< Previous74Kelas XI SMA/SMKF. Simbol Suci Nabi KongziMenurut catatan Bai Hu Dang (diskusi umum Balariung Harimau Putih) sebagai lembaga pengkajian Rujiao pada zaman dinasti Han tahun 79 Masehi tersurat tentang simbol-simbol yang menyertai seorang raja suci/nabi. Simbol-simbol itu meliputi tiga aspek, yaitu: Tanda-tanda Gaib (Gansheng), Penerimaan Firman Tian tentang tugas kenabian Nabi Kongzi (Shouming), dan Penyempurnaan Tugas (Fengshan). 1. Tanda-Tanda Gaib (Gan Sheng) Tanda-tanda gaib yang menyertai kenabian Nabi Kongzi dan yang menyatakan bahwa kelahirannya di dunia ini memang rencana Agung Tian Yang Maha Esa. Dalam kitab Dong Zhou Lie Guo Zhi Bab 78 disebutkan, terdapat tiga tanda yang menjadi Gansheng Nabi Kongzi, yaitu:• Pada masa berdoa yang dilakukan ibunda Yan Zhengzai untuk memohon pada Tian agar dikaruniakan seorang putera beliau mendapat penglihatan ditemui malaikat Bintang Utara (Beichen) yang membawakan berita kelahiran Nabi dengan berkata: “Engkau akan melahirkan seorang putera yang Nabi, dan engkau akan melahirkannya di lembah Kong Sang”. • Ketika kandungan Ibunda Yan Zhengzai makin tua beliau memperoleh penglihatan gaib dikunjungi lima orangtua sebagai Sari Lima Bintang sambil menuntun Qilin. Setelah berada di hadapan ibunda Yan Zhengzai, hewan suci Qilin berlutut dan dari mulutnya menyemburkan sebuah Kitab Batu Kumala (Yushu) yang bertuliskan: “Putera air suci akan datang untuk melanjutkan Maha Karya Dinasti Zhou dengan menjadi Raja Tanpa Mahkota (Shouwang)”.• Pada malam sang Bayi (Nabi Kongzi) lahir, nampaklah dua ekor Naga datang dan menjaga di kanan-kiri bangunan di lembah Kongsang. Di angkasa terdengar musik merdu bergema. Dua orang Bidadari menuangkan wewangian. Setelah sang bayi lahir, muncul sumber air hangat yang jernih, dan kembali kering setelah sang Bayi dimandikan. Pada tubuh sang Bayi nampak tanda-tanda 75Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekertigaib yang luar biasa, seakan-akan di dadanya terdapat untaian lima uruf kaligrafi: Zhi Zhuo Deng Shi Hu yang bermakna: “Yang akan menetapkan hukum abadi dan membawakan damai bagi dunia”.2. Penerimaan Firman Tian Tentang Tugas Kenabian Seluruh kehidupan Nabi Kongzi dari muda hingga lanjut usia penuh dengan pernyataan yang menunjukkan bahwa Tian Yang Maha Esa telah memilih beliau sebagai Muduo, sebagai Nabi yang mencanangkan Firman-Nya. Sebagai pengokohan penerimaan Firman Tian tentang tugas kenabian Nabi Kongzi (Shouming) terdapat tiga bagian pernyataan yang menjadi acuan pokok, yaitu:• Pernyataan nabi tentang misi suci yang diembannya.Nabi Kongzi bersabda, “Pada waktu berusia 15 tahun, sudah teguh semangat belajarku”. 2). “Usia 30 tahun, tegaklah pendirian”. 3). “Usia 40 tahun, tiada lagi keraguan dalam pikiran”. 4). “Usia 50 tahun aku telah mengerti akan Firman Tian”. 5). “Usia 60 tahun, pendengaran telah menjadi alat yang patuh untuk menerima kebenaran”. 6). “Dan usia 70 tahun, aku sudah dapat mengikuti hati dengan tidak melanggar garis kebenaran”. (Lunyu. IV: 5)“Tian telah menyalakan kebajikan di dalam diriku. Apakah yang dapat dilakukan Huan-tui atasku”. (Lunyu. VII: 23)Nabi terancam bahaya di negeri Kuang. 2) Beliau bersabda, “Sepeninggalan Raja Wen, bukankah ajaran-ajarannya aku yang mewarisi?”