< PreviousDasar-Dasar Kefarmasian Jilid 2 1 PENUTUP BAB II PEMBELAJARAN A. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1: SediaanPulvis/Pulveres Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, para siswa mampu: a) Memahami pengertian ilmu resep b) Memahami sejarah kefarmasian c) Mengenal tokoh-tokoh di bidang farmasi d) Memahami Farmakope Indonesia e) Menjelaskan ketentuan umum di Farmakope Indonesia f) Memahami pengertian CPOB g) Memahami tujuan CPOB h) Menyebutkan aspek-aspek CPOB A. Pengertian Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis). Serbuk oral tidak terbagi terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan diet dan beberapa jenis analgetik tertentu, pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar yang lain. Serbuk tidak terbagi lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur, keduanya untuk pemakaian luar. Kelebihan dan Kelemahan Sediaan Serbuk Kelebihan - Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita. - Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air. Uraian MateriDasar-Dasar Kefarmasian Jilid 2 1 PENUTUP - Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna dibanding , sediaan padat lainnya. - Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet. - Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk. - Pemberian dosis yang sangat tepat sesuai dengan permintaan dokter Kelemahan - Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah (bisa diatasi dengan corrigens saporis) - Pada penyimpanan menjadi lembab Syarat – Syarat Serbuk : bila tidak dinyatakan lain serbuk harus kering, halus dan homogen. (1) Pulveres (serbuk bagi) Keseragaman bobot : Timbang isi dari 20 bungkus satu-persatu, campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang sekaligus, hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus. (2) Serbuk oral tidak terbagi Pada serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak poten, seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu sehingga pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain. (3) Serbuk tabur Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. 2. Derajat Halus Serbuk dan Pengayak Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti yang tertera pada tabel dibawah ini. Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid 2 1 PENUTUP Tabel : Klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus (menurut FI. IV) Klasifikasi Serbuk Simplisia Nabati & Hewani Bahan Kimia Nomor Serbuk1) Batas Derajat Halus2) Nomor Serbuk1) Batas Derajat Halus2) % No. Pengayak % No. Pengayak Sangat kasar 8 20 60 Kasar 20 40 60 20 60 40 Setengah kasar 40 40 80 40 60 60 Halus 60 40 100 80 60 120 Sangat halus 80 100 80 120 100 120 Keterangan. 1) Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu. 2) Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan. Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajad halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi (walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel) yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna. Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100 m, alat lain selain pengayak mungkin lebih berguna. Efisiensi dan kecepatan pemisahan partikel oleh pengayak beragam, berbanding terbalik dengan jumlah partikel termuat. Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat, bukan tenunan. Kecuali untuk ukuran nomor 230, 270, 325 dan 400 anyaman terbuat dari kuningan, perunggu, baja tahan karat atau kawat lain yang sesuai dan tidak dilapisi atau disepuh. Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid 2 1 PENUTUP Dalam penetapan derajad halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Tabel dibawah ini memberikan ukuran rata-rata lubang pengayak baku anyaman kawat (FI. IV). Penandaan pengayak Penandaan pengayak Nomor Nominal Ukuran Lubang Pengayak Nomor Nominal Ukuran Lubang Pengayak 2 9,5 mm 45 355 m 3,5 5,6 mm 50 300 m 4 4,75 mm 60 250 m 8 2,36 mm 70 212 m 10 2,00 mm 80 180 m 14 1,40 mm 100 150 m 16 1,18 mm 120 125 m 18 1,00 mm 200 75 m 20 850 m 230 63 m 25 710 m 270 53 m 30 600 m 325 45 m 35 500 m 400 38 m 40 425 m B. Jenis Serbuk (1) Pulvis Adspersorius Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Catatan. Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid 2 1 PENUTUP - Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas bakteri ClostridiumTetani, Clostridium Welchii, dan Bacillus Anthracis. - Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka. - Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. Contoh Pulvis Adspersorius. Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius ( For. Nas ) Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius ( Form. Ind ) Pulvis Paraformaldehydi Compositus ( Form. Ind ) Pulvis Salicylatis Compositus ( Form. Ind.) (2) Pulvis Dentifricius Serbuk gigi , biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dulu dalam chloroform / etanol 90 % (3) Pulvis Sternutatorius Adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga serbuk tersebut harus halus sekali. (4) Pulvis Effervescent Serbuk effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan gas CO2, kemudian membentuk larutan yang pada umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat atau asam tartrat ) dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium bicarbonat). Interaksi asam dan basa ini dalam air akan menimbulkan suatu reaksi yang menghasilkan gas karbondioksida. Bila kedalam campuran ini ditambahkan zat berkhasiat maka akan segera dibebaskan sehingga memberikan efek farmakologi dengan cepat. Pada pembuatan bagian asam dan basa harus dikeringkan secara terpisah. Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid 2 1 PENUTUP Tugas awal C. Cara Mencampur Serbuk Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk : Obat yang berbentuk kristal/ bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu. Tuliskan contoh lain dari pulvis adspersorius (lihat di buku Ph.Bel V,Fornas, FMI, CMN, FOI dsb):a. ...................b. ...................c. ...................d. ...................e. ...................Tuliskan contoh lain dari pulvis effervescent (lihat di buku Ph.Bel V,Fornas, FMI, CMN, FOI dsb):a. ..................b. ..................c. ..................Tuliskan contoh lain dari pulvis sternutatorius dan pulvis dentifricius (lihat di buku Ph.Bel V,Fornas, FMI, CMN, FOI dsb):a. ..................b. ..................c. ..................d. ..................Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid 2 1 PENUTUP Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah (konstituen) dalam mortir. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah merata. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu. Serbuk dengan bahan-bahan padat Dengan memperhatikan hal-hal diatas masih ada beberapa pengecualian maupun yang dikerjakan secara khusus. Seperti hal sebagai berikut : (1). Serbuk halus sekali Serbuk halus tidak berkhasiat keras Belerang. Belerang tidak dapat diayak dengan ayakan dari sutera maupun logam karena menimbulkan butiran bermuatan listrik akibat gesekan, karena itu dalam pembuatan bedak tabur tidak ikut diayak. Iodoform. Karena baunya yang sukar dihilangkan maka dalam bedak tabur diayak terpisah (gunakan ayakan khusus). Serbuk sangat halus dan berwarna. Misalnya : rifampisin, Stibii Penta Sulfidum Serbuk dapat masuk kedalam pori-pori mortir dan warnanya sulit hilang, maka pada waktu menggerus mortir dilapisi zat tambahan (konstituen). Serbuk halus berkhasiat keras Dalam jumlah banyak. Digerus dalam mortir dengan dilapisi zat tambahan. Dalam jumlah sedikit (kurang dari 50 mg ), dibuat pengenceran. Berikut adalah ilustrasi perhitungan pengenceran bahan obat Zat yang beratnya antara 10 mg-50 mg, contohnya : Luminal 35 mg ─ Timbang luminal 50 mg ─ Lactosa + carmin 450 mg + 500 mg Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid 2 1 PENUTUP dari campuran ini kita ambil mgx3505005035 Zat yang beratnya antara 3 mg - 4 mg, contohnya : Atropin Sulfas 4 mg ─ Timbang Atropin Sulfas 50 mg ─ Lactosa + carmin 950 mg + 1000 mg dari campuran ini kita ambil : mgmgx801000504 Zat yang beratnya antara 0,1 mg-1 mg, contoh Atropin Sulfat 0.3 mg. Untuk ini dilakukan pengenceran bertingkat sebagai berikut : Tingkat I timbang Atropin Sulfas 50 mg Lactosa + carmin 2450 mg + 