< Previous9 Setelah masing-masing kelompok mencari data dan mendiskusikan tentang informasi yang didapat, maka sekarang bandingkanlah dengan data yang ada di buku ini! Terdapat beberapa catatan sejarah di beberapa negara mengenai alat pengangkut di perairan. Diketahui pertama kali manusia membuat alat transportasi air pada masa neolitikum, sekitar 10.000 tahun yang lalu. Kegiatan menanya. Diskusikanlah informasi yang didapat dengan Kegiatan mengumpulkan data/informasi. Kumpulkanlah data dan hasil dari diskusi kelompok anda dengan membandingkan dari data di buku ini! Gambar 1. Rakit yang terbuat dari kayu dan bambu 1 Bermula dari hanya menggunakan sebatang atau beberapa batang batang pohon yang bisa mengapung seperti kayu, bambu, atau pohon pisang yang diikat menjadi satu yang disebut rakit atau getek (bahasa betawi). Rakit awalnya hanya digunakan untuk mengapungkan manusia untuk mencari ikan atau berburu. Untuk bergerak dengan mengikuti arus/aliran air, ditarik dari darat, menggunakan tali yang diikatkan ke darat, tangan yang dikayuhkan, kayu/bambu yang panjang (galah) yang ditekankan ke dasar perairan. Sejarah kemudian mencatat alat transportasi air ini kemudian mulai berkembang dengan dibuatnya kano (canoe dugout) yaitu perahu dari sebatang kayu besar yang dilubangi bagian tengahnya dan dilapisi kulit hewan agar air tidak merembes ke dalamnya. Kano berukuran kecil dan sempit dengan lunas yang bulat. Dibeberapa daerah kano disebut juga kayak, meski ada perbedaan tertentu dalam bahan pembuatnya. Untuk menggerakkan kano digunakan alat bantu penggerak berupa galah atau dayung yang terbuat dari kayu berkapala satu atau ganda. Kepala dayung berukuran lebih lebar untuk mendapatkan tahanan air lebih besar. Suku Eskimo dikenal merupakan masyarakat yang menggunakan alat transportasi ini. Kano suku Eskimo berukuran kecil dan tertutup bagian atasnya agar air tidak mudah masuk. Sedangkan penduduk pasifik barat laut 11 dikenal sangat ahli dalam membuat kano yang digunakan untuk transportasi dan mencari ikan di pantai. Mereka membuat kano yang berukuran panjang 18 meter. Gambar 2. Suku di Pasifik sedang membuat kano dugout (kiri). Suku Eskimo membuat kano yang tertutup bagian atasnya (kanan) 1 Selain menggunakan kayu, Pada 7.000 SM, masyarakat mesir kuno menggunakan batang semacam buluh yang dinamakan papyrus untuk membuat perahu. Batang papyrus diikat kuat menjadi satu dan dibentuk serupa perahu. Sedangkan di Inggris, dibuat semacam perahu yang disebut coracle yang dibuat dari kayu willow. Bangsa lain yang membuat coracle adalah India, Indian, Vietnam, dan Thailand. Bangsa Vietnam dan Thailand membuat coracle dari anyaman bambu. Agar tidak bocor, coracle diberi resin dan minyak kelapa. Gambar 3. Perahu dari batang pohon papyrus 1 Gambar 4. Coracle dari Inggris dan Asia 1 Di Indonesia, tercatat ada beberapa daerah yang telah sejak dahulu menggunakan kano antara lain Papua dan Maluku. Kano dari Papua dibuat cukup panjang sehingga dapat dinaiki oleh beberapa orang. Namun umumnya yang menggunakannya dalam posisi berdiri. Gambar 5. Kano atau sampan yang ada di Indonesia 1 13 Selanjutnya seiring dengan pengetahuan manusia yang semakin meningkat, termasuk ditemukan alat bantu untuk memotong, dan membelah kayu, maka dibuatlah perahu yang lebih besar agar dapat mengangkut dalam jumlah yang lebih banyak dan dapat menjelajah lebih jauh. Pada masa ini perahu tidak lagi dibuat