< Previous 123 Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana letak habitat makanan yang akan dimakannya. Ada empat macam posisi mulut ikan yakni (1) Posisi terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung. (2) Posisi sub terminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung. (3) Posisi superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung. (4) Posisi inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah hidung. 3) Bentuk Sirip Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip ekor beraneka ragam. Dari semua sirip-sirip tersebut yang lebih khas bentuknya dan terdapat pada berjenis-jenis ikan adalah sirip ekor. Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor yakni: a) Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus), ikan bawal (Pampus sp), dan sebagainya. b) Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp). c) Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki). d) Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus e) Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy). f) Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp). g) Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus). h) Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp). 124 i) Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon (Acipencer oxyrhynchus). j) Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang dibanding ekor bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp). Gambar 18. Bentuk sirip ekor Berdasarkan posisi sirip perut terhadap sirip dada ikan dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu : (1) Abdominal : sirip perut jauh di belakang sirip dada. (2) Thoracic : Sirip perut kira-kira sejajar dengan sirip dada. (3) Jugular : Sirip perut di depan sirip dada. 125 Gambar 19. Posisi sirip perut terhadap sirip dada ikan 4) Linealateralis (LL) Kalau kita perhatikan morfologi ikan, kita seringkali mendapatkan ada semacam garis titik-titik pada ikan yang dikenal dengan istilah lineateralis (LL). Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam proses osmoregulasi. Selain hal tersebut di atas, ikan seringkali mempunyai ciri-ciri khusus, dalam hal ini ada ikan yan mempunyai finlet, skut atau kil dengan definisi sebagai berikut. a) Finlet adalah sirip-sirip kecil yang terdapat di belakang sirip punggung dan sirip belakang (dubur), contohnya akan kita dapati pada ikan kembung (Rastrelliger sp). b) Skut adalah kelopak tebal pada bagian perut atau bagian pangkal ekor ikan selar (Caranx sp). 126 c) Kil adalah rigi-rigi yang puncaknya meruncing dan terdapat pada pada batang ekor, seperti yang terdapat pada ikan tongkol. d) Sirip lunak (adipose fin) adalah sirip tambahan berupa lapisan lemak yang ada di belakang sirip punggung atau sirip belakang seperti pada ikan jambal (Ketengus sp). 5) Ciri Meristik dan Ciri Morfometrik Dalam menentukan identifikasi seringkali kita melakukan pengukuran-pengukuran dan penghitungan yang dikenal dengan ciri meristik dan morfometrik. Adapun yang dimaksud dengan meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh tertentu atau pengamatan tentang jumlah dan jenis duri, jari-jari sirip pada setiap jenis sirip yang ada, jumlah sisik pada gurat sisi seperti jumlah jari-jari keras dan jumlah jari-jari lemah pada sirip punggung, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan pengamatan ukuran tubuh seperti panjang total, panjang kepala, dan sebagainya. Adapun ukuran yang biasa dilakukan pada ikan (Gambar 9) sebagai berikut : a) Panjang total yakni jarak antara ujung kepala yang terdepan (biasanya ujung rahang terdepan) dengan ujung sirip ekor paling belakang. b) Panjang baku adalah jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan pelipatan pangkal sirip ekor. c) Panjang ke pangkal cabang sirip ekor yakni jarak antara ujung kepala terdepan dengan lekuk cabang sirip ekor. d) Tinggi badan yakni ukuran tertinggi antara dorsal dengan ventral e) Panjang kepala adalah jarak antara ujung kepala terdepan dengan ujung. f) operkulum terbelakang. 127 Gambar 20. Pengukuran meristik dan morfometrik ikan Contoh pengukuran Meristik Ikan sebagai berikut : (1) Rumus Meristic ikan Siganus luridus misalnya : D, XIV+10; A, VII+8-9; P, 16-17; V, I+3+I; GR, 18-22. (2) Artinya ikan ini memiliki 14 duri sirip punggung bagian depan (D), diikuti dengan 10 jari-jari lunak pada bagian kedua. (3) A berarti sirip anal, P (=Pectoral), V (=ventral), GR (menunjukkan bentuk sirip anal) dan jumlah jari-jari sirip pada bagian atas (=18) dan pada bagian bawah (=22). 