< Previous276 Untuk menghindari penularan terhadap manusia, petugas kandang setelah melakukan pengobatan harus segera didesinfeksi dengan lisol atau kreolin c) Actinomicosis pada Babi Penyebab Penyakit : Aktinomikosis atau lumpy jaw merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Actinomyces bovis. Aktinomikosis dapat terjadi pada babi, sapi, dan domba. Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh bakteri yaitu Bacillus lingnietesi. Bibit penyakit masuk ke dalam jaringan tubuh melalui luka pada mulut dan kerongkongan atau ke tulang rahang melalui gigi yang berlubang. Gejala Sakit : Gejala–gejala yang timbul akibat penyakit aktinomikosis adalah : ternak tidak mau makan, bagian yang sakit, yaitu rahang atas dan bawah tampak bengkak dapat pula terjadi penebalan lidah gusi bengkak, gigi longgar penderita sulit untuk mengunyam makanan Pembengkakan meluas ke seluruh rahang, muka dan kerongkongan Penyebab penyakit baik jamur maupun bakteri dapat menimbulkan gejala- gejala yang sama Cara Pencegahan dan pengobatan : Penderita harus segera diisolasi dan diobati dengan natrium yodida melalui suntikan intravena dan diulang 2 minggu 277 kemudian. Dapat juga diobati dengan terramycin. Pengobatan dengan natriun yodida tidak boleh dilakukan pada ternak yang sedang bunting karena dapat menyebabkan keguguran. Untuk mencegah luka di mulut, lidah dan gusi disarankan tidak memberi pakan yang kasar atau dedaunan yang tajam aau berduri. d) Aspergillosis pada kalkun Penyebab penyakit : Aspergillosis dikenal juga dengan nama Pneumomikosis. Penyakit Aspergillosis merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh jamur Apegillus fumigatus, yang juga dapat menyerang pada manusia. Pada umunya penyakit ini dijumpai pada ayam itik dan kalkun. Aspergillosis terjadi karena ternak menghirup udara yang mengandung spora Aspergillus fumigates. Jamur ini banyak terdapat di alam, seperti di permukaan tanah, faeses, pakan, litter dan lain sebagainya. Perkembangan dan penyebaran penyakit dimulai dari masin tetas. Jika telur tetas tercemar oleh faeses atau tanah yang mengandung spora aspergillus fumigatus. Akhirnya jamur akan tumbuh dan berkembang di dalam mesin tetas dan akan mencemari anak ayam yang baru menetas. Jika mesin tetas tidak didesinfeksi maka akan menjadi sumber penularan penyakit aspergillosis bagi anak ayam pada penetasan berikutnya. Jamur aspergillus fumigatus juga berkembang subur pada litter yang kondisinya lembab. Demikian juga pakan ayam yang basah atau lembab. Litter dan pakan yang lembab sebagai media 278 perkembangan jamur yang ideal dan akhirnya akan menyebarkan spora ke udara kandang dan akan menyebabkan terjadinya infeksi. Gejala Sakit : Penyakit Aspergillosis memiliki 2 bentuk yaitu bentuk akut dan bentuk kronis. Bentuk akut terjadi pada anak ayam dan ayam muda yang mulai terinfeksi sejak berada di dalam mesin tetas, dengan gejala-gejala sebagai berikut : Mulai umur 4–5 hari, anak ayam terlihat sulit bernapas Terengah–engah dalam bernapas Tidak mau makan Kelihatan mengantuk Jika jamur menyerang otak akan menyebabkan kelumpuhan atau kejang–kejang Terjadi kematian sampai 50%. Kematian terjadi karena kesulitan bernapas. Bentuk kronis, umunya terjadi pada ayam dewasa, dengan gejala–gejala sebagai berikut : Nafsu makan hilang Lesu Sulit bernapas Jengger berwarna hitam kebiru–biruan (cyanosis) Mata membengkak Terjadi kebutaan pada salah satu mata Diagnosis penyakit sangat sulit dilakukan kalau hanya berdasarkan gejala–gejala klinis saja, karena gejala–gejala klinis yang ditimbulkan mirip dengan gejala klinis dari penyakit lainnya 279 seperti CRD, ILT, Snot, dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan patologis anatomis. Jika jamur Aspergillus fumigatus tumbuh pada permukaan kantong udara, maka akan dijumpai hyfa dan spora pada permukaan kantong udara tersebut. Cara Pencegahan dan pengobatan : Penyakit ini sulit untuk diobati karena invasi miselium ke jaringan tubuh ternak sulit untuk dihilangkan. Pengobatan dinilai tidak efektif, sehingga pengendalian yang paling baik adalah dengan cara pencegahan diantaranya adalah : Mendesinfeksi litter, kandang dan peralatan serta mesin tetas Segera mengganti litter yang basah karena tumpahan air minum Tidak