklus menuju titik target P1, lalu mundur kembali secara otomatis ke titik awal peluasan, seperti diilustrasikan dalam Gambar 6.69. Gambar 6.69 Ilustrasi Peluasan lubang (Perimeran) G85 Pola atau urutan gerakan perimeran adalah sebagai berikut: 1. Gerak maju dengan G01, kecepatan pemakanan terprogram, dan 2. Gerak mundur dengan G01 juga. Pemprograman: Z ... = nilai koordinat pada ZP1 (1/100 mm), berlaku untuk absolut dan inkremental. F ... = kecepatan pemakanan (mm/min) atau (mm/put) Next >