< Previous Gambar 1.3 Ivory c) Melon Madu Dari semua jenis melon, melon madulah yang memiliki rasa yang paling manis. Melon ini memiliki ciri fisik yaitu kulit luar berwarna hijau keputihan dengan tekstur halus dan mengkilat. Melon Madu juga memeliki daging buah berwarna hijau pucat seperti melon hijau. (gambar 1.4) Gambar 1. 4 Melon Madu d) Honey Globe Varietas honey globe memiliki ciri khas warna kulit hijau muda dan tidak berjaring. Bentuk buah bulat oval,rasa buah creamy istimewa, tak berserat, harum, sangat manis, berair, tebal buah 3.5 cm, rongga tengah kecil. (gambar 1.5) Gambar 1.5 Honey Globe e) Golden Nama golden diambil dari kulit buahnya yang berwarna kuning keemasan. Daging buahnya berwarna putih. Digolongkan ke dalam melon tipe kulit halus. Ada dua jenis golden melon yang dibudidayakan, yaitu golden light melon dengan bentuk bulat dan golden langkawi melon dengan bentuk lonjong. Jenis golden light lebih digemari karena ukurannya yang lebih kecil dibandingkan bentuk yang lonjong. Selain itu, teksturnya lebih renyah dan rasanya lebih manis tetapi tidak beraroma harum. (gambar 1.6) Gambar 1.6 Golden f) Apollo Melon eksklusif yang di pasar disebut melon golden ini berkulit kuning mulus tanpa faring. Bentuk buah oval. Daging buah putih renyah dengan kadar kemanisan I1-131 briks. Pertanaman berpotensi menghasilkan 1-2,5 kg buah. Umur panen 65 HST. Per sachet berisi 550 butir benih. (gambar 1.7) Gambar 1.7 Apollo g) Renong Jika dilihat dari fisiknya, buah ini hampir menyerupai blewah. Berbentuk bulat dengan ruas-ruas di kulit luarnya. Hanya, kulit buah ini berwarna lebih putih, mulus, dan bersih dibandingkan dengan blewah. Warna daging buahnya orangye muda, dengan tekstur yang renyah dan rasa yang manis (gambar 1.8) Gambar 1. 8 Renong h) Melon Jingga (Cantaloupe) Melon jingga memiliki ciri-ciri fisik hampir sama dengan melon hijau yaitu memiliki kulit yang keras, tebal dan berurat seperti jala . Bedanya dengan melon hijau hanya pada warna kulitnya. Melon jingga memiliki warna kulit yang lebih hijau dibandung dengan melon lokal dan warna daging buahnya berwarna jingga. Selain itu melon jingga mengandung betakaroten yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis melon yang lain. (gambar 1.9) Gambar 1.9 Melon Jingga ( Cantaloupe) i) Sakata Salah satu varietas rockmelon yang paling dikenal di Indonesia yaitu melon sakata. Meski, melon yang nenek moyangnya berasal dari Jepang ini, masih jarang dibudidayakan di Indonesia. Sekadar informasi, melon sakata baru dibudidayakan medio 2006, sedangkan melon yang selama ini kita konsumsi sudah dibudidayakan sejak tahun 1980-an. Padahal, melon Jepang, begitu nama lainnya, mempunyai penampilan yang menarik. Karena, jaring kulitnya lebih tebal dan rapat ketimbang varietas rockmelon lainnya. Dan, karena hal inilah, ia juga dikenal dengan istilah melon eksotik atau sakata glamour. Di samping itu, melon sakata mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan melon berdaging putih. Buah yang mempunyai bobot rata-rata 2−2,5 kg (maksimal 3,2 kg, red.) ini, juga mempunyai harga jual yang lebih tinggi dan stabil (gambar 1.10) Gambar 1.10 Sakata j) Australia Super Melon ini bobotnya 1,5 kg. Kulit buah hijau muda dan berjaring tebal sangat rapat. Warna daging buah jingga. Tingkat kemanisan 11° briks. Tekstur daging renyah dan banyak mengandung air (gambar 1.11) Gambar 1. 