< PreviousTeknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 250 04 01 3000 0 0 100 05 00 0 900 06 00 –7000 0 0 07 00 0 0 2600 08 M30 Program CNC secara Absolut berdasarkan Gambar 12.9 dan 12.10: Titik tujuan dinyatakan dari sistem koordinat titik nol yang ditetapkan terdahulu, lihat Gambar 12.12 di atas. N G (M) X (I) (D) Y (J) (S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan 00 90 01 00 0 2500 0 02 00 0 2500 –2600 03 00 4000 2500 –2600 04 01 4000 2500 –3500 50 05 01 7000 2500 –3500 100 06 00 7000 2500 –2600 07 00 0 0 –2600 08 00 0 0 0 09 M30 Contoh 3: Pemfraisan Kantong Untuk memfrais kantong pada benda kerja seperti terlihat pada Gambar 12.13a, digunakan pisau frais 10 mm. Kedalaman kantong = 4 mm dan panjang 38 mm dan lebar = 24 mm. Posisi sumbu puncak pisau frais dari sisi sudut kiri terdekat benda kerja adalah X = – 30 mm, Y = 0, dan Z = 30 mm (titik awal). Sumbu puncak mata pisau frais akan gerakkan menuju X,Y = 11, Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 251 17. dan turun ke bawah hingga 5 mm di atas permukaan benda kerja (jarak aman). Gambar 12.13a Gambar kerja untuk Gambar 12.13b Jalannya pemfraisan kantong pisau frais Jalannya pisau frais seperti diilustrasikan pada Gambar 12.13a, yang menghasilkan tumpangan lintasan 1 – 2 mm. Dalam industri, tumpangan litasan dipilih mendekati adalah 1/10 diameter pisau frais. Yang penting diperhatikan dalam pekerjaan pemprograman adalah gambar yang sesuai, lalu; menandai awal dan akhir blok, menskala gambar sebesar mungkin, dan memberi ukuran-ukuran bantu. Gambar 12.14 di bawah ini merupakan sketsa benda kerja dan lintasan pisau frais untuk pemprograman Absolut. Gambar 12.14 Titik nol benda kerja dan lintasan pisau frais Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 252 Lengkapilah ukuran Gambar 12.14 secara absolut berdasarkan Gambar 12.13a di atas, lalu susunlah program CNC untuk pemfraisan kantong tersebut secara absolut dan inkremental. Program CNC secara Absolut berdasarkan Gambar 12.14: Titik tujuan dinyatakan dari sistem koordinat titik nol yang ditetapkan terdahulu N G (M) X (I) (D) Y (J) (S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan 00 01 02 03 04 05 06 07 Gambar 12.15 di bawah ini merupakan sketsa benda kerja dan lintasan pisau frais untuk pemprograman Inkremental. Gambar 12.15 Benda kerja dengan lintasan pisau frais untuk inkremental Lengkapilah ukuran Gambar 12.15 secara inkremental berdasarkan Gam-bar 12.13a di atas, lalu susunlah program CNC untuk pemfraisan kantong tersebut, secara inkremental juga. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 253 Program CNC secara inkremental berdasarkan Gambar 12.15: Posisi aklhir program adalah awal posisi., lintasan alat potong. N G (M) X (I) (D) Y (J) (S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 Jalannya pemfraisan pada contoh 3 belumlah selesai, karena masih ada sudut-sudut bekas pisau yang belum terkerjakan, seperti diilustrasikan pada Gambar 12.16. Dan memang pada dasarnya, pada pemfraisan kantong selalu ada tahapan, yakni pengasaran (roughing) dan penyelesaian (finishing). Dan pada pemfraisan penghalusan/penyelesaian-lah kontur disempurnakan di mana kualitas permukaan menjadi lebih baik. Gambar 12.16 Pemfraisan kantong pengasaran dan rencana penghalusan Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 254 Susunlah program CNC untuk penghalusan dimaksud, baik secara absolut maupun secara inkremental dengan tebal pengerjaan 2 mm (Gambar 12.16) sebagai tebal penyayatan. Tentukanlah sendiri titik awal (untuk inkremental) dan titik nol (untuk absolut) pengerjaan yang aman. Dasar perhitungan pembuatan lubang: Untuk pembuatan lubang, informasi yang perlu diketahui adalah: koordinat titik pusat lingkaran. koordinat titik pusat semua lubang (atau dihitung) Gambar 12. 17 Benda kerja dengan lubang berdasarkan posisi radius sin = Y1 / R Y1 = R x sin 45 Y1 = 15 x 0.707, sehingga Y1 = 10.6 mm. sin = X1 / R X1 = R x cos 45 X1 = 15 x 0.707, sehingga X1 = 10.6 mm. Selama lubang-lubang yang akan dikerjakan berada pada posisi simetri terhadap titik pusatnya, koordinat X dan Y dari masing-masing titik sumbu lubang dihitung hanya sekali, yang perlu di perhatikan adalah tandanya (+ atau – ). Contoh 4: Penerapan G00 dan G01, dan perhitungan teknologi pemotongan. Sebuah bendakerja dari aluminium dengan ukuran seperti gambar (lih. Gambar 12.18. Pisau frais yang digunakan adalah pisau ujung HSS 10 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 255 mm. Mata pisau tersebut terdiri dari tiga spiral, kedalaman pemotongan adalah 2 mm, dan lebar penyatan per gigi 0.02 mm/put., Puncak mata pisau frais berada 50 mm di atas permukaan benda kerja. Hitunglah: 1). Putaran spindel utama (putaran per minit ppm). 