2500 mg timbang dari campuran ini mgmgx502500501 (mengandung Atropin Sulfas 1 mg) Tingkat II : timbang campuran I 50 mg Lactosa 450 mg + 500 mg timbang dari campuran kedua ini : mgmgx15050013,0 bila diperlukan pengenceran ini dapat diteruskan menjadi tingkat-tingkat selanjutnya. Tugas: Hitunglah pengenceran suatu bahan obat dengan berat 0,7mg Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid 2 1 PENUTUP (2). Serbuk berbentuk hablur dan kristal Sebelum dicampur dengan bahan obat yang lain, zat digerus terlebih dahulu. Contoh : Serbuk dengan Camphora Camphora sangat mudah mengumpul lagi, untuk mencegahnya dikerjakan dengan mencampur dulu dengan eter atau etanol 95 % (untuk obat dikeringkan dengan zat tambahan). Cara inipun harus hati-hati karena terlalu lama menggerus atau dengan sedikit ditekan waktu menggerus akan mengumpulkan kembali campuran tersebut. Serbuk dengan asam salisilat. Serbuk sangat ringan dan mudah terbang yang akan menyebabkan rangsangan terhadap selaput lendir hidung dan mata hingga akan bersin. Dalam hal ini asam salisilat kita basahi dengan eter dan segera dikeringkan dengan zat tambahan. Serbuk dengan asam benzoat, naftol, mentol, thymol Dikerjakan seperti diatas. Untuk obat dalam dipakai etanol 95 % sedangkan untuk obat luar digunakan eter. Serbuk dengan garam-garam yang mengandung kristal. Dapat dikerjakan dalam lumpang panas, misalnya KI dan garam- garam bromida. Garam- garam yang mempunyai garam exiccatusnya, lebih baik kita ganti dengan exiccatusnya. Penggantiannya adalah sbb : Natrii Carbonas 50 % atau ½ bagian Ferrosi Sulfas 67 % atau 2/3 bagian Aluminii et Kalii Sulfas 67 % atau 2/3 bagian Magnesii Sulfas 67 % atau 2/3 bagian Natrii Sulfas 50 % atau ½ bagian Serbuk dengan bahan setengah padat Biasanya terdapat dalam bedak tabur. Yang termasuk bahan setengah padat adalah adeps lanae, cera flava, cera alba, parafin padat, vaselin kuning dan vaselin putih. Dalam jumlah besar sebaiknya dilebur dulu diatas tangas air, baru dicampur dengan zat tambahan. Dalam jumlah sedikit digerus dengan penambahan aceton atau eter, baru ditambah zat tambahan atau dicairkan dalam lumpang panas.. Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid 2 1 PENUTUP Serbuk dengan bahan cair (1) Serbuk dengan minyak atsiri Minyak atsiri dapat diteteskan terakhir atau dapat juga dibuat oleo sacchara, yakni campuran 2 gram gula dengan 1 tetes minyak. Bila hendak dibuat 4 g oleosacchara anisi, kita campur 4 g saccharum dengan 2 tetes minyak anisi. (2) Serbuk dengan tinctura Contohnya serbuk dengan Opii Tinctura, Digitalis Tinctura, Aconiti Tinctura, Belladonnae Tinctura, Digitalis Tinctura, Ratanhiae Tinctura. Tinctur dalam jumlah kecil dikerjakan dengan lumpang panas kemudian dikeringkan dengan zat tambahan sampai kering. Sedangkan dalam jumlah besar dikerjakan dengan menguapkan diatas tangas air sampai kering dengan pertolongan zat penambah agar tidak lengket kemudian diangkat. Tinctura yang diuapkan ini beratnya 0, untuk serbuk terbagi kehilangan berat tidak perlu diganti, sedangkan untuk serbuk tak terbagi harus diganti seberat tinctura yang menguap dengan zat tambahan. Zat berkhasiat dari tinctur menguap, pada umumnya terbagi menjadi 2 : Tinctur yang dapat diambil bagian-bagiannya. Spiritus sebagai pelarutnya diganti dengan zat tambahan. Contohnya Iodii tinc. Camphor Spiritus, Tinc. Opii Benzoica Tinctur yang tidak dapat diambil bagian-bagiannya. Kalau jumlahnya banyak dilakukan pengeringan pada suhu serendah mungkin, tapi kalau jumlahnya sedikit dapat ditambah langsung kedalam campuran serbuk. Kita batasi maksimal 2 tetes dalam 1 gram serbuk. Contohnya Valerianae Tinc. Aromatic Tinc. Atau dibuat persediaan keringnya 1=3 Serbuk dengan extractum (1) Extractum Siccum (ekstrak kering) Pengerjaannya seperti membuat serbuk dengan zat padat halus. Contohnya Opii extractum, Strychni extractum (2) Extractum Spissum (ekstrak kental) Dikerjakan dalam lumpang panas dengan sedikit penambahan cairan penariknyauntuk mengencerkan ekstrak, kemudian tambahkan zat tambahan sebagai pengering. Contohnya Belladonnae extractum dan Hyoscyami extractum menggunakan etanol 70%. Extrak Cannabis Next >