< Previous64Kelas XI SMA/SMKPada usia sembilan belas tahun, Nabi Kongzi menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Li alias Boyu yang artinya Ikan Gurame. Nabi Kongzi menjalani kehidupannya yang sederhana. Di sela kesibukannya bekerja Nabi Kongzi mempelajari sejarah, musik dan tata upacara. Karena semangat dan cintanya akan belajar, dengan segera Nabi Kongzi menjadi seorang terpelajar yang terkenal di negara Lu.Nabi Kongzi adalah pribadi yang memiliki kemauan keras. Ia berharap pada suatu saat dia akan mendapatkan posisi di pemerintahan, sehingga ia dapat menerapkan gagasan-gagasannya di dunia nyata. Tidaklah mengherankan, bila para penguasa yang senang berpesta pora itu sama sekali tidak ingin mempekerjakan Nabi Kongzi, karena dianggap dapat mengganggu kesukaan mereka untuk bersenang-senang.Selanjutnya, seperti yang terjadi pada saat ini, orang yang tak bisa memperoleh pekerjaan pada bidang yang ia sukai, akhirnya mengajarkan kepada orang lain. Nabi Kongzi memiliki kepribadian yang hangat dan banyak memberikan inspirasi maka dengan segera ia mendapatkan sejumlah murid. Suasana yang diciptakan tampak informal. Sang Guru bercakap-cakap dengan para murid-muridnya. Kadang kala sang Guru memberikan serangkaian ceramah, tetapi sebagian besar jam pelajarannya dihabiskan untuk sesi tanya jawab. Jawaban-jawaban sang Guru sering kali dalam bentuk wejangan.Nabi Kongzi adalah guru ajaran moral, tujuannya adalah mengajar para murid-muridnya bagaimana cara berperilaku yang benar. Kalau mereka ingin menjadi pejabat yang mengatur rakyat, maka mereka harus terlebih dahulu belajar mengatur diri mereka sendiri. Inti yang paling utama dari semua ajaran-ajaran mempunyai suatu rangkaian yang jelas, kebajikan berarti saling mencintai antar sesama umat manusia.Unsur utama dalam ajaran Nabi Kongzi disimbolkan dengan karakter Ren atau Cinta Kasih, karakter ini merupakan gabungan dari kemurahan hati, kemuliaan dan cinta atas kemanusiaan. Ketika 65Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekertiditanyai oleh seorang muridnya tentang Ren Nabi Kongzi menjawab, “Kata itu berarti mencintai umat manusia”. Tentang hal ini, lebih lanjut Nabi juga menjelaskan: “Terdapat lima hal, dan siapapun yang dapat melaksanakan hal ini dapat disebut seorang yang berpericinta kasih. Kelima hal itu adalah rasa hormat, toleransi/lapang hati, dapat dipercaya, cekatan/ketekunan yang cerdas, dan kemurahan hati. Kalau seorang mempunyai rasa hormat, maka ia takkan terhina. Kalau orang mempunyai sikap toleran dan lapang hati, maka ia akan diterima oleh banyak orang. Kalau orang dapat dipercaya, maka orang lain akan mempercayakan tanggung jawab kepadanya. Bila orang cerdas, cekatan dan tekun, maka ia mendapat banyak keberhasilan. Kalau ia dipenuhi dengan sikap murah hati, belas kasihan dan suka menolong, maka ia akan layak untuk memerintah, dengan kata lain akan diturut perintahnya”. (Lunyu. XVII: 6)Nabi Kongzi memandang Ren sebagai bagian dari pendidikan. Dengan kata lain, orang harus diajari mengenai perilaku macam ini, bukan semata-mata mempelajarinya dari pengalaman. Pada zamannya, pendidikan adalah sebuah sarana pembelajaran tentang cara berperilaku, dan bukan semata-mata untuk mengerti suatu pengetahuan tertentu, Nabi Kongzi setuju dengan sikap ini.Pemahaman pengetahuan hanyalah kebijaksanaan belaka bukan merupakan Ren. Ren tidak hanya menyangkut moralitas, melainkan juga menyangkut banyak nilai-nilai sosio kultural, terutama dalam soal kesalehan menyangkut hubungan orangtua dengan anak dan hal ini jauh lebih kuat dari sekedar penghormatan terhadap orangtua, karena melibatkan pula seluruh tatanan di