6) Morfologi Udang (Krustacea) Selain ikan, hewan air yang bernilai ekonomis penting lain adalah udang, kepiting dan lobster yang termasuk pada Kelas Krustasea. Krustasea berasal dari kata crusta yang berarti cangkang keras. Dalam hal ini krustasea mempunyai eksoskeleton (kerangka luar) dari bahan kitin yang keras. Kelas Krustasea ini merupakan satu-satunya kelas dari Filum Arthropoda yang anggotanya banyak hidup di lingkungan perairan. Adapun morfologi udang (tubuh udang) terdiri dari kepala, toraks dan abdomen, namun antaranya kepala dan toraks bersatu dan gabungan 128 keduanya dinamakan sefalotoraks; sehingga tubuh udang hanya terdiri dari sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks diselaputi oleh karapas yang menyelubungi baik bagian dorsal dan laterial. Pada sefalotoraks terdapat antena dan antenula yang berfungsi sebagai indera (sensori), mata majemuk yang bertangkai dan dapat digerakan, mulut, mandibula dan insang. Selain itu juga terdapat kaki jalan sebanyak lima pasang. Kaki jalan ini juga disebut pereiopod. Di bagian abdomen udang terdapat kaki renang yang sering disebut plepoid; plepoid ini berfungsi untuk berenang. Dan di bagian ujung terdapat telson dan urorod yang berfungsi untuk berenang. Tepat dibawah telson terdapat lubang anus yang berfungsi untuk melakukan ekskresi. Gambar 21. Morfologi krustacea 7) Morfologi Rumput Laut (Alga) Dalam materi ini juga sedikit membahas morfologi rumput laut. Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang berklorofil. Dalam taksonomi, ganggang atau alga termasuk ke dalam filum Thallophyta yang terbagi menjadi tujuh devisi, yaitu Euglenophyta, Chlorophyta,Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, Pyrrophyta, dan Cyanophyta. Ciri dari filum ini adalah tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Alat reproduksi terdiri dari satu sel. Zigot hasil pembuahan 129 sel betina oleh sel jantan hanya akan tumbuh setelah keluar dari alat kelamin betina. Seluruh bagian tanaman yang dapat menyerupai akar, batang, daun,atau buah, semuanya disebut thallus. Bentuk thallus sendiri beraneka ragam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantung, ada pula yang seperti rambut. Susunan talus terdiri dari satu sel dan banyak sel. Percabangan talus ada yang dichotomous (dua-dua terus menerus), pinnate (dua-dua berlawanan sepanjang talus utama), pectinate (berderet searah pada satu sisi talus utama), ferticillate (berpusat melingkari aksis atau batang utama), dan yang sederhana tanpa percabangan. Sifat substansi thallus juga bervariasi. Ada yang gelatinous (lunak sepertigelatin), calcareous (keras diliputi atau mengandung zat kapur), cartilagenous(seperti tulang rawan), dan spongious (berserabut). Semua sifat talus itumembantu dalam pengenalan jenis atau pengklasifikasian spesies. Gambar 22. Morfologi rumput laut Bentuk-bentuk percabangan thallus rumput laut diantaranya adalah : a) Tidak bercabang Thallus tumbuh memanjang atau menjalar dan tidak memiliki percabangan. b) Dichotomous (Bercabang dua) Tiap–tiap thallus yang tumbuh akan memiliki cabang dan dari cabang ini akan muncul cabang lagi dan begitu seterusnya. Thallus Holdfast (menempel pada 130 c) Pinnate alternate Thallus tumbuh bercabang dua – dua sepanjang thallus utama secara berselang-seling (berganti-ganti). d) Pinnate distichous Thallus tumbuh bercabang dua-dua sepanjang thallus utama secara beraturan. e) Tetratichous Thallus tumbuh dengan memiliki percabangan duadua sepanjang thallus utama. f) Ferticillate Cabang-cabang thallus tumbuh dengan melingkari thallus sebagai sumbu utama. g) Polystichous Cabang – cabang thallus tumbuh pada thallus utama secara tidak beraturan (banyak cabang pada thallus utama). h) Pectinate Cabang – cabang thallus tumbuh pada satu sisi thallus. i) Monopodial Cabang tumbuh satu-satu pada tiap thallus. j) Sympodial Percabangan pada thallus tumbuh searah dan bias lebih dari satu cabang pada masing-masing thallus. 131 a b c d e F g h i j Selain bentuk-bentuk percabangan thallus perlu juga diketahui bentuk-bentuk holdfast yang dimiliki oleh rumput laut. Bentuk-bentuk holdfast tersebut antara lain: Bentuk sederhana . Rhizoid uniselluler Kerucut . Cakram Stolon merambat dengan pelekat 132 b. Anatomi Biota Air Anatomi suatu spesies ikan sangat penting untuk diketahui karena merupakan dasar dalam mempelajari jaringan tubuh, penyakit dan parasit, sistematika, dan sebagainya. Bentuk dan letak setiap organ dalam antara satu spesies ikan dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan bentuk tubuh, pola adaptasi spesies ikan tersebut terhadap lingkungan tempat mereka hidup, atau stadia dalam hidup spesies tersebut. Beberapa organ yang dapat diamati secara anatomis pada tubuh ikan antara lain: otak, rongga mulut, insang, jantung, hati, empedu, alat pencernaan makanan, limpa, kelenjar kelamin, gelembung renang, dan lain-lain. Ada dua tindakan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati anatomis ikan yaitu: 1) Inspectio = mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu. 2) Sectio = membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh ikan. Agar organ-organ yang diamati berada pada kondisi yang baik dan tetap berada pada posisi masing-masing, maka sebaiknya ikan yang diamati adalah ikan-ikan yang telah diawetkan sebelumnya. Jika sampel ikan telah diawetkan maka organ-organ yang lunak dan mudah rusak seperti otak, jantung, hati, dan lain-lain, telah menggumpal atau mengeras dan tidak akan terganggu pada saat dilakukan pembedahan. Bahan pengawet yang digunakan adalah larutan formalin 10%. Berikut pengamatan tentang komponen saluran pencernaan, peredaran darah dan bagian dalam ikan serta insang (Anatomi ikan). Next >