< Previous188 dan kelembaban yang optimal untuk memenuhi tumbuhnya. Untuk memenuhi kondisi tersebut pada bedengan diberi naungan. Naungan yang dimaksud sebagai suatu atap peneduh bagi benih kecambah yang disemai, kecambah ataupun bibit yang masih muda yang belum mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan di lapangan penanaman yang sebenarnya. Naungan sebagai atap peneduh dapat berfungsi antara lain : Untuk melindungi tanaman muda terhadap sengatan terik matahari dan jatuhnya air hujan deras. Untuk menyediakan intensitas sinar matahari yang sesuai dengan kebutuhan tanaman muda. Mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar pada tanaman muda. Dilihat dari bentuknya, naungan terdiri dari : Bentuk atap da-tar atau hori-zontal 189 Bentuk miring Naungan sebagai pelindung tanaman muda dapat dibuat berbagai bahan seperti: plastik transparan, paranet, daun kelapa, alang-alang dan lain-lain. Ukuran yang digunakan untuk naungan : lebar dan panjangnya disesuaikan dengan ukuran bedengan. Umumnya naungan ini, dirancang menghadap ke arah Timur – Barat, dengan tujuan agar tanaman muda mendapatkan sinar matahari pagi lebih banyak di bandingkan dengan sore hari. Sedangkan tinggi naungan disesuaikan dengan jenis bentuk naungan. Misal : Bentuk naungan miring menghadap Timur – barat. Bentuk naungan ini dibuat dengan ukuran sebelah timur dengan 190 tinggi antara 120 – 180 cm, sedang sebelah baratnya antara 90 – 120 cm. Bentuk sungkup tinggi antara 50 – 75 cm Untuk menentukan tinggi, pada dasarnya yang harus diperhatikan adalah dengan mempertimbangkan tinggi maximal tanaman muda di tempat pembibitan, dimana pada ujung pucuk tanaman muda harus ada jarak dengan atap naungan yang lebarnya disesuaikan dengan pengaliran serkulasi udara, suhu dan kelambaban. Untuk membuat naungan, pemasangan kerangka naungan dengan menggunakan bahan dari bambu, kayu, besi dan lain-lain yang bebrbentuk tiang yang ditancapkan pada bagian sudut-sudut bedengan dan bagian pinggir lainnya. Kemudian memasang atapnya dengan bahan plastik transparan, anyaman daun kelapa, paranet dan lain-lain pada bagian atasnya. Untuk naungan yang berbentuk sungkup, bentuk kerangka naungannya dibentuk sungkup pada sepanjang bedengan. c. Media dalam Polibag Benih/kecambah/bibit yang disapih agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila ditempatkan dalam wadah dengan media tumbuh yang sesuai. 1) Penyiapan tempat media tumbuh (polibag) Wadah sebagai tempat tumbuhnya benih/kecambah/bibit yang disapih harus dipilih berdasarkan persyaratan sebagai berikut : 2) Bahan wadah cukup kuat, ringan sehingga mudah dipindah 191 3) Ukuran wadah harus sesuai dengan ukuran tanaman yang ditanam sehingga akan memberi keseimbangan antara tanaman dan wadahnya 4) Cukup dalamnya untuk menampung perakaran tanaman secara memadai agar dapat tumbuh secara optimal 5) Mempunyai lubang pembuangan air. Umumnya wadah (tempat media tumbuh) yang banyak digunakan dalam pembibitan adalah pot, kantong plastik, polibag, bak perkecambahan, bahkan dapat menggunakan daun pisang atau daun kelapa. Tempat media tumbuh yang umum digunakan dalam produksi pembibitan adalah polibag/pot. Polibag singkatan dari Poly Ethylin bag yang artinya kantong yang terbuat dari bahan plastik berwarna hitam. Ukuran polibag yang dapat dijumpai di pasaran berukuran mulai dari diameter 10 cm sampai dengan diameter 40 cm. Setiap wadah/tempat media tumbuh yang digunakan sebagaio tempat media tumbuh harus dibuat lubang drainase. Lubang drainase ini mempunyau fungsi : a) Untuk mengalirkan kelebihan air/sisa pemupukan b) Membantu mengatur suhu media tanam agar tidak terlalu panas c) Membantu mengatur aerasi pada media tumbuh. Untuk membuat lubang drainase pada polibag dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan pembolong kertas. Jumlah