dalam nilai-nilai dan ritual tradisional.Nabi Kongzi menginginkan rakyat bahwa sebagai manusia memiliki tugas membina diri menjadi lebih baik. Hanya inilah satu-satunya jalan yang bermakna dalam menempuh hidup. Sebuah upaya harus dilakukan demi upaya itu sendiri. Ini merupakan suatu ekspresi tertinggi dalam kemanusiaan, yaitu menjalankan kebaikan 66Kelas XI SMA/SMKdemi kebaikan itu sendiri, dan sama sekali bukan ingin mendapatkan imbalan dalam bentuk apapun, atau bukan karena takut mendapatkan hukuman apapun. Kita berbuat baik itu dengan ikhlas/tanpa pamrih. Manusia berbuat baik karena kodratnya sebagai manusia adalah baik. Inilah yang dimaksud dengan Kebajikan Sejati.Ketika salah seorang muridnya bernama Zilu bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan terhadap arwah orang mati, sang Guru Nabi Kongzi menjawab, “Untuk melayani manusia saja belum tahu, bagaimana kamu bisa mengerti tentang mati”. Moralitas Nabi Kongzi tak pernah lepas dari ketentuan-ketentuan akan cara berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menasihati, “Kendalikan diri! Jangan melakukan sesuatu kepada orang lain, bila kamu tak menghendaki hal itu dilakukan terhadapmu”.“Manusia seharusnya memiliki tujuan untuk menjadi manusia yang paripurna yang tidak diliputi kekhawatiran dan ketakutan”. Tetapi bagaimana caranya? “Bila setelah melakukan penilaian diri, dan mendapatkan kenyataan bahwa dirinya tak memiliki apapun yang bisa dicela, lalu apa lagi yang perlu dikhawatirkan, apa lagi yang perlu ditakutkan?”.• Ceritakan kembali tentang abad kelahirnan Nabi Kongzi secara berkelompok (di depan kelas)!• Buatlah rangkuman tentang sikap dan prinsip Nabi Kongzi dalam mengahadapi kehidupan!Aktivitas 3.2Aktivitas Bersama67Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi PekertiE. Perjalanan Nabi Kongzi sebagai Tian Zhi Mu Duo 1. Nabi Kongzi Meninggalkan Negeri LuPada Hari Dongzi, pada saat kedudukan matahari tepat berada di atas garis 23 ½ derajat Lintang Selatan (bertepatan dengan tanggal 22 Desember), umat Konghucu melaksanakan sembahyang syukur dan harapan. Pada zaman Dinasti Zhou (1122-255 SM.) saat ini ditetapkan sebagai saat tibanya Tahun Baru. Pada hari persembahyangan besar tersebut pada tahun 495 SM, Nabi Kongzi memutuskan untuk meninggalkan negeri Lu dan meninggalkan semua yang dimilikinya, termasuk melepaskan jabatannya, sebagai Perdana Menteri. Alasan lain mengapa Nabi Kongzi meninggalkan negeri Lu adalah, karena beliau merasa raja negeri Lu (Lu Dinggong) sudah tidak mengindahkan lagi nasihat-nasihatnya. Nabi Kongzi terpanggil untuk terus menyampaikan ajarannya walaupun harus mengembara ke berbagai negeri. Demi misi sucinya, Nabi Kongzi rela melepaskan jabatannya dan mulai menyebarkan ajarannya ke negeri-negeri lain. Maka bersama murid-muridnya, Nabi Kongzi memulai perjalananan berkeliling ke berbagai negeri untuk menyebarkan Firman Tian, mengajak umat manusia kembali ke Jalan Suci (Dao).Maka pada Sembahyang Besar Dongzhi bagi umat Khonghucu diperingati sebagai hari Muduo (Genta Rohani), hari dimulainya perjalanan Nabi Kongzi menyebarkan ajaran-ajarannya.Pada saat itu, usia Nabi Kongzi lima puluh enam tahun. Nabi Kongzi diiringi beberapa muridnya melakukan perjalanan untuk menebarkan ajaran-ajarannya ke berbagai pelosok negeri. Misi suci selaku Genta Rohani Tian (Tian Zhi Mu Duo) adalah membawakan damai bagi dunia.Pengembaraannya menebarkan ajaran-ajaran suci tentang Kebajikan itu berlangsung selama tiga belas tahun lamanya. Pada saat itu Nabi Kongzi telah dianggap sebagai orang yang paling bijaksana 68Kelas XI SMA/SMKdi seluruh pelosok negeri. Ia telah memberikan ajarannya