< Previous 78 Menurut jenis tanaman, alat dan mesin panen digolongkan dalam alat untuk panen hasil tanaman yang berupa biji-bijian, tebu, rumput-rumputan, kapas dan umbi-imbian. Menurut hasil tanaman yang berupa biji-bijian dibagi dalam alat panen untuk, padi, jagung, dan kacang-kacangan. Dalam buku ini, disesuaikan dengan kebutuhan , hanya akan dibahas alat dan mesin panen untuk tanaman padi. Macam Jenis Alat Mesin Panen Padi Pemanenan padi dapat dibagi dalam dua macam cara, yaitu tradisional dan mekanis. Dengan cara tradisional alat yang digunakan adalah ani-ani atau sabit. Sedangkan dengan cara mekanis, alat mesin yang digunakan adalah reaper, binder, mini combine dan combine. Mesim ketam padi (Reaper) Mesin ketam padi bekerja mengait rumpun padi, kemudian memotong dan selanjutnya secara otomatis melempar kesebelah kanan mesin di atas permukaan tanah. Setiap lemparan terdiri dari 3-10 rumpun tanaman menurut jumlah alur pemotongan dari mesin. Untuk memudahkan pengangkutan ke tempat perontokkan, rumpun padi biasanya diikat terlebih dahulu atau dimasukkan ke dalam karung agar tidak banyak gabah yang hilang karena rontok dari tangkainya. Mesin ketam padi dioperasikan oleh satu orang dan dibantu oleh 2-3 orang untuk pengikatan atau pengarungan. Tenaga motor penggeraknya berkisar antara 2.5 - 3 daya kuda (dk). Kapasitas kerja dari motor ketam padi antara 30 - 35 jam/Ha dengan satu jalur pemotongan, sedangkan mesin ketam padi yang tiga jalur kapasitas kerjanya antara 18 - 20 jam/Ha. 79 Gambar 59. Alat Ketam Padi (Reaper) Kelemahan dari mesin ini adalah apabila varietas padi yang mudah rontok akan terjadinya banyak gabah yang rontok akibat getaran mesin. Kelemahan lainnya adalah biaya awal yang relatif tinggi atau harga mesin cukup mahal dan harga bahan bakar bensin yang terus meningkat. Sedangkan keuntungan dari penggunaan mesin ini adalah ; Kapasitas kerjanya yang tinggi (Ha/jam) Hanya membutuhkan 2-3 orang untuk panen seluas 1 Ha Biaya panen per hektar relatif lebih rendah dibandingkan dengan cara tradisional Kehilangan gabah di sawah relatif rendah bagi padi yang tidak mudah rontok Mesin Tuai dan Pengikat Padi (Binder) Mesin tuai dan pengikat padi dengan pemotongan satu jalur (motor 3,6 dk) mampu mengerjakan panen padi dalam waktu 10 – 20 jam/ha. 80 Sedangkan yang lebar pemotongannya 2 jalur dengan tenaga motor 5 dk, kapasitas kerjanya sekitar 5 – 10 mesin jam/hektar. Gambar 60. Mesin Tuai dan Pengikat (Binder) Prinsip kerja dari mesin tuai dan pengikat padi ini lebih tinggi setingkat dari mesin ketam padi. Mesin ini bekerja selain memotong padi, juga mengikatnya dan selanjutnya melemparkan hasil ikatan tersebut ka sebelah samping alat. Baik konstruksi maupun ukurannya berbeda dengan mesin ketam padi, sehingga harganya lebih mahal. Kapasitas kerja mesin ini lebih tinggi dari pada mesin ketam padi. Kelemahan dan keuntungan mesin ini sama dengan mesin ketam padi, hanya kelebihannya adalah hasil potongannya sudah diikat dan kapasitas kerjanya lebih tinggi. Mesin Panen Padi (mini combine) Berbeda dengan dua mesin sebelumnya, Mesin panen “mini combine” bekerja sampai pada pengarungan gabah yang sudah lepas dari 81 malainya, dan gabah ini sudah bersih dari kotoran dan gabah hampa/kosong. Dengan demikian urutan yang dilakukan oleh mesin jenis ini adalah memotong, merontok, membersihkan dan mengarungkan, sehingga gabahnya tinggal dibawa ke tempat pengeringan untuk diturunkan kadar airnya sampai pada kering giling. Gambar 61. Alat Panen “Mini Combine” Perbedaan mesin “Mini Combine” dengan mesin “Binder” dalam hal bagian utamanya adalah bahwa pada mesin ini dilengkapi dengan mesin perontok gabah dan pembersih gabah. Selain itu pada mesin ini tidak ada mekanisme tali pengikat. Karena batang padi yang terpotong langsung dibawa dan dijepit ke bagian perontok, dimana gabah yang dirontok diteruskan ke bagian pembersih dengan system pengehmbusan oleh kipas, sedangkan batang, daun dan gabah hampa dibuang ke permukaan tanah. Untuk mempergunakan di atas permukaan tanah yang umumnya basah, pada mesin “Mini Combine” roda yang digunakan adalah roda rantai. Roda rantai ini disebut juga “crawler” yang memiliki tingkat fleksibilitas dan cengkraman yang tinggi untuk segala keadaan permukaan tanah. 