< Previous180 menyimpan kurang lebih 200 juta spermatozoa, hal ini sangat memungkinkan bagi lebah ratu dapat membuahi telur-telurnya a) Metamorfosis pada lebah Lebah trigona mengalami metamorfosa lengkap. Dalam proses metamorfosa terjadi empat fase yaitu: telur, larva, pupa dan dewasa. Dimulai dengan telur yang ditelurkan dalam sel berupa pot-pot yang di buat oleh lebah pekerja berbahan baku wax dan sedikit resin. Pot penyimpanan telur pada lebah trigona ada dua bentuk utama tergantung jenis dan spesies trigonanya, yaitu berbentuk spiral dan menggunduk. Telur lebah berbentuk bulat dengan diameter yang berbeda-beda tergantung jenis trigonanya. Trigona (meliponini) berukuran besar seperti Itama dan Apicalis sel telurnya pun besar, sedangkan jenis lainnya lebih kecil sekitar 0,2 mm. Ukuran telur dalam satu jenis koloni +10% berbeda atau lebih besar, ini adalah telur calon ratu. Telur menempel ditengah-tengah dasar sel dalam posisi tegak lurus. Telur lebah berangsur-angsur condong kemudian rebah pada dasar sel sebelum menetas. Fase telur untuk semua strata yaitu 3 hari. Telur lebah trigona dihasilkan oleh ratu lebah dan betina pekerja.Ada dua jenis telur yang dihasilkan ratu lebah yaitu telur fertil dan infertil. Telur fertil adalah telur yang dibuahi spermatozoa, yang akan menetas menjadi lebah ratu dan lebah pekerja. Telur infertil adalah telur yang tidak dibuahi spermatozoa yang akan menetas menjadi lebah jantan. Telur infertil dikeluarkan lebah ratu jika ratu sudah tua dan koloni sudah padat untuk membentuk koloi baru. 181 Jenis telur yang dihasilkan ratu lebah tergantung bentuk sel tempat bertelur yang disediakan oleh lebah pekerja. Lebah ratu sebelum bertelur mengamati sarang-sarang yang akan dijadikan tempat bertelur. Pengamatan dilakukan sekitar 24 jam. Lebah ratu akan mengenali sel dengan kaki depannya atau ujung abdomennya saat akan meletakkan telur. Telur yang di keluarkan ratu pada sel-sel akan menjadi lebah dengan strata yang sesuai dengan bentuk selnya. Pada lebah bersengat hal ini juga tergantung jenis makanan yang diberikan lebah pekerja pada larva, misalnya calon ratu diberi makan royal jelly, calon pekerja diberi makan worker jelly, pollen dan madu, sedangkan calon jantan di beri makan drone jelly. Hal ini tentunya tidak berlaku pada lebah trigona, karena lebah trigona merupakan lebah yang sudah di didik secara mandiri sejak lahir, lebah pekerja telah menyimpan makanan yang cukup dalam telur sampai tibanya menetas. Dan setelah lahir, anak trigona akan belajar sendiri mengenali makanan dan bagaimana caranya mencari makan. Selain telur yang berasal dari ratu lebah, telur lebah juga dihasilkan oleh lebah pekerja. Lebah pekerja mempunyai sifat parthogenesis yaitu apabila ratu mati atau hilang dan larva calon ratu tidak ada, lebah pekerja akan bertindak sebagai laying worker, atau lebah pekerja yang mampu bertelur. Telur yang dihasilkan adalah telur infertil dan akan berkembang menjadi lebah jantan. Seekor lebah pekerja hanya mampu bertelur hanya sebanyak + 25 butir seumur hidupya. Secara alami koloni lebah 182 membesarkan sel-sel lebah ratu dalan 3 kondisi yaitu pada saat ratu tua, ratu hilang atau pergi meninggalkan koloni. Larva Fase larva calon ratu memerlukan waktu selama 5 ½ hari, larva calon pekerja 6 hari dan larva calon jantan 6 ½ hari. Larva berupa tempayak tanpa kaki dan berwarna putih yang rebah melingkar dalam dasar sel sisiran. Panjang larva pertama kali menetas sekitar 0,2 mm