< Previous 83 'super-' dan 'sub-'). Dibuat pula satu takson di atas Phylum, yaitu Regnum (secara harafiah berarti Kingdom atau Kerajaan) untuk membedakan Prokariota (terdiri dari Regnum Archaea dan Bacteria) dan Eukariota (terdiri dari Regnum Fungi atau Jamur, Plantae atau Tumbuhan, dan Animalia atau Hewan). Hewan air dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu berdasarkan ada tidaknya tulang belakang. Invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang) dan Vertebrata (hewan yang memiliki tulang belakang). a) Invertebrata Air Hewan invertebrata air banyak sekali disekitar kita misalnya, bekicot, kerang, udang, dan cumi-cumi. Anggota hewan invertebrata mencapai 90% dari semua spesies hewan yang ada di darat maupun di air dengan ukuran tubuh yang bervariasi. Berikut ini kita akan membahas tentang beberapa anggota filum invertebrata. (1) Filum Porifera Porifera berasal darai kata porus (lubang-lubang kecil) dan fera (mengandung). Jadi, porifera berarti hewan yang memiliki pori. Porifera merupakan hewan metazoan paling sederhana yang memiliki banyak sel. Makanan porifera berupa plankton atau bahan organik yang masuk bersama air yang melewati pori. Porifera memiliki 3 tipe saluran air yaitu tipe askon, tipe sikon, dan tipe leukon/argon. Porifera bisa bereproduksi dengan cara aseksual dengan membentuk kuncup dan seksual. Filum porifera memiliki 3 kelas antaranya : (1) Kelas Calcarea. (2) Kelas Hexactinellida. (3) Kelas Demospongiae. 84 (2) Filum Coelenterata. Coelenterata berasal dai kata yunani , koilos (rongga) dan enteron(usus). Jadi, Coelenterata adalah hewan yang berongga. Coelenterate termasuk metazoan yang bersifat diploblastik, bentuk tubuh simetri radial, mulut dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa, alat gerak dan alat pertahanan. Reproduksi berlangsung secara aseksual dan seksual. Coelenterate dapat digolongkan menjadi tiga kelas yaitu (a) Kelas Hyrdozoa. (b) Kelas Scyphozoa. (c) Kelas Anthozoa. (3) Filum Platyhelminthes Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih (platy = pipih, helminthes = cacing). Cacing pipih merupakan hewan triploblastik aselomata. Hewan ini tidak memiliki system peredaran darah dan respirasi, alat pencernaannya tidak sempurna dan alat ekskresinya berupa sel api. Filum Platyhelminthes dikelompokan menjadi 3 kelas yaitu: (a) Kelas Turbellaria (cacing bersilia/berbulu getar). (b) Kelas Trematoda (cacing isap). (c) Kelas Cestoda (cacing pita). (4) Filum Nemahelminthes Filum Nemathelminthes merupakan hewan triploblastik pseudoselomata. Nama nemathelminthes berasal dari bahasa yunani (nematos = benang, helminthes = cacing). Anggota kelompok cacing ini memiliki tubuh bulat panjang dan tidak bersegmen. Oleh sebab itu, cacing benang dikenal juga dengan cacing gilik. Pada umumnya permukaan tubuh cacing gilik ditutupi oleh lapisan kutikula. 85 (5) Filum Annelida Kata annelida berasal dari bahasa yunani, yaitu annulus yang berarti gelang atau segmen . Jadi annelida dapat diartikan sebagai cacing yang bertubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin/gelang. Filum annelida memiliki tiga lapisan dinding tubuh (triploblastik). Cacing ini memilki sistem peredaran darah tertutup, sistem saraf, sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem ekskresi dan sistem pernapasan. Sisa metabolisme diekskresikan melalui nefridium dan pernapasan biasa dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya. Filum