< Previous216 Gambar 59. Beberapa nodul dan cacing pita pada lapisan serosa usus. Sumber: Rangga Tabbu. C (2)(2012) Cara pencegahan dan pengobatan : Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing diantaranya Hexachlorphene, Dichlorphen, Tenoban dengan cara penggunaan dan dosis sesuai anjuran. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara : Memelihara sanitasi kandang, peralatan dan lingkungan sekitarnya Sampah hendaknya jangan dibuang di dekat kandang, karena akan mengundang lalat dan serangga lainnya sebagai serangga vektor Penyemprotan dengan insektisida secara teratur 6) Penyakit menular yang disebabkan oleh Ektoparasit Ternak unggas juga tidak terbebas dari penyakit yang disebabkan oleh ekto parasit. Yang termasuk dalam kelompok ekto parasit adalah kutu, tungau dan caplak. Parasit tersebut menimbulkan gangguan melalui gigitan, atau menghisap darah, sehingga unggas 217 akan mengalai gatal–gatal, gelisah, tidurnya terganggu, lemah, pucat, terjadi anemia, produksi telur rendah dan pertumbuhan terganggu. a) Kutu Penyebab : Kutu termasuk kelompok serangga yang tidak bersayap dan bertubuh pipih. Kutu yang dikenal sebagai parasit pada unggas tergolong kutu penggigit subordo Mallophaga. Kutu ini hidup dengan cara memakan sisik atau kerak kulit, bulu atau kotoran kulit. Kutu bisa menular/berpindah dari unggas satu ke unggas lainnya. Jika unggas terserang parasit ini lama kelamaan gundul karena bulunya rontok terus menerus. Spesies kutu yang banyak menyerang ayam adalah : Menacanthus stranmineus (kutu tubuh) Menopon gallinae (kutu tangkai bulu) Cuclotogaster heterographus (kutu kepala) Liperus caponis (kutu sayap) Goniocotes hologaster (kutu bulu bulu halus) Goniocotes gigas (kutu bulu bulu halus) Gejala : Parasit tersebut menimbulkan gangguan melalui gigitan, atau menghisap darah, dengan gejala–gejala yang ditimbulkannya antara lain : unggas akan mengalai gatal–gatal gelisah tidurnya terganggu lemah, pucat, terjadi anemia produksi telur rendah pertumbuhan terganggu 218 Gambar 60. Kutu Ayam. Sumber: http://jagoopacok.blogspot.com/2013/09/fenomena-kutu-ayam-dan-cara-membasmi.html Cara pencegahan dan pengobatan : Pengobatan dapat dilakukan dengan cara individu maupun massal. Pengobatan secara individu, dilakukan satu per satu dengan cara penaburan bedak deodorin, ke antara bulu–bulu tempat kutu berada. Deodorin tersebut akan membunuh kutu. Cara lain adalah memandikan unggas dengan air yang mengandung larutan pembasmi kutu. Cara ini dikenal dengan metode dip (dipping). Pengobatan secara massal dilakukan dengan cara menyemprot unggas dalam kandang dengan obat anti kutu. Pencegahan dilakukan dengan cara mencegah masuknya unggas–unggas liar ke dalam kandang, penyemprotan dengan insektisida secara berkala dan menjaga kebersihan kandang, peralatan dan lingkungan kandang. b) Tungau / Caplak Penyebab : 219 Tungau dan caplak adalah jenis ektoparasit yang termasuk ordo Acarina dari kelas Trachnoidea. Ektoparasit ini banyak menyerang unggas khususnya ayam. Dikenal ada beberapa spesies yang menjadi ektoparasit bagi unggas, antara lain : Dermanyssus (tungau merah) Lebih dikenal dengan nama gurem (bahas jawa), atau sieur (bahasa sunda) adalah jenis tungau yang tergolong famili Dermanyssidae. Tungau ini menyerang unbggas dengan cara menghisap darah penderita. Gurem banyk dijumpai pada ayam kampung, khususnya ayam betina yang baru selesai mengerami telurnya. Gurem juga diketahui menyerang burung merpati, burung kenari dan beberapa burung liar. Gurem ukurannya sangat kecil dengan panjang tidak lebih 1 mm. Berwarna abu–abu, tetapi kalau selesai mengisap darah warnanya berubah menjadi merah, sehingga disebut juga dengan nama tungau merah. Gurem mencari makan (menghisap darah) pada malam hari, siang harinya bersembunyi di celah–lantai dan dinding kandang, sarang bertelur, tempat bertengger, litter, kotoran unggas dan benda–benda yang ada di dalam kandang. Unggas yang terserang parasit ini akan mengalami anemia, tidak bisa istirahat dengan tenang, menjadi kurus dan lemah dan produksi telur menurun. Gurem juga dapat memindahkan bibit