2). Kecepatan pemakanan (mm/min). 3). Susunlah program dengan metoda inkremental (G91), Absolut (G90), dan (G92) di mana titik nol benda kerja berada di sudut kiri atas benda kerja yang terpasang pada penjepit. Gambar 12.18 Benda kerja untuk frais bertingkat Catatan: Posisi pisau frais terhadap benda kerja adalah sebagai berikut: a. -10 mm dari sisi sebelah kiri benda kerja arah sumbu X. b. sumbu Y berimpit dengan ordinat nol, c. 50 mm di atas permukaan benda kerja terpasang. Penyelesaian: 1.) Putaran spindel utama (S) adalah: S = S = S = 1400 rpm 1000 Cs * d 1000 * 44 3.14 * 10 44.000 31.4 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 256 2). Kecepatan Pemakanan (F) adalah: F = n * f * S F = 3 * 0.02 * 1400 F = 84 mm 3). Program a. Inkremental (G91) N G X Y Z F KETERANGAN 00 91 Penetapan sistem Pemrograman dalam inkremental. 01 00 0 0 -4800 Penempatan alat-potong 2 mm di atas permukaan benda kerja 02 M03 Spindel jalan. 03 01 0 0 -400 80 Alat-potong diturunkan 2 mm dari per-mukaan benda kerja 04 01 6000 0 0 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu +X 05 01 0 -5000 0 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu -Y 06 01 -5000 0 0 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu -X 07 01 0 5000 0 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu +Y 08 00 0 0 400 Alat-potong naik 2 mm di atas permukaan benda kerja 09 M05 Spindel mati 10 00 -1000 0 4800 Alat-potong kembali ke posisi semula 11 M30 Program dinyatakan komplit, bila ditutup dengan M30 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 257 b. Absolut (G90) N G X Y Z F KETERANGAN 00 90 Penetapan sistem Pemrograman dalam Absolut. 01 00 0 0 -4800 Penempatan alat-potong 2 mm di atas permukaan benda kerja 02 M03 Spindel jalan. 03 01 0 0 -5200 80 Alat-potong diturunkan 2 mm dari permukaan benda kerja 04 01 6000 0 0 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu +X 05 01 0 -5000 0 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu -Y 06 01 1000 0 0 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu +X 07 01 0 0 0 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu +Y 08 00 0 0 -4800 Alat-potong naik 2 mm di atas permukaan benda kerja 09 M05 Spindel mati 10 00 -1000 0 0 Alat-potong kembali ke posisi semula 11 M30 Program ditutup dengan M30 c. Absolut (G92) N G X Y Z F KETERANGAN 00 92 -1000 0 5000 Fungsi pencatat jarak posisi puncak mata alat-potong dari titik nol benda kerja (W) 01 00 -1000 0 200 Penempatan alat-potong 2 mm di atas permukaan benda kerja 02 M03 Spindel jalan. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 258 03 01 -1000 0 -200 80 Alat-potong diturunkan 2 mm dari per-mukaan benda kerja 04 01 5000 0 -200 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu +X 05 01 5000 -5000 -200 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu -Y 06 01 0 -5000 -200 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu +X 07 01 0 0 -200 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu +Y 08 00 0 0 200 Alat-potong naik 2 mm di atas permukaan benda kerja 09 M05 Spindel mati 10 00 -1000 0 5000 Alat-potong kembali ke posisi semula 11 M30 Penutup program Catatan: Bila alat potong bergerak turun sambil melakukan penyayatan, maka FV = 1/2 FH. 12.3 G02 & G03 Fungsi Interpolasi Radius G02 dan G03 adalah fungsi pereparatory untuk pemfraisan bentuk radius. Radius yang dapat dibuat bisa 90, kurang dari 90 atau lebih besar dari 90. Apabila radius yang dibuat lebih kecil atau lebih besar dari 90, diperlukan blok lain yang memuat parameter lingkaran yang akan dibuat, yang diaktifkan dengan M99. Sementara untuk radius 90, blok M99 tersebut tidak merupakan kewajiban, artinya boleh dibuat atau boleh tidak dibuat. G02 adalah fungsi kerja pemfraisan radius searah putaran jarum jam, sementara G03 adalah fungsi kerja pemfraisan berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam, lihat ilustrasi di bawah. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 259 Untuk mesin frais CNC unit didaktik kemampuan untuk membuat radius adalah 0.01 s.d. 99.99 mm dalam SPD 1/100 mm. Gambar 12. 19 Arah pemfraisan radius Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan busur 90 adalah: Arah putaran radius untuk menetapkan penggunaan G02 atau G03 Titik awal dan akhir dari suatu busur yang merupakan data alamat X, Y dan Z, baik dihitung dari titik awal radius (inkremental) maupun dari titik nol benda kerja (absolut). Penetapan kecepatan pemakanan F. Format blok untuk G02 / G03 dengan bidang kerja X – Y: N G (M) X (I) (D) Y (J) (S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan ... ... ... ... ... ... ... 02 ... ... ... ... ... 03 ... ... ... ... Gambar 12.20 Arah radius dari 4 busur lingkaran Next >