< Previous 184 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 Gambar 225. Pemakaian kain jarik pada pria dengan teknik drapery 3) Teknik drapery pada pemakaian jilbab a) Pakailah ciput ninja denga rapi sebagai busana dasar, lalu letakkan kerudung segi empat tanpa lipatan di tas kepala. b) Tarik kedua sisi kerudung yang ada di depan ke arah belakang (di atas cepol, assesoris busana dasar), sematkan dengan peniti atau jarum pentul. c) Tarik sisi kerudung bagian dalam ke arah kanan untuk menutupi dada. d) Sematkan sisi kerudung di atas bahu dengan menggunakan jarum pentul. 185 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 Gambar 226. Tahap menata busana kepala dengan teknik drapery Penataan busana dengan teknik drapery adalah penataan busana yang paling tua, karena sejak jaman Mesir sudah mengenal teknik penataan busana ini. Penataan busana teater pada jaman Yunani lebih banyak menggunakan teknik drapery pada penataan busana. Teknik ini diaplikasikan untuk busana bawah, busana atas, dan busana terusan. Bahkan teknik ini juga diplikasikan pada sampiran maupun mantel pada jaman Romawi. Teknik drapery pada tata busana, bisa menggunakan satu titik pusat maupun dua titik pusat. Teknik drapery dengan satu titik pusat, sudah dijelaskan dan diaplikasikan pada penggunaan kain saree, jarik dan pada jilbab. Sedangkan teknik drapery yang menggunakan dua titik pusat, dipalikasikan pada pendukung busana, misalnya diplikasikan pada rok atau lengan kebaya, lengan blous dan lain-lain. E. Rangkuman Kata busana diambil dari bahasa Sansekerta ”bhusana”, dalam bahasa Indonesia terjadi penggeseran arti busana menjadi pakaian. Namun pengertian busana dan pakaian merupakan dua hal yang berbeda. Busana merupakan segala sesuatu yang dipakai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, sedangkan pakaian merupakan bagian busana yang tergolong pada busana pokok. Pada zaman prasejarah manusia belum 186 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 mengenal busana seperti yang ada sekarang. Manusia hidup dengan cara berburu, bercocok tanam dan hidup berpindah-pindah dengan memanfaatkan apa yang mereka peroleh di alam sekitar. Ketika mereka berburu binatang liar, mereka mendapatkan dua hal, yaitu daging untuk dimakan dan kulit binatang untuk menutupi tubuh. Pada saat itu manusia baru berfikir untuk melindungi badan dari pengaruh alam sekitar seperti gigitan serangga, pengaruh udara, cuaca atau iklim dan benda lain yang berbahaya. Istilah busana pada awalnya adalah untuk menyebutkan celemek panggul yang mempunyai bentuk seperti rok dan digunakan oleh wanita Yap dan Guamatela di kepulauan Caroline. Bahan busana ini berasal dari daun pohon kelapa yang dianyam dan dipakai pada bagian pinggang sampai panggul, sehingga disebut dengan celemek panggul. Setelah celemek panggul, kemudian berkembang menjadi poncho yang memiliki bentuk hampir sama dengan celemek panggul. Berdasarkan celemek panggul muncul bentuk dasar busana, diantaranya: busana bungkus, kutang, kaftan, poncho dan celana. Busana bungkus adalah busana yang terdiri dari selembar kain berbentuk segi empat dan cara pemakaiannya dililitkan pada tubuh. Nama lain busana bungkus adalah kain saree, kain jarik, himation, Chlamys, Mantel atau shawl, Toga, Palla, Paludamentum, Sagum, dan Abola, Chiton, Peplos dan Haenos, Cape atau Cope. Busana kutang adalah busana yang tidak memiliki belahan, karena arti dari kutang adalah tidak memiliki belahan, karena arti kutang merupakan bentuk pakaian tertua, bahkan sebelum orang mengenal kain. Ada beberapa jenis kutang yang dikenal, yaitu: tunik, kandys, kalasiris. Busana kaftan adalah hasil perkembangan dari busana kutang, yaitu busana bagian atas memiliki belahan hingga bagian bawah. Celana merupakan bagian busana yang berfungsi untuk menutupi tubuh bagian bawah, mulai dari pinggang, pinggul, dan kedua kaki. Bentuk dasar celana adalah dari bahan berbentuk segi empat yang dilipat dua mengikuti panjang kain dan bagian lipatan tersebut digunting dan dijahit pada kedua sisi. Busana dalam pengertian luas adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki yang memberi kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi penggunaan. Istilah busana dalam bahasa Inggris sangat beragam tergantung