< Previous 218 Gambar 101. Klasifikasi dan warna tabung APAR k. Media Pemadam Api Media pemadam api yang biasa digunakan adalah air, busa, karbon dioksida, gas halon serta pasca halon dan serbuk kimia kering. Proses kerja dari ke lima media pemadam api tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Air. Air merupakan media pemadam api yang paling umum digunakan, karena air dipandang memiliki berbagai sifat yang baik untuk memadamkan api dan relatif mudah dan murah didapatkan dalam jumlah yang banyak. Pada kondisi normal air mempunyai panas laten penguapan 2250 kJ/kg. Dengan sifat ini maka air sangat mudah untuk mendinginkan api (memisahkan panas dari unsur api). 219 2) Busa (foam) Busa atau foam terbentuk bila udara atau gas terjebak di dalam media cairan. Busa mempunyai efek menyelimuti dan mendinginkan api. Sebagai media pemadaman api busa dibuat dari campuran antara air, udara dan campuran busa. 3) Karbon dioksida Karbon dioksida dipakai sebagai media memadamkan api karena sifatnya yang dapat mengganggu proses oksidasi pada bahan yang terbakar. Bila oksigen berkurang sampai kurang dari 15% maka proses kebakaran akan berhenti. Karbon dioksida mempunyai sifat yang tidak konduktif maka bisa dipakai untuk kebakaran jenis C (listrik bertegangan), namun demikian tidak cocok untuk pemakaian kebakaran yang sudah meluas atau di tempat terbuka. 4) Gas halon Halon merupakan keluarga dari senyawa halogenated hydrocarbon yang semua atau sebagian atom hidrogennya diganti dengan fluorine, chlorine atau bromine. Senyawa hidrocarbon yang paling sering digunakan adalah metane atau ethane. Material ini memadamkan api dengan cara menekan terjadinya reaksi rantai kebakaran. Namun dikarenakan halon dapat merusak atmosfer sehingga tidak dipergunakan lagi sebagai media pemadam kebakaran. Sebagai penggantinya dipakai gas pasca halon. 5) Bubuk kimia kering (dry chemical powder) Bubuk kering dari zat kimia tertentu dapat memadamkan api. Zat kimia yang biasanya digunakan untuk ini adalah sodium, potasium atau urea bikarbonat. Namun dapat juga dipergunakan potassium chloride atau 220 mono-ammonium phospat. Cara memadamkan api media ini adalah dengan isolasi, pendinginan, dan mengganggu proses reaksi rantai. l. Sarana Pemadam Api Sarana pemadam api telah berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara garis besar sarana pemadam api ini dapat dibedakan menjadi: 1) Pemadam api gerak Sarana pemadam api yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan mudah misalnya alat pemadam api ringan (APAR), mobil pemadam kebakaran, kapal pemadam kebakaran dan lain sebagainya. 2) Pemadam api tetap Sarana pemadam api yang tidak dapat dipindahkan karena dipasang secara permanen dengan instalasi tertentu, misalnya springkle, hydrant dan lain sebagainya. Gambar 102. Alat pemadam api ringan (APAR) 221 Gambar 103. Pemadam api bergerak Gambar 104. Pemadam api tetap m. Pemercik Air Otomatis Pemercik air otomatis (automatic sprinklers) merupakan sarana pemadam kebakaran instalasi tetap yang paling sering digunakan/dipasang pada gedung-gedung. Sistem ini bekerja apabila gelas (quartzoid bulb) pada kepala sprinklers pecah karena panas. Dengan pecahnya quartzoid bulb ini maka air bertekanan memercik ke seluruh tempat yang kebakaran dan memadamkan api. Secara garis besar sistem pemercik otomatis dikategorikan menjadi: 222 1) Sistem pipa basah Pemercik otomatis disebut sebagai sistem pipa basah (wet pipe system) ialah apabila seluruh pipa distribusi sampai ke sprinkler terisi air bertekanan. Sistem ini memakai kepala sprinkler otomatis. Apabila gelas pada kepala sprinklers pecah karena panas maka air bertekanan segera memancar keluar memadamkan area yang terbakar. Air akan memancar hanya pada daerah yang sprinklernya pecah saja. Gambar 105. Sprinkler akan menyemprotkan air secara otomatis 2) Sistem pipa kering Pada sistem pipa kering pipa distribusi tidak tersisi air. Sistem ini dipakai apabila tempat atau bangunan yang dilindungi mempunyai kemungkinan bertemperatur dingin sedemikian sehingga air di dalam pipa distribusi dan sprinklers membeku. Tempat seperti ini misalnya ruang refrigerator, bangunan di tempat dingin dan lain sebagainya. Di dalam pipa distribusi tidak berisi air melainkan gas nitrogen atau udara bertekanan. Apabila terjadi kebakaran maka sprinklers akan pecah, gas terdorong keluar sambil menghidupkan kontrol aliran air bertekanan yang kemudian memancarkan air untuk memadamkan kebakaran. Air hanya memancar pada daerah yang sprinklernya pecah saja. 