< Previous 228 Gambar 112. APAR Busa 3) APAR Jenis Karbon Dioksida APAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering) di mana oksigen diupayakan terpisah dari apinya. Disamping itu CO2 juga mempunyai peranan dalam pendinginan. Material yang diselimuti oleh CO2 akan cenderung lebih dingin. Gambar 113. APAR CO2 4) APAR Jenis Gas Halon dan Pasca Halon. APAR jenis ini biasanya berisi gas halon yang terdiri dari unsur-unsur karbon, fluorine, bromide dan chlorine. Namun sejak diketemukan 229 lubang pada lapisan ozon yang diduga disebabkan oleh salah satu unsur gas halon maka menurut perjanjian Montreal gas halon tidak boleh dipergunakan lagi, dan mulai 1 Januari 1994 gas halon tidak boleh diproduksi. Sebagai penggantinya digunakan pasca halon untuk memadamkan kebakaran. Gambar 114. APAR Hallon Gambar 115. Bagian-bagian tabung Hallon 5) APAR Jenis Serbuk Kimia Kering (dry chemical powder) APAR jenis ini berisi tepung kering sodium bikarbonat dan tabung gas karbon dioksida atau gas nitrogen (di dalam cartridengane) sebagai 230 pendorongnya. Gas pendorong bisa ditempatkan dalam tabung atau di luar tabung. Tepung kimia kering bersifat cepat menutup material yang terbakar, dan mempunyai daya jangkau menutup permukaan yang cukup luas. Gambar 116. APAR Bubuk kimia kering Agar mendapatkan hasil yang diharapkan, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut untuk memilih APAR: 1) Sebaiknya memilih APAR yang memiliki penunjuk tekanan dalam tabung, sehingga dapat dilihat masih fungsi atau tidaknya tabung tersebut. 2) Memilih tabung tanpa las (seamless) sehingga mengurangi bahaya kebocoran pada tabung pemadam api. 3) Telah diuji kelayakannya oleh Dinas PMK. 4) Sebaiknya memilih atau membeli yang bergaransi. 231 Jika terjadi bahaya kebakaran maka waktu sangat menentukan keberhasilan penanganannya, oleh karena itu APAR harus ditempatkan pada lokasi berikut berikut ini: 1) Mudah terlihat, tidak terhalang oleh benda apapun. 2) Mudah dijangkau. Penempatan apar jangan terlalu tinggi, tidak melebihi standar PMK yaitu 120cm, atau 20-30 cm di atas permukaan lantai. 3) Gunakan rambu/tanda dan warna yang jelas untuk menunjukan tempat dan jenis APAR. Gambar 117. Lambang yang menunjukan tempat penyimpanan APAR o. Prosedur Memadamkan Api dengan APAR 1) Ambil APAR yang sesuai dengan jenis kebakaran, perhatikan petunjuk pemakaian. Tindakan Jika Mengetahui Kebakaran a) Berteriak b) Nyalakan alarm c) Putuskan salah satu segitiga api d) Ambil APAR e) Padamkan api 232 2) Jika ragu, lihat petunjuk pemakaian. 3) Putuskan kawat dan tarik pin pengaman APAR. 4) Ambil posisi aman kurang lebih 1,5 meter dari sumber api. 5) Arahkan corong/lubang pengeluaran APAR ke sumber api (bagian bawah). 6) Pegang bagian corong! 