dan beratnya belum di timbang . Larva lebah pekerja tumbuh sangat cepat, kenaikan berat badannya sekitar 1500 kali dalam 5 hari. Sedangkan larva lebah ratu dan jantan pertumbuhannya 2 kali lebih cepat di banding lebah pekerja. Pupa dan Dewasa Fase pupa calon ratu memerlukan waktu 7 ½ hari, calon pekerja 12 hari dan calon jantan 14 ½ hari. Di dalam sel ia mulai merubah posisinya sampai akhirnya tumbuh vertikal dengan kepala mengarah ke bawah dan mulutnya memintal cocoon, kemudian larva memasuki fase pupa. Perubahan besar terjadi pada fase pupa yaitu dari bentuk larva ke bentuk lebah dewasa. Pupa berwarna putih dan 5 hari sebelum lahir lebah (pupa) berpuasa dan selama waktu tersebut terbentuk organ – organ lebah dan jaringan tubuh dewasa disertai dengan perubahan warna yang setiap hari tampak lebih jelas. Sewaktu berkembang sempurna, lebah akan memakan sebagian tutup sel sebagai jalan keluar dengan menggunakan rahang bawah dan dibantu lebah pekerja kemudian lebah keluar dari sel menjadi lebah dewasa. Munculnya lebah muda pada hari ke 15-16, lebah 183 pekerja muda pada hari ke 20-21, dan lebah jantan pada hari ke 22-24 dari fase telur. Metamorfose pada Insekta ( contoh: Ulat Sutera) Pada Arthropoda dari kelompok insekta menghasilkan tiga macam hormon yaitu: hormon otak, hormon ekdison, dan hormon juvenil. Ketiga hormon tersebut berfungsi untuk mengatur proses metamorfosis. Hormon otak disekresikan oleh bagian otak, dan pelepasannya dipengaruhi oleh faktor makanan, cahaya, atau suhu. Selain itu hormon otak berfungsi memicu sekresi hormon ekdison dan hormon juvenil. Hormon ekdison perfungsi pada pengaturan proses pergantian kulit (ekdisis). Hormon juvenil berperan menghambat proses metamorfosis. Ketiga hormon itulah yang berperan dalam proses metamorfosis dan pergantian kulit pada kelompok insekta Gambar 35. Metamorfose pada insekta Sumber: biologi media center 184 3. Lama berahi Lama berahi merupakan selang waktu mulai berahi ditandai dengan munculnya berahi sampai hilang tanda-tanda berahi. Lama berahi setiap jenis ternak berbeda-beda. Demikian juga dengan setiap individu ternak bervariasi. Lama berahi ternak tergantung dari beberapa faktor seperti umur, musim dan kehadiran pejantan serta bobot badan. Lama berahi pada berbagai jenis ternak tertera pada Tabel 7 Tabel 7. Lama berahi pada beberapa jenis ternak No Jnis ternak Lama berahi Variasi 1 2 3 4 5 6 7 8 Sapi kerbau Kuda Domba Kambing Babi Anjing Kucing 17 jam 12-96 jam (42 jam) - 30 jam 30 jam - - 5-7 hari 15-19 jam - - 24-36 jam - - 4. Siklus Berahi/Estrus pada Ternak Siklus estrus merupakan satu periode dari satu estrus ke estrus berikutnya atau interval antara timbulnya satu periode estrus ke permulaan periode estrus berikutnya. Interval-interval ini disertai oleh suatu seri perubahan–perubahan fisiologik di dalam saluran kelamin betina.Siklus berahi didefinisikan sebagai waktu atau jarak diantara periode berahi. Periode siklus berahi terdiri dari estrus, metestrus, diestrus, dan proestrus. Periode ini terjadi dan berurutan di dalam satu siklus kecuali untuk periode anestrus (tidak 185 bersiklus) pada ternak yang mempunyai musim kawin seperti domba, kambing dan kuda, dan juga anestrus selama kebuntingan dan periode postpartum dini pada semua spesies. Siklus birahi dibagi kedalam 4(empat) fase yaitu fase Proestrus, etsrus, metestrus dan diestrus. Fase proestrus dan estrus disebut juga fase Folikuler atau Estrogenik, kemudian fase metestrus dan diestrus