< Previous 204 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 Sistem kerja audio processor adalah mengangkat level audio pada batas tertentu sesuai dengan pengaturan (threshold). Apabila sumber suara memiliki tegangan yang lemah atau under level dari sumber suara, maka peralatan ini akan mengangkat sumber suara lemah pada evel standar threshold dan memberikan batasan pada sumber suara yang melebihi batas modulasi yang telah ditentukan. Dengan menggunakan peralatan ini diharapkan tidak terjadi kecacatan suara atau pemotongan titik puncak (peak) atau clipping. Prinsip kerja dari audio processor adalah semua sumber suara yang melewati treshold sesuai dengan besaran pengaturan treshold, selain sinyal yang sesuai tidak akan diproses oleh audio processor. Dengan pengaturan yang tepat dapat menghasilkan suara yang berkualitas, stabil, menghilangkan cacat suara (clipping), dan mengurangi noise. Peralatan ini dilengkapi dengan: a) Kabel power, yaitu untuk menghubungkan dengan tenaga listrik. Standar kabel power terdiri dari tiga kabel, yaitu untuk mengalirkan arus tegangan/catu, nol atau netral, dan ground. b) Pin koneksi grounding untuk mengamankan operator, peralatan dari kebocoran, lompatan listrik dan mengurangi noise. c) Sekering (fuse) untuk pengaman tegangan masuk. Sekering ditetapkan sesuai dengan tegangan tertentu dalam satuan ampere (A), dan akan putus apabila terjadi lonjakan tegangan atau terjadi hubungan pendek (konsleting). d) Tombol atau sakelar ON/OF, untuk menghidupkan dan mematikan alat. Prinsip kerja dari tombol ini adalah untuk menghubungkan atau memutus arus listrik ke rangkaian power amplifier. e) Potensiometer pemroses sinyal suara (treshold). f) Potensiometer level atau volume, yaitu untuk mengatur besaran tegangan keluaran sinyal hasil olahan suara g) Line in R dan L, yaitu koneksi untuk masukan sinyal (input). h) Line out R dan L, yaitu koneksi untuk keluaran sinyal (output) 205 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 Gambar 237. Expander atau compressor Audio processor merupakan assesoris atau peralatan pendukung penataan suara. Penataan suara secara sederhana dimulai dari pengaturan jalur microphone dan sumber input lain ke audio mixer, output audio mixer dihubungkan ke peralatan audio processor seperti audio equalizer, reverb (echo), limiter, dan compressor atau expander, sebelum diperkuat oleh power amplifier. Sistem rangkaian penataan suara yang lebih rumit adalah memasang peralatan audio processor pada tiap chanel input audio mixer. Proses pengolahan suara sebelum masuk pada audio mixer memiliki tujuan memperoleh kualitas suara pada tingkat input sinyal audio sebelum diproses melalui audio mixer. 3) Audio Player dan Recorder Audio Player atau recorder adalah alat untuk memutar kembali hasil rekaman audio dan ada yang dapat berfungsi sebagai alat untuk merekam audio. Alat ini bisa berupa tape rel, piringan hitam, tape recorder, compact disk player, komputer dan lain-lain. Audio player dan recorder dilengkapi dengan: a) Kabel power, yaitu kabel yang digunakan untuk menghubungkan alat ini dengan tenaga listrik atau catu daya. Standar kabel power terdiri dari tiga kabel yaitu untuk mengalirkan, yaitu arus tegangan atau catu, nol atau netral, dan ground. b) Pin koneksi grounding, yaitu untuk mengamankan operator, peralatan dari kebocoran, lompatan listrik dan mengurangi noise. c) Sekering (fuse), untuk pengaman tegangan masuk. Sekering ditetapkan sesuai dengan tegangan tertentu dalam satuan ampere (A), dan akan putus apabila terjadi lonjakan tegangan atau terjadi hubungan pendek (konsleting). d) Tombol atau sakelar ON/OF, untuk