lubang yang harus disediakan disesuaikan dengan ukuran dari polibag, sehingga mampu berperan sebagai fungsinya mengalirkan kelebihan air dan lain-lain. 192 6) Penyiapan Media Media tumbuh yang baik akan menentukan keberhasilan dalam pembibitan. Media yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) Bebas hama dan penyakit b) Gembur, volume dan bentuk relatif stabil c) Dapat menahan air dan udara dalam jumlah sebanding dan mencukupi d) Mudah melepaskan kelebihan air e) Aerasinya baik f) Cukup mengandung unsur hara. Media tumbuh yang dapat digunakan dalam pembibitan berupa campuran antara tanah gembur, pasir dan pupuk kandang/kompos atau bisa media lainnya. Dalam mencampur beberapa jenis media tumbuh harus memperhatikan kebutuhannya. Misal : Untuk menyemai benih/kecambah, dapat mencampur tanah, pasir, pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 1 : 2 : 1. Adapun maksud dan pencampur media ini agar didapat suatu bentuk media yang subur, gembur, dengan aerasinya tinggi sehingga benih/kecambah yang disemai dapat mudah tumbuh dan jika bibit disapih mudah dicabut. Untuk media penyapihan bibit, dapat menggunakan campuran antara tanah, pasir dan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Media tumbuh yang sudah terpilih kemudian dicampur rata. Untuk mendapatkan hasil campuran yang baik, media yang akan 193 dicampur harus kering. Dalam melakukan pencampuran hendaknmya dimuali dari media yang perbandingannya paling sedikit lalu diikuti dengan media yang perbandingannya lebih banyak atau seterusnya. 7) Pengisian media dalam polibag Media tumbuh yang disikan ke dalam polibag dapat dilakukan dengan menggunakan sekop kecil. Adapaun cara mengisis media dalam polibag melalui tahap-tahap sebagai berikut : a) Bibit/polibag dilipat disesuaikan ukuran polibag sebanyak dua kali lipatan b) Media diiskan dengan cara bertahap sedikit demi sedikit sambil dipadatkan secara hati-hati c) Pengisian media sampai batas 90 % terisi d) Untuk media pembibitan. Polibag yang sudah terisi media, disimpan dalam tempat pembibitan dengan ditata rapi sesuai dengan tempat yang telah ditentukan. Agar penataan polibag teratur maka dalam menata harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Polibag yang ditata dalam pasir berdiri tegak Polibag antar polibag harus rapat Penataan polibag dikelompokkan dengan berbasis memanjang dan melabar lurus sesuai bentuk bedengan. TUGAS /MENGUMPULKAN DATA 1. Carilah informasi melalui studi pustaka tentang penyiapan tempat pembibitan dari berbagai macam komoditi tanaman yang berbeda (sayuran, hias, buah, perkebunan dan pangan). 194 Bandingkan antara komoditi-komoditi yang satu dengan yang lainnya. Buatlah kesimpulan dari hasil studi pustaka. 2. Lakukan studi banding ke petani disekitarnya/TPU tentang penyiapan tempat pembibitan. Catatlah informasi tentang : a. Menyiapkan media dalam wadah b. Nama komoditas c. Jenis tempat pembibitan d. Ukuran e. Alat dan bahan yang digunakan f. Cara membuatnya g. Gambar tempat pembibitan Buatlah laporan dari hasil studi banding. 3. MENANYAkan hasil studi pustaka dan studin banding lapangan dengan guru dan teman-teman sekelas. Buatlah kesimpulan dari hasil MENANYA! 4. Hasil studi pustaka, studi banding lapangan, dan hasil MENANYA yang telah disetujui oleh guru pembimbing diadministrasikan sebagai portofolio! Tes Formatif 1. Jelaskan macam-macam tempat pembibitan 2. Apa tujuan dari pembersihan lahan 3. Bagaimana cara membersihkan lahan dari sisa tanaman sebelumnya yang berupa bagian-bagian tanaman yang sulit membusuk, tanaman yang meninggalkan bonggol dan tanaman yang mudah membusuk? 4. Apa yang dimaksud dengan bedengan pembibitan? 5. Jelaskan ukuran dari bedengan pembibitan? 6. Mengapa dalam menumbuhkan tanaman muda perlu diberi naungan? 195 7. Jelaskan syarat pemilihan wadah? 