< Previous 98 fisik. Banyaknya beras yang patah dihitung dalam % (persen), yaitu besarnya persentase beras pecah (broken rice) yang terdapat di dalam beras sosoh. Beberapa Cara Penyosohan Beras Berdasarkan proses penyosohan beras, kita mengenal beberapa tipe alat penyosoh, yaitu: 1. tipe gesekan (speed type, grinding type, abrasive roll type) 2. tipe tekan (pressure type, friction type) 3. tipe benturan (collision type) Tipe yang disebut terakhir ini jarang dibuat dan biasanya hanya digunakan untuk keperluan tes atau percontohan saja. Pada tipe gesekan, lapisan dedak pada beras pecah kulit digesek oleh batu gerinda yang mempunyai permukaan yang kasar dan berputar pada sebuah sumbu. Lapisan luar beras pecah kulit dipecah dan dirobek oleh permukaan batu yang tajam tapi yang selalu akan aus. Bagian ini berputar cepat pada sumbunya. Pecahan dedak halusnya lebih kecil dan lebih halus daripada yang dihasilkan oleh tipe tekan Pada tipe tekan(friction type), proses penyosohan dilakukan dengan memberikan tekanan pada butiran-butiran beras. Tekanan ini diteruskan pada semua butiran beras, sehingga masing-masing butiran akan bergesekan satu sama lain dan terkupaslah lapisan dedak halusnya. Lapisan dedak ini akan terpotong-potong menjadi butiran-butiran kecil. 99 Permukaan batu gerinda pada tipe gesekan dapat merobek lapisan dedak yang halus dan menghaluskan permukaan butiranbutiran biji tanpa mengakibatkan terlalu banyak pecahnya biji, sekalipun bagian dalam biji masih agak lunak. Pada tipe ini, tekanan yang diberikan pada butiran beras cukup besar, sehingga butiran beras akan saling melepaskan lapisan dedak halusnya. Hasil akhirnya berupa beras yang lebih bersih dan seragam. 1. Penyosoh Beras Tipe Gesekan Alat ini terbuat dari silinder batu gerinda yang dicetak. Batu penyosoh duduk pada sebuah dudukan yang dihubungkan menjadi satu dengan sebuah sumbu vertikal. Jika sumbu ini diputar oleh motor penggerak, batu penyosoh akan ikut berputar. Batu penyosoh ini berbentuk konis (kerucut), dengan diameter bagian atasnya lebih besar daripada bagian bawah, dan terbuat dari adonan batu yang dicetak dan dibuat mudah aus (lihat gambar 69). Di sebelah luar batu ini dipasang saringan dedak yang terbuat dari plat baja. Antara batu penyosoh dan saringan terdapat sebuah ruangan; jarak antara kedua bagian ini adalah 11 -17 mm. Ruangan ini dinamakan ruang penyosohan dan nantinya akan diisi dengan beras pecah kulit yang hendak disosoh. Di luar tabung saringan terdapat ruangan untuk menampung dedak halus yangkeluar dari lubang saringan. Dinding luar dan ruangan ini rapat angin dan merupakan pula dinding terluar dari bagian alai penyosoh dengan batu gerinda. Dinding luar ini diberi jendela-jendela yang dapat dibuka sewaktu-waktu untuk membersihkan dedak halus maupun menir halus yang menempel pada saringan dedak halus. Pada saringan dedak dipasang bantalan karet (rubber brake) untuk membagi ruangan 100 penyosohan menjadi beberapa ruangan secara vertikal. Bantalan karet ini juga berfungsi sebagai rem (penghambat) untuk membatasi gerak beras yang disosoh. Pada mesin model yang lain, ruang penyosohannya tidak dilengkapi dengan bantalan karet. Jadi, dedak halus yang keluar dari saringan langsung diisap oleh baling-baling pengisap, dan diteruskan melalui pipa penghubung menuju ke "cyclone". Pintu pengeluaran, beras sosoh dilengkapi dengan sebuah daun pintu berengsel, yang diberi anak batu pemberat (balance Weight). Dengan menggeser anak batu pemberat ini ke luar atau ke dalam pada lengan penyangganya, maka beras sosoh yang