kepada sejumlah besar pegawai negeri yang hebat di negeri Lu, dan negeri di sekitarnya.Tetapi seperti halnya di negeri Lu sendiri, banyak pejabat (penguasa) yang tidak menyukai misi rohani Nabi Kongzi karena dianggap membahayakan kedudukan dan mengganggu kepentingan mereka.2. Perjalanan ke Negeri WeiDi lain waktu, ketika Nabi Kongzi dalam perjalanan ke Negeri Wei, ia berpapasan dengan kepala pemberontak yang menyerang negeri Wei. Ketua pemberontak itu memberitahu Nabi Kongzi bahwa ia tidak akan melepaskannya kecuali jika Nabi Kongzi berjanji untuk membatalkan rencana untuk mengunjungi negeri Wei. Nabi Kongzi berjanji, tetapi segera setelah rombongan pemberontak itu meninggalkannya Nabi merubah arah dan berjalan menuju Negara Wei.“Guru, apakah dibenarkan untuk mengingkari janji?” tanya Zigong heran. “Saya tidak akan memenuhi janji yang dibuat di bawah tekanan/paksaan!”. Kata Nabi Kongzi ”Tian pun akan memaafkan aku”.Ketika mereka tiba di ibu kota Negara Wei, kota itu sangat sibuk, dan penduduknya banyak. “Ah, begitu banyak orang”. kata Nabi Kongzi. “Apa yang akan guru lakukan untuk mereka jika guru mempunyai kesempatan mengatur negeri ini?” tanya Ran Qiu (salah seorang muridnya). “Aku akan membuat mereka makmur”. ”Selanjutnya apa?” ”Aku akan mendidik mereka”.Di Negeri Wei Nabi Kongzi tinggal di rumah kakak ipar Zilu. Raja muda negeri Wei (Wei Ling Gong), bertanya tentang berapa banyak Nabi Kongzi mendapat gaji di Negeri Lu? Ketika mendapat keterangan bahwa Nabi diberi 6.000 takar beras, maka ia pun memberi Nabi sejumlah itu. Tetapi tatkala ada orang yang memfitnah dan memburuk-burukkan Nabi, iapun memerintahkan Wang Sunjia mengamati beliau.69Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi PekertiWei Linggong sebenarnya seorang yang cukup baik, tetapi ia sangat lemah, peragu dan tidak mempunyai ketetapan hati. Di dalam pemerintahan ia sangat dikuasai oleh Nanzi, seorang selir dari Negeri Song yang kemudian dijadikan permaisuri, ditambah dengan pengaruh yang besar dari Wang Sunjia, seorang menteri yang sangat dikasihi karena pandai menjilat.Kepada Nabi Kongzi yang tidak mau dekat kepadanya, Wang Sunjia pernah menyindir, “Apa maksud peribahasa, daripada bermuka-muka kepada Malaikat Ao (Malaikat ruang Barat Daya rumah), lebih baik bermuka-muka kepada Malaikat Zao (Malaikat Dapur) itu?” Dengan tegas, Nabi Kongzi bersabda, “Itu tidak benar! Siapa berbuat dosa kepada Tian Yang Maha Esa, tiada tempat lain ia dapat meminta doa” (Lunyu. III: 13).Karena nasihat-nasihatnya tidak kunjung dijalankan di negeri Wei, maka Nabi Kongzi hanya sepuluh bulan tinggal di situ dan selanjutnya menuju ke negeri Chen.3. Di Negeri KuangDalam perjalanan menuju negeri Chen harus melewati Negeri Kuang, sebuah negara kota yang pernah diporak-porandakan dan di jarah oleh Yanghuo, pemberontak dari Negeri Lu itu. Kata orang, wajah Nabi Kongzi mirip Yanghuo, sehingga menimbulkan kecurigaan, maka kemudian orang-orang Negeri Kuang yang mendengar itu dan salah sangka terhadap Nabi Kongzi, lalu mengurung dan menahan beliau beserta murid-muridnya sampai lima hari.Orang-orang Negeri Kuang sukar diberi penjelasan, mereka tetap mencurigai, penjagaan makin diperketat, sehingga mengakibatkan murid-murid Nabi semakin cemas. Untuk menentramkan keadaan dan memantapkan iman para murid, Nabi Kongzi dengan tenang mengungkapkan tugas suci yang difirmankan Tian atas dirinya. Nabi bersabda,“Sepeninggal Raja Wen, bukankah kitab-kitabnya Aku yang mewarisi? Bila Tian Yang Maha Esa hendak memusnahkan kitab-kitab 70Kelas XI SMA/SMKitu, Aku sebagai orang yang kemudian tidak akan memperolehnya. Bila Tian tidak hendak memusnahkan