.3) “Bila Tian hendak memusnahkan ajaran itu, aku sebagai orang yang lebih kemudian tidak akan memperolehnya. Bila Tian tidak hendak memusnahkan ajaran itu, apa yang dapat dilakukan orang-orang Negeri Kuang atas diriku?” (Lunyu. IX: 5)76Kelas XI SMA/SMK• Pernyataan murid dan cucu murid nabi serta pertapa suci.1) Ada seorang berpangkat Thaicai bertanya kepada Zigong, “Seorang Nabikah guru tuan, mengapa begitu banyak kecakapannya?”2) Zigong menjawab, “Memang Tian telah mengutusnya sebagai Nabi, maka banyaklah kecakapannya”.3) Ketika mendengar itu Nabi bersabda, “Tahukah pembesar itu akan diriku? Pada waktu muda aku banyak menderita, maka banyaklah aku memperoleh kecakapan-kecakapan biasa. Haruskah seorang Junzi memiliki banyak kecakapan? Tidak, ia tidak memerlukan banyak”.Seorang murid bernama Luo berkata, “Dahulu guru pernah bersabda ‘Justru karena aku tidak diperdulikan dunia, maka lebih banyaklah pengetahuan yang kuperoleh’”. (Lunyu. IX: 7)Nabi bersabda, “Adakah aku mempunyai banyak pengetahuan? Tidak banyak pengetahuanku! Tetapi kalau datang seorang yang sederhana bertanya dengan kekosongan hatinya; dengan berpegang kepada kedua ujung persoalan yang dikemukakannya, aku akan berusaha baik-baik memecahkan persoalannya”. (Lunyu. IX: 8)Yu Jiak berkata tentang gurunya (Kongzi), “Bukankah Qilin itu yang terlebih di antara hewan, Feng-huang di antara burung, Taishan di antara bukit dan gunung, Begawan-lautan di antara selokan-selokan? Nabi dan rakyat jelata ialah umat sejenis tetapi dia memiliki kelebihan di antara jenisnya. Dialah yang terpilih dan terlebih mulia”. (Mengzi. II: 2/28)Mengzi berkata, “Boyu ialah Nabi Kesucian, Yiyin ialah Nabi Kewajiban, Liu Xiahui ialah Nabi Keharmonisan, dan Kongzi ialah Nabi Segala Masa”. (Mengzi. IVB: 1/5)Pertapa suci yang menjadi penjaga tapal batas negeri Yi menyatakan, “Sudah lama dunia ingkar dari jalan suci, kini Tian menjadikan guru sebagai Muduo”. (Lunyu. III: 24)77Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti• Pernyataan dalam literatur-literatur klasik.a. Dalam kitab Zhongyong Bab XXX ayat 1–4, Nabi Kongzi dinyatakan sebagai: Seorang Nabi yang sempurna.1) “Hanya Nabi yang sempurna di dunia ini yang dapat terang pendengarnya, jelas pengelihatan, cerdas pikiran, dan bijaksana; maka cukuplah ia menjadi pemimpin. Keluasan hatinya dan kelemah-lembutannya, cukup untuk meliputi segala sesuatu. Semangatnya yang berkobar-kobar, keperkasaanya, kekerasan hatinya, dan ketahan-ujiannya, cukup untuk mengemudikan pekerjaan besar. Kejujurannya, kemuliaannya, ketengahannya dan kelurusannya cukup untuk menunjukkan kesungguhannya. Ketertibannya, keberesannya, ketelitiannya dan kewaspadaannya cukup untuk membedakan segala sesuatu”.2) “Kebajikannya tersebar luas, dalam, tenang dan mengalir tiada henti-hentinya, ibarat air keluar dari sumbernya”.3) “Keluasannya sebagai langit, ketenangannya dalam badai tanpa batas. Maka rakyat yang melihatnya tiada yang tidak hormat. Rakyat yang mendengar kata-katanya tiada yang tidak menaruh percaya, dan rakyat yang mengetahui perbuatannya tiada yang tidak bergembira”.4) “Maka gema namanya meluas meliputi negeri Tengah, terberita hingga ke tempat bangsa Man dan Mo, ke mana saja perahu dan kereta dapat mencapai, tenaga manusia dapat menempuhnya; yang dinaungi langit, yang didukung bumi, yang disinari matahari dan bulan, yang ditimpa salju dan embun. Semua mahkluk yang berdarah dan bernapas, tiada yang tidak menjunjung tinggi dan mencintainya. Maka dikatakan, telah manunggal dengan Tian Yang Maha Esa”.b. Dalam kitab Chunqiu bagian Hui Yan Kong Tu, Nabi Kongzi disebut sebagai Yuansheng (Nabi Sempurna). Sebagai simbol pernyatan Tian yang