Annelida dapat dikelompokan menjadi 3 kelas yaitu : (a) Kelas Polychaeta. (b) Kelas Oligochaeta. (c) Kelas Hirudinea. (6) Filum Mollusca Nama filum Mollusca berasal dari bahasa latin, mollus berarti lunak. Jadi mollusca berarti hewan yang bertubuh lunak. Mollusca termasuk hewan triploblastik. Filum Mollusca memiliki tubuh lunak, simetri bilateral, dan tidak beruas-ruas. Memiliki mantel yang dapat membuat cangkang dari bahan CaCO3 dan kelenjar lendir. Bersifat kosmopolit, memiliki sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, sistem saraf, sistem reproduksi dan sistem otot. Alat-alat tersebut dibungkus oleh mantel yang terbuat dari jaringan khusus. Filum Mollusca dapat dikelompokkan menjadi 5 kelas yaitu: (a) Kelas Amphineura. (b) Kelas Gastropoda. (c) Kelas Pelecypoda. 86 (d) Kelas Scaphopoda. (e) Kelas Cephalopoda (7) Filum Arthropoda Nama Filum Arthropoda berasal dari kata arthros = ruas, podos = kaki. Jadi, arthropoda adalah hewan yang memiliki kaki yang beruas-ruas. Arthropoda merupakan hewan triploblastik selomata, tubuhnya simetris bilateral dan terbungkus oleh zat kitin. Arthropoda memiliki sistem pencernaan yang sempurna, sistem peredaran darahnya terbuka, bernafas dengan trakea, insang, paru-paru buku atau melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa metabolismenya diekskresikan melalui pembuluh malpighi dan reproduksinya dilakukan secara aseksual dan seksual. Arthropoda dikelompokkan menjadi 5 kelas yaitu: (a) Kelas Crustacea. (b) Kelas Insecta. (c) Kelas Diplopoda. (d) Kelas Chilopoda. (e) Kelas Arachnida. (8) Filum Echinodermata Nama Filum Echinodermata berasal dari kata yunani echinos (duri) dan derma (kulit). Jadi, echinodermata berarti hewan yang memiliki kulit berduri. Echinodermata termasuk hewan triploblastik selomata, semua anggotanya hidup di laut. Bentuk tubuhnya pada saat dewasa simetris radial, sedangkan larvanya berupa simetris bilateral. Saluran pencernaan sederhana dan ada beberapa jenis yang tidak memiliki anus. 87 Echinodermata dapat dikelompokkan atas 5 kelas yaitu: (a) Kelas Asteroidea (bintang laut). (b) Kelas Echinoidea (landak laut). (c) Kelas Ophiuroidea (bintang ular). (d) Kelas Crinoidea (lilia laut). (e) Kelas Holothuroidea (mentimun laut atau teripang). (9) Filum Chordata Hanya sedikit sekali anggota Filum Chordata yang memiliki notokorda yang tidak tergantikan dengan tulang punggung. Lanselet dan tunikata merupakan contoh chordata invertebrata. b) Vertebrata Air Vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki tulang belakang mereka umumnya memiliki tubuh simetri bilateral, rangka dalam, dan berbagai alat tubuh. Vertebrata telah memiliki alat tubuh yang lengkap antara lain sebagai berikut: (1) sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga anus. (2) sistem peredaran darah tertutup. (3) alat ekskresi berupa ginjal. (4) alat pernafasan berupa paru-paru atau insang. (5) sepasang alat reproduksi dikanan dan dikirif. sistem endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon. (6) sistem saraf yang terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) serta susunan saraf tep (serabut saraf). 