< Previous 243 Setelah anda mendapatkan informasi, lakukan diskusi antar kelompok dengan cara setiap kelompok bertukar informasi atau bertanya tentang sistem peredaran darah (sirkulasi) biota air ! Menanya 1) Bandingkan informasi yang anda peroleh dengan informasi kelompok lain, dapat dimulai dengan proses pertanyaan sebagai berikut : a. Organ-organ apa saja yang berperan dalam sistem peredaran darah biota air. b. Bagaimana sistem peredaran darah biota air. c. Jenis cairan apa saja yang ada didalam tubuh biota air. d. Zat-zat apa yang berperan pada penyusun darah biota air. 2) Adakah perbedaan informasi dari yang anda peroleh ? Jika ada, sebutkan ! 3) Tuliskan kesimpulan anda tentang sistem peredaran darah (sirkulasi) biota air dan diserahkan pada guru ! 244 Seperti pada golongan vertebrata lainnya, ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak pernah keluar dari pembulunya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya. Darah memberi bahan materi dengan perantaraan difusi melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dan kembali ke jantung melalui pembulu yang ke dua. Seri pertama dinamakan sistem arteri dan seri ke dua disebut sistem vena. Sistem peredaran darah, organ utamanya adalah jantung yang bertindak sebagai pompa tekan merangkap pompa hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri ke seluruh tubuh sampai ke kapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena dan kembali ke jantung. Sistem peredaran darah ini disebut sistem peredaran darah tunggal. Gambar 41. Sistem sirkulasi Ikan a. Jantung Jantung pada ikan dibangunkan oleh empat ruangan yang terletak di bagian posterior lengkung insang, di bagian depan rongga badan dan di atas Ithmus. Ruangan ini berurutan dari belakang ke depan, yaitu: 245 Gambar 42. Ruang-ruang pada jantung ikan 1) Sinus Venosus adalah ruang tambahan yang berdinding tipis, hampir tidak mengandung jaringan otot. Dinding kaudalnya bersatu dengan bagian depan dari septum transversum, yang memisahkan rongga pericardial dari rongga pleuroperitoneal. Darah venus dari seluruh tubuh, masuk di sinus venosus melalu sepasang ductus Cuvieri yang masuk di bagian lateral, dan sepasang sinus hepaticus yang masuk pada dinding posterior dari sinus venosus. Vena coronaria yang datang dari dinding otot jantung, juga masuk dari sinus venosus. Dari sini darah melalui lubang sinus atrial masuk ke dalam atrium. 2) Atrium adalah ruang tunggal yang dindingnya relatif tipis, terletak di anterior dari sinus venosus. Darah dari atrium melalui lubang atrioventikular diteruskan ke dalam rongga ventrikel. Lubang ini dijaga oleh klep atau katup atrioventrikular, supaya aliran darah tidak kembali ke rongga atrium. 3) Ventrikel adalah ruang berdinding tebal berotot, menerima darah hanya dari atrium saja dan memompakan darah melalui aorta ventral ke insang. 246 Ruang ini dibentuk oleh dua lapisan otot yaitu lapisan otot luar disebut kortikal dan lapisan otot dalam disebut spongi. Bagian ini menerima darah dari atrium melalui atrioventricular. Ujung anterior dari ventrikel tumbuh memanjang dan berdinding tebal, di dalamnya terdapat suatu seri klep semilunar. 