7) Perhatikan: Jangan memegang bagian selang APAR nitrogen karena akan membuat tangan merekat pada selang karena beku. 8) Tekan/remas tuas APAR 9) Semprotkan/Sapukan dari satu sisi ke sisi yang lain secara merata. Putuskan segel Tarik pin pengaman Arahkan corong pada api dan tekan tuas Gambar 118. Cara menggunakan APAR 233 Gambar 119. Arahkan ke bagian bawah api Gambar 120. Semprotkan dari satu sisi ke sisi yang lain PASS 234 Gambar 121. PASS Perhatian! BENAR SALAH Posisi di atas angin Posisi di bawah angin Menyemprot bagian bawah api Menyemprot bagian atas api Menyemprot sumber pembakar Menyemprot bagian bawah Sekaligus menyemprot bersama Menyemprot sendiri (banyak APAR) 235 Tunggu untuk memastikan api padam Meninggalkan sebelum memastikan api padam Segera isi ulang APAR Menyimpan APAR Gambar 122. Cara yang salah dan benar dalam menggunakan APAR p. Pengecekan APAR Meskipun Alat Pemadam Api Kebakaran (APAR) tidak pernah diharapkan untuk digunakan, namun kondisi APAR harus selalu dalam kondisi “siap” digunakan kapan saja. Untuk itu perlu dilakukan pengecekan rutin (bisa 1, 3 atau 6 bulan sekali). Lalu apakah yang harus kita cek ketika memeriksa APAR dan menentukan apakah APAR masih layak dan “siap” digunakan? 1) Cek label pengisian ulang APAR, kapankah APAR terakhir kali di isi ulang. 2) Cek tekanan (pressure gauge) dari APAR, apakah masih menunjukan posisi hijau. 3) Cek Safety Pin, apakah masih terpasang dengan benar. 4) Cek Handle apakah ada kerusakan sehingga tidak dapat digunakan. 5) Cek selang (nozzle) apakah terdapat kebocoran atau tekukan, sehingga tidak bisa digunakan. 6) Untuk APAR Dry chemical, angkat APAR kemudian balikan dan dengarkan apakah terdengar suara dry chemical terjatuh (seperti suara pasir jatuh) ketika APAR dibalikan. 7) Isi kartu periksa APAR dan gantungkan pada APAR tersebut. 236 8) Pengujian Alat Pemadam Api / Kebakaran APAR juga dapat dilakukan minimal 1 tahun sekali secara random, biasanya pengujian dilakukan bersamaan dengan latihan pemadaman kebakaran (fire drill). Sebaiknya Alat Pemadam Api / Kebakaran APAR di isi ulang 1-2 tahun sekali. Meskipun dari pengalaman lapangan diketahui bahwa APAR dry chemical dengan usia 5-7 tahun masih berfungsi dengan baik. tapi tak ada salahnya mempersiapkan yang terbaik untuk kondisi yang terburuk. q. Perawatan APAR: 1) Dilakukan pengecekan berkala per-6 bulan. 2) Untuk menghindari pembekuan media pada tabung pemadam api, harap dilakukan 1 kali pembolak-balikan tabung per-bulan. 3) Dilakukan pengecekan tekanan dalam tabung dengan mengecek pressure/indikator yang berada pada handle atau katup penekan. 4) Dilakukan pengecekan selang pada tabung pemadam api. 5) Dilakukan pembersihan tabung untuk menghindari karat dan korosi. Setelah mencari informasi tentang tugas yang diberikan, maka buatlah kesimpulan dari data tersebut, tiap kelompok buatlah dengan sumber yang ada di buku ini atau dari sumber yang lain. 237 Setelah membuat kesimpulan dari informasi yang didapat. Ayo, sekarang tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil yang sudah diperoleh, agar teman-teman kelompok yang lain bisa melihat hasil dari tiap-tiap kelompok, agar mendapat informasi yang baru dari tiap kelompok. Kegiatan mengkomunikasikan Presentasikanlah hasil laporan yang sudah dibuat masing-masing kelompok! Jangan lupa… kaidah dalam prensentasi, biasakan memberi salam, tertib, siswa aktif, tanggungjawab, disiplin dan kerjasama Kegiatan mengasosiasi. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompok anda, lalu menganalisis tentang hasil yang kelompok anda peroleh. Buatlah laporan hasil yang sudah dihasilkan kelompok anda! Next >