11 Australia Super k) MAI 116 dan MAI 119 Melon Asli Indonesia ini diproduksi oleh CV Multi Global Agrindo (MGA) Karanganyar. Bobot buahnya MAI 119 bisa mencapai 3,5 kg tetapi MAI 116 lebih kecil, buahnya bulat, kulitnya berwarna hijau dan berjala. Daging buahnya berwarna orange (MAI 11), kuning muda (MAI 119) rasanya manis,, dan teksturnya kenyal. Umur panennya berkisar 65 hari (HST). (gambar 1.12) Gambar 1.12, Melon Asli Indonesia (MAI) l) Ladika Melon ladika, singkatan Lahir di Karanganyar juga diproduksi oleh CV Multi Global Agrindo (MGA) Karanganyar, melon berbentuk lonjong dengan jaring rapat dan berwarna jingga saat sudah matang. Daging buahnya pun jingga dengan kadar kemanisan bisa mencapai 14-16° briks. Bobot buah 1,8-2,2 kg. Umur panen 65 HST. (gambar 1.13) Gambar 1.13 Ladika d. Persyaratan Teknis Untuk menentukan tanaman yang akan dipilih sebagai sarana agribisnis salah satu pertimbangan yang digunakan adalah mengetahui persyaratan teknis, aspek ini sebagian besar adalah kondisi riil yang ada di alam dan merupakan daya dukung untuk kegiatan agrisbis tersebut, antara lain meliputi; 1) Iklim a) Angin yang bertiup cukup kencang, dapat merusak pertanaman, dapat mematahkan tangkai daun, tangkai buah bahkan batang tanaman. b) Hujan yang terus-menerus akan menggugurkan calon buah yang sudah terbentuk dan dapat pula menjadikan kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi pathogen. Saat melon menjelang panen, hujan dapat mengurangi kadar gula dalam buah. c) Tanaman memerlukan suhu untuk perkecambahan 25 – 35⁰ C. Untuk pertumbuhan : 20 – 30⁰ C. Saat proses pemasakan buah 26⁰ C pada siang hari, dan 16⁰C pada malam hari. Tanaman tidak dapat tumbuh apabila suhu < 18⁰C. d) Sehingga tanaman memerlukan sinar matahari penuh 10 – 12 jam / hari selama pertumbuhannya. e) Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan, pada kelembaban yang tinggi, tanaman melon mudah diserang penyakit. Kelembaban yang ideal antara 70 % - 80 %. 2) Ketinggian Tempat Tanaman melon dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 300 – 900 meter dari permukaan laut.Ketinggian > 900 meter tidak berproduksi secara optimal. 3) Topografi Agribisnis tanaman buah melon sebaiknya pada topografi yang datar sehingga penanganannya sedikit resiko, mudah dan lancar. 4) Media Tanaman a) Tanah yang baik untuk budidaya melon adalah liat berpasir yang kaya bahan organik, dengan drainase yang baik, sebab tanaman tidak menyukai tanah yang terlalu basah. Pada dasarnya membutuhkan air yang cukup banyak, tetapi sebaiknya air dari irigasi bukan dari air hujan. b) Tanah yang baik untuk tanaman melon adalah bekas tanaman padi, jagung dan tebu. c) Tidak baik ditanam pada tanah yang asam secara terus-menerus. Melon akan tumbuh baik pada pH 5,8 – 7,2 e. Aspek Pasar Setiap usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas. Dalam aspek pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu dicermati adalah; Ada-tidaknya pasar ( bisa pasar lokal/swalayan/restoran/hotel dan regional atau ditingkat propinsi) Seberapa besar pasar yang ada Peta kondisi pesaing, terutama untuk produk yang sejenis Perilaku konsumen Strategi yang dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut pasar yang ada. Untuk mengetahui ada tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar, serta perilaku konsumen, maka perlu dilakukan pengamatan pasar, dengan cara: - Melakukan survey dengan terjun langsung ke pasar untuk melihat kondisi pasar