dihasilkan akan menjadi putih atau kurang putih. Usahakanlah agar selalu terjadi keseimbangan antara pemasukan beras pecah kulit dan pengeluaran beras sosohnya, sehingga diperolehhasil beras sosoh yang seragam dan efisiensi penyosohan yang tinggi. Gambar 69. Mesin Penyosoh Tipe Gesekan 101 2. Penyosoh Beras Tipe Silinder a. Penyosoh tanpa tekanan angin (Engelberg) Model ini diimpor dari luar negeri dan sudah tersebar luas pemakaiannya di Indonesia jauh sebelum diperkenalkannya mesin-mesin pengolah beras buatan Jepang. Konstruksinya sederhana dan sebenarnya khusus dibuat hanya untuk keperluan pengupas gabah, yang lebih dikenal dengan sebutan HullerGabah. Namun, alat ini dapat pula dipergunakan untuk menyosoh beras, walaupun kini hasilnya dianggap kurang memuaskan. Mesin penyosoh model ini termasuk tipe tekan (friction type) dengan RPMrendah dan beban tahanan yang diberikan pada butiran-butiran beras lebih besar daripada tipe gesekan (grinding type). Cara kerja alat ini tidak ubahnya seperti pada proses pengupasan gabah menjadi beras pecah kulit. Modelbaru tipe ini sudah diperbaiki dengan menambah alat pengembus untuk mengembuskan dedak halus yang menempel pada butiran beras. Dengan alat ini, proses penyosohan tidak perlu diulang-ulang, cukup hanya sekali raja. Gambar 70. Penyosoh tanpa tekanan angin (Engelberg) 102 Beras yang dihasilkan masih sedikit mengandung dedak halus dan jumlah persentase beras patahnya tinggi. b. Penyosoh dengan tekanan angin (Jet Air Polisher) Sistem ini mirip dengan tipe Engelberg, tetapi sudah jauhmengalami penyempurnaan. Silinder rol penyosoh terbuat dari besi baja, yang dicetak dengan 2 buah alur memanjang serta diberi lubang memanjang untuk jalannya udara yang diembuskan alat pengembus ke dalamnya. Silinder penyosoh ini dipasang pada sebuah sumbu (poros), yang juga berlubang memanjang. Di sepanjang poros ini terdapat lubang-lubang di kanan dan kiri yangsaling berhadapan, yang dimaksudkan sebagai jalan pengaliran udara dari blower. Di sebelah luar silinder penyosoh ini dipasang setangkup (2 buah) saringan dedak (screen) yang berbentuk segi 6 (heksagonal) atau segi 8 (oktagonal), terbuat dari besi baja. Antara silinder dan saringan terdapat ruang penyosohan; di sinilah beras pecah kulit diproses menjadi beras putih. Gambar 71. Mesin penyosoh beras tipe silinder 103 Bagian ujung silinderpenyosoh tertutup, sedangkan bagian pangkalnya dipasang pendorongberulir (screw conveyor), yang berupa silinder berulir seperti sekrup untuk mendorong beras pecah kulit, yang turun dari bagian atas menuju ke ruang penyosohan. Poros dan pendorong berulir ini diputar oleh pull pemutar, yang digerakkan oleh motor penggerak melalui transmisi tali kipas. 9) Macam dan Jenis Alat Laboratorium Laboratorium dengan fasilitas bangunan yang lengkap, sarana yang cukup, peralatan yang memadai, serta administrasi yang baik, dan mempunyai tenaga ahli yang terampil akan memberikan kenyamanan kerja bagi pengguna yang melakukan kegiatan di laboratorium. Keberhasilan dalam mengelola laboratorium memerlukan keterampilan, perencanaan, dan organisasi yang baik. Kunci keberhasilan suatu laboratorium adalah pengelola beserta tenaga kerja lainnya; seperti staf, peneliti, analis, teknisi dan operator. Agar laboratorium dapat berfungsi dan selalu siap melakukan kegiatan sesuai perannya dengan baik, harus dilengkapi dengan peralatan laboratorium yang memadai. Peralatan tersebut antara lain : Oven Listrik, Moisture Tester-OHAUS, autoklaf, Analitical Ballance-OHAUS, Laminar Air Flow Cabinet, Inkubator, Mikroskop