4) Conus Arteriosus. Pada Elasmobranchii, conus arteriosus berkembang denga baik, tetapi tidak mempunyai bulbus arteriosus. Pada sebagian ikan Teleostei conus arteriosus sudah tereduksi menjadi suatu struktur yang sangat kecil, sedangkan bulbus arteriosus (perluasan sebagian dari aorta ventralis) berkembang dengan baik. b. Saluran Darah, ada 3 bentuk saluran darah : arteri, vena, kapiler 1) Arteri adalah pembuluh darah yang aliran darahnya menjauhi jantung atau saluran yang dilalui darah yang keluar dari insang dan menuju ke bagian bagian tubuh. Biasanya membawa darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Saluran darah ini terdiri dari tiga lapisan yaitu bagian dalam (intima), memiliki lapisan endothelium dan sub endothelium. 2) Vena adalah pembuluh darah balik yang aliran darahnya menuju ke jantung. Struktur vena sama halnya dengan arteri, namun mempunyai dinding yang lebih tipis dan rongga yang lebih besar dibanding arteri pada ukuran diameter yang sama. Bagian dalam dari vena yang mengalami tekanan hidrostatik tinggi, umumnya kaya akan jaringan elastis dan sel otot licin. Dinding vena umumnya berkontraksi secara aktif, tidak hanya mempertahankan tekanan darah dalam sistem vena, tetapi juga untuk memompakan darah dari dinding ke jantung. 3) Kapiler adalah bagian percabangan saluran darah yang merupakan tempat terjadinya pertukaran zat (gas nutrien) antara darah dengan 247 jaringan/sel. Ada tiga macam kapiler darah yaitu, kapiler kontinyu, kapiler berpori dan kapiler diskontinyu (sinusoid). c. Cairan Tubuh Air adalah bagian yang terbesar dari masa tubuh suatu organisme, meliputi kurang lebih 2/3 dari bobot tubuh dan merupakan zat esensial ke dua setelah oksigen bagi kehidupan. Air dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap fungsi organ. Pada hewan sehat volume perbobot air dalam tubuh relatif sangat sedikit, bahkan hampir konstan. Pada kenyataannya masukan air ke dalam tubuh tampak brubah-ubah, berarti terjadi mekanisme pengaturan air didalam tubuh. Cairan tubuh adalah air dan zat-zat yang larut didalamnya. Cairan tubuh terdiri dari dua bagian yaitu: 1). Cairan intraseluler dan 2). Cairan ekstraselluler. Kurang dari 2/3 cairan tubuh adalah cairan intraseluler . cairan tubuh intraseluler dalam butir-butir darah merah sedikit berlainan dari sel-sel lainnya, karena dalam sel-sel terdapat ion Na dan CI dalam jumlah cukup besar, mengandung Hb dan sedikit zat-zat organik dibandingkan dengan sel-sel lainnya. Cairan ekstraseluler adalah semua cairan yang terdapat di luar sel. Cairan ini selalu bercampur dalam keadaan baik dan volume kira-kira 1/3 dari seluruh cairan tubuh. Pembagian cairan ekstraseluler berdasarkan tempatnya: 1) Cairan intertial adalah cairan yang terdapat diantara sel-sel, 2) Cairan intravasculer yaitu cairan yang terdapat dalam pembuluh-pembuluh, 3) Cairan urebro spinal ialah cairan yang terdapat dalam otak dan sum-sum tulang punggung, 4) Cairan gastrointestinal merupakan cairan yang terdapat seperti persendian-persendian. 248 Cairan intertial sebagian dalam keadaan bebas, tetapi umumnya terkait oleh zat-zat yang memerlukan air seperti serat-serat kalogen dan polimer asam hyluronika, meskipun demikian keadaan ini masih dapat ditembus oleh zat-zat lain. Plasma adalah bagian darah yang non seluler, pori-pori kapiler darah. Kira-kira 60% dari darah adalah plasma dan 40% lainnya adalah benda-benda darah. Perbedaan utama antara cairan ekstraseluler dan cairaan instraseluler terletak pada konsentrasi beberapa zat, yang sangat menyolok antara lain Na+ dan CI- lebih banyak dalam cairan ekstraseluler dari pada cairan intraseluler untuk ion K+, Mg+ dan zat-zat organik, walaupun