yang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui jumlah pembeli dan pesaing. - Melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang dianggap memegang peranan. Dalam hal ini melakukan wawancara kepada pesaing secara diam-diam. - Menyebarkan kuesioner ke berbagai calon konsumen untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen saat ini. Dalam hal ini untuk mengetahui jumlah konsumen, daya beli dan selera. Permintaan pasar pada dasarnya menunjukkan besarnya kuantitas permintaan konsumen atas produk, segmentasi pasar juga merupakan bagian penting dalam menentukan golongan konsumen yang potensial, dan persaingan dari perusahaan lain, merupakan unsur -unsur yang penting dalam menetukan perilaku pasar dalam hal ini sebagai pertimbangan untuk menentukan produk komoditas yang akan ditawarkan Diharapkan dengan mempertimbangkan aspek pasar ini pemilihan penentuan jenis melon lebih akurat lagi. f. Pertimbangan Aspek Ekonomis Tujuan utama dari suatu usaha adalah memperoleh keuntungan atau laba finansial. Karena itu, penentuan layak tidaknya suatu rencana usaha akan ditentukan oleh perhitungan-perhitungan dalam analisis ekonomis. Apabila analisis kelayakan dilakukan dengan benar dan hasilnya menunjukkan layak untuk dilaksanakan, maka pelaksanaannya jarang mengalami kegagalan. Kecuali analisis kelayakan usaha dilakukan dengan data yang tidak benar dan atau karena adanya faktor- yang tidak terkontrol misalnya terjadi bencana alam. Sebelum menguraikan berbagai hal tentang analisis ekonomis, perlu terlebih dahulu memahami masalah pembiayaan, pendapatan, dan penyusutan. 1) Pembiayaan Untuk mampu menghitung pembiayaan, terlebih dahulu Anda memahami pengelompokan dalam pembiayaan. Biaya dikelompokan menjadi 2, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). a. Fixed Cost (biaya tetap), yaitu biaya yang besarnya tidak berubah walaupun terjadi penambahan pada volume produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: gaji dan tunjangan, peralatan/perlengkapan (sprayer, cangkul, bak penampung air, gembor dsb), biaya penyusutan (depreciation), biaya perawatan mesin dan gedung, biaya perijinan, bunga kredit, asuransi, pajak perusahaan, dan biaya tak terduga, dan lain-lain. b. Variabel Cost (biaya tidak tetap), yaitu: biaya yang besarnya berubah sesuai dengan penambahan dari volume produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: sarana produksi (bibit, pupuk dan obat-obatan) dan Upah harian tenaga kerja. Selain kedua kelompok pembiayaan diatas, dalam penerapannya masih terdapat pengeluaran pembiayaan lain seperti halnya untuk pengadaan tanah, bangunan, peralatan, maupun pembiayaan lainnya. Sehingga apabila dikelompokan, maka kelompok pembiayaan ini masuk kedalam kelompok Modal Investasi dan Modal Kerja. c. Modal investasi, yaitu modal yang dipergunakan untuk keperluan pengadaan atau pembelian fasilitas yang tidak langsung habis pakai, namun apablia akan digantipun dalam waktu relatif lama. Termasuk kedalam kelompok modal investasi adalah: tanah, bangunan, mesin, peralatan pabrik, perijinan, pengadaan alat-alat transportasi, peralatan kantor, perabot kantor, instalasi air dan listrik dan lain lain. d. Modal kerja, yaitu: modal yang dipergunakan untuk membiayai keseluruhan kegiatan agar usaha berjalan lancar sesuai dengan rencana setelah investasi dianggap memadai. Termasuk kedalam kelompok modal kerja antara lain: bahan baku, bahan Next >