Binokuler, dan sebagainya. Laboratorium tidak hanya ditentukan oleh banyaknya personel dari laboratorium itu, tetapi lebih diutamakan kepada kemampuan untuk menghasilkan data hasil pengujian yang bermutu yang sesuai standar. Dalam mencapai standardisasi mutu tersebut, data yang dihasilkan oleh laboratorium harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 104 Obyektif; data yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Representatif; data mewakili kumpulannya. Teliti dan tepat; data terjamin kebenarannya. Tepat waktu; sesuai dengan kebutuhan pada saat tertentu dan. Relevan; menunjang persoalan yang dihadapi Berbagai faktor menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian dan atau kalibrasi yang dilakukan oleh laboratorium ; faktor-faktor tersebut meliputi: Faktor manusia. Kondisi akomodasi dan lingkungan. Metode pengujian dan validasi metode Peralatan. Ketertelusuran pengukuran. Pengambilan contoh. Penanganan barang yang diuji. Peralatan Pengujian Mutu Benih Agar laboratorium dapat berfungsi dan melaksanakan perannya dengan baik, harus dilengkapi dengan peralatan labratorium. Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka peralatan laboratorium juga berkembang dengan pesat. Dewasa ini banyak peralatan modern yang lebih teliti dan efisien dari pada peralatan laboratorium sebelumnya. Peralatan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehandalan hasil uji selain faktor manusia, kondisi akomodasi dan lingkungan, metode pengujian dan validasi metode, ketelusuran pengukuran, pengambilan contoh dan penanganan barang uji; sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelum ini. 105 Dalam laboratorium pengujian mutu benih tanaman, diperlukan berbagai alat yang mendukung pengujian dengan jenis pengujian yang meliputi pengujian fisik (penetapan kadar air, dan analisis kemurnian benih), pengujian fisiologis (pengujian daya berkecambah benih, viabilitas benih secara biohemis, daya vigor), pengujian kesehatan benih (pengujian cendawan, pengujian bakteri, pengujian virus, dan pengujian nematoda terbawa benih) Peralatan yang digunakan di dalam laboratorium dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu peralatan utama (spesifik) yang harus tersedia, dan peralatan umum yang bersifat pendukung. Oven Listrik Alat ini digunakan sebagai pengering benih dalam penetapan kadar air dengan spesifikasi sebagai berikut : air Kapasitas : 118 L, Ukuran: 890 x 40 x 770 mm, Suhu : 40 – 300 ºC, Kisaran : ± 0,75 ºC, Daya Listrik : 750 W, Beroperasi secara otomatis, melalui pemrograman. Jumlah papan/rak : 3, Berat : 56 kg. Gambar 72. Oven listrik 106 Moisture Tester-OHAUS Alat ini digunakan sebagai alat pengukur besaran/tetapan kadar air benih dan beroperasi secara otomatis (computerize), dengan spesifikasi sebagai berikut : Suhu : 40 – 300 ºC, Kisaran : ± 0,05 ºC, Daya Listrik: 750 W, Untuk penetapan kadar air berbagai macam jenis benih, Prinsip kerja, penguapan dan perhitungan selisih berat bahan Gambar 73. Moisture Tester-OHAUS Analitical Ballance-OHAUS Alat ini digunakan untuk menimbang benih murni dan material pencampur dalam analisis kemurnian fisik benih, dengan spesifikasi sebagai berikut : Kapasitas : 60 g, Akurasi : 0,0001 g, Waktu stabil : 5 detik, Diameter pan : 90 mm, Daya Listrik : 250 W, Beroperasi secara otomatis, melalui pemrograman. Jarak pan dengan tutup atas : 250 mm, Dinding kaca kiri-kanan-atas, sistim geser 107 Gambar 74. Analitical Ballance-OHAUS Mikroskop Binokuler Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan Next >