< Previous210 hyaluronidase untuk melarutkan asam hyaluronik pada Cumulus oophorus. Enzim tersebut mendepolimerisasi asam hyaluron-pro-tein. Hambatan selanjutnya adalah zonapellusida, penembusan ke dalam zona pellusida disebabkan karena sel spermatozoa memiliki enzim, yang disebut zonalisin. Enzim ini telah diketemukan pada babi. Sel telur bulu babi, menghasilkan fertisin, bahan ini bereaksi dengan antrif ertilisin yang dihasilkan oleh sel spermatozoa. Reaksi dari kedua bahan ini menyebabkan sel spermatozoa melekat dengan zona pellusida dan menembusnya. Setelah menembus lapisan-lapisan tersebut akrosoma yang telah menjadi longgar selama kapasitasi akhirnya hilang dan membentuk perforatorium. Mungkin aktivitas suatu enzim tertentu berhubungan dengan perforatorium yang memungkinkan penerobosan zona pellusida. Fase terakhir penetrasi sel telur, meliputi pertautan kepala sel spermatozoa ke permukaan vitellin. Periode ini sangat penting karena pada saat inilah terjadi aktivasi ovum, yang terangsang oleh pendekatan sel spermatozoa, sel telur bangkit dari keadaan tidurnya dan terjadilah perkembangan. Kepala sel spermatozoa dan pada beberapa species juga ekor dari sel spermatozoa memasuki sel telur. Membran plasma sel spermatozoa dan sel telur pecah kemudiaan bersatu membentuk selubung bersama. Sebagai akibatnya, sperma memasuki vitellin dan selubung dari sel spermatozoa tersebut bertaut pada membran vitellin. Pada alternatif lain, membran plasma sel spermatozoa dapat pecah kemudian kepala sel spermatozoa yang telanjang memasuki sel telur. 211 c. Faktor-faktor penyebab kegagalan fertilisasi : Faktor-faktor penyebab kegagalan fertilisasi pada hewan adalah sebagai berikut: 1) Pada Jantan Sperma Yang Abnormal Sperma yang mempunyai bentuk abnormal menyebabkan kehilangan kemampuan untuk membuahi sel telur di dalam tuba falopii. Kasus kegagalan proses pembuahan karena sperma yang bentuknya abnormal mencapai 24-39% pada sapi induk yang menderita kawin berulang dan 12-13% pada sapi dara yang menderita kawin berulan. 2) Pada Betina Kelainan Anatomi Saluran Reproduksidapat bersifat genetik dan non genetik. Kelainan anatomi saluran reproduksi ini ada yang mudah diketahui secara klinis dan ada yang sulit diketahui, yaitu seperti : Tersumbatnya tuba falopii Adanya adhesi antara ovarium dengan bursa ovarium Lingkungan dalam uterus yang kurang baik Fungsi yang menurun dari saluran reproduksi. Meskipun kegagalan pembuahan terjadi pada hewan betina namun faktor penyebab juga terjadi pada hewan jantan atau dapat disebabkan karena faktor manajemen yang kurang baik. 212 Kegiatan-2. Menanya Berdasarkan hasil mengamati (membaca lembar informasi) yang telah anda lakukan, dan untuk meningkatkan pemahaman anda tentang Ovulasi, fertilisasi dan implantasi , lakukan diskusi kelompok dan jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut ini: 1. Apa bedanya ovulasi, fertilisasi dan implantasi? 2. Dapatkah kebuntingan terjadi tanpa adanya fertilisasi? 3. Dimana fertilisasi terjadi? 4. Berapa lama spermatozoa dapat mencapai tempat fertilisasi ? “Jika dalam pelaksanaan diskusi kelompok atau selama mempelajari materi ini ada permasalahan atau ada materi yang belum Anda pahami, silahkan anda ungkapkan dalam bentuk pertanyaan secara lisan dan tuangkan dalam bentuk pertanyaan tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pertanyaan dibuat per individu sesuai dengan permasalahan atau materi yang belum dipahami. Pertanyaan dituangkan dalam format berikut ini”. 