telah menerimakan Firman-Nya kepada Nabi Kongzi, 78Kelas XI SMA/SMKdalam kitab tersebut juga tertulis: “Nabi dijelmakan bukan tanpa makna, melainkan telah menetapkan Hukum agar mengungkapkan kehendak Tian kepada manusia. Demikian Nabi Kongzi sebagai Muduo menetapkan Hukum bagi dunia. Selain itu juga tersurat: Setelah Qilin terbunuh, Tian telah menurunkan hujan darah yang membentuk tulisan di gerbang Luduan, berbunyi: “Segera siapkan Hukum (kitab-kitab itu), telah tiba waktumu. Dinasti Zhou dari keluarga Ki akan hancur, bintang sapu akan muncul dari Timur. Kerajaan Qin akan bangkit dan menghancurkan segala budaya. Tetapi, biarpun kitab-kitab suci diporakporandakan agama ini tidak akan terpatahkan”.Esok harinya Zixia pergi melihatnya, dan tulisan merah darah itu ternyata telah terbang menjelma sebagai seekor burung merah. Kemudian berubah pula menjadi tulisan putih yang isinya disebut sebagai Yankongtu (peta yang mengungkapkan tentang Nabi Kongzi), di dalamnya tertuliskan peta hukum tersebut. Ketika Nabi membicarakan kitab suci dengan para murid-murid, datanglah seekor burung yang kemudian berubah menjadi tulisan, Nabi Kongzi menerimanya dan mengucapkan pernyataan kepada Tian. Lalu seeokor burung kecil yang hinggap pada tulisan itu berubah menjadi sepotong batu kumala kuning yang berukir kata-kata: “Kongzi telah menerima Firman Tian untuk melaksanakan perintah-Nya, menetapkan ajaran yang selaras dengan hukum-Nya”.Dari pernyataan-pernyataan di atas, maka dinyatakan Nabi Kongzi telah Shouming dengan menerima Firman Tian.3. Penyempurnaan Tugas (Feng Shan)Setelah Nabi Kongzi menyelesaikan tafsir penulisan kitab Chun Qiujing dan Xiaojing, bersama 72 orang muridnya menghadap ke arah Bintang Utara. Dipukul alat dari batu yang nyaring bunyinya, lalu bersama-sama berdiri. Zengzi diperintahkan mendukung kitab dari sungai He dan Lu (Yijing) dengan menghadap ke Utara. Nabi Kongzi telah berpuasa dan membersihkan diri dengan menggunakan jubah berwarna merah tua polos (Zanyi) mengangkat pena ke arah Bintang 79Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi PekertiUtara lalu Bai dan menyampaikan laporannya kepada Tian tentang segala pekerjaan yang telah dilaksanakan (menyelesaikan kitab bakti/Xiaojing sebanyak 4 jilid, kitab Chunqiu dan kitab sungai He dan Lu sebanyak 81 jilid). Beliau bersabda, “Kini telah cukup Qiu menjalankan Firman Tian bagi manusia, Qiu telah menyelesaikan penyusunan dan pembukuan kitab-kitab suci ini. Bila telah tiba waktunya, Qiu bersedia kembali keharibaan Tian”. Setelah selesai Nabi menyampaikan kata-katanya, turunlah wewangian harum semerbak, lalu nampak awan gelap di sebelah Utara, yang tidak lama kemudian berubah menjadi halimun putih sampai mengenai tanah. Tidak lama kemudian, udara kembali cerah gemilang dengan munculnya pelangi merah turun dari atas dan berubah menjadi sebongkah batu kumala kuning yang panjangnya tiga kaki dan berukir tulisan, Kongzi berlutut menerimanya. Demikian Nabi Kongzi telah menggenapi misi suci yang Tian Firmankan dengan menerima penyempurnaan tugas (Fengshan).G. Nama Gelar Nabi Kongzi1. Ni Fu -- Bapak Ni Oleh Zhou Jinggong Kaisar Dinasti Zhou, dan Lu Aigong Raja Muda Negeri Lu pada abad ke 5.2. Sheng Xuan Ni Fu -- Bapak Ni Pemberita Agama Yang Sempurna Oleh Raja-Raja Dinasti Han Barat, sampai permulaan abad 2 Masehi.3. Wen Sheng Ni Fu -- Bapak Ni Nabi Yang Mewarisi Kitab Suci Oleh Raja-Raja Dinasti Han Timur, sampai permulaan abad ke 3 Masehi.4. Xian