88 Vertebrata air dikelompokan atas beberapa kelas: (1) Chondrichthyes, merupakan kelompok ikan bertulang rawan. Mereka antara lain hiu, ikan pari. Kelompok ikan ini memiliki tipe sisik tlakoid dan glanoid. (2) Osteichthyes, merupakan kelompok ikan bertulang sejati. Contoh kelompok ikan tersebut adalah ikan salmon dan ikan belut. (3) Amphibia, merupakan kelompok hewan yang dapat hidup diair dan didarat. Larva biasa hidup diair dan bernafas dengan menggunakan insang. Dewasanya hidup didarat dan bernafas dengan paru-paru. 3) Pengelompokan berdasarkan jenis makanan Pakan yang dimakan oleh ikan dikelompokkan menjadi golongan tanaman, hewan, atau campuran. Pakan campuran adalah gabungan antara golongan hewan dengan tanaman atau pakan selain golongan hewan atau tanaman, seperti sampah, detritus, dan bangkai. Berdasarkan kepada jenis pakannya, komoditas budidaya perairan secara alamiah dikelompokan kedalam 3 golongan, yaitu herbivora, omnivora, dan karnivora. Namun demikian, pengelompokan ini tidak kaku, melainkan bersifat fleksibel. Di lingkungan budidaya perairan, melalui pelatihan makan (weaning), spesies tersebut ternyata bisa menerima apapun jenis dan bentuk pakan yang diberikan. Sebagai contoh, kerapu yang masuk ke dalam golongan ikan karnivora (pemakan daging segar atau pakan hidup) ternyata sudah bisa mengonsumsi pakan dalam bentuk pelet kering. a) Herbivora Golongan herbivora adalah spesies akuakultur dengan makanan utamanya berupa tanaman (nabati). Contohnya adalah ikan Gurami sebagai pemakan daun (makrofita); kowan dan tawes sebagai pemakan rumput (makrofita); ikan mola dan tambakan sebagai pemakan fitoplankton (mikrofita); bandeng sebagai pemakan klekap; 89 serta sepat sebagai pemakan fitoplankton atau perifiton. Klekap adalah koloni makanan alami yang terdiri dari lumut, perifiton, dan benthos yang tumbuh didasar tambak. Spesies herbivora pemakan fitoplankton disebut pula sebagai herbivor microfiltering (fitofagus). b) Karnivora Golongan karnivora adalah spesies akuakultur pemakan daging (hewani) sehingga spesies ini disebut ikan predator. Contohnya adalah kerapu, kakap putih, betutu, belut, udang, dan lobster. Dalam akuakultur, ikan predator diberi pakan berupa ikan rucah segar atau memangsa ikan lainnya dan ikan liar yang berukuran lebih kecil. Umumnya, spesies predator relatif sulit menerima pakan buatan, antara lain berupa pelet. Kerapu dan kakap putih sudah bisa menerima pakan pelet melalui serangkaian pembelajaran makan. c) Omnivora Golongan omnivora adalah spesies akuakultur yang bisa makan segala jenis makanan. Makanan yang dikonsumsi spesies ini bisa sebagian besar dari kelompok nabati sehingga disebut ikan omnivora yang cenderung herbivora. Spesies golongan ini juga mengonsumsi makanan yang sebagian besar dari kelompok hewani sehingga disebut ikan omnivora yang mengarah ke karnivora. Selain itu, spesies golongan ini juga bisa mengonsumsi makanan dan kelompok bahan organik yang sedang dalam proses pembusukan sehingga disebut scavenger feeder, dari kelompok sampah organik (detritus) sehingga disebut detritur feeder. 90 4) Pengelompokan berdasarkan penyebaran geografis Penyebaran geografis dari spesies budidaya perairan disebabkan oleh kebutuhan biologis organisme terhadap lingkungan dan daya adaptasi. Hal ini bisa menyebabkan suatu spesies berbeda kehidupannya secara geografis. Perbedaan geografis tersebut dapat ditentukan berdasarkan topografi dan garis lintang. Berdasarkan topografi, spesies budidaya perairan terdiri dari : a) Ikan-ikan dataran tinggi – sedang. b) Ikan-ikan dataran rendah. Berdasarkan garis lintang, spesies budidaya perairan terdiri dari: a) Ikan tropis. b) Ikan subtropics. c) ikan daerah dingin (cold water fin fish). d) ikan daerah hangat (warm water fin fish). 