< Previous206 dinding usus. Selama periode ini akan terjadi kerusakan khas pada dinding usus, yaitu luka–luka pada selaput lendir usus dan radang berdarah. Setelah 9–11 hari larva akan kembali lagi ke liang usus dan tumbuh menjadi cacing dewasa. Waktu yang diperlukan sejak ayam menelan telur cacing hingga menjadi acing dewasa kira–kira selama 35 hari. Gejala sakit : Apabila cacing Ascarida galli di dalam usus ayam jumlahnya sedikit, tidak menimbulkan gangguan pada ayam, tapi jika jumlahnya cukup banyak, akan menimbulkan gangguan kesehatan bahkan kematian terutama pada anak ayam. Anak ayam yang menderita Ascariasis menunjukkan gejala–gejala sebagai berikut : Penderita tampak kurus, pucat dan lemah Sayap agak terkulai dan bulunya tidak mengkilat diare berwarna keputihan seperti kapur, encer dan agak berlendir Terjadi kematian yang banyak pada anak ayam Ayam dewasa juga ditandai dengan menurunnya produksi telur. 207 Gambar 57. Infestasi Askaridia galli pada usus halus. Sumber: Rangga Tabbu. C (2)(2012) Cara pencegahan dan pengobatan : Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing Piperazine. Sedangkan pencegahan dilakukan dengan cara sebagai berikut : Pemberian pakan yang berkualitas dan cukup jumlahnya Litter diusahakan selalu dalam keadaan kering Litter yang basah segera diganti b) Cacing Mata Penyebab penyakit Penyakit cacing mata di sebabkan oleh cacing kelas nematoda yang disebut oxyspirura mansoni. Cacing ini sangat kecil sekali dan bentuknya bulat. Cacing jantan panjang 8,2 mm–1,6 cm dan yang paling panjang 1,2–2 cm. Cacing hidup sebagai parasit mata pada unggas, yaitu di bawah membran nictitans (kelompak dalam). Penyakit cacing mata ini terjadi pada unggas, terutama ayam. Cacing betina dewasa meletakkan telurnya dalam mata. Kemudian melalui saluran air mata dan akhirnya telur ini sampai faring. Dari faring telur cacing tertelan oleh ayam dan masuk ke dalam saluran pencernaan. Telur akan dikeluarkan bersama sama faeses(kotoran)ayam. Telur tersebut membutuhkan binatang pertara (hospes intermediarir) yaitu sebangsa lipas (kecoa). Di dalam tubuh lipas, telur cacing akan tumbuh menjadi larva yang infektif dalam waktu ± 50 hari. Lipas dalam hal ini bertindak sebagai vektor 208 biologis. Apabila seranggavektor ini di namakan oleh ayam yang sehat, maka larva akan keluar dari kerongkongan menuju ke rongga mulut dan setelah melaui saluran air mata. Di dalam mata ayam, larva akan menjadi dewasa dan menghasilkan telur. Cacing dewasa yang hidup dalam mata ayam akan menimbulkan gangguan penyakit. Gejala sakit : Investasi cacing akan menimbulkan gangguan dan kerusakan pada mata, dengan gejala-gejala : Ayam sering menggerak gerakkan kepalanya, seolah–olah berusaha mengeluarkan benda asing dari dalam matanya Terjadi radang mata Air mata terus–menerus keluar Kornea menjadi keruh Terjadinya gangguan pengelihatan Bola matanya rusak Kedua kelopak matanya kadang-kadang melekat dan di dalamnya terjadi pengkejuan Cara pengobatan dan pencegahan : Pengobatan dilakukan dengan cara pemberian larutan kresol 5% dengan cara tetes mata sebanyak 1–2 tetes, kemudian segera dibersihkan dengan air bersih. Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan cara : Menjaga kebersihan kandang, peralatan dan lingkungan kandang dan penyemprotan dengan insektisida untuk memberantas lipas. c) Cacing Kuap (Gape worm) Penyebab Penyakit : 209 Kuap adalah penyakit pada ayam yang disebabkan oleh cacing trachea, yang disebut Syngamus trachea atau cacing kuap, sehingga unggas merentangkan lehernya dan mulutnya menganga pada waktu bernapas. Cacing kuap berbentuk bulat, berwarna merah dan hidup di tenggorokan. Cacing Singamus trachea betina berwarna merah darah, tubuhnya lebih gemuk dari pada cacing jantan, berukuran panjang 5 mm–2 cm. Sedangkan cacing jantan berwarna pucat dengan ukuran panjang 2–6 cm. Cacing jantan dan betina biasanya ditemukan saling melekat sehingga seperti membentuk huruf Y. Penyakit cacing kuap banyak terjadi pada