213 FORMAT PERTANYAAN PESERTA DIDIK NAMA KELOMPOK TOPIK : SUB TOPIK : NO PERTANYAAN 214 Kegiatan-3. Mengumpulkan Informasi/Eksperimen/mencoba Buatlah alur proses perjalanan spermatozoa dari tempat terbentuknya spermatozoa sampai pertemuan dan peleburan spermatozoa dalam ovum (fertilisasi). Akan lebih baik apabila dilengkapi dengan waktu ( lama perjalanan). Sebaiknya setiap kelompok memilih jenis ternak yang berbeda. Kegiatan-4. Mengasosiasikan/ mengolah Informasi Kesimpulan hasil pengamatan dan diskusi yang telah Anda lakukan ------------------------------------------------------------------------------------------------ ------------------------------------------------------------------------------------------------ ------------------------------------------------------------------------------------------------ Guru Mata pelajaran Kelompok (--------------------------------) (------------------------) Kegiatan-5. Mengkomunikasikan Presentasikan hasil kerja kelompok anda di depan teman-teman !. Apakah ada tanggapan/masukan/sanggahan dari hasil kerja kelompok anda!. Bandingkan dengan hasil temanmu !. Buat laporan hasilnya ! 215 f. Kebuntingan pada beberapa jenis ternak ( waktu : 1 x 3 JP) Kegiatan-1 Data Pengamatan 1 No Jenis ternak Lama ( hari atau bulan) Data Pengamatan 2 No Jenis ternak Ciri-ciri kebuntingan PERTEMUAN KE 1 8 Mengamati: 1. Lakukan pengamatan dengan cara mencari informasi di lokasi setempat tentang lama kebuntingan dari berbagai jenis ternak 2. Lakukan pengamatan dengan cara mencari informasi di lokasi setempat tentang ciri-ciri ternak bunting 3. Pelajari uraian materi tentang kebuntingan dari berbagai jenis ternak dalam buku teks siswa dibawah ini! 216 Lembar informasi Sesudah proses fertilisasi, dimulai masa kebuntingan yang diakhiri pada waktu kelahiran. Di dalam peternakan, periode kebuntingan pada umumnya dihitung mulai dari perkawinan yang terakhir sampai terjadinya kelahiran anak. Lama bunting ditentukan secara genetic walaupun dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor maternal, foetal dan lingkungan, misalnya ukuran dan umur induk mempengaruhi lama kebuntingan, masa kebuntingan lebih lama umumnya menunjukkan hanya sedikit jumlah anak yang dikandung, dan foetus yang besar lebih pendek waktunya dalam kandungan daripada yang kecil, serta suhu yang tinggi dapat memperpanjang masa kebuntingan. Masa kebuntingan rata-rata ternak kelinci 30 - 33 hari, ini terjadi 98% pada kelinci betina, sebaliknya lama kebuntingan 29 - 35 hari. Bila ada masa kebuntingan yang kurang dari 29 hari anak yang dilahirkan tidak normal. Pada kasus bunting yang lama, ukuran anak yang dilahirkan kecil serta terdapat 1 atau 2 ekor dengan ukuran yang tidak normal atau begitu lahir langsung mati. Kelahiran kadang-kadang terjadi dalam waktu berbeda misalnya anak yang lahir berbeda beberapa jam sampai beberapa hari. Interval maksimum antara keluarnya anak yang dapat bertahan hidup adalah yang kurang dari 3 hari. 1. Pertumbuhan dan perkembangan embrio Setelah terjadi fertilisasi ovum mulai membelah menjadi sel-sel yang baru, se-telah 72 jam terbentuk embrio yang telah terdiri dari 8 - 16 sel, embrio ini hidup bebas di dalam tubafalopii. Empat hari kemudian embrio tersebut hidup bebas di dalam uterus induk, dan memperoleh makanan dari sekresi kelenjar-kelenjar uterus dengan cara difusi melalui sel membran. a. Proses Perkembangan embrio sampai partus 217 Periode ovum Merupakan periode yang dimulai dari fertilisasi sampai terjadinya implantasi. Setelah fertilisasi ovum akan mengalami pembelahan (di ampulla isthmus junction) menjadi morulla. Pada sapi masuknya morula ke dalam uterus terjadi pada hari ke 3 - 4 setelah fertilisasi, 5-8 pada anjing dan kucing dan hari ke 3 pada babi. Setelah hari ke delapan blastocyst akan mengalami pembesaran secara cepat, lama periode ini pada sapi sampai 12 hari, kuda 12 hari, domba dan kambing 10 hari, babi 6 hari dan anjing serta kucing 5 hari .Proses pembelahan ini disebut cleavage. Cleavage adalah sebagai proses pembelahan sel tanpa diikuti dengan pertumbuhan. Setelah fertilisasi, zigot akan membelah berkali-kali tanpa adanya peningkatan di dalam