82 Mesin Panen Padi “Combine” Pada prinsipnya mesin “combine” ini sama dengan mesin “mini combine”, hanya bedanya teletak pada ukurannya yang besar dan pada beberapa konstruksi. Pada mesin “combine” gabah yang sudah bersih ditampung pada tempat penampungan yang disebut tangki gabah yang isinya dapat menampung 3-5 ton bagah bersih. Proses yang dikerjakan di dalam mesin “combine” adalah pemotongan, perontokkan, pembersihan dan penampungan dalam tangki gabah. Lebar pemotongan dapat berkisar antara 4 - 5 meter dengan kapasitas kerja sekitar 2 - 4 jam per hektar. Karena ukurannya yang besar, maka jenis mesin ini hanya dapat digunakan pada perusahaan-perusahaan beras atau benih padi yang besar atau yang merupakan suatu pusat perusahaan padi yang sangat luas (rice estate). Untuk memperoleh efisiensi kerja yang optimum dalam pemakaian mesin ini, maka luas petakannya berkisar antara 5 - 12 hektar. Gambar 62. Mesin Panen Padi “Combine” 83 8) Macam Dan Jenis Alat Pasca Panen Mesin Pengering Biji-Bijian (Grain Dryer) Untuk mengeringkan biji-bijian dengan baik diperlukan suhu udara yang tinggi, udara tidak lembap, dan pengembusan udara terus-menerus dalam jumlah besar. Pada hari yang cerah, biasanya suhu udara tinggi dan kelembapan nisbi rendah serta udara kering, sehingga benda-benda menjadi cepat kering. Sebaliknya, ketika hujan atau cuaca mendung, pengeringan berlangsung lama dan sulit karena suhu udara rendah, derajat kelembapan nisbi tinggi, dan udara mengandung banyak uap air. Dalam keadaan ini, jika menghendaki pengeringan yang cepat, kita harus menggunakan kompor sebagai sumber udara panas. Kenaikan suhu udara 1°C menyebabkan kelembapan udara turun4%. Dengan mengalirkan udara panas, suhu udara dapat dinaikkan 10°C dari semula dan kelembapan nisbi diturunkan sampai ± 40%, sehingga proses pengeringan dapat dipercepat. Hal ini dapat dilakukan dengan mempergunakan mesin pengering biji (grain dryer) Mesin pengering yang sederhana terdiri atas satuan baling- baling kipas angin, satuan alat pemanas, satuan alat pengering, dan satuan motor penggerak. Ada mesin pengering yang bekerja secara terus-menerus dan ada pula yang terputus-putus; sedangkan kontak panas dengan bahan yang dikeringkan dapat secara langsung atau tidak langsung. Proses pengeringan adalah proses penguapan kandungan air suatu bahan untuk menurunkan persentase kadar air bahan darikadar air semula. Ada 3 macam kadar air pada biji, yaitu kadar air permukaan, kadar air antarsel, dan kadar air di dalam sel. Kadar air permukaan akan menguap lebih dulu. Setelah itu, air yang ada di 84 antara sel-sel biji mengalir ke permukaan. Proses pengaliran ini harus perlahan-lahan agar tidak terjadi keretakan antara sel dan sel lainnya. Kadar air di dalam sel adalah jumlah cairan sel biji. Cairan sel ini akan mengalir keluar setelah persentase kadar air antara sel menjadi lebih kecil (rendah). Proses pengaliran air secara osmosis ini memakan waktu yang lamanya bergantung pada besarnya kadar air mula-mula dan suhu panas yang dipergunakan. Agar hubungan antara sel dan sel lainnya tidak rusak, maka proses pengeringannya tidak boleh berlangsung terus-menerus. Tujuannya supaya terjadi keseimbangan kadar air antara bagian luar dan bagian yang lebih dalam dari butiran biji. Untuk mencapai keseimbangan kadar air, bahan yang dikeringkan tidak diberi udara panas tetapi dialiri udara biasa. Waktu yang dipergunakan selama