pada konteks yang dikemukakan, seperti fashion, costume, clothing, dress, dan wear. Fashion lebih difokuskan pada mode yang umum ditampilkan. Costume berkaitan dengan jenis busana. Clothing digunakan untuk menyebutkan sandang yaitu busana yang berkaitan dengan kondisi atau situasi. Dress digunakan untuk busana yang menunjukkan kesempatan tertentu. Dress juga 187 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 digunakan untuk menunjukkan model pakaian tertentu. Wear digunakan untuk menunjukkan jenis busana itu sendiri. Tata busana dibuat berdasar budaya atau jaman tertentu. Sementara itu tata busana menurut jamannya bisa digeneralisasi, artinya busana pada jaman atau dekade tertentu memiliki ciri yang sama. Tidak ada periode tata busana secara khusus di teater, karena semua tergantung latar cerita yang ditampilkan. Periode busana teater mengikuti periode teater tersebut. Misalnya, dalam teater Romawi Kuno maka lakon yang ditampilkan berlatar jaman tersebut sehingga busananya pun seperti busana keseharian penduduk jaman Romawi Kuno. Demikian juga dengan teater pada jaman Yunani, Abad Pertengahan, Renaissance, Elizabethan, Restorasi, dan Abad 18. Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Tata busana bisa diartikan dengan penataan segala sandangan dan perlengkapannya (accessories) yang dikenakan di pentas. Bahkan ketika pemeran atau penari dalam pentas mengenakan pakaiannya sendiri, maka pakaian bedan perlengkapannya menjadi kostum pentas. Busana pentas meliputi pakaian, sepatu, pakaian kepala, dan perlengkapannya, baik yang tidak kelihatan maupun yang kelihatan oleh penonton. Tata busana sangat berpengaruh terhadap penonton, karena sebelum seorang pemeran didengar dialognya terlebih dahulu diperhatikan penampilannya. Maka dari itu, kesan yang ditimbulkan pada penonton mengenai dirinya tergantung pada yang tampak oleh mata penonton. Busana beragam jenis dan bentuk. Busana pentas teater digolongkan dalam bentuk dan jenis yaitu: busana historis atau sejarah, busana sehari-hari, busana nasional, busana tradisional, busana sirkus, busana fantasi, busana hewan dan sebagainya. Busana historis yaitu bentuk busana pentas yang spesifik untuk periode berdasarkan sejarah dari kejadian lakon. Busana sehari-hari adalah busana yang dipakai dalam kehidupan keseharian masyarakat. Busana tradisional mencerminkan karakteristik masyarakat yang membedakan dengan kelompok masyarakat lain. Busana fantasi adalah untuk mengidentifikasikan jenis busana yang lahir dari imajinasi dan fantasi perancang, dan tidak lazim ditemui dan dipakai di kehidupan sehari-hari. Busana nasional yaitu busana yang menggambarkan secara khas negara dan yang bersangkutan dengan historis nasional. Fungsi busana teater adalah untuk menggambarkan karakter tokoh. Perbedaan karakter dalam busana dapat ditampilkan melalui model, bentuk, warna, motif, dan garis yang diciptakan. Tata busana memiliki fungsi memberikan ruang gerak kepada pemain untuk mengekspresikan karakter. Busana diciptakan untuk memberikan ruang gerak pemain 188 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 sehingga segala bentuk gerak dapat diekspresikan secara maksimal. Busana juga berfungsi memberikan efek dramatik. Kostum atau busana pementasan dibedakan menjadi lima kelompok yaitu : busana dasar, busana kaki, busana tubuh, busana kepala, dan perlengkapan atau accessories. Busana dasar yaitu bagian busana yang kelihatan maupun yang tidak terlihat, gunanya untuk membuat indah pakaian. Busana kaki yaitu busana yang digunakan untuk menghias kaki pemeran. Busana tubuh yaitu busana yang dipakai tubuh dan kelihatan oleh penonton. Busana kepala yaitu pakaian yang dikenakan di kepala pemeran, termasuk juga penataan rambut. Accessories yaitu pakaian yang melengkapi bagian busana yang bukan pakaian dasar atau belum termasuk busana dasar, busana tubuh, busana kaki dan busana kepala. Pakaian ini ditambahkan demi efek dekoratif, demi karakter atau tujuan lain. Properties yaitu benda atau pakaian yang berguna untuk membantu akting permainan. Peralatan tata busana sangat beragam. Peralatan tata busana menyangkut teknik pemakaian dan produksi tata busana. Peralatan pembuatan busana teater antara lain : gunting (kain, benang, dan gunting listrik), penggaris