disebut juga fase Luteal atau Progestational. a. Phase-phase dalam siklus estrus 1) Fase Proestrus Fase proestrus merupakan fase sebelum estrus dimana Folikel De Graaf tumbuh dibawah pengarus FSH sebagai persiapan pelepasan ovum dari ovarium. Proestrus dimulai dengan regresi corpus luteum dan penurunan konsentrasi hormon progesteron untuk memulai periode estrus. Perbedaan prinsip dari cirri proestrus adalah terjadinya pertumbuhan folikel yang cepat.Selama akhir periode ini pengaruh estrogen pada sistim saluran dan tanda-tanda tingkah laku mendekati estrus dapat diamati. Pada fase ini sistem reproduksi memulai persiapan-persiapan untuk pelepsan ovum dari ovarium. Setiap folikel tumbuh cepat selama 2 atau 3 hari sebelum estrus. Pada periode ininterjadi peninkatan dalam pertumbuhan sel-sel dan lapisan bercilia pada tuba fallopii , dalam mucosa uteri dan ketebalan serta vaskularisasi epithel vagina. Cervix mengalami relaksasi gradual dan makin banyak mensekresikan mucus yang tebal dan berlendir dari sel-sel goblet pada servix dan vagina anteroir dan kelenjar0kelenjar 186 uterus. Mucus yang plikat dan kering dari periode terdahulu berubah selama periode proestrus menjadi mucus yang kental berupa susu dan akhirnya menjadi mucus yang terang, transparan dan menggantung pada akhir proestrus. Pada fase estrogen ke dalam urine mennggi dan mulai terjadi penurunan konsentrasi progesteron di dalam darah. Pada fase ini corpus luteum dari periode terdahulu mengalami vakuolisasi degenerasi dan pengecilan secara cepat. Pada akhir periode proestrus hewan betina biasanya memperlihatkan perhatiannya pada hewan betina 2) Fase Estrus Periode setelah proestrus yang ditandai oleh keinginan kelamin untuk kawin, betina menerima pejantan untuk berkopulasi. Selain hal tersebut, terjadi pematangan folikel degraf, tuba fallopii menegang dan ujungnya (fimbrae) merapat ke folikel, uterus memberikan reaksi, cervik mengendor dan nampak sekali tanda-tanda birahi. Selama periode ini umumnya hewan betina akan mencari dan menerima pejantan untuk berkopulasi. Folikel de Graaf membesar dan menjadi matang. Ovum mengalam perubahan-perubahan ke arah pematangan. Estradiol dari folikel de Graaf yang matang menyebabkan perubahan-perubahan pada saluran reproduksi yang maksimal pada fase ini. Terjadi kontraksi tuba fallopii dan ujung tuba yang berfimbria merapat ke follikel de Graaf. Sekresi cairan tuba bertambah. Uterus tegang dan oedamataus. Suplai darah ke uterus berambah, mucosa tumbuh dengan cepat dan lendir disekresikan. Lendir 187 servix dan vagina bertambah. Mucosa berwarna merah jambu dan vaskularisasi berambah. Mucosa vagina sangat menebal. Vulva mengendor dan oedematous. Pada sapi seutas tali lendir menggantung dari vulva. Pada kebanyakan species, ovulasi terjadi menjelang akhir periode estrus. Penerimaan terhadap pejantan selama estrus disebabkan oleh pengaruh estradiol pada sistem syaraf pusat, yang menghasilkan pola-pola kelakuan yang khas bagi receptibvitas pada berbagai hewan betina Pada masa akhir estrus ini terjadi ovulasi. Panjang periode estrus bervariasi diantara spesies. Sebagai contoh, lama estrus pada sapi adalah 12 sampai 18 jam. Namun demikian, pada lingkungan panas lama estrus pada sapi akan lebih pendek sekitar 10 sampai 12 jam dibandingkan dengan rata-rata 18 jam pada iklim dingin. Pada Kelinci akan mulai mencoba kopulasi sebulan atau 2 bulan sebelum mencapai dewasa kelamin, tetapi tidak bisa untuk memproduksi anak