demikian kedua cairan tersebut selalu dalam keseimbangan. Komposisi cairan tubuh adalah 2/3 dari tubuh dan 1/3 berupa benda padat, dari 2/3 tersebut 33-61% berupa cairan intraseluler, 2,5 – 6% dalam bentuk darah ( sel darah merah 1 – 2,5% dan plasma darah 2 -4%), 27 – 33% berupa ekstraseluler (Na+, CI- dan cairan jaringan). d. Darah Darah berupa cairan yang dibangunkan oleh plasma darah, sel darah dan substansi lain yang terlarut di dalamnya. Plasma darah berupa cairan zat putih telur yang mengandung bagian-bagian dari sel darah dan mineral terlarut. Di luar pembuluh darah, darah akan membeku disebabkan oleh kerja enzim trhombokinase yang bereaksi dengan garam kalsium menjadi trombin yang aktif. Ikan memiliki kadar protein plasma berupa albumin (pengontrol tekanan osmotik), lipoprotein (pembawa lemak), globulin (pengikat hemo=darah), ceruloplasmin (pengikat Cu), fibrinogen (bahan pembeku darah), dan iodurophorine (sebagai yudium anorganik). Fungsi utama darah yaitu transportasi bahan materi yang dibutuhkan bagian tubuh, atau yang tidak diperlukan dibawa ke organ pembuangan. Darah, juga menjaga masuknya 249 bahan penyakit, memperbaiki bahan jaringan yang rusak, mengantarkan bahan pertumbuhan, dan membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Dengan adanya hormon dalam aliran peredaran darah, seolah olah darah berfungsi seperti sistem saraf tambahan. Pertukaran oksigen dari air dengan CO2 terjadi pada bagian semi permeabel yaitu pembuluh yang terdapat di daerah insang. Selain dari itu, di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen dan insang juga mengeleminir mineral yang berdifusi. Jantung mengeluarkan darah yang relatif kurang oksigen dan berkadar CO2 tinggi. Ikan pada umumnya, vena utama yang membawa darah kembali ke jantung ialah sepasang vena kardinalis anterior-dan posterior. Vena yang pertama, membawa darah dari bagian kepala berjalan berdampingan dengan sepasang vena jugularis yang letaknya lebih ke tengah. Dari ekor berjalan vena caudalis yang tunggal, kemudian bercabang dua menjadi vena portae renalis menuju ke ginjal. Di dalam ginjal vena potae renalis mempercabangkan banyak vena renalis advehentes, dan masing-masing cabang ini pecah menjadi kapiler darah. Jaring kapiler darah ini kemudian bersatu kembali menjadi beberapa vena renalis revehentis yang mengalir ke permukaan tengah dari ginjal dan bermuara pada vena kardinalis posterior. Volume darah yang beredar dalam tubuh ikan Teleostei berkisar antara 1,5 – 3 % dari bobot tubuhnya. Pada Squlus acanthias volume darah bisa mencapai 5% dari bobot tubuhnya. 250 Gambar 43. Sistem peredaran vena pada ikan teleostei e. Organ pembentuk Darah Pada vertebrata berdarah panas, pembentukan sel darah terjadi di sumsum tulang belakang, limpa dan tonjolan-tonjolan saluran limpatik. Pada ikan amphibia lebih banyak lagi organ-organ yang berperan dalam pembentukan sel-sel darah (hematopoesis). Pada ikan, darah dibentuk di dalam ginjal, limpa dan juga timus. Pada stadia embrio, saluran darah dapat menghasilkan sel-sel darah, sedangkan ikan dewasa sel-sel darah masih di bentuk di permukaan saluran darah, namun pusat-pusat pembentukan sel-sel darah lebih nampak. Pada cyclostomata, semua jenis sel darah lebih di bentuk dalam limpa dan terbesar pada submucosa usus alat pencernaan makanan. Pada ikan berahang, limpa terdapat dengan jelas yang terbagi atas cortex (bagian luar) yang berwarna merah