menghidupkan dan mematikan alat. Prinsip kerja dari tombol ini adalah untuk 206 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 menghubungkan atau memutus arus listrik ke rangkaian audio player. e) Tombol Play , untuk memutar hasil rekaman. f) Tombol Rec, untuk mengaktifkan peralatan pada fungsi merekam. g) Tombol Rewind, memutar balik dengan cepat. h) Tombol FF, tombol untuk memutar cepat. i) Volume/gain, untuk mengatur besaran keluaran suara. j) Line/Rec/Mic in, koneksi untuk masukan sinyal (input). k) Line out R dan L, koneksi untuk keluaran sinyal (output) l) Phone out, koneksi headphone untuk mengkontrol suara. Gambar 238. Audio player Peralatan rekaman audio yang memenuhi standar perekaman dilengkapi dengan selektor input, berfungsi untuk memilih sinyal masukan atau sumber suara yang hendak direkam, seperti yang telah diuraikan di depan tentang sumber suara bahwa sumber suara akustik dan sumber suara elektrik memiliki perbedaan. 4) Audio Mixer Audio Mixer adalah suatu peralatan audio yang dipergunakan sebagai alat untuk mencampur berbagai sumber suara, mengolah suara, mengatur, mengontrol input dan memperkuat sinyal suara menjadi suatu hasil keluaran suara yang diinginkan. Audio mixer populer disebut mixing. Dalam hal ini, audio mixer adalah alat yang mampu menerima beberapa masukan atau input dan dapat diproses secara bersamaan serta memiliki satu jalur keluaran yakni master out. 207 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 Gambar 239. Audio mixer Audio mixer yang paling sederhana memiliki tiga bagian pokok yaitu, bagian masukan, bagian pengolah sinyal, dan bagian keluaran atau output. Input atau masukan audio mixer terdiri dari mic in dan line in. Audio mixer dilengkapi dengan: a) Kabel power, yaitu kabel yang digunakan untuk menghubungkan alat ini dengan tenaga listrik. Standar kabel power terdiri dari tiga kabel yaitu untuk mengalirkan arus tegangan atau catu daya, nol atau netral, dan ground. b) Pin koneksi grounding, untuk mengamankan operator, peralatan dari kebocoran, lompatan listrik dan mengurangi noise. c) Sekering (fuse), untuk pengaman tegangan masuk. Sekering ditetapkan sesuai dengan tegangan tertentu dalam satuan ampere (A), dan akan putus apabila terjadi lonjakan tegangan atau terjadi hubungan pendek (konsleting). d) Tombol atau sakelar ON/OF, yaitu untuk menghidupkan dan mematikan alat. Prinsip kerja dari tombol ini adalah untuk menghubungkan atau memutus arus listrik ke rangkaian audio mixer. e) Tombol selector mic atau line, yaitu salah satu tombol yang berfungsi untuk memilih jenis input yang hendak diproses. f) Tombol Phantom 48v, yaitu tombol yang berfungsi untuk memberikan suplai catu daya pada jenis microphone yang membutuhkan bateray atau catu daya. g) Mic in, yaitu koneksi atau sambungan dari output atau keluaran sinyal microphone. h) Line in, yaitu koneksi atau sambungan dari output atau keluaran dari peralatan audio selain microphone (sumber suara elektrik). 208 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 i) Stereo line in, yaitu koneksi sambungan dari output peralatan stereo yang terdiri dari R dan L. j) Gain atau trim atau level input, fungsinya untuk memproses atau mengatur besaran masukan sinyal (input) pada audio mixer. k) Tombol PAD, yaitu untuk mengurangi gain input yang terlalau besar. jika tombol ini diaktifkan maka akan terjadi pengurangan gain input berkisar 20 db – 30 db. l) Effect atau auxiliary return, yaitu koneksi atau sambungan dari output atau keluaran audio prosessor external. m) Pemroses sinyal atau bagian pengolah sinyal suara pada audio mixer terdiri dari: (1) EQ/Equalizer, yaitu