penyakit menular lainnya seperti ND dan cacar unggas. Gurem dapat menyebabkan kematian pada anak–anak unggas karena kekurangan darah. Cnemidocoptes mutans (kutu kudis kaki) 220 Kutu kudis tergolong subordo Sacroptiformes, menyerang ayam terutama ayam yang sudah dewasa. Tungau berbentuk bulat seperti bola, kaki pendek, dan kulit luar keras, Gambar 61. Sisik kaki ayam yang mencuat dan kulit yang mengapur karena parasit Cnemidocoptes mutans . Sumber: http://jamilatunhidayah-duniakuhidupmu.blogspot. Com /2011/12/ cnemidocoptes-mutans-kaki-bersisik.html Cnemidocoptes mutans hidup di bawah sisik kult kaki dan jari ayam, membuat lubang di dalam epitel di bawah sisik kulit. Akibatnya sisik–sisik akan mencuat dan kulit di bawah sisik akan mengapur. Gangguan pada kaki ini akan menyebabkan unggas menjadi pincang jalannya. Penularan terjadi dengan cara kontak langsung dengan penderita atau melalui benda–benda yang tercemar kutu kudis. Argas percisus (Caplak unggas) Caplak unggas menyerang ayam, kalkun, burung merpati, itik, angsa dan beberapa burung liar. Larva caplak unggas berbentuk bulat dan kasar dan apabila telah mengisap darah tubuhnya akan menggelembung. Larva caplak sering ditemukan di bawah sayap unggas sedang mengisap darah. 221 Caplak unggas hanya melekat pada tubuh ayam selama 4–5 hari selanjutnya akan menjatuhkan diri dan bersembunyi di bawah celah–celah kandang atau litter. Dalam waktu 7 hari larva akan menjadi nimfa. Nimfa dan caplak dewasa menyerang unggas pada malam hari, pada siang harinya bersembunyi di bawah celah–celah kandang atau litter. Nimfa dan caplak dewasa akan menghisap darah satu bulan satu kali, tapi dapat bertahan tanpa makan selama 5 bulan. Unggas yang menderita investasi caplak akan memperlihatkan gejala unggas selalu gelisah tidak dapat beristirahat dengan tenang, anemia, toksaemia, penurunan berat badan, lemah dan lesu dan produksi telur menurun. Untuk membasmi caplak dapat digunakan obat–obatan anti parasit. Kegiatan 2: MENANYA Berdasarkan hasil mengamati (membaca lembar informasi) dan pengamatan di lapangan yang telah anda lakukan, maka untuk meningkatkan pemahaman anda tentang jenis–jenis penyakit menular pada ternak unggas, lakukan diskusi kelompok dan jawablah pertanyaan–pertanyaan berikut ini: 1. Sebutkan 5 jenis penyakit menular pada ternak unggas yang disebabkan oleh virus! 222 FORMAT PERTANYAAN PESERTA DIDIK NAMA KELOMPOK 223 Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan : NO PERTANYAAN Kegiatan 3: MENGUMPULKAN INFORMASI/MENCOBA 1. Cari informasi dari berbagai sumber (internet, modul, buku–buku referensi, serta sumber–sumber lain yang relevan) tentang : a. Jenis–jenis penyakit menular pada ternak unggas dan gejalanya yang disebabkan oleh virus! b. Jenis–jenis penyakit menular pada ternak unggas dan gejalanya 224 Lembar Kerja 5. Judul : Mengidentifikasi jenis–jenis penyakit menular pada ternak unggas 225 Waktu : 3 x 45 menit Tujuan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi jenis–jenis penyakit menular pada ternak unggas dengan benar. Alat dan Bahan Alat : 1. Peralatan pemeriksaan seperti stetoskop, mikroskop, kaca pembesar dan sebagainya. 2. Gambar dan video tentang jenis–jenis penyakit menular pada ternak unggas, penyebab dan gejala–gejalanya. Bahan : 1. Ternak unggas (ayam buras/ itik / ayam broilr/ ayam petelur ) di dalam kandang. 2. Lembar pengamatan 3. ATK K3 : 1. Gunakan pakaian kerja 2. Gunakan APD yang sesuai 3. Hati-hati ketika mendekati ternak unggas yang sakit Langkah Kerja : 1. Silahkan anda bergabung membentuk kelompok–kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 5–6 orang. Setiap kelompok pilihlah seorang ketua dan seorang sekretaris. 2. Lakukan dan biasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. 3. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti, sungguh- sungguh, hati- hati, jujur dan penuh tanggung jawab. 4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 5. Pastikan alat dan bahan yang akan anda gunakan lengkap dan dapat digunakan dengan baik. 6. Amati dan pelajari dan catat dengan teliti informasi yang anda peroleh dari Next >