dreesmaking, rader (polos, beroda tumpul dan beroda tajam), pencabut benang, jarum (tangan dan mesin), mesin jahit, setrika, boneka jahit, kapur dan pensil, dan meteran. Bahan busana untuk tata busana pementasan teater sangat beragam. Bahan busana untuk pementasan teater digolongkan antara lain bahan alami, kain (tekstil), bahan sintetik, dan kulit. Bahan alami berasal dari tumbuh-tumbuhan merupakan bahan yang sering dimanfaatkan manusia untuk busana. Bagian yang biasa dipakai untuk bahan busana adalah daun, batang, dan kulit kayu. Tekstil atau kain merupakan bahan utama pembuatan busana teater. Bahan sintetis adalah bahan pabrik dengan proses polymerisasi. Kulit berbentuk lembaran seperti kain dari kulit binatang lewat proses penyamakan. Fungsi dari pengetahuan dan bahan adalah agar alat yang digunakan tidak mudah rusak dan demi keselamat kerja selama proses produksi busana pementasan. Pengetahuan teknik penggunaan bahan yang akan digunakan dalam proses produksi busana pentas sangat penting, karena tidak semua bahan busana bisa diperlakukan dengan cara yang sama. Bahan-bahan busana memiliki karakteristik berbeda, tergantung bahan dasar yang digunakan untuk menyusun bahan busana. Tahap menata busana dimulai dari analisis naskah lakon. Penata busana menganalisis naskah untuk mengetahui jenis busana, model, warna, tektur, dan motif yang dibutuhkan. Penata busana juga perlu melakukan diskusi dengan sutradara untuk memperoleh pemahaman yang sama terhadap naskah. Gagasan sutradara tentang busana juga 189 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 merupakan masukan yang penting bagi penata busana. Penata busana perlu mencatat dengan cermat karakteristik tubuh pemain. Desain busana berarti rancangan tentang suatu bentuk dan model busana. Pengerjaan busana untuk pementasan teater tergantung dari desain dan teknik pengerjaan. Menata busana drapery adalah menata busana dengan menerapkan teknik drapery. Teknik drapery adalah teknik pemakaian busana dari lembaran kain yang diaplikasikan ke tubuh dengan mengaitkan dan mengikat untuk memperoleh bentuk tertentu. Teknik ini bertujuan memperoleh bentuk tertentu dari pengolahan lembaran kain. Menata busana dengan teknik drapery mengaplikasikan busana bungkus yaitu busana yang terdiri dari selembar kain berbentuk segi empat dan cara dililitkan pada tubuh. Penggunaan teknik drapery di Asia yaitu penggunaan kain saree di India dan jarik di jawa Indonesia. F. Latihan/Evaluasi 1. Apa yang anda ketahui tentang busana? Jelaskan secara kronologis. 2. Apa yang anda ketahui tentang perkembangan busana, baik jaman sekarang maupun jaman dulu. 3. Apa yang dimaksud dengan tata busana teater dan apa fungsi tata busana teater? 4. Jelaskan tentang macam dan jenis tata busana teater dan kenapa pengetahuan tata busana penting dalam pembelajaran tata artistik. 5. Peralatan dan bahan apa yang digunakan untuk menata busana, jelaskan dan beri contoh. 6. Apakah pengetahuan tentang bahan tata busana itu penting? Jelaskan. 7. Apakah pengetahuan teknik penggunaan peralatan dan bahan tata busana itu penting? jelaskan. 8. Tahap apa yang anda ketahui dalam menata busana teater? 9. Bagaimana cara menata busana dengan teknik drapery? Apa itu teknik drapery dalam menata busana teater? 10. Menggapa seorang penata busana harus belajar tentang menata busana dengan teknik drapery? 11. Apa yang perlu dipersiapkan untuk membuat busana dengan teknik drapery satu titik? Bagaimana membuat busana dengan teknik drapery satu titik itu dilakukan? 190 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 G. Refleksi 1. Manfaat apakah yang anda peroleh setelah mempelajari unit pembelajaran ini? 2. Apakah menurut anda unit pembelajaran ini menambah wawasan mengenai tata busana? 3. Bagaimana pendapat anda mengenai pengetahuan penggunaan bahan dan alat tata busana yang ada dalam unit pembelajaran ini? 4. Bagaimana pendapat anda mengenai menata busana dengan teknik drapery dalam unit pembelajaran ini? 5. Menurut anda, manfaat apa yang bisa diperoleh dengan mempelajari tata busana dengan teknik drapery? 191 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 Peralatan Tata Suara 1. Ruang Lingkup Pembelajaran B. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari unit pembelajaran 4 peserta didik diharapkan mampu: 1. Menjelaskan konsep dasar tata suara. 