pengolah warna suara yang berasal dari input terdiri dari pengaturan frekuensi high, mid dan low. (2) Pan, yaitu untuk mengatur perbandingan besaran sinyal suara kiri atau kanan. (3) Fader atau level monitor, yaitu mengatur besaran keluaran untuk speaker monitor atau control audio monitor. (4) Fader atau level chanel, berfungsi untuk menaikkan tegangan sinyal suara setelah proses EQ. (5) Effect atau auxiliary, untuk mengatur perbandingan besaran sinyal audio processor external. n) Bagian pengeluaran audio mixer, terdiri dari: (1) Effect atau auxiliary send, yaitu koneksi keluaran sinyal audio untuk diproses oleh audio processor external. (2) Monitor out, yaitu koneksi keluaran sinyal untuk diteruskan ke speaker monitor atau control audio monitor. (3) Rec out, yaitu koneksi ke peralatan rekam. (4) Master Out, yaitu koneksi keluaran utama sinyal audio hasil olahan audio mixer untuk diteruskan ke power amplifier. (5) Phones, yaitu koneksi untuk alat kontrol mengolah suara (headphone). (6) Fader atau volume master, berfungsi untuk mengatur besaran tegangan keluaran sinyal hasil olahan suara untuk diteruskan ke power amplifier. (7) Fader atau volume phone, berfungsi untuk mengatur besaran tegangan keluaran sinyal hasil olahan suara ke headphone 209 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 5) Power Amplifier Power amplifier adalah peralatan audio atau rangkaian elektronik pelipat tegangan yang berfungsi sebagai penguatan akhir sinyal audio. Sinyal suara yang dikirim ke power amplifier masuk melalui gain input, dan diukur dalam satuan decibel (db). Alat ini berfungsi sebagai pengatur masukan energi elektrik yang akan diperkuat untuk diteruskan ke audio speaker. Besaran penguatan sinyal atau pelipat tegangan input sinyal audio berkisar antara 20–100 kali, diukur dalam satuan watt. Gambar 240. Power amplifier Power amplifier secara fisik berbentuk persegi dari bahan logam atau alumunium dan dilengkapi dengan: a) Kabel power, yaitu kabel yang digunakan untuk menghubungkan alat ini dengan tenaga listrik. Standar kabel power terdiri dari tiga kabel yaitu untuk mengalirkan arus tegangan atau catu daya, nol atau netral, dan ground. b) Pin koneksi grounding untuk mengamankan operator dan peralatan dari kebocoran, lompatan listrik dan mengurangi noise. c) Sekering (fuse), berfungsi untuk pengaman tegangan masuk. Sekering ditetapkan sesuai dengan tegangan tertentu dalam satuan ampere (A), dan akan putus apabila terjadi lonjakan tegangan atau terjadi hubungan pendek (konsleting). d) Tombol atau sakelar ON/OF, yaitu tombol untuk menghidupkan dan mematikan alat. Prinsip kerja dari tombol ini adalah untuk menghubungkan atau memutus arus listrik ke rangkaian power amplifier. 210 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 e) Volume (gain), untuk mengatur besar kecil masukan sinyal audio. f) Connector input dua chanel, sebagai pintu masuk sinyal audio dari peralatan lain. Conector ada beberapa jenis seperti connector RCA, TRS, atau jack gitar dll. g) Connector output dua chanel, sebagai jalur keluaran sinyal audio untuk dihubungkan ke peralatan audio speaker. 