< Previous 164 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 3) Rader Rader merupakan alat yang berfungsi untuk menekan karbon jahit saat memberi tanda pola pada bahan busana yang akan dijahit. Rader memiliki ujung beroda. Roda rader ada yang polos, beroda tumpul, dan roda bergerigi tajam. Gambar 210. Rader 4) Pencabut Benang Pada busana sering terdapat jahitan yang tidak terpakai atau terjadi kekeliruan dalam proses menjahit. Oleh karena itu dibutuhkan alat pencabut benang. Alat ini berupa logam dengan ujung bercabang. Gambar 211. Pencabut benang 5) Jarum Jarum merupakan alat yang digunakan untuk memasukkan benang ke dalam kain pada proses penjahitan. Jarum bermacam-macam jenis dan fungsinya. Jarum tisik untuk memasang assesories baik berupa kain atau manik-manik. Jarum jahit adalah jarum khusus yang terpasang pada mesin jahit. Jarum pentul berfungsi untuk menyematkan assesories atau mengaitkan unsur busana dengan unsur lain. 165 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 Gambar 212. Jarum tisik 6) Mesin jahit Mesin jahit terdapat berbagai jenis. Mesin jahit yang digunakan adalah mesin jahit manual yang dioperasikan dengan kayuhan kaki. Jenis mesin jahit lain adalah mesin jahit listrik. Mesin jahit listrik dapat bekerja lebih cepat dengan hasil yang lebih baik. Gambar 213. Mesin jahit 7) Setrika Setrika dibutuhkan pada saat produksi busana dan persiapan pementasan. Setrika yang paling sering dipakai adalah setrika listrik yang dapat diatur temperaturnya. Terdapat pula setrika dengan semprotan air. Setrika dengan semprotan air akan mempercepat proses merapikan busana. Setrika tradisional adalah setrika yang sumber panasnya diperoleh dari batu arang. Arang diletakkan di dalam setrika, kemudian dibakar sehingga menghasilkan bara api. Panas bara api ini yang menjadi sumber untuk menghaluskan busana. 166 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 Setrika tradisional Setrika listrik Gambar 214. Setrika 8) Boneka Jahit Boneka jahit berbentuk torso yang tersedia dalam berbagai ukuran, yaitu S, M , L, dan XL. Fungsi boneka jahit adalah untuk meletakkan busana agar dapat mengetahui jatuhnya jahitan. Gambar 215. Boneka jahit atau manekin 9) Kapur dan pensil jahit Kapur dan pensil jahit adalah alat yang digunakan untuk memberi tanda, tanda ukuran atau tanda untuk membuat pola gambar sebelum dipotong. Kapur dan pensil jahit terbuat dari campuran kapur dan lilin, jadi bekas tanda di atas kain bisa dihilangkan dengan mudah. Kapur dan pensil jahit ada beberapa macam warna sesuai kebutuhan. 167 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 Gambar 216. Kapur dan pensil jahit 10) Alat ukur atau meteran Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur pada waktu membuat pola. Ukuran busana disesuaikan dengan pemeran yang hendak memakai busana. Alat ukur terbuat dari pita plastic atau kain sehingga bisa mengikuti lengkungan pola yang hendak dibuat. Gambar 217. Alat ukur atau meteran b. Bahan produksi tata busana Bahan yang digunakan untuk tata busana pementasan teater sangat banyak. Pertunjukan teater berbeda dengan kehidupan nyata, maka busana teater dapat dibuat dengan bahan yang tidak harus awet, tidak dari bahan sintetis atau bahan lain, karena sekedar untuk kepentingan pementasan. Hal ini berbeda dengan pertunjukan teater di luar negeri (industri teater), karena dalam satu repertoar bisa dipentaskan sampai lebih dari dua tahun. Untuk keperluan seperti ini, maka bahan tata busana diperlukan bahan yang awet, karena tata busana tersebut bisa dipakai berulang-ulang. Bahan busana teater mencerminkan teknologi pengolahan bahan di setiap zaman. Pada era teater primitif bahan busana dibuat dari materi yang ada di lingkungan sekitar. Bahan busana 168 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 teater antara lain dapat digolongkan menjadi bahan alami, kain (tekstil), bahan sintetik, dan kulit. 