2. Menjelaskan fungsi tata suara. 3. Menjelaskan peralatan tata suara. 4. Menggunakan peralatan tata suara. Pembelajaran selama 12 JP (3 minggu x 4 JP) C. Kegiatan Belajar 1. Mengamati a. Mengamati peralatan tata suara. b. Mengamati penggunaan peralatan tata suara. Konsep Tata Suara Peralatan Tata Suara Fungsi Peralatan Tata Suara Peralatan Tata Suara Menggunakan Peralatan Tata Suara UNIT PEMBELAJARAN 4 192 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 2. Menanya Menanyakan fungsi peralatan tata suara. 3. Mengeksplorasi Mencoba penggunaan peralatan tata suara. 4. Mengasosiasi a. Membedakan kegunaan masing-masing peralatan tata suara. b. Mengkaitkan penggunaan peralatan tata suara sesuai dengan fungsi. 5. Mengomunikasi Menggunakan peralatan tata suara sesuai dengan fungsi. D. Materi 1. Konsep Tata Suara Penataan suara merupakan bagian penting dari proses komunikasi agar informasi dapat diterima dengan jelas oleh penerima informasi atau terjadi kelancaran proses komunikasi dari komunikator menuju komunikan. Misalnya ketika pemuka agama menyampaikan nasehat kepada umatnya, pimpinan berpidato didepan publik, dan pemain panggung mengkomunikasikan pementasan kepada penonton. Penataan suara adalah sistem kerja atau mengatur penguatan sumber suara yang melewati peralatan tata suara. Penataan suara dimulai dari pemahaman sumber suara yang akan diproses atau dikuatkan dan memilih dan menentukan microphone yang sesuai dengan jenis dan karakteristik sumber suara. Langkah selanjutnya adalah memahami peralatan pemroses suara dan pemahaman akustik ruang. Penguatan suara dapat mencapai titik terendah atau titik tertinggi, namun tidak mengurangi kualitas sumber suara yang diperkuat. Tujuan penataan suara adalah menghasilkan suara sesuai dengan karakteristik sumber suara asli, enak, dan nyaman didengar. Yang dimaksud sesuai dengan karakter suara atau bunyi asli adalah hasil pengolahan sumber bunyi masih menunjukkan karakter suara asli. Misalnya suara orang dewasa masih terdengar karakter dewasanya tidak boleh terdengar seperti suara anak-anak atau seperti suara robot, suara burung merpati harus terdengar seperti suara burung merpati bukan burung tekukur. Namun dalam hal tertentu 193 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 dengan tujuan khusus hal tersebut sangat mungkin dilakukan dalam penataan suara atau penataan bunyi. Suara yang enak dan nyaman didengar adalah suara yang sesuai dengan kemampuan pendengaran manusia (normal hearing). Suara yang berada diluar kemampuan pendengaran mengakibatkan rasa tidak nyaman, dan ketidakmampuan pendengaran merespon suara atau bunyi di luar batas kemampuan gendang telinga dapat menimbulkan rasa sakit dan akan merusak selaput pendengaran. Gelombang suara yang dapat ditangkap oleh pendengaran manusia pada rentang frekuensi 20 Hz - 20.000 Hz. Artinya pendengaran masih mampu merespon suara nada rendah 20 Hz,dan masih mampu merespon nada tinggi sampai 20.000 Hz. Ada sebagian manusia juga memiliki pendengaran yang mampu merespon bunyi atau suara pada frekuensi lebih lebar. Kemampuan dengar seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat tinggal. Kepekaan telinga seseorang yang tinggal ditepi laut atau dekat air terjun sangat berbeda dengan orang yang tinggal di sekitar pegunungan. Hal ini disebabkan kebiasaan gendang telinga merespon getaran udara yang ada disekitarnya. Gambar 227. Gelombang suara Suara adalah getaran udara yang dihasilkan sumber bunyi, biasanya dari benda padat yang bergetar merambat melalui media atau perantara. Perantara dapat berupa benda padat, cair, dan udara yang merambat atau menghantarkan kepada alat pendengaran. Tata adalah suatu usaha pengaturan terhadap sesuatu bentuk, benda, dan sebagainya untuk suatu tujuan tertentu. Jadi tata suara adalah suatu usaha untuk mengatur, menempatkan dan memanfaatkan sumber suara atau berbagai sumber suara sesuai dengan etika dan estetika untuk suatu tujuan tertentu, misalnya penataan suara ruang rapat, tempat ibadah, penyiaran, perekaman atau reccording, dan suatu pertunjukan teater. Teknik penataan suara adalah suatu cara melakukan proses pengolahan sumber suara yang memiliki tingkat kekerasan yang lebih Next >