6) Audio Amplifier Audio amplifier adalah peralatan pengolah suara yang lengkap, yang terdiri dari beberapa peralatan pemroses sinyal suara dalam satu kemasan atau satu kotak (box). Komponen peralatan pemroses suara antara lain: a) Mic in, preamp mic, yaitu koneksi atau masukan sumber suara dari microphone. b) Line in, yaitu koneksi atau masukan sumber suara elektrik c) Mic gain, yaitu pengatur besaran sinyal masuk dari microphone d) Line gain, yaitu pengatur besaran sinyal masuk dari peralatan elektronik e) Audio processor, yaitu pengolah warna suara rendah (low atau bass) dan pengatur suara bernada tinggi (high atau trebel). f) Power amplifier atau output gain, yaitu pengatur besaran sinyal keluaran (output). g) Line out, yaitu koneksi keluaran (output) sinyal suara untuk diteruskan ke audio speaker. h) Kabel power, yaitu kabel untuk menghubungkan audio amplifier ke tenaga listrik. Standar kabel power terdiri dari tiga kabel yaitu untuk mengalirkan arus tegangan atau catu daya, nol atau netral, dan ground. i) Pin koneksi grounding, untuk mengamankan operator, peralatan dari kebocoran, lompatan listrik, dan mengurangi noise. j) Sekering (fuse), untuk pengaman tegangan masuk. Sekering ditetapkan sesuai dengan tegangan tertentu dalam satuan ampere (A), dan akan putus apabila terjadi lonjakan tegangan atau terjadi hubungan pendek (konsleting). k) Tombol atau sakelar ON/OF, yaitu tombol untuk menghidupkan dan mematikan alat. Prinsip kerja dari tombol adalah untuk menghubungkan atau memutus arus listrik kepada rangkaian audio amplifier. 211 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 7) Audio Speaker Monitor Audio peaker monitor yaitu peralatan elektronik sebagai pengubah getaran elektrik yang berasal dari power amplifier menjadi getaran suara (getaran akustik). Sinyal keluaran amplifier menggerakkan spul (coil) yang melingkari medan magnit dan menggerakkan membran speaker sesuai dengan besaran tegangan sehingga menghasilkan getaran akustik yang merambat melalui udara hingga sampai pada telinga (pendengaran). Audio speaker mampu memproses tiga jenis warna suara yaitu; woofer untuk suara bernada rendah, midrange untuk suara menengah dan tweeter untuk memproses keluaran suara bernada tinggi. Pembagian warna suara di dalam kotak audio speaker yang dipasang satu rangkaian disebut crossover. Gambar 241. Audio speaker Sistem kerja audio speaker merupakan kebalikan dari sistem kerja microphone. Kalau microphone menangkap getaran udara diubah menjadi getaran listrik dan diteruskan ke peralatan lain, sedang speaker menggetarkan udara menjadi getaran akustik yang sampai pada pendengaran. Audio speaker mengalami perkembangan pesat sehingga ditemukan speaker aktif. Speaker aktif komponen penguat atau audio amplifier sudah terpasang di dalam kotak speaker. 3. Menggunakan Peralatan Tata Suara Penggunaan peralatan tata suara dipengaruhi oleh tujuan dan teknik penggunaan peralatan. Berdasarkan tujuan dan teknik, penataan suara digolongkan menjadi: penataan suara langsung atau live dan penataan suara rekaman atau record, penggunaan teknik mixing, dan miking. 212 Direktorat Pembinaan SMK 2013Dasar Artistik 1 a. Tata suara langsung atau live Tata suara langsung (live) adalah suatu penataan dan pengaturan berbagai sumber suara atau bunyi melalui peralatan tata suara untuk diperdengarkan langsung kepada penonton atau pendengar (audience), baik suara itu diperkuat melalui penguat elektronik atau tanpa pengeras suara. Yang dimaksud tanpa penguat suara adalah hasil penataan suara tidak disalurkan melalui udara, tepi disalurkan melalui kabel dan terhubung dengan peralatan yang menempel ke pendengaran melalui earphone, headphone dll. Penataan suara langsung harus dilakukan dengan cermat dan sempurna karena hasil penataan suara, langsung disalurkan ke pendengaran. Misalnya penataan peralatan tata suara pada laboratorium bahasa, yaitu melakukan pengolahan warna suara pada audio player untuk didengarkan sendiri melalui earphone, atau headphone. Penataan suara untuk diperdengarkan kepada pendengar melalaui pengeras, membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang baik dari