dan medulla (bagian dalam) yang berwarna putih. Cortex membentuk eritrosit dan trombosit, sedangkan medullanya membentuk linphosit dan granulosit. Pada ikan Acipencer, Polydon, dan lepidoserin, jantung dikelilingi oleh jaringan dengan struktursponge berwarna coklat kemerah-merahan. Jaringan ini menghasilkan lymphosit dan granulosit. Dinding esophagus pada ikan 251 selachi, baik pada bagian atas maupun bagian bawah, mulai dari bagian bucco-faring hingga bagian kardinal dari lambung terdapat organ lymphoid yang dikenal dengan nama jeyding . organ ini menghasilkan sel-sel darah putih, jika limpa dihilangkan maka organ leyding ini juga dapat menghasilkan sel-sel darah merah. Pada ikan chondricthyes dan dispiral valve pada usus menghasilkan beberapa bentuk sel- sel darah putih (Lagler et al.,1977 dalam Affandi R dan Usman MT, 2002). Ginjal adalah organ yang paling kaya akan jaringan limphoid, trombosit dibentuk di bagian mesonefrik. Selain terdapat pada ginjal, jaringan limphoid juga terdapat pada permukaan gonad jantan dan betina ikan selachi dan dipnoi, katup spiral usus membentuk leukosit. Eritrosit dan granulosit dibentuk di dalam arch-dorsal dari protovertebral hingga notokorda. Selain itu bagian-bagian sel tulang rawan pada kepala dari beberapa jenis ikan cucut (squaliformes) dan chimaera, lepisostus dan amia juga menghasilkan seluruh jenis-jenis sel-sel darah (Lagler et al.,1977 dalam Affandi R dan Usman MT, 2002 f. Zat Penyusun Darah Darah ikan tersusun atas cairan plasma dan sel-sel darah yang terdiri dari sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Volume darah dalam tubuh ikan teleostei, heleostei, dan chondrostei adalah sekitar 3% dari bobot tubuh, sedangkan ikan condrocthyes memiliki darah sebanyak 6,6% dari berat tubuhnya (Randall, 1970). 1) Erythrocyte (sel darah merah) Erythrocyte pada ikan berbentuk lonjong dan berinti dengan diameter 7 – 36 mikron (tergantung spesies ikannya). Warna merah dari darah disebabkan oleh hemoglobin yang terdapat dalam erythrocyte. Jumlah erythrocyte tiap mm3 darah berkisar antara 20.000 – 3.000.000. 252 Pengangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada komponen Fe pada hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat di dalam erythrocyte. Kemampuan mengikat oksigen pada tingkat kejenuhan 95%, kandungan besi dalam darah dan jumlah sel darah merah sangat bervariasi bergantung pada stadia hidup, kebiasaan hidup dan kondisi lingkungan. Gambar 44. Komposisi pembentukan sel darah merah 2) Leucocyte (sel darah putih) Leucocyte pada ikan tidak berwarna, berjumlah antara 20.000 – 150.000 dalam tiap mm3 darah. Leucocyte dapat dibedakan menjadi tiga macam sel, yaitu granulocyte, limphocyte, dan monocyte. Walaupun leucocyte merupakan unsur darah, tetapi fungsi utama dari padanya ada di luar pembuluh darah. Mereka mempunyai sifat dapat menerobos keluar dari pembuluh darah, dan bergerak secara amoeboid di antara jaringan sekelilingnya. Mereka tidak hanya mempunyai sifat daya fagositose saja, tetapi kaya terhadap enzim yang dapat menimbulkan reaksi kimia. Di luar pembuluh darah, leucocyte hanya berumur pendek. Sel darah putih dibagi menjadi granulosit dan agranulosit berdasarkan ada atau tidaknya butir-butir (granula) dalam sel. Granulosit dibagi menjadi monosit, trombosit dan limfosit. Berdasarkan penyerapan warna, granulocyte terdiri dari neuttrophil, acidophil (eosinophil) dan basophil. Next >