dengan sebatang kayu utuh, tetapi sudah dibuat dari lembaran-lembaran kayu yang lebih tipis yang disambung-sambung. Beberapa jenis kayu yang digunakan untuk membuat perahu antara lain kayu ek, cemara, ash atau elm. Perahu kecil atau sampan tersebut memiliki bagian tengah dan lunas yang lebih lebar sehingga dapat mengangkut lebih banyak dan tidak mudah terbalik. Selanjutnya digunakan juga cadik, alat tambahan pada perahu yang berguna untuk keseimbangan agar tidak mudah terbalik. Cadik lebih banyak digunakan untuk perahu yang berlayar di lautan yang memiliki gelombang besar. Gambar 6. Sampan, perahu kecil dengan alat penggerak berupa dayung 1 Untuk menggerakan sampan digunakan dayung tunggal atau ganda atau galah panjang. Posisi penggunanya bisa berdiri atau duduk. Sampan atau perahu yang lebih besar kemudian dibuat agar bisa mengangkut barang dan orang dalam jumlah banyak, serta dapat menjelajah lebih jauh. Salah satu yang terkenal adalah perahu naga dan gondola. Sekarang ini perahu naga digunakan sebagai salah satu sarana olahraga yang dipertandingkan ditingkat dunia. Pada tahun 1697, penjelajah Inggris mencatat bahwa suka bangsa Polynesia telah menggunakan sampan berlambung dua yang disebut catamaran dan tiga yang disebut trimaran. 15 Gambar 7. Gondola (atas) dan perahu (bawah) 1 Gambar 8. Perahu jenis catamaran dari Polynesia 1 Pada sekitar 600 SM, perahu yang dibuat saat itu telah menggunakan layar. Dengan penggunaan layar sebagai alat bantu penggeraknya, maka manusia dapat semakin cepat dan jauh menjelajah. Jumlah layarpun bisa lebih dari satu agar perahu dapat bergerak lebih cepat. Perahu hanya tinggal diarahkan agar tetap mendapat angin menuju ke arah yang diinginkan. Salah satu perahu layar pada zaman itu adalah dari jenis dow, yaitu perahu layar bertiang satu. Sambuq merupakan jenis dow dari wilayah Persia. Gambar 9. Perahu layar bertiang satu 1 Pada abad pertengahan, gabungan antara perahu dayung dan layar kemudian dikembangkan agar bisa menjelajah tanpa terlalu mengandalkan angin. Jenis kapal ini digunakan oleh bangsa Skandinavia untuk melakukan penjelajahan. Kapal mereka dinamakan kapal Viking yang termasuk dalam jenis longship. Dalam peperangan, untuk memenangkan pertempuran, diperlukan manuver yang cepat. Oleh karena itu ditempatkan sebanyak mungkin pendayung yang disusun 2 atau bahkan 3 tingkat. Ini terlihat pada perahu jenis galey dimana pendayung disusun di lambung kapal. Pada abad 15, salah satu kapal layar penjelajah yang cukup terkenal adalah jenis carrack yang memiliki 3-4 tiang dengan 6 layar, berat 100-200 ton dan mampu membawa 90 orang. Jenis kapal ini yang digunakan oleh para penjelajah barat seperti Christopher Colombus, Vasco da Gama, dan Afonso de Albuquerque untuk eksplorasi wilayah. 17 Gambar 10. Kapal dayung dan layar. Kapal Viking dibuat ramping agar dapat melaju cepat (kanan) 1 Gambar 11. Kapal layar dayung jenis galley. Sistem penyususnan dan penempatan dayung (kana) 1 Gambar 12. Kapal layar jenis carrack 1 Pada abad 16, hampir semua kapal layar yang digunakan untuk penjelajahan masih menggunakan pendayung seperti pada jenis galleaas, galeon dan man-of-war. Sedangkan pada abad 17, perahu layar tiang tinggi mulai dikenal diantaranya adalah kelas frigate, corvette, ship of the line. Salah satu jenis perahu bertiang tinggi yang terkenal dari Indonesia adalah jenis pinisi. Gambar 13. Bagian-bagian kapal layar satu tiang 1 Next >