seorang penata suara. Penataan menjadi rumit ketika banyak sumber suara yang harus diproses, di dalam ruang atau di luar ruang, penoton terbatas atau tidak terbatas dan pemahaman terhadap peralatan yang hendak dipergunakan. b. Rekaman Merekam adalah suatu kegiatan menangkap bunyi atau suara tiruan untuk disimpan ke dalam media penyimpanan. Media pemyimpanan berupa piringan hitam, pita suara atau cassette, hardisk, atau compack disk (CD). Tujuan rekaman adalah hasil rekaman suara dapat diperdengarkan kembali untuk tujuan tertentu. Tata suara yang dihasilkan melalui proses perekaman bisa memiliki kualitas baik karena dikerjakan di studio dan dapat diubah dari sumber aslinya melalui proses mixing. Suara bisa diatur lebih jernih, berkesinambungan dan dapat di tata ulang. c. Teknik Mixing Teknik mixing adalah teknik dengan cara melakukan pengolahan berbagai sumber suara dengan mengkoneksi sumber suara sesuai dengan jenis sumber suara. Teknik ini mengolah sumber suara akustik dan sumber suara elektrik kedalam audio mixer sesuai dengan input sumber suara. Input yang berasal dari microphone (sumber suara akustik) dikoneksikan dengan mic in 213 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Dasar Artistik 1 pada audio mixer, dan input yang berasal dari peralatan elektrik (sumber suara elektrik) dikoneksikan melalui line in pada audio mixer. Kelemahan dari teknik ini, sumber suara elektrik akan terasa datar atau flat, karena keluaran dari peralatan elektrik rata-rata memiliki sinyal yang konstan atau stabil. d. Teknik miking (teknik todong) Teknik miking menerapkan penataan dan pengolahan suara dengan cara semua sumber suara ditangkap dengan menggunakan microphone. Sumber suara elektrik diproses terlebih dahulu, setelah sumber suara elektrik dikeluarkan oleh audio speaker diterima microphone (ditodong) dan dikoneksikan ke audio mixer. Kelemahan dari teknik ini adalah membutuhkan peralatan tambahan untuk memproses sumber suara elektrik menjadi getaran akustik dan microphone yang dipergunakan tidak sedikit (sesuai dengan jumlah sumber suara). E. Rangkuman Penataan suara merupakan bagian penting dari proses komunikasi, agar informasi diterima dengan jelas oleh penderima informasi atau terjadi kelancaran proses komunikasi dari komunikator menuju komunikan. Pengaturan atau penataan suara dimulai dari pemahaman sumber suara yang akan diproses atau dikuatkan, memilih dan menentukan microphone sesuai jenis dan karakteristik sumber suara, memahami peralatan pemroses suara dan pemahaman akuistik ruang. Tujuan dari penataan suara adalah menghasilkan suara yang sesuai dengan karakteristik sumber suara asli, enak dan nyaman untuk didengarkan. Suara adalah getaran udara yang dihasilkan sumber bunyi, biasanya berasal dari benda padat yang bergetar dan merambat melalui media atau perantara. Suara yang enak dan nyaman didengarkan adalah suara yang sesuai dengan kemampuan pendengaran manusia (normal hearing). Gelombang suara yang dapat ditangkap oleh pendengaran manusia adalah pada rentang frekuensi 20 Hz - 20.000 Hz. Pendengaran masih mampu merespon suara nada rendah 20 Hz, dan nada tinggi 20.000 Hz. Teknik penataan suara adalah cara melakukan proses pengolahan sumber suara yang memiliki tingkat kekerasan lebih tinggi dari sumber suara asli. Pengolahan suara meliputi perbandingan tingkat kekerasan dan warna suara. Tingkat kekerasan suara menjadi komplek ketika berada dalam situasi dan ruang berbeda. Tingkat kekerasan suara manusia sangat terbatas untuk suatu jarak atau area tertentu. Pengolahan warna suara dilakukan melalui pengaturan perbandingan atau penyeimbangan frekuensi Next >