proses ini disebut waktu istirahat atau "tempering period". Waktu pengeringan adalah waktu pengaliran udara panas ditambah waktu istirahat seluruhnya. Gambar 63. Mesin Pengering Biji “Grain Dryer” 85 Pengamatan kadar air yang hati-hati pada waktu pengeringan, adalah sangat penting demikian juga pada waktu panen dan penyimpanan. Dalam penanganan bijian, diperlukan ketrampilan dalam menaksir kadar airnya. Tetapi suatu penaksiran (bahkan penaksiran yang sudah terlatih), akan menjadi mahal, jika bijian itu tidak seragam kadar airnya. Untuk mengukur kadar air secara teliti yang dilakukan sewaktu-waktu perlu mempunyai suatu alat "moisture tester" pada usaha pertanian. Untuk memperoleh suatu contoh bijian yang mewakili keseluruhan, bahan dalam perneriksaan kadar airnya maka diambil sedikit bijian dari beberapa tempat dan kemudian campurkanlah (cara ini lebih baik daripada mengambil seluruh contoh dari suatu tempat. Suatu "grain probe" (penara butiran berbentuk tangkai merupakan alat yang memadai untuk mengambil contoh dari bijian). Perlu diingat bahwa kadar air bijian berbeda-beda dari satu tempat ke tempat yang lain dalam suatu alat pengering tipe bak. Beberapa alat pengering mempunyai pembuka khusus untuk memudahkan dalam pengambilan contoh untuk pemeriksaan. Akan tetapi, pemeriksaan contoh bijian dari suatu pengering tipe bak "batch dryer" waktu bijian sedang dikeringkan hanya akan memberikan suatu taksiran dari kadar air tersebut. Cara yang terbaik adalah mencampur secara bersama beberapa contoh bijian waktu alat pengering tersebut dikosongkan kemudian lakukan pemeriksaan terhadap campuran ini, atau pergunakan suatu "grain probe". untuk pengambilan contoh bijian kering pada truk atau lumbung. 86 Gambar 64. Alat pengering biji-bijian model “sangrai” Persentase kadar air pada bijian yang paling basah menentukan apakah bijian tersebut telah dikeringkan sampai suatu tingkat yang aman. Untuk mendapatkan suatu contoh yang mewakili bijian yang dikeringkan dalam suatu lumbung tempat penyimpanan, harus dilakukan dengan cara mengambil tiga buah contoh dalam jumlah yang kecil, satu pada bagian atas. Yang kedua di bagian tengah, dan satu lagi dekat bagian bawah. Ketika bijian sedang dikeringkan dalam tempat penyimpanan, perlu diadakan pengambilan contoh bahan lagi untuk menentukan contoh hasil pengeringan 1. Suhu Pengeringan Suhu 110°F adalah suhu paling tinggi yang dianjurkan bagi bijian untuk dijadikan benih ("seed grain") dan suhu 140°F untuk bijian yang dijual untuk keperluan konsumsi. Suhu 180°F sampai 220°F dapat digunakan bagi bijian yang diperuntukkan bagi makanan ternak. 87 2. Waktu Penyimpanan Bagi Bijian Berkadar Air Tinggi Pada penyimpanan dan pengeringan bijian basah adalah penting untuk diketahui berapa lama bijian itu dapat dikuasai tanpa menimbulkan kerusakan yang luar biasa (kehilangan bahan kering). Hal ini terutama diperlukan bagi "in- storage drying", yang memerlukan waktu beberapa hari, dan bagi penyimpanan bijian yang berkadar air tinggi diperlukan untuk membatasi periode-periode tanpa pengeringan. 3. Alat-alat Pengeringan Yang Menggunakan Energi Panas Buatan Suatu alat pengering yang menggunakan energi panas buatan dan sirkulasi udara sebagai medium untuk menguapkan air, merupakan satu instalasi yang terdiri dari berbagai komponen seperti : 1. Kipas untuk menghasilkan udara 2. Alat pembakar bahan bakar ("burner") 3. Ruang pengering, untuk tempat bahan yang akan dikeringkan 4. Pipa-pipa dan saluran-saluran untuk mengalirkan udara 5. Alat-alat pengatur clan alat-alat penyelamat Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu alat pengering ini ialah : 1. Biaya bahan bakar dan tenaga 2. Kecepatan penguapan air 3. Kecepatan aliran udara 4. Hasil yang diperobeh, baik kualitatif maupun kuantitatif 5. Keselamatan alat-alat clan bangunan-bangunannya Next >