sebelum is mengalami dewasa kelamin 3) Fase Metestrus Metestrus adalah periode segera sesudah estrus dimana corpus luteum bertumbuh cepat dari sel-sel granulosa folikel yang telah pecah di bawah pengaruh LH dari adenohypophysa. Metestrus sebagian besar berada dibawah pengaruh progesteron yang dihasilkan oleh corpus luteum. Progesteron menghambat sekresi FSH oleh adenohypophysa sehingga menghambat pembentukan folikel de Graaf yang lain dan mencegah terjadinya etrus. Selama metestrus uterus 188 mengadakan persiapan-persiapan seperlunya untuk menerima dan memberi makan embrio Merupakan fase pasca estrus. Pada fase ini corpus lutium berkembang dibawah pengaruh hormon LH. Corpus Lutium menghasilkan progesteron yang berfungsi menghambat sekresi FSH sekaligus menghambat perkembangan folikel de graaf sehingga tidak terjadi estrus. Ciri-cirinya antara lain: Ephitelium pada carunculae terjadi hiperemis yaitu haemorrhagi kapiler dan terjadi pendarahan proestrus atau menstruasi. Ovulasi terjadi selama periode ini pada sapi dan kambing. Juga sebuah fenomena yang dikenal sebagai “metesrous bleeding” yang terjadi pada sapi, dan hal ini terjadi pada sekitar 90% pada sapi dara dan 45% pada induk sapi. Selama periode akhir proestrus dan estrus, konsentrasi estrogen yang tinggi meningkatkan vaskularitas endometrium, dan vaskularitas ini mencapai puncak sekitar satu hari setelah berakhirnya estrus. Dengan menurunnya level estrogen, beberapa kerusakan kapiler mungkin terjadi mengakibatkan sedikit pendarahan. Darah yang keluar ini biasanya dapat dilihat pada ekor sekitar 35 sampai 45 jam setelah akhir estrus. Ini bukan merupakan indikasi terjadi konsepsi atau tidak, dan juga bukan sebagai hasil menstruasi seperti yang terjadi pada manusia. Berbeda dengan ternak mamalia pada umumnya, sistim reproduksi pada kucing terjadi dua kali dalam setahunnya. Hewan mamalia ini dalam satu tahun dapat melakukan perkawinan pada bulan januari dan Juli, khususnya unuk di daerah yang beriklim tropis. Namun hal tersebut tidak 189 menutup kemungkinan jika kucing jantan dan kucing betina sudah mengalami pubertas. Berbeda dengan ternak-ternak lainnya, pada kucing ketika proses ovulasi, kopulasi yang dimiliki oleh organ reproduksi jantan sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan pematangan sel telur bergantung dari kopulasi yang dimiliki oleh sang jantan. Proses ini sering juga disebut dengan ovulasi imbas. 4) Fase Diestrus Merupakan periode terakhir siklus estrus. Pada masa ini corpus luteum menjadi matang dan pengaruh progesteron menjadi sangat nyata. Cervix kembali menutup, lendir vagina lengket dan uterus mengendor. Pada fase inilah perkembangan folikel primer dan sekunder mulai tejadi, sedangkan folikel de graaf tidak akan terjadi setelah diestrus berakhir. Diestrus dikarakterisasi sebagai periode di dalam siklus ketika corpus luteum berfungsi secara penuh. Pada sapi dimulai sekitar hari kelima siklus, dimana pertama kali dideteksi terjadinya peningkatan konsentrasi hormon progesteron, dan berakhir dengan regresi corpus luteum pada hari ke-16 atau 17. Untuk babi dan domba, periode ini dari hari ke-4 sampai hari ke 13, 14, atau 15. Diestrus pada kuda terjadi masing-masing selama 14 hari dan 14-16 hari. Pada kuda lebih bervariasi yang disebabkan oleh ketidakaturan panjang/lama berahi. 5) Fase Anestrus Selain 4(empat) fase utama tersebut di atas, dalam siklus estrus juga dikenal Anestrus. Fase ini ditandai dengan ovarium dan Next >