< Previous Direktorat Pembinaan SMK (2013) 209 ILMU GIZI 2 Apalagi pada lansia sering banyak keluhan soal buang air besar. Selain mengkonsumsi serat, lansia juga harus banyak minum terutama air putih. Cara minum 'nasgitel' (panas legi kentel, panas, manis, dan kental) yang umumnya disukai orang Jawa, frekuensinya harus dikurangi. Jika sebelum lansia sehari minum nasgitel sebanyak 2-3 kali, maka setelah lansia cukup sekali saja. Untuk daging pilih yang tidak berlemak, makanan laut, daging unggas, kacang tanah, biji-bijian dan padi-padian utuh sebagai sumber seng dan vitamin B. Makanan yang kurang baik bagi lansia adalah yang berlemak. Misalnya, jeroan, daging ayam, daging sapi, dan daging kambing yang berlemak. Tapi, itu bukan berarti lansia harus menghindari lemak. Volume mengonsumsi lemak harus d- sesuaikan dengan kemampuan tubuh. Sebagai contoh, dalam setiap kali makan, bila sudah tersedia gorengan, maka sayuran bersantan jangan disajikan. Sayuran tersebut dapat diganti dengan sayur bening atau tumis. Jika sayurnya bersantan, maka buatkan lauk yang dibakar, dipanggang, dikukus atau ditim. Perbanyak sayur dan buah karena daya tampung makanan pada lansia sudah terbatas, maka porsi makananpun tak bisa sama seperti pada waktu sebelum lansia (50 tahun ke bawah). Jika seorang lansia mempunyai suatu penyakit yang butuh makan banyak, maka tidak perlu berpegang konsep tiga kali makan dalam sehari. Ini bisa disiasati dengan makan 4-5 kali dengan porsi yang sedikit-sedikit. Bagaimana jika lansia tersebut kegemukan? Karena aktivitas fisik berkurang sementara aktivitas makan tetap, kegemukan memang sering terjadi. Cara yang mudah adalah melibatkan seluruh anggota keluarga agar memperhatikan makanannya. Bila membawakan oleh-oleh untuk lansia utamakan buah- buahan. Kalaupun mereka sering membawa oleh-oleh camilan, harus diselang-seling. Hari ini pisang rebus, keesokan harinya snack, hari selanjutnya buah. 210 Direktorat Pembinaan SMK (2013) ILMU GIZI 2 Lansia bisa mengkonsumsi nasi secukupnya, dua macam lauk, dan sayuran sebanyak-banyaknya. "Mereka juga bisa mengonsumsi susu, tetapi jangan yang berlemak dan terlalu tinggi kadar kalsiumnya," Kalsium memang dibutuhkan lansia untuk mencegah osteoporosis. Namun jika kalsiumnya terlalu tinggi, maka dia tidak bisa terserap oleh tulang. Agar tulang bisa efektif menyerap kalsium, maka tulang harus aktif bergerak. Kemalasan tubuh lansia untuk bergerak justru akan mengakibatkan pengapuran pada pembuluh darah. "Olahraga akan sangat membantu, tetapi pilihlah olahraga yang tidak mengeluarkan keringat untuk mencegah dehidrasi. Jalan kaki cepat dan naik turun tangga sangat membantu." Tabel 9. 1 - Jumlah Bahan Makanan bagi Lansia Sehari Waktu Makan Pria (2.200 kal) Wanita (1.850 kal ) Pagi 1 ½ gls nasi/pengganti 1 btr telur 100 g sayuran 1 gls susu nonfat (skim) 1 ½ gls nasi/pengganti 1 btr telur 100 g sayuran 1 gls susu nonfat (skim) Pukul 10.00 Snack ringan/buah Snack ringan/buah Direktorat Pembinaan SMK (2013) 211 ILMU GIZI 2 Siang 1 ½ gls nasi 50 g daging/ikan/unggas 25 g tempe/kacang-kacangan / pengganti 150 g sayuran 1 ptg buah 1 ½ gls nasi 50 g daging/ikan/unggas 25 g tempe /kacang-kacangan / pengganti 150 g sayuran 1 ptg buah Pukul 17.00 Snack ringan/buah Snack ringan/buah Malam 1 ½ gls nasi 50 g daging/ikan/unggas 50 g tahu 150 g sayuran 1 ptg buah 1 ½ gls nasi 50 g daging/ikan/unggas 50 g tahu 150 g sayuran 1 ptg buah Sumber : Ema Wirakastakusumah (2000 ) 4. Siklus Menu Penyusunan menu sebaiknya tidak dilakukan setiap kali akan mempersiapkan makanan. Namun menu disusun dengan menggunakan master menu. Penyusunan menu dilakukan dengan membuat siklus menu. Menu tersebut disusun untuk beberapa jangka waktu atau periode 212 Direktorat Pembinaan SMK (2013) ILMU GIZI 2 tersentu. Siklus menu diperlukan untuk merencanakan susunan menu makanan yang akan disajikan. Jika seorang lansia mempunyai suatu penyakit yang butuh makan banyak, maka tidak perlu berpegang konsep tiga kali makan dalam sehari. Ini bisa disiasati dengan makan 4-5 kali dengan porsi yang sedikit-sedikit. 