223 3) Deluge system Deluge system atau sistem banjir atau sistem pancaran serentak biasanya dipasang pada tempat atau bangunan yang berisi material mudah terbakar secara keseluruhan misalnya gudang busa polyester, bagian pengeringan hardboard, polyurethane, hanggar pesawat terbang dan lain sebagainya. Pada sistem ini semua sprinkler dalam keadaan terbuka, kemudian apabila ada sinyal kebakaran dari sistem deteksi maka seluruh sprinkler akan memancarkan air. Jadi sistem pancaran serentak ini dihubungkan dengan pengontrol lain yang berfungsi untuk memberitahu adanya kebakaran pada tempat itu. 4) Pre-action system Sistem ini bertujuan untuk membantu mempercepat aliran air pada sistem kering. Pada dasarnya konstruksi terdiri dari gabungan standard sprinkler system dengan alat pengindera kebakaran (baik smoke ataupun heat detector). Pada saat awal pengindera mencium adanya bahaya kebakaran maka sistem langsung bekerja mengisi air pada pipa distribusi springkler, sehingga air sudah terisi sebelum sprinkler pecah karena panas. Jadi ketika sprinkler pipa sistem kering pecah maka di dalam pipa sudah berisi air yang langsung memancar pada tempat yang terbakar. Bagian-bagian pemercik api adalah: 1) Pemercik otomatis Kepala pemercik otomatis betugas untuk memancarkan air apabila telah mendapat sinyal deteksi kebakaran. Kepala pemercik otomatis akan aktif memancarkan air bila temperatur pada ruangan cukup untuk memecahkan quartozoid bulb (jenis a) atau memutus pengunci (jeins b). Temperatur ini disebut “temperature rating” dan biasanya besarnya 224 sekitar 60 oC sampai 70 oC. Namun untuk beberapa tempat dengan pertimbangan tertentu di pasaran juga tersedia kepala pemercik dengan temperature rating yang lebih tinggi. Gambar 106. Kepala pemercik api otomatis 2) Detektor Kebakaran Detektor kebakaran yang biasanya dipergunakan antara lain detektor asap, detektor panas dan detektor nyala. Namun demikian seiring dengan perkembangan teknologi maka telah berkembang berbagai detektor kebakaran yang semakin peka dan canggih. 3) Detektor Asap Detektor asap yang sering dipakai adalah detektor asap ion. Detektor asap ion bekerja berdasarkan keseimbangan ion positif dan ion negatif. Sebuah sumber radioaktif menghasilkan ion positif dan ion negatif. Pada keadaan tidak ada asap maka ion positif dan ion negatif seimbang. Namun pada kondisi berasap maka keseimbangan ion positif-negatif terganggu. Gangguan ini memicu jaringan elektris untuk memberitahukan ketidaknormalan sistem ke pusat pengendali. 225 Gambar 107. Detektor asap 4) Detektor Panas Salah satu contoh detektor panas adalah seperti pada sprinklers. Gambar 108. Detektor panas 5) Detektor Nyala Detektor nyala akan diaktivasi apabila ada nyala api pada daerah jangkauannya. Apabila terjadi nyala api yang tertangkap oleh detektor maka filter infra-red hanya akan meneruskan radiasi infra-red melalui lensa. Kemudian radiasi ini ditangkap oleh light sensing element yang meneruskannya ke time delay dan deskriminator frekuensi. Radiasi nyala infra-red mempunyai frekuensi yang unik yang membedakan dengan radiasi yang bukan dari nyala api, sehingga dapat menjamin 226 kepastian bahwa yang tertangkap adalah radiasi karena nyala api. Keberadaan radiasi ini kemudian memicu rangkaian elektronik mengirim sinyal ke pusat pengendali kebakaran. Gambar 109. Alarm kebakaran n. Alat pemadam api ringan (APAR) Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisers adalah alat pemadam api yang mudah dipergunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. APAR dapat berupa tabung jinjing, gendong maupun beroda. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil menanggulangi sekitar 30 % kejadian kebakaran. Gambar 110. Bagian-bagian umum APAR 227 Cara mengoperasikan APAR adalah sebagai berikut: 1) APAR jenis air Pada jenis ini media pemadamnya berupa air yang terletak pada tabung. Dibuat dalam dua konstruksi yaitu SPT dan GCT. Jarak jangkau pancaran sekitar 10 ft sampai 20 ft. Dan waktu pancaran sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galon. Hanya direkomendasikan untuk kebakaran jenis A, dengan luas bidang jangkauan sekitar 2500 ft persegi, jarak penempatan setiap 50 ft. Gambar 111. APAR jenis air 2) APAR Jenis Busa Tabung utama berisi larutan sodium bikarbonat (ditambah dengan penstabil busa). Tabung sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua larutan tersebut akan menghasilkan busa dengan volume 10 kali lipat. Busa ini kemudian didorong oleh gas pendorong (biasanya digunakan CO2). Next >