1) Bahan Alami Bahan alami berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sering dimanfaatkan manusia untuk busana. Bagian tumbuhan yang biasa dipakai untuk bahan busana adalah daun, batang, dan kulit kayu. Orang Mesir pada jaman dahulu mengolah serat rami menjadi bahan busana. Rami diolah dari tumbuhan sejenis rumput yang tumbuh di sekitar sungai Nil. Rami diolah menjadi lembaran kain yang dipakai untuk bahan busana. Bahan busana dari tumbuh-tumbuhan juga dimanfaatkan untuk seni pertunjukan. Beberapa bentuk teater tradisonal memanfaatkan bahan alami untuk busana. Di Bali terdapat seni pertunjukan Brutuk yang menggunakan daun pisang sebagai bahan busana. Bangsa yang masih primitif sering menggunakan bahan alami untuk busana. Di Kalimantan, masyarakat Dayak mengolah kulit kayu untuk pakaian dengan diberi ornamen. Pakaian tersebut juga dipakai untuk kepentingan pertunjukan. Gambar 218. Busana bahan alami 2) Tekstil atau Kain Tekstil atau kain merupakan bahan utama pembuatan busana. Bahan tekstil merupakan bahan yang paling banyak dipakai untuk pementasan teater. Tekstil bersumber dari bahan alami baik dari serat tumbuhan maupun serat binatang. Wol adalah sejenis tekstil yang diolah dari bulu domba. Pengolah 169 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 wol menjadi tekstil diperkirakan sudah ada semenjak jaman Neolitikum (3000 Sebelum Masehi). Pada 3000 tahun SM di lembah Indus, India, kapas telah diolah menjadi kain. Bangsa Cina mengolah kain sutera yang berasal dari ulat sutera yang hidup di pohon murbai. Kain memiliki berbagai jenis dengan karakter yang berbeda-beda. Karakter tekstil meliputi tebal-tipis, kaku-lembut, kasar-halus, dan mengkilat-kusam. Karakter tekstil berpengaruh kualitas busana yang diciptakan. Setiap model busana membutuhkan karakter bahan tertentu. Satu busana bisa saja membutuhkan bahan yang memiliki karakter berbeda. Perkembangan tekstil berpengaruh besar pada model busana setiap periode. Gambar 219. Busana dengan bahan tekstil atau kain 3) Bahan Sintetis Sponse atau spon yang terbuat dari bahan polymer merupakan bahan yang penting dalam pembuatan busana teater, spon memiliki jenis dan karakter yang berbeda-beda. Spon dengan pori-pori lebar memiliki karakter lunak dan elastis sering dimanfaatkan untuk mengisi dan menebalkan bagian busana tertentu, misalnya bagian pundak untuk menyamarkan pundak yang sempit dan turun. Spon yang solid atau spon ati lebih bertekstur padat dan halus, digunakan untuk pembuatan busana yang keras atau bahan tambahan tata busana. Spon 170 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 apabila dicat dengan teknik tertentu dapat memberikan karakter keras, seperti benda yang terbuat dari logam. Rancangan busana untuk tokoh binatang atau tokoh fantasi banyak membutuhkan penambahan bentuk tubuh, bisa memanfaatkan busa (sterofoam). Sterofoam merupakan kumpulan dari granule foam (foam persatuan). Sedangkan Vinyl terbuat dari tenun benang yang dilapisi PU (Polyurethan) melalui proses polimerisasi. Vinyl termasuk oscar yang terbuat dari bahan polymer dan bersifat lebih halus. 4) Kulit Kulit berbentuk lembaran seperti kain. Kulit dimanfaatkan untuk busana sejenis jaket. Kulit yang baik diambil dari kulit binatang. Ada pula sejenis kulit sintetik atau sering disebut dengan oscar kulit (carlit) yang memiliki karakter tidak jauh berbeda kulit binatang. Oskar kulit adalah kulit binatang yang dilapisi dengan bahan sintetis pada bagian permukaannya. Kualitas oskar kulit (carlit) di bawah kulit binatang. Varian dari kulit binatang adalah kulit suede (kulit yang bagian permukaan berserat). Kulit suede adalah hasil proses seset kulit binatang atau kulit binatang bagian tengah. Gambar 220. Busana dari bahan kulit binatang 3. Teknik Penggunaan Alat dan Bahan a. Teknik penggunaan alat Fungsi teknik penggunaan alat adalah agar alat yang digunakan selama proses produksi busana tidak mudah rusak dan terjamin keselamatan kerjanya. Sebelum menggunakan alat untuk proses produksi busana, harus mengetahui karakteristik dan teknik 171 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 memakai alat yang digunakan. Alat yang perlu diketahui cara penggunaan dan karakteristiknya, adalah: 1) Gunting Gunting kain terdiri dari dari dua jenis, yaitu gunting gunting tangan dan gunting mesin. Gunting tangan bergagang dua lubang, yaitu lubang besar dan lubang kecil. Gagang lubang besar sebagai tempat empat jari dan lubang kecil untuk tempat ibu jari. Penggunaan gunting benang dilakukan dengan cara menjepit penggangannya, karena gunting ini hanya memiliki satu pegangan untuk menempatkan dua jari. Untuk keperluan memotong, gunting harus tajam, dan untuk menguji ketajaman gunting lakukan dengan cara menggunting perca pada bagian seluruh mata gunting. Jika bekas guntingan tidak berbulu, berarti gunting cukup tajam. Gunting kain tidak boleh digunakan untuk menggunting bahan lain. Gambar 221. Peggunaan gunting 2) Penggaris Teknik penggunaan penggaris jahit sama dengan penggunaan pengaris untuk kertas. Penggaris untuk menjahit bisa