memberikan pakan yang berjamur Mengeluarkan ayam yang sakit e) Favus (Jengger putih) pada Kalkun Penyebab penyakit : Favus adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Trichophyton megnini. Penyakit ini terjadi pada ayam, kalkun, dan unggas lainnya. Jamur tumbuh dan mennyerang kulit, terutama pada jengger dan bagian-bagian lain pada kepala yang tidak di tumbuhi bulu. Kadang-kadang penyakit juga menyebar juga ke bagian-bagian tubuh yang berbulu. Gejala sakit : Jamur yang tumbuh pada jengger dan pial akan menyebabkan timbulnya kerak-kerak putih kekuningan di tempat tersebut, 280 sehingga tampak seperti bersisik. Jengger kelihatan seolah-olah ditaburi tepung putih. Kadang-kadang penyakit juga menyebar juga ke bagian-bagian tubuh yang berbulu sehingga terjadi kerontokan bulu di tempat tersebut. Cara pencegahan dan pengobatan : Pengobatan dilakukan dengan cara pemberian tinktur yodium, formaldehide atau mercurochroom. Pengobatan dilakukan dengan cara mengolesi bagian–bagian yang terinfeksi jamur. Pencegahan dilakukan dengan cara : Ayam yang terinfeksi segera diisolasi dan diobati Memelihara sanitasi kandang dan peralatan serta lingkungan kandang Kandang tidak diisi ternak yang melebihi kapasutas kandang, karena kalau diisi melebihi kapasitas kandang akan menyebabkan kelembaban meningkat, sehingga memicu pertumbuhan jamur Kandang yang akan dipakai sebaiknya didesinfeksi dengan larutan formaldehide larutan NaOH f) Candidiasis pada Kalkun, angsa dan merpati Penyebab penyakit : Penyakit Candidiasis juga dikenal dengan nama Trush (Sour Crop) atau Crop Mycosis. Penyakit ini disebabkan oleh Candida albicans. Penyakit ini terjadi pada ayam, kalkun, angsa, dan burung merpati. Unggas muda biasanya lebih rentan dibanding dengan unggas dewasa. 281 Penyebaran penyakit terjadi melalui pakan, air minum, dan peralatan yang tercemar. Pakan yang tercemar Candida albicans merupakan sumber penyebaran penyakit utama pada ayam. Penyakit ini terjadi karena pertumbuhan Candida albicans yang berlebihan (tidak normal) yang terjadi pada tembolok. Dalam keadaan normal jamur ini tidak menyebabkan penyakit. Tapi dalam keadaan tertentu jamur akan tumbuh dan berkembangbiak berlebihan sehingga menyerang dinding tembolok dan menyebabkan terjadinya penyakit. Perkembangan Candida albicans yang berlebihan tersebut dapat dipicu oleh beberapa faktor, antara lain : Penggunaan antibiotik. Antibiotik yang diberikan sebagai pakan tambahan cenderung merusak kehidupan bakteri yang terdapat di dalam tembolok, akibatnya pertumbuhan bakteri terganggu, sedangkan pertumbuhan Candida albicans sampai tidak terkendali. Pemberian pakan yang terlalu banyak kandungan serat kasarnya. Pakan yang kandungan serat kasarnya tinggi sulit untuk dicerna, sehingga akan menggumpal dan memadat di dalam tembolok. Akibatnya timbul keadaan yang tidak normal di dalam tembolok. Suasan di dalam tembolok menjdi asam. Suasana asam ini akan memicu pertumbuhan Candida albicans yang berlebihan sehingga timbul penyakiit Trush. Gejala sakit : Penyakit ini tidak memperlihatkan gejala–gejala yang khas, meskipun demikian dapat diamati beberapa gejala yang timbul, diantaranya : Pada ayam muda terlihat pucat, lesu, bulu kasar 282 faeses cair, terjadi diare pada bulu dan kulit sekitar kloaka akan menempel keropeng-keropeng berwarna keputih–putihan Untuk keperluan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, yang dapat ditunjukan adanya kelainan pada selaput lendir tembolok yang menjadi tebal seperti handuk, serta terdapat keropeng–keropeng yang tebal. Peradangan juga dapat terjadi di daerah sekitar tembolok. Cara pencegahan dan pengobatan : Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian obat anti jamur. Untuk sementara tidak dilakukan pemberian antibiotik, karena pemberian antibiotik justru dapat memacu pertumbuhan jamur. Pencegahan dapat dilakukan dengan beberapa cara : Mencegah pakan menjadi lembab/basah dalam penyimpanan Penggunaan anti jamut di dalam pakan Pembersihan tempat pakan dan tempat minum dengan desinfektan Mengusahakan litter tetap kering dan mengganti bagian litter yang basah tersiram tumpahan air minum 5) Penyakit Menular yang disebabkan oleh Cacing a) Cacing Hati pada Babi dan Kuda Penyebab Penyakit : Fasciolasis atau distomatosis, dikenal juga dengan nama penyakit cacing hati. Penyakit ini disebabkan oleh investasi cacing dari genus Fasciola, yaitu Fasciola gigantic dan Fasciola hepatica. Cacing hati berbentuk pipih seperti daun berwarna terang. 