5) Pengelompokan berdasarkan habitat atau media hidup Berdasarkan habitatnya, komoditas akuakultur dikelompokkan menjadi spesies air tawar, air payau, dan air laut. Spesies air tawar berasal dan biasa hidup di lingkungan air tawar seperti sungai, saluran irigasi, danau, waduk, rawa, dan sebagainya. Sementara spesies ikan air payau dan laut berasal dan biasa hidup di lingkungan air payau dan laut seperti muara sungai, pantai, paluh, rawa payau, dan laut. Beberapa komoditas terutama spesies yang bersifat euryhaline, ternyata bisa dibudidayakan di luar habitat alaminya. Contoh ikan-ikan demikian ini adalah kakap putih dan rumput laut Gracilaria sp. yang sudah bisa dibudidayakan di tambak yang memiliki lingkungan payau, nila juga bisa dibudidayakan dalam jaring apung di laut, bandeng yang dibudidayakan di dalam jaring apung di perairan waduk, dan udang windu yang dibudidayakan di sawah yang memiliki lingkungan air tawar. Pengelompokkan spesies 91 budidaya perairan dapat dibedakan habitat, kemampuan adaptasi, tempat hidup pada kolom air, kategori makanan dan cara makan spesies tersebut. Berdasarkan habitat, spesies budidaya perairan terdiri dari : a) ikan air tawar. b) ikan air payau. c) ikan air laut. Berdasarkan kemampuan adaptasinya terhadap salinitas, spesies budidaya perairan terdiri dari : a) stenohalin. b) euryhalin. Berdasarkan tempat hidupnya pada kolom air, spesies budidaya perairan terdiri dari : a) ikan pelagis. b) ikan benthos. Berdasarkan kategori makanannya, spesies budidaya perairan terdiri dari : a) ikan karnivora. b) ikan herbivore. (1) makro plant (2) fito plankton c) ikan omnivore. Berdasarkan cara makannya, spesies budidaya perairan terdiri dari : a) ikan pemangsa (predator). b) ikan penyaring makanan (filter feeder). c) ikan pencabik makanan (graser). d) ikan parasit. 92 6) Pengelompokan berdasarkan orientasi pasar produk Tampaknya terdapat hubungan antara jenis etnis di masyarakat dengan kesukaan (prefensi) mengonsumsi jenis ikan tertentu. Masyarakat Jawa Barat menyukai ikan mas, demikian pula masyarakat Sumatera Utara. Masyarakat dari golongan etnis Cina umumnya menyukai ikan laut, seperti kerapu, kakap putih, dan nopoleon. Demikian pula masyarakat Sulawesi Selatan menyukai ikan laut. Faktor prefensi turut menentukan arah/orientasi pemasaran suatu produk budidaya perairan di suatu daerah. Pengelompokan komoditas budidaya perairan sering kali didasarkan pada orientasi pasar dari produk yang dihasilkan. Terdapat sedikitnya tiga orientasi pasar produk akuakultur, yaitu domestik (lokal), ekspor, dan antar pulau. Pasar domestik berlokasi di wilayah tempat produk akuakultur tersebut dihasilkan. 7) Pengelompokan berdasarkan tipe produk Produk akuakultur untuk konsumsi biasanya dijual dalam kondisi hidup atau segar maupun olahan. a) Produk Hidup Harga ikan hidup lebih tinggi dibandingkan ikan segar. Sementara, ikan segar memiliki harga yang bervariasi tergantung pada tingkat kesegarannya. Contoh komoditas akuakultur yang umumnya dijual hidup adalah ikan mas, lele, kerapu, dan gurami. Ketika dijual atau diangkut komoditas tersebut harus disertai media/habitat hidupnya sehingga menjadi roluminous (memerlukan tempat yang luas) dan beresiko. b) Produk Segar Ikan yang dijual dalam kondisi segar, tingkat kesegarannya dipertahankan dengan menurunkan suhu produk hingga -20OC Next >