< Previous 88 Sedangkan kapasitas suatu alat pengering dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1. Kadar air bahan mula-mula ketika dimasukkan 2. Banyaknya bahan yang dimasukkan per menitnya 3. Suhu udara pengering waktu masuk clan keluar alat pengering 4. Kecepatan aliran udara pengering 5. Kelembaban udara pengering 6. Suhu bahan ketika masuk dan keluar alat pengering 7. Suhu baban di berbagai bagian alat pengering 8. Lamanya bahan melalui alat pengering Alat Perontok Gabah(Paddy Thresher) Jenis padi yang ditanam di Indonesia ada dua macam, yaitu padi bulu dan padi cere (tak berbulu). Padi bulu umumnya tidak mudah rontok, dituai secara gedengan (buliran), dan dirontok ketika hendak digiling menjadi beras. Padi cere mudah rontok dan biasanya dipotong dengan tangkai pendek atau pada pangkal batang, kemudian dirontok. Cara merontok yang paling sederhana adalah dengan diiles (diinjak-injak dengan kaki). Alat-alat perontok yang sederhana berupa kayu atau bambu pemukul, tongkat perontok, sisir perontok, rak perontok, pondok pengirik, dan lain-lain, bergantung pada kebiasaan di daerah masing-masing. Gambar 65. Paddy Threshertenaga manual 89 Alat sederhana yang banyak dipakai adalah pedal perontok (thresher) yang terdiri atas sebuah drum yang terbuat dari lempengan-lempengan kayu yang disusun berjajar berkeliling membentuk silinder kayu dengan diameter, 36 - 38 cm, dan panjang 42 - 45 cm. Pada kayu-kayu ini ditancapkan gigi-gigi perontok yang terbuat dari kawat baja sebesar 3 mm. Gambar 66. Paddy Thresherdengan tenaga mesin Tebal lempengan-lempengan kayu tersebut 12 mm dan lebarnya 90 mm. Lempengan kayu ini disusun dengan jarak satu sama lain 15 mm. Poros dari drum pedal perontok ini dihubungkan dengan sebuah stang pemutar dan diteruskan ke pedalnya. Putaran drum dapat searah maupun berlawanan arah putaran jarum jam.Mesin perontok yang digerakkan dengan motor biasanya dilengkapi dengan alat (blower) pengembus kotoran-kotoran yangtidak diinginkan. Berdasarkan jumlah drumnya, ada mesin perontokdrum tunggal dan drum ganda. Drumperontok berbentuk silinder dengan 90 diameter 360- 420 mm, panjang 450 - 600 mm,Poros berdiameter 22 - 23 mm. Gigi perontok terbuat dari plat baja berdiameter 6 mm dan berbentuk U atau V, gigi perontok ini ditancapkan terbalik pada drum dengan las atau sekrup/mur. Tinggi gigi 60 mm. Gigi disusun dengan jarak antargigi 100 - 125 mm. Setiap drum perontok semacam ini nnempunyai 45 - 65 buah gigi dalam 10 atau 12 susun yang melingkari drum, dengan sistem pemasangan 1/2, 1/3, 1/4, 1/5,atau 1/6. Alat perontok bermotor (power thresher) dapat pula dilengkapi dengan sebuah rantai pengumpan (feeding chain) di muka drum perontok yang bergerak berputar ke samping sambil mengantarkan batang-batang padi bermalai ke arah drum perontok dengan kecepatan 1 - 2 m/detik. Butir-butir gabah yang masih menempel pada malai akan dihantam gigi-gigi perontok hingga rontok dari bulirnya.Gabah hendaknya sudah betul-betul tua dengan kadar air 20 - 22% (maksimum). Gabah akan hancur/pecah jika kadar airnya lebih besar. Cara pengoperasian alat ini berbeda-beda. Ada yang dipegangi pangkal malai/batang padi, dan ada pula yang dilemparkan langsung ke dalam ruangan perontokan (throw-in system). Pada sistem yang terakhir ini, malai padi dipotong sependek mungkin agar perontokannya sempurna. Pada alat perontok tersebut terdapat saringan gabah yang