283 Penyakit ini selain menyerang ternak babi serta kuda juga menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, dan domba. Pada kuda dan babi , domba dan kambing penyakit ini biasanya bersifat akut, sedangkan pada ternak sapi dan kerbau bersifat kronis. Pada ternak muda lebih rentan terhadap cacing hati dibanding ternak dewasa. Infeksi cacing hati juga dapat terjadi pada manusia. Untuk lebih memahami penyakit cacing hati ini perlu menbgetahui siklus hidupnya. Siklus hidup cacing hati dapat dijelaskan sebagai berikut : Dimulai dari telur cacing hati yang dikeluarkan bersama faeses akan menetas menjadi Mirasidium. Mirasidium memerlukan induk semang perantara (hospes intermedier) yaitu siput Limnea javanica yang hidup di sungai atau di sawah Setelah beberapa waktu akan berubah menjadi sporocyst yang berukuran maksimum 1 cm. Sporocyst akan mengalami partenogenesis menghasilkan Redia Redia akan berubah menjadi Cercaria dan akan berubah lagi menjadi Meta Cercaria Meta cercaria akan menempel pada dedaunan atau rumput Infeksi akan terjadi jika ternak mengkonsumsi rumput atau dedaunan yang tercemar Meta Cercaria Di dalam usus meta cercaria akan menembus dinding usus masuk ke hati dan menuju ke saluran empedu. Kemudian menjadi cacing dewasa. Kejadian ini disebut masa prepaten, berlangsung 2–3 bulan Cacing hati tinggal di saluran empedu, jika jumlahnya banyak dapat menyumbat saluran empedu, sehingga menimbulkan gejala icterus 284 Terjadi gejala anemia karena cacing makan jaringan hati dan darah Gejala sakit : Pada bentuk akut, gejala klinis yang tampak adalah : konstipasi dan kadang–kadang diare penurunan berat badan berlangsung cepat sehinbgga ternak menjadi lemah yang disertai anemia Pada domba dan kambing dapat terjadi mati mendadak yang disertai dengan keluarnya daraah dari hidung dan anus Bentuk kronis pada sapi ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan dan penurunan produksi Nafsu makan menurun bulu kering dan rontok ternak menjadi lemah dan kurus Terjadi odema pada daerah rahang bawah yang disebut bottle jow. Cara pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan : Infeksi cacing hati dapat diobati dengan preparat obat–obatan yang sudah banyak tersedia di pasaran diantaranya hexachlorethan, bovenix, brotianida, valbazen, dan sebagainya. Penyakit cacing hati dapat menimbulkan kerugian yang besar berupa penurunan berat badan, terhambatnya pertumbuhan dan kematian. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah memutus siklus hidup cacing Fasciola hepatica. Dengan cara : Membunuh siput dengan moluskisida Memberantas siput secara biologis dengan memelihara itik 285 b) Askariasis pada Kuda dan Babi Penyebab Penyakit : Penyakit ini disebabkan oleh cacing Askarisis sp., yang hidup di usus kuda serta babi bahkan sapi, kerbau, domba, dan kambing. Cacing askaris disebut juga dengan nama cacing gelang, karena bentuknya bulat memanjang, warnanya kuning pucat dan pada mulutnya terdapat 3 buah bibir. Jenis ternak berbeda, species cacing yang menyerang juga berbeda–beda. Askariasis suum menyerang ternak babi, dan Parascaris equorum menyerang kuda. Cacing betina dapat menghasilkan telur banyak sekali setiap harinya dan dikeluarkan bersama faeses. Telur cacing berdinding tebal dan sangat tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk, misalnya kekeringan. Faeses yang mengandung telur cacing menjadi sumber penularan apabila mencemari rumput, atau pakan yang lain serta air minum. Telur cacing gelang akan menetas setelah termakan ternak. Larva yang menetas akan menembus dinding usus masuk ke dalam peredaran darah, ke hati dan akhirnya masuk ke paru–paru. Dari paru–paru kembali lagi ke saluran pencernaan (usus) dan akhirnya menjadi dewasa. Investasi cacing askaris lebih banyak dijumpai pada ternaak muda. Ternak muda lebih rentan terhadap investasi cacing ini. Gejala sakit : Gejala yang tampak akibat infeksi cacing Ascaris adalah diare, kurus, lemah, perut buncit, pertumbuhannya terhambat, kulit Next >