5. Merancang Menu Penyusunan menu pada lansia harus tetap berpedoman pada Pedoman umum gizi seimbang. Beberapa penyakit yang diderita sebagian lansia harus menjadi pertimbangan dalam menyusun menu mereka. Contoh 1 Menu Lansia untuk satu hari Waktu Menu Porsi per menu (gram) Pagi Bubur manado 100 Susu non fat 20 Jam 10.00 Jus buah-buahan 100 Makan Siang/ Malam Nasi putih 100 Ikan Mas bumbu Acar 50 Tom yum gung 50 Cah Kangkung & tempe 150 Jus Pepaya 100 Jam 16.00 Bubur Ketan Hitam 100 Direktorat Pembinaan SMK (2013) 213 ILMU GIZI 2 Beberapa bahan makanan yang dianjurkan dan bahan makanan yang harus dihindari menjadi pertimbangan bagi kita dalam memilih bahan makanan sebagai bahan utama menu mereka. Penyususnan menu pada lansia lebih komplek dan membutuhkan perhatian khusus. Hal ini disebabkan karena pada masa lansia bebrapa penyakit dapat terjadi pada lansia, dan bahkan sering muncul sebagai komplikasi. Diantara beberapa penyakit yang sering muncul adalah remati, konstipasi (susah buang air besar), hipertensi dan beberapa penyakit degenera-tif lainnya. Yang harus diperhatikan dalam menyusun menu agar dapat diterima oleh setiap individu dan dapat memenuhi kecukupan gizi adalah umur pekerjaan, kesukaan, ketersediaan, agama/religi, (rasa, warna dan bentuk), dan teknik pengolahan. Penyusunan menu untuk ibu hamil, anak ,balita, anak sekolah dan remaja, orang dewasa, dan lansia tetap berpedoman pada menu seimbang. Susunan menu bagi lansia memang harus kita perhatikan khusus, sama halnya dengan menu bagi bayi dan balita. Menu untuk mereka harus lebih banyak mengandung cairan dengan porsi yang lebih sedikit. Menu untuk mereka harus lebih banyak mengandung cairan dengan porsi yang lebih sedikit. Namun frekuensi makan mereka dapat diberikan lebih sering. Cairan dibutuhkan bagi lansia untuk mengurangi terjadinya dehidrasi akibat penurunan jumlah sel dalam tubuh. Sebagaimana diketahui sel mengandung cairan intra dan ekstraseluler. Semakin bertambah usia manula , maka jumlah sel dalam tubuh berkurang dan menyusut, hal inilah yang menyebabkan terjadi penurunan jumlah cairan dalam tubuh. Jika terjadi kekurangan cairan, salah satu akibat yang paling cepat dialami lansia adalah terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar. Masalah-masalah dalam penyusunan menu lansia antara lain, masalah sensitivitas indra penciuman dan perasa. Umumnya, orang tua segera menyadari kalau mereka mengalami kemunduran kemampuan melihat atau mendengar. Namun, seringkali mereka tidak menyadari adanya perubahan terhadap sensitivitas indra penciuman dan perasa karena perubahan terhadap sensitivitas indra penciuman dan perasa karena perubahan ini berlangsung secara perlahan-lahan. 214 Direktorat Pembinaan SMK (2013) ILMU GIZI 2 Perubahan ini perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan lansia secara menyeluruh. Rasa makanan merupakan paduan beberpa persepsi, yaitu bau, rasa, dan peraba. Dengan bertambahnya usia, indra perasa, dan reseptor penciuman akan berkurang jumlahnya. Pertambahan usia diduga menyebabkan penurunan sensitivitas indra perasa. Penurunan sensitivitas indra perasa dan penciuman dimulai pada usia sekitar 60 tahun. Sensitivitas terhadap rasa manis dan asin diduga lebih cepat menurun dibandingkan dengan sensitivitas terhadap rasa pahit dan asin. Itulah sebabnya mengapa para lansia selalu mengeluh makannya “kurang garam” atau “kurang gula”. Bahkan, beberapa lansia selalu menyediakan ekstra garam atau gula di samping makanannya. Penurunan