terletak di bawah drum perontok yang berfungsi sebagai saringan kotoran. Gabah turun ke bawah dan melewati saringan itu. Kotorannya, yang tidak dapat melewati saringan, akan diembus ke luar oleh kipas pengembus. Dengan sebuah screw conveyor (pendorong berbentuk uliran/sekrup), gabahturun ke bawah ini didorong ke samping, ke luar dari badan 91 perontok, dan ditampung dalam karung. Cara pembersihan gabah oleh alat pengembus dapat berlangsung dengan pemisahan tunggal (single select), pemisahan ganda (double select), maupun pemisahantingkat (triple select. Mesin Pengupas Gabah (Huller) Penggilingan gabah menjadi beras sosoh, dimulai dengan pengupasan kulit gabah. Syarat utama proses pengupasan gabah adalah kadar keringnya gabah yang akan digiling. Gabah kering giling berarti gabah yang sudah kering dan siap untuk digiling. Bila diukur dengan alat pengukur kadar air (moisture tester), kekeringan ini mencapai angka 14 - 141/2 %. Pada kadar air ini, gabah mudah digiling/dikupas kulitnya. Ada beberapa model dan tipe mesin pengupas gabah. Besarnya kapasitas penggunaannya sangat bervariasi; ada yang kecil, sedang, dan besar. Mesin ini sering disebut Huller atau Husker. Gambar 67. Alat pengupas gabah (Huller) 92 Beras yang dihasilkan alat ini dinamakan beras pecah kulit (beras P.K, brown rice). Beras ini berwarna kelabu putih, karena masih dilapisi lapisan dedak halus. Untuk menyosohnya menjadi beras sosoh, dibutuhkan alat lain yang akan memproseskan lebih lanjut. Ditinjau dari sumber tenaga penggeraknya, ada Huller yang digerakkan dengan tenaga manusia, tenaga hewan, tenaga air, (kincir), maupun tenaga motor diesel, gasolin, atau motor listrik. Dewasa ini, yang banyak dipakai masyarakat adalah Huller dengansistem rol karet (rubber roll), sistem bantingan (flash), dan tipe Engelberg. Sistem Rol Karet Dewasa ini, sistem rol karet sering ditemukan pada unit mesin penggilingan padi. Masing-masing pabrik membuat model dan tipe sendiri dengan spesifikasi tertentu. Berbagai merek dan model mesin pengolah padi dengan sistem ini telah banyak digunakan di Indonesia. Seluruhnya mempunyai prinsip cara kerja yang sama, sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam cara penggunaannya. Prinsip Kerja Rol Karet Di dalam bagian pengupasan (hulling head) terdapat dua buah rol karet yang berputar berlawanan arah, masing-masing berputar ke arah dalam. Kedua rol duduk pada dua poros yang terpisah satu sama lain, sejajar secara horizontal. Masing-masing rol berputar dengan kecepatan putaran besar-kecilnya gabah. Melalui pintu pemasukan, gabah turun dari bak penampungan dan jatuh di antara 2 buah silinder karet yang telah disetel jarak 93 renggangnya. Gabah dengan ukuran tebal tertentu akan terjepit di antara kedua silinder tersebut. Adanya gerakan dari kedua silinder menyebabkan kulit gabah terkoyak, sehingga gabah terkupas menjadi beras pecah kulit. Terkoyaknya kulit gabah dapat terjadi karena adanya perbedaan kecepatan putar dari kedua rol karet. Gesekan antara gabah dan rol karet menimbulkan panas yang dapat mengakibatkan karet lembek, hingga memperbesar pengausan rol. Oleh karena itu, perlu mengalirkan udara ke ruang pengupasan gabah agar dapat membantu mendinginkan rol karet. Aliran angin yang disalurkan ke bagian ini juga dapat berfungsi menyebarkan gabah yang turun dari bak penampungan serta beras pecah kulit dan sekam yang jatuh dari sela-sela rol