8. Mengapa dalam menyiapkan media tumbuh dianjurkan mencampur beberapa jenis media? MENGAMATI d. Menyiapkan benih 1). Memilih benih . Kriteria benih yang baik adalah bisa dilihat dari bentuk/ kebernasan, kecerahan warna, bobot a). Benih berisi atau bernas Benih bernas adalah benih yang berisi atau tidak hampa. Untuk mengetahui secara pasti dari benih bernas dapat melalui penimbangan benih. Jika ditimbang menunjukkan berat benih standar maka benih tersebut baik dapat juga melalui perendaman pada air, jika benih terendam berarti benih bernas, begitu juga sebelumnya. Namun ada jenis-jenis benih tertentu walaupun terapung benih tersebut tetap bernas. Benih bernas biasanya menunjuk benih berat, benih berukuran berat mengandung cadangan maka lebih banyak dibandingan dengan benih-benih hampa, sehingga jika disemai akan memberikan pertumbuhan kecambah akan lebih besar. Standar yang digunakan untuk mengukur benih bernas adalah dengan menimbang berat 1000 biji untuk benih-benih kecil, dan 100 biji untuk benih-benih besar. Kemudian dari hasil penimbangan dibandingkan dengan standar berat benih 1000 biji atau 100 biji yang dapat dilihat pada tabel benih. 196 b). Warna benih cerah Warna benih dapat mengidentifikasikan kualitas suatu benih, terutama untuk mengetahui lamanya benih disimpan dan tingkat kesehatan benih dari penyakit. Benih yang baik, dapat menunjukkan warna kulit benih cerah atau terang sesuai dengan warna aslinya. Benih yang disimpan dalam lingkungan yang tidak terkendali dan yang terkontaminasi dengan patogen akan memberikan warna yang lebih kusam atau tidak secara manual warna dasar aslinya. c). Ukuran benih normal dan seragam Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir benih. Benih yang baik adalah benih yang memiliki ukuran normal, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Selain ukuran normal, benih harus memiliki keseragaman dalam ukuran. Benih berukuran normal dan seragam merupakan benih yang berkualitas karena memiliki struktur embrio dan cadangan makanan yang cukup sehingga dapat melanjutnya kehidupannya 2). Perlakuan benih Secara umum benih akan segera berkecambah jika disemai pada media yang cocok dengan lingkungan yang sesuai. Tetapi seringkali terjadi benih disemai yang setelah melewati batas waktu yang ditetapkan tidak mampu memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan embrionya menjadi kecambah, meskipun benih yang dikecambahkan sudah mencapai tingkat masak fisiologis dan faktor lingkungan sesuai untuk terjadinya proses perkecambahan. 197 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya benih untuk berkecambah, diantaranya adalah : a) Benih terifeksi patogen b) Benih mengalami dormansi Untuk mengatasi terhambatnya benih berkecambah maka sebelum benih dikecambahkan perlu diberi perlakuan terlebih dahulu. Tujuan dari perlakuan benih antara lain : a) Untuk mempercepat terjadinya proses perkecambahan b) Untuk mematahkan dormansi benih c) Untuk mencegah adanya patogen yang terbawa benih Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat terjadinya perkecambahan antara lain : a). Perlakuan mekanis Umumnya perlakuan mekanis dipergunakan untuk memecahkan benih yang mempunyai kulit benih bersifat imperiabel terhadap air dan oksigen serta kulit benih yang terlalu keras menyebabkan resistensi mekanis. Adapun cara yang dapat dilakukan dengan perlakuan mekanis antara lain ; mengikir, menggosok kulit benih dengan ampelas, melubangi kulit benih dengan pisau dan menggoncang benih. Contoh : perlakuan benih kemiri yang memiliki kulit tebal dan keras, yang bersifat impermeable terhadap air dan udara. Sebelum dikecambahkan perlu digosok dengan kertas amplas pada bagian kulitnya. b). Perlakuan kimia Perlakuan kimia adalah perlakuan dengan menggunakan bahan kimia. Maksud dari perlakuan kimia ini adalah : Next >