sensitivitas indra penciuman menyebabkan makannan terasa kehilangan aroma sehingga menjadi kurang menarik dan tidak menyenangkan lagi. Akibatnya, beberapa lansia menjadi kehilangan selera makan, yang lambat laun akan mengakibatkan masalah kekurangan gizi atau keracunan makanan. Penggunaan obat adalah salah satu faktor yang turut mempengaruhi penurunan sensitivitas indra penciuman dan perasa. Beberapa obat meninggalkan rasa pahit yang mempengaruhi saliva dan akhirnya akan mempengaruhi rasa makanan. Problem kesehatan seperti diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, kanker, dan penyakit liver adalah penyakit yang umum menyerang lansia dan diduga akan berpengaruh terhadap sensitivitas penciuman dan perasa. Salah satu hasil penelitian mengungkapkan bahwa orang tua yang m enderita satu atau dua penyakit yang mengharuskan mereka menjalani pengobatan tiga kali, memerlukan jumlah garam 11 kali lebih banyak dan gula 3 kali lebih banyak dalam makanan, agar terasa jika dibandingkan dengan yang dibutuhkan oleh orang dewasa. Hal ini sangat berbahaya bagi penderita diabetes melitus dan tekanan darah tinggi sehingga perlu diwaspadai. Tip Mengatasi Penurunan Selera Makan pada lansia a). Makanan yang dianjurkan buah-buahan dan sayuran segar sebagai sumber vitamin C, daging yang tidak berlemak, makanan laut, daging unggas, kacang tanah, Direktorat Pembinaan SMK (2013) 215 ILMU GIZI 2 biji-bijian dan padi-padian utuh sebagai sumber seng dan vitamin B. b). Yang harus dikurangi merokok dan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menurunkan selera makan. Beberapa penyakit yang diderita lansia merupakan pertimbangan dalam persyaratan menyusun menu bagi mereka. Untuk lebih jelasnya makan apa yang dianjurkan dan dilarang bagi lansia dapat dijelaskan berikut ini. a. Rematik 1) Ikan laut sumber asam lemak omega-3. Makanlah sekurang-kurangnya 3 kali dalam seminggu untuk mengatasi peradangan. Gambar 9. 5 - Ikan Laut Kaya Omega 3 Sumber: http://www.agrimart.co.id Gambar 9. 6 - Sayuran Hijau dan Kuning 216 Direktorat Pembinaan SMK (2013) ILMU GIZI 2 Gambar 9. 7 - Buah Segar Sayuran Hijau dan Kuning dapat Mengurangi Peradangan. Jeruk dan buah segar mempunyai efek anti peradangan. 2) Kacang-kacangan, gandum, susu, jenis tiram-tiraman sebagai sumber seng (ZN). Merupakan mineral esensial untuk membangun sistem kekebalan yang baik dikonsumsi setiap hari. Gambar 9. 8 - Sea Food Baik untuk Penderita Rematik Direktorat Pembinaan SMK (2013) 217 ILMU GIZI 2 3) Jahe mempunyai efek anti peradangan. Konsumsilah 1 – 2 potong atau dengan menambahkan sebanyak 5 g jahe dlm masakan setiap 2 atau 3 hari. Gambar 9. 9 - Jahe Baik Untuk Peradangan 4) Makanan tinggi serat dan rendah kalori utk membantu mengontrol berat badan. Gambar 9. 10 - Makanan Berserat Tinggi 218 Direktorat Pembinaan SMK (2013) ILMU GIZI 2 5) Minum minuman 8 gelas sehari. Gambar 9. 11 - Macam-Macam Minuman b. Hipertensi Hipertensi sering dialami oleh lansia. Munculnya hipertensi ini terutama dialami karena konsumsi natrium pada makanan mereka dan dipicu oleh pola makan yang kurang sehat. Pola makan yang tidak sehat jika berlangsung dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif. Selain itu konsumsi natrium yang tinggi sebagai akibat mulai berkurangnya fungsi indra pengecap pada lansia. Pengurangan fungsi ini menyebabkan lansia kurang dapat mengindra rasa makanan dengan baik. Rasa dari makanan sering tidak dapat dirasakan dengan normal, dan bahkan terjadi penebalan pada lidah. Kondisi ini menyebabkan mereka kurang dapat menikmati rasa dari makanan Mereka sering merasa jika makan yang dicicpi memiliki rasa yang belum maksimal, seperti penggunaan garam pada makanan. Sehingga sering terjadi kelebihan dalam penggunaan garam dapur yang jelas mengandung natrium. Next >