karet. Konstruksi tiap-tiap model mesin pengupasan gabah dapat bermacam-macam; ada yang hanya terdiri atas bagian pengupasan gabah saja, ada pula yang dilengkapi unit pengembus. Pada model pertama, pembersihan beras pecah kulit dari sekamnya hams dilakukan terpisah dengan menggunakan alat pengembusan / winnower tersendiri. Pada model yang disebut belakangan, pekerjaan akan lebih praktis karena pemisahan/pembersihan beras pecah kulit dari sekam dapat dilakukan sekaligus tanpa perlu penambah alat pengembus sekam yang terpisah. Mengatur jarak renggang kedua rol Pengaturan jarak renggang yang tepat membantu memperpanjang umur pakai rol; sedangkan pengaturan jarak renggang yang terlalu sempit akan mempercepat pengausan rol karet. Jarak 94 renggang yang terlalu lebar dapat menurunkan efisiensi pengupasan gabah. Rol utama berada pada satu poros (sumbu/as) dengan puli pemutarnya pada posisi yang selalu tetap (tidak bergeser). Rol pembantu berputar pada sebuah poros, yang dapat digeserkan merenggang atau merapat terhadap rol utama. Mekanisme merenggang atau merapatnya rol pembantu ini terjadi karena adanya batang perenggang rol (1). Batang perenggang rol ini bekerja seperti pengungkit. Salah satu ujung perenggang ini dihubungkan dengan batang engkol (7) yang dapat bergeser secara radial, karena ujung batang enkol ini berporos pada sebuah baut yang berfungsi juga sebagai poros engsel (6). Jika tangkai pengatur (3) ditarik ke atas, maka batang perenggang (1) akan terdorong ke depan dan mendorong batang engkol (7) pada ujung yang lain, sehingga batang engkol bergerak secara radial pada poros engselnya (6). Dengan demikian rol pembantu yang mempunyai poros (sumbu) pada batang engkol ini akan menjauhkan diri dari rol utama, sehingga kedua rol merenggang satu sama lain (lihat gambar 62). Jika kita hendak merapatkan rol pembantu ke rol utama, maka tindakan sebagai berikut sebaiknya harus kita lakukan. Tangkai pengatur ditarik ke bawah, sehingga batang engkol bergeser secara radial mendekati sumbu rol utama; dengan demikian, jarak antara rol pembantu dengan rol utama menjadi kecil. Pengaturan jarak renggang selanjutnya dikerjakan dengan memutar-mutar roda pengatur jarak rol (2) searah atau berlawanan arah jarum jam, sehingga rol pembantu dapat bergeser merapat atau merenggang terhadap rol utama. Hal ini mungkin terjadi, karena batang perenggang dibuat berulir. 95 Ujung batang perenggang berhubungan dengan batang engkol pada sebuah poros engsel sebagai titik sambungannya. Batang perenggang yang dekat dengan titik sambung ini dilengkapi dengansebuah pegas (per) (8) yang akan memberikan tekanan pada kedua rol karet. Pegas ini sangat penting, supaya kedua rol memperoleh daya tarik yang sama kuat, sehingga proses pengupasan kulit gabah menjadi merata. Getaran yang timbul akibat benturan antara rol karet dan rol karet, antara rol karet dan sekumpulan gabah, getaran karena motor, dan lain-lain, dapat ditahan oleh adanya pegas ini, sehingga proses pengupasan tidak terganggu. Besarnya daya tarik dari pegas ini kira-kira 25-30 kgr Gambar 68. Pegas Setelan Rol Karet Ada cara lain untuk merapatkan atau merenggangkan kedua rol tersebut seperti pada Gambar67, tetapi prinsip kerjanya tetap sama. Poros rol utama selalu tetap pada tempatnya, sedangkan rol pembantu dapat bergeser merapat atau merenggang terhadap rol utama. Rol penuntun (lead roller) Gabah yang turun dari