sitoplasma. Ukuran keseluruhan mungkin meningkat karena adanya absorbsi air namun materi selular total menurun. Cleavage pertama akan menghasilkan dua sel embrio yang diikuti Sebelum terjadi implantasi uterus telah mempersiapkan diri untuk menerima embrio. Setelah 8 hari bagian luar sel dari embrio melekat pada dinding uterus, kemudian dinding uterus membentuk sel-sel baru, peristiwa inilah yang disebut implantasi dengan cleavage lainnya menjadi 4, 8, 16, 32 sel dan seterusnya. Ketika embrio dari oviduct menuju uterus, bola embrio 16 sampai 32 sel akan terkandung dalam zona pellucida, dimana struktur ini disebut sebagai morula yang beberapahari kemudian membentuk blastosis yakni struktur rongga yang berisi cairan (blastocoele) yang dikelilingi dengan lapisan sel. Setelah periode cleavage, pembelahan sel akan terus berlanjut dan diikuti dengan pertumbuhan. 218 Pola perkembangan selama cleavage umumnya sama untuk semua spesies, dimana periode ini berlangsung dari fertilisasi kira-kira 12 hari pada sapi, 10 hari pada domba, dan 6 hari pada babi. Untuk perkembangan yang cepat, dapat dilihat pada ternak yang mempunyai lama kebuntingan yang pendek. Dan selanjutnya pembentukan plasenta terjadi, yang sebagian berasal dari embrio dan sebagian lagi berasal dari uterus induk. Plasenta berguna untuk menyalurkan makanan, oksigen dan immunity dari induk kepada anak dan zat buangan dari anak ke induk melalui darah keduanya secara difus, tetapi darah anak dengan darah induknya tidak pernah bercampur. Pada ternak babi ataupun kelinci memiliki dua tanduk uterus yang sama sekali terpisah dan mesing-masing dilengkapi dengan sebuah cervix, ini mengakibatkan embrio tidak dapat berpindah dari satu tanduk ke tanduk yang lainnya. Sebagai akibatnya mungkin terjadi ketidakseimbangan jumlah embrio di dalam tanduk uterus yang sebelah kiri dengan yang sebelah kanan. Ini tidak ditemukan pada hewan-hewan yang hanya memiliki satu cervix saja seperti sapi, domba/kambing, kerbau maupun kuda dimana embrio hanya terletak pada sisi tanduk cornu hasil fertilasi dari ovum yang diovulasikan dari ovarium yang sisinya sama pula. Periode embrio/organogenesis Suatu periode ketika sel-sel berada dalam proses pembentukan organ-organ spesifik dalam tubuh embrio. Merupakan periode dimulainya implantasi sampai saat dimulainya pembentukan organ tubuh bagian dalam. Pada sapi berkisar hari ke 12-45, kucing 6-24, 219 dan kuda 12-50 setelah fertilisasi. Selama periode ini akan terbentuk lamina germinativa selaput embrionik dan organ tubuh. Pada periode ini meliputi pembentukan : Lapisan-lapisan lembaga (germ layer), yang meliputi : - Endoderm (Lapisan germ yang paling dalam) Pertama tampak ketika suatu lapisan sel tunggal terdorong keluar dari inner cell mass dan tumbuh mengelilingi blastokul. Merupakan awal/origo dari sistem digesti, hepar, pulmo, organ internal lain - Mesoderm (Lapisan germ/lembaga tengah) Lapisan sel2 inner cell mass, yang terdorong di antara endoderm dan ektoderm Origo dari sistem skelet, otot, sistem sirkulasi dan sistem reproduksi - Ektoderm (Lapisan germ yang paling luar) - Origo dari sistem syaraf, organ indera, rambut, glandula mamme Trofoblast akan menjadi: - Amnion : Non-vaskuler, berisi cairan yang dihasilkan fetus, bantalan untuk proteksi dan robek saat kelahiran - Yolk sac : sebagai cadangan makanan - Allantois : Penuh dengan pembuluh darah , menyatu dengan chorion (Allantochorion) dan membawa darah ke chorion - Chorion : membran fetus terluar dan melekat pada induk Periode fetus Periode ini demulai dari terbentuknya alat-alat tubuh bagian dalam, terbentuknya ekstremitas, hingga lahir. Dimulai kira-kira pada hari ke-34 kebuntingan (domba dan anjing). Hari ke-45 pada sapi dan hari ke-55 pada kuda. Selama periode ini terjadi perubahan dan diferensiasi organ, jaringan, dan sistem tubuh. Next >