berfungsi sebagai alat ukur, tetapi fungsi utama adalah untuk membentuk membuat garis pada saat pembuatan pola busana. Penggunaannya dengan cara menempatkan penggaris di atas kain yang akan digambari pola busana dengan menghubungkan titik yang sudah ditandai dengan titik lain. 3) Rader Rader digunakan berpasangan dengan karbon jahit. Rader yang baik adalah waktu pemakaian rader, rodanya dapat dipergunakan dengan lancar dan tidak oleng. Karbon jahit yang dipakai yaitu karbon jahit yang khusus untuk kain. Warna 172 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 karbon antara lain: putih, kuning, hijau, dan merah. Jangan memakai karbon mesin tik karena bekas karbon mesin tik tidak dapat hilang walaupun sudah dicuci. 4) Pencabut benang Penjabut benang adalah alat yang digunakan untuk mencabut benang ketika terjadi kesalahan menjahit. Alat ini berupa logam yang ujungnya bercabang dan bagian tengah dari cabang tersebut sangat tajam. Cara menggunakan alat ini dengan cara menyelipkan ujung alat di antara benang yang akan dicabut atau dihilangkan, kemudian mendorongnya sampai benang terputus. 5) Jarum Jarum yang digunakan menjahit antara lain: jarum jahit mesin, jarum tangan, jarum pentul, pengait benang, dan tempat penyimpan jarum. Jarum mesin dan jarum tangan terbuat dari baja berujung tajam agar bahan yang dijahit tidak rusak. Jarum tangan mempunyai tingkatan nomor. Jarum tangan yang baik adalah jarum yang panjang dan ramping. Jarum jahit tangan digunakan untuk menghias menyisip dan menjelujur. Jarum pentul terbuat dari baja dengan panjang 2,5 cm sampai 3 cm. jarum pentul berkepala dengan warna bermacam-macam. Pengait benang adalah alat yang digunakan untuk pengait benang ke lubang jarum. Alat ini sangat berguna bagi yang mengalami kesulitan dalam memasukkan benang ke lubang jarum karena penglihatan yang kurang tajam. 6) Mesin jahit Mesin jahit yang umum digunakan adalah mesin jahit manual yang dioperasikan dengan kayuhan kaki. Mesin jahit listrik dengan penggerak motor atau dinamo. Mesin jahit dapat bekerja lebih cepat dengan hasil lebih baik. Pemakaian mesin jahit manual dengan cara mengayuh pedal dengan kaki ke atas dan ke bawah. Sebelum kaki menggayuh pedal, dibantu dengan tangan yang menggerakkan roda mesin jahit yang ada pada bagian kanan mesin jahit ke arah dalam atau ke arah tubuh penjahit. Sedangkan pemakaian mesin jahit listrik dilakukan dengan cara menghubungkan stop kontak pada sumber listrik, kemudian menginjak pedal motor mesin jahit dengan lembut. 173 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 7) Setrika Setrika adalah alat pres panas yang berfungsi untuk menghaluskan kain agar terlihat rapi. Panas setrika harus disesuaikan dengan bahan yang akan dipres. Setrika ada dua jenis, yaitu setrika listrik dan setrika arang. Pemakaian setrika listrik, langkah awal adalah menghubungan sumber listrik dengan setrika, kemudian mengatur tingkat panas sesuai dengan bahan yang akan dipres. Pengaturan panas nomor 2 untuk silk dan nilon, nomor 3 untuk polyester dan rayon, nomor 4 untuk wool nomor 5 untuk katun dan nomor 6 untuk linen. Seandainya memakai seterika yang sumber panasnya 300 watt bisa untuk mengepres polyester dan rayon dan dengan mengalas kain katun basah. 8) Boneka jahit atau manekin torso Boneka jahit berfungsi untuk mengetahui sesuai tidaknya busana pada tubuh pemakai. Pengunaan boneka jahit seperti penggunaan baju pada tubuh yang akan menggunakan busana tersebut. Jadi yang perlu dilihat adalah tepat dan serasi kain pada tubuh pemakai busana. 9) Kapur atau pensil jahit Kapur jahit, berbentuk segitiga dengan sisi tipis warna putih, merah, kuning, biru, sedang pensil jahit mempunyai isi kapur yang mempunyai warna yang beraneka ragam. Penggunaan kapur jahit dibantu dengan pengaris dan tanpa bantuan penggaris. penggunaan warna kapur atau pensil kapur harus berbeda dengan warna kain yang hendak diberi tanda. Misalnya ketika akan memberi tanda pada kain berwarna putih, maka tidak boleh memakai kapur berwarna putih. 10) Meteran atau alat ukur Proses pembuatan pakaian mulai dari persiapan pola sampai penyelesaian memerlukan alat ukur. Ketelitian dalam mengukur memberikan sumbangan untuk memperoleh hasil berkualitas. Saat mengukur haruslah diusahakan setepat mungkin. b. Teknik penggunaan bahan Teknik penggunaan bahan yang akan digunakan dalam proses produksi busana pentas sangat penting, karena tidak semua bahan busana bisa diperlakukan dengan cara yang sama. Setiap Next >