bak penampungan gabah harus menyebar rata selebar rol karetnya, sehingga pengausan rol dapat 96 merata pula. Jika gabah di bak penampungan sangat banyak, maka gabah yang jatuh ke rol karet akan berebutan dan berdesak-desakan, sehingga mengakibatkan volume gabah yang jatuh tidak sama banyaknya. Adakalanya banyak, adakalanya sedikit. Tidak sempurnanya penurunan gabah dari atas ini berakibat lanjut tidak sempurnanya pengupasan kulit gabah, dan efisiensi pengupasan menjadi rendah. Agar kontinuitas volume pemasukan gabah dapat sama banyak, maka di depan pintu pemasukan gabah dipasang rol penuntun. Bentuk rol penuntun seperti sebuah poros dengan tonjolan-tonjolan gigi sepanjang porosnya. Rol penuntun diputar pada porosnya melalui sebuah puli pemutar. Selama perputarannya, poros bergigi ini seolah-olah mencakar-cakar gabah yang berjubel di depan pintu pemasukan agar masuk ke ruang pengupasan, menuju ke rol karet yang ada di bawahnya. Rol penuntun ini pula yang menyebarkan gabah ke kanan ke kiri selebar rol karet. Dengan demikian, pengupasan dapat ,empurna dan pengausan karet merata, tidak hanya di bagian :engah saja. Puli dari rol penuntun diputar oleh poros sumbu utama melalui transmisi tali kipas. Mesin Penyosoh Beras Beras pecah kulit yang dihasilkan alat pengupas kulit, berwarna gelap kotor dan tidak bercahaya, karena bagian luarnya masih dilapisi lapisan kulit ari. Kulit ari atau lapisan bekatul (dedak halus) dapat dilepaskan dari beras pecah kulit ini, sehingga berasnya nampak lebih putih, lebih bersih, dan bercahaya. Proses perubahan beras pecah kulit dengan cara menghilangkan lapisan bekatul menjadi beras sosoh disebut "proses penyosohan" (atau 97 proses pemutihan beras, rice polishing, milling, whitening). Hasilakhir proses ini adalah beras sosoh dengan hasil camping (ikutan) berupa bekatul atau dedak halus. Dewasa ini, berbagai macam model dan tipe mesin penyosoh beras sudah banyak digunakan di Indonesia, baik yang diimpor maupun yang telah dibuat di dalam negeri. Alat ini dapat berdiri sendiri dan terpisah dari alat pengupas gabah, atau dapat pula merupakan suatu kesatuan (unit) mesin pengupas gabah dan penyosoh beras yang digabungkan sekaligus. Masing-masing model mempunyai ciri dan spesifikasi tertentu, yang harus diperhitungkan oleh pemilik dan operatornya. Keterampilan operator ikut menentukan tingginya efisiensi kerja mesin yang digunakanMelekatnya lapisan bekatul pada butiran beras tidak sama kerasnya, berbeda menurut jenis padi dan derajat keringnya gabah. Dengan terlepasnya lapisan kulit ari, beras menjadi putih dan bobotnya berkurang 5 - 6%, yang berupa lapisan perikarp, spermoderm perisperma, dan lapisan aleuron. Jumlah ini masih ditambah lagi dengan 2 - 3% yang berupa embrio serta kotoran lain. Sesudah disosoh, bobotnya berkurang sekitar 10% dari bobot semula. Beras pecah kulit yang dimasukkan ke dalam ruang penyosohan akan mengalami proses gesekan silinder penyosoh oleh dinding ruang penyosoh, dan juga mengalami gesekan antara beras dan beras dan melepaskan lapisan bekatulnya. Semakin lama beras berada di dalam ruang penyosoh dengan proses gesek-menggesektersebut, maka semakin lama berasnya tersosoh dan lapisan bekatulnya semakin banyak yang terpisah. Silinder penyosoh dapat terbuat dari besi ataupun batu yang dicetak (gerinda). Sebagian beras akan pecah atau patah, baik disebabkan karena patah mekanis maupun patah Next >