ayam dan kalkun. Infestasi cacing ini terjadi karena ayam menelan telur cacing yang sudah berembria yang biasanya terdapat pada cing tanah atau siput. Penyakit ini banyak dijumpai pada ayam yang dipelihara dengan cara diliarkan sehingga banyak makan cacing tanah. Cacing bertelur di dalam trachea, apabila telur dibatukkan maka telur cacing akan kelur ke mulut dan tertelan menuju ke saluran pencernaan. Telur cacing akhirnya dikeluarkan bersama faeses. Akhirnya telur akan berkembang menjadi embrio jika kondisi liter atau tanah mendukung. Telur cacing akhirnya akan termakan oleh cacing tanah atau hewan perantara lainnya. Akhirnya telur akan menetas dan menjadi kista dan menempel pada jaringan otot hewan perantara tersebut. Kemudian hewan perantara akan dimakan oleh ayam, sehingga kista akan terbawa ke dalam saluran pencernaan ayam. Kemudian berpindah ke paru–paru dan akhirnya menetap di tenggorokan. 210 Gambar 58. Infestasi Singamus trachea (berwarna merah)di dalam trachea. Sumber: Rangga Tabbu. C (2)(2012) Gejala Sakit : Ayam yang terinfeksi cacing kuap akan menunjukkan gejala–gejala sebagai berikut : Pada waktu bernapas mulutnya menganga dan lehernya direntangkan Ayam sering menggeleng-gelengkan kepala seakan akan mencoba mengeluarkan cacing dari dalam tenggorokan Ayam menjadi kurus Gerakannya lamban Pada kondisi yang berat ketika bernapas berbunyi seperti ngorok, batang tenggoroknya tersumbat dan akhirnya mati karena tercekik Cara pencegahan dan pengobatan : Cacing kuap dapat dibasmi dengan obat thiabendazole 0.1%. Obat diberikan dalam pakan selama 10–14 hari berturut–turut. 211 Obat lain yang dapat diberikan adalan tetramisole dengan dosis 3,6 mg per kg berat badan selama 5 hari berturut–turut dalam air minum atau pakan. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara : Mencegah masuknya burung–burung liar atau ayam kampung ke lokasi peternakan (kandang ren) Mengosongkan untuk sementara kandang ren yang sudah terinfeksi Memberantas cacing tanah dan siput yang terdapat di halaman kandang sistem ren dengan obat–obatan, misalnya chlordane untuk cacing tanah dan pentachlorophenate untuk siput Penggunaan thiabendazole 0,05% dalam pakan selama 4 hari untuk mencegah infeksi syngamus trachea d) Cacing tembolok (Crop worm) Penyebab penyakit : Penyakit ini disebabkan oleh cacing penghisap darah yang merupakan parasit pada tembolok dan kerongkongan. Cacing tersebut adalah Capillaria contorta. Cacing Capillaria contorta memiliki ukuran yang sangat kecil, dengan ukuran panjang cacing jantan 8,4 mm–1,2 cm dan cacing betina 1,0–1,2 cm. Spesies Capillaria ada juga yang menjadi parasit pada usus halus, yaitu Capillaria obsignata, Capillaria bursata dan Capillaria caudinflata, serta menjadi parasit pada usus buntu, yaitu Capillaria resusa. Investasi cacing terjadi pada ayam, burung puyuh dan merpati. Penularan terjadi melalui pakan dan air minum yang tercemar kotoran ayam penderita. Apabila telur termakan ayam maka akan ketularan penyakit cacing tembolok. Cacing Capillaria 212 contorta akan menyusup dan membuat lubang dalam selaput lendir tembolok dan kerongkongan. Penularan penyakit terjadi secara langsung tanpa hewan vektor. Gejala sakit : Gejala-gejala yang timbul akibat investasi cacing tembolok antara lain : Berat badan menurun, pada ayam muda terhambat pertumbuhannya Jengger mengkerut Produksi telur menurun Ayam menjadi lemas dan akhirnya mati Diagnosis yang paling tepat dilakukan bedah bangkai. Pada tembolok dipenuhi dengan bahan–bahan seperti lendir. Dinding tembolok menebal dan meradang. Untuk melihat adanya cacing Capillaria caranya selaput lendir tembolok dikerik, kemudian hasil kerikan dimasukkan ke dalam botol bening yang berisi air jernih. Isi botol kemudian diperiksa dengan bantuan cahaya lampu atau sinar matahari. Cacing Capillaria biasanya akan tampak jika jumlahnya banyak. Cara pencegahan dan pengobatan : Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing diantaranya Medane -2, Hygromycin B atau Thibenzoled dengan dosis yang tepat sesuai anjuran. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah tidak terjadi kontak langsung antara sekelompk ayam dan kotorannya sendiri, untuk itu sebaiknya ayam dipelihara di kandang baterai. Penyakit ini biasanya menyerang ayam yang dipelihara di kandang postal atau litter. 213 Jika pemeliharaan ayam dikandang litter hendaknya litter harus diganti sebelum ayam diobati, untuk mencegah reinfeksi pada kelompok ayam tadi. e) Cacing usus buntu (Cecal worm) Penyebab penyakit : Penyebab penyakit cacing usus buntu adalah sejenis cacing yang disebut Heterokis gallinarum. Cacing ini bentuknya bulat kecil seperti benang. Ukuran panjangnya yang jantan 7 mm–1,3 cm, sedangkan yang betina 1 – 1,5 cm. Cacing ini biasanya dijumpai pada bagian ujung usus buntu. Penyakit ini sering menyerang ayam, kalkun dan burung puyuh. Telur cacing akan dikeluarkan bersama faeses. Jika kondisinya menguntungkan, maka dalam waktu 2 minggu telur cacing akan mengalami embrionisasi sehingga menjadi infektif. Telur yang berembrio ini akan menetas dalam saluran pencernaan ayam yang memakannya. Dapat juga telur cacing tadi termakan oleh cacing tanah, kemudian cacing tanah dimakan oleh ayam. Cacing ini berperan dalam menularkan penyakit Bleckhead (Histomoniasis) pada ayam. Gejala sakit : Heterokis gallinarum ini tidak banyak menimbulkan kerusakan pada unggas yang ditempatinya. Dampak yang ditimbulkannya hanya menyebabkan pembengkakan dan penebalan pada dinding usus buntu. Cara pencegahan dan pengobatan : 214 Pengobatan dapat dilakukan dengan cara pemberian obat cacing diantaranya phenotiazine dan piperazine. Kombinasi kedua obat tersebut diketahui lebih efektif dibanding dengan cara pemberian sendiri–sendiri. Pencegahan paling baik untuk dilakukan adalah mengusahakan sanitasi kandang, peraalatan dan lingkungan kandang. f) Cacing Pita (Tape worm) Penyebab penyakit : Disebut cacing pita karena bentuknya yang pipih seperti pita yang beruas–ruas. Berwarna putih atau kekuning-kuningan. Tubuhnya terdiri atas rangkaian segmen yang makin ke belakang semakin dewasa. Segmen cacing pita dewasa mampu berkembang biak, dinamakan proglotis. Memiliki kepala (skolek) yang besar dan mempunyai batil penghisap dan kait–kait yang berfungsi untuk melekatkan tubuhnya pada dinding usus. Jenis cacing pita yang paling banyak menginvestasi pada ayam adalah jenis Taenia cesticillus. Cacing yang bentuknya pipih seperti pita ini hidup di dalam usus duabelas jari dan usus halus lainnya. Cacing ini dalam perkembangbiakannya membutuhkan hewan vektor diantaranya lalat rumah, kumbang tanah dan kutu biji–bijian. Telur cacing yang telah dikeluarkan bersama faeses ayam akan termakan oleh serangga vektor tandi. Didalam saluran pencernaan serangga vector, telur cacing akan menetas dan larvanya akan keluar. Larva akan menembus dinding usus dan menuju ke jaringan tubuh serangga vektor dan beberapa hari kemudian akan berubah menjadi kista yang disebut cisticercoid. Kista akan tetap tinggal pada jaringan serangga vector tersebut. Cisticercoid akan tetap infektif untuk beberapa bulan, hingga 215 akan membahayakan ayam yang memakan serangga vector tersebut. Pada usus ayam cisticercoid akan lepas dan segera terbentuk skoleks (kepala) dan segera terjadi pembentukan proglotis, sehingga akan tumbuh menjadi cacing dewasa. Siklus hidup ini membutuhkan waktu kurang lebih 6 minggu. Gejala sakit : Gejala yang tampak pada ayam penderita investasi cacing pita tidak jauh berbeda dengan gejala askariasis, diantaranya : Ayam menjadi kurus, pucat tubuh lemas gerakannya lamban sayap agak terkulai bulu kusut tidak mengkilat kotoran encer Dibanding dengan ayam dewasa, biasanya ayam muda dan anak ayam lebih peka terhadap penyakit ini. Gejala yang timbul pada anak ayam antara lain : Pertumbuhan terhambat Tubuh menjadi kurus Kejang pada kaki dan salah satu atau kedua kakinya lumpuh Kelumouhan dapat terjadi pada seluruh tubuh jika penyakit dalam keadaan berat Next >