kitab-kitab itu, apa yang dapat dilakukan orang-orang Negeri Kuang atas diriku”. (Lunyu IX: 5). Karena keadaan makin menggenting, Zilu akan melawan dengan kekerasan. Nabi bersabda, “Bagaimana orang yang hendak menggemilangkan Cinta Kasih dan Kebenaran dapat berbuat demikian? Bila Aku tidak menerangkan tentang Kesusilaan dan Musik, itu kesalahanku. Tetapi bila Aku sudah mengabarkan akan ajaran para Raja Suci Purba dan mencintai yang kuno itu, lalu tertimpa kemalangan, ini bukan kesalahanku, melainkan Firman. Marilah menyanyi. Aku akan mengiringimu!”Zilu mengambil kecapinya, lalu memetiknya sambil menyanyi bersama. Setelah menyanyi tiga bait, orang-orang Negeri Kuang sadar akan kesalahannya. Pemimpinnya maju menghadap Nabi Kongzi memohon maaf dan selanjutnya membubarkan diri, bahkan ada beberapa orang yang mohon menjadi murid Nabi Kongzi.4. Di Negeri SongKetika Nabi Kongzi dan murid-murid sampai di Negeri Song, Sima Huantui sedang memperkerjakan rakyatnya secara paksa untuk membangun kuburan batu yang besar dan megah sebagai persiapan kelak ajalnya tiba. Sudah tiga tahun pekerjaan itu dilaksanakan dan belum selesai juga. Banyak pekerja menjadi lemah dan sakit. Nabi sangat prihatin dan menyesali perbuatan itu.Di Negeri Song banyak anak-anak muda mohon diterima sebagai murid, bahkan Simaniu adik Sima Huantui juga menjadi murid Nabi. Hal ini menjadikan Sima Huantui tidak senang, ajaran yang diberitakan nabi dianggap membahayakan kedudukannya. Maka Huantui menyuruh orang-orangnya mengganggu pekerjaan nabi, bahkan berusaha mencelakakannya.Suatu hari Nabi memimpin murid-muridnya melakukan upacara dan ibadah, Huantui menyuruh orang-orangnya memotong pohon dan merobohkan pohon besar di dekatnya. Murid-murid melihat perbuatan orang-orang itu menjadi cemas dan ketakutan serta akan melarikan 71Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekertidiri. Tetapi dengan tenang Nabi mengatakan kepada mereka, “Tian Yang Maha Esa telah menyalakan Kebajikan dalam diriku. Apakah yang dapat dilakukan Huantui atas ku?“ (Lunyu. VII: 23).5. Di Kota Xie (Negeri Chai)Ketika Nabi Kongzi dan murid-murid berkunjung ke Kota Xie, Raja muda Xie sangat gembira menyambut kedatangan nabi. Suatu hari ia bertanya kepada nabi tentang pemerintahan dan dijawab oleh nabi, “Pemerintahan yang baik dapat menggembirakan yang dekat dan dapat menarik yang jauh untuk datang”. (Lunyu. XIII: 16).Pada hari lain, Raja muda Xie bertanya tentang pribadi Nabi Kongzi kepada Zilu, tetapi Zilu tidak berani menjawab. Ketika Zilu melaporkan hal itu kepada Nabi Kongzi, beliau bersabda, “Mengapakah engkau tidak menjawab bahwa Dia adalah orang yang tidak merasa jemu dalam belajar, dan tidak merasa lelah mengajar orang lain; ia begitu rajin dan bersemangat, sehingga lupa akan lapar dan di dalam kegembiraannya lupa akan kesusah-payahannya dan tidak merasa bahwa usianya sudah lanjut”. (Lunyu. VI: 19)Sesungguhnya Nabi Kongzi di dalam mengemban tugas suci sebagai Tianzhi Muduo (Genta Rohani Tian) tidak pernah merasa lelah dan jemu dalam belajar dan menyebarkan ajaran suci untuk mengajak manusia menjunjung ajaran agama, menempuh Jalan Suci, menggemilangkan Kebajikan, sehingga kehidupan manusia boleh mencerminkan kebesaran dan kemuliaan Tian Yang Maha Esa dan hidup beroleh kesentosaan.6. Dikepung Pasukan Chen dan ChaiDi lain waktu, mereka dikepung oleh pasukan dari Negeri Chen dan Cai yang mencoba untuk menghentikannya pergi ke negara lawan mereka, yaitu Negara Chu karena takut kebijaksanaan Nabi Kongzi dapat mengubah Negara Chu menjadi kuat, yang dapat mengancam Negara Chen dan Cai.72Kelas XI SMA/SMKPasukan itu terus mengepung Nabi Kongzi sampai persediaan makanan mereka habis, selama itu Nabi Kongzi terus mengajar mereka bernyanyi dan bermain kecapi. “Apakah kita harus bertahan dalam kesusahan ini?” tanya Zigong. “Seorang pria sejati dapat bertahan dalam kesusahan seperti ini, tetapi orang yang picik akan kehilangan kemampuannya untuk mengontrol diri”. jawab Nabi Kongzi.Sadar bahwa murid-muridnya sudah hampir putus asa, Nabi Kongzi bertanya kepada mereka. “Apakah ada yang salah dengan ide-ideku? Secara teori jika ide-ide benar, aku akan sukses”. “Mungkin kita tidak mempunyai kerendahan hati dan kebijaksaan seperti yang kita kira”. jawab Zilu. ”Sehingga orang tidak mempercayai dan mendengarkan kita”. “Mungkin kamu benar” kata Nabi Kongzi “Tetapi menurutmu bagaimana dengan orang-orang hebat yang bernasib buruk? Jika orang yang bijaksana dan mulia secara otomatis dihormati, tidak ada dari mereka yang mengalami nasib buruk”.“Mungkin ajaran guru terlalu tinggi”. Kata Zigong, “Bagaimana bila membuatnya lebih sederhana sehingga mudah dimengerti oleh banyak orang?”“Seorang petani yang cakap tidak selalu menghasilkan panen yang bagus”. kata Nabi Kongzi. “Seorang pengukir yang mempunyai kepandaian tinggi, tetapi mungkin gaya ukirannya tidak cocok di zamannya. Aku dapat memodifikasi, mengatur ulang atau menyederhanakan ide-ide, tetapi mungkin masih tidak dapat diterima di dunia. Jika kamu terlalu mudah berkompromi hanya untuk menyenangkan orang, maka prinsip-prinsip kamu akan rusak”.“Ajaran guru adalah ajaran tentang kebenaran”, Yanhui berkata dengan tegas. ”Karena itu sulit diterima, tetapi kita sendiri harus tetap hidup sesuai dengan kebenaran itu. Apa masalahnya kalau tidak dapat diterima oleh orang lain, itu adalah kesalahan mereka. Kenyataan bahwa orang menganggap ajaran guru sulit untuk diterima menunjukkan pemahaman dan citra diri mereka sendri”. Nabi Kongzi sangat senang mendengar pernyataan muridnya itu.73Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi PekertiPada akhirnya mereka diselamatkan oleh Raja Zhao dari Negara Chu. Untuk menunjukan penghargaanya terhadap Nabi Kongzi, raja hendak memberikan 700 meter persegi tanah untuk tempat tinggalnya, tetapi adik Raja Chao menentangnya. “Di antara semua diplomatmu, adakah salah seorang yang keahliannya sejajar dengan Zigong murid Nabi Kongzi?” tanya adik raja. ”Tidak”, jawab raja. “Dan di antara semua jendralmu, adakah salah seorang yang mempunyai kemampuan dan keberanian menyerupai Zilu murid Nabi Kongzi itu?” “Tidak”, jawab raja. ”Dan di antara semua penasihatmu, adakah salah seorang yang kebijaksanaannya menyamai Yanhui murid Nabi Kongzi itu?” “Tidak”, jawab raja. “Lalu apakah anda pikir memberikan tujuh ratus meter kepada Nabi Kongzi adalah ide yang bagus?” Saya mendengar cerita tentang seorang raja yang mendirikan Dinasti Zhou yang hanya mempunyai seratus li tanah dan akhirnya ia mampu menguasai dunia. Dengan kebijaksanaan dan pengetahuan serta semua kekuatan murid-muridnya, apakah nantinya tidak akan membahayakan kita?”Raja Chu memperlakukan Nabi Kongzi seperti bangsawan, tetapi tidak jadi meminta Nabi Kongzi untuk tinggal karena menjadi khawatir akan kemungkinan seperti yang digambarkan adiknya.Kemanapun mereka pergi, kepala negara dan para menteri pemerintahan berkumpul untuk mendengarkan ide-ide Nabi Kongzi mengenai pemerintahan dan penangganan sosial. Nabi Kongzi selalu mendorong mereka untuk selalu mempertahankan ide mengenai kebajikan.• Ceritakan poin-poin penting tentang perjalanan Nabi Kongzi sebagai Tianzhi Muduo, dan apa yang dapat kalian simpulkan tentang tugas suci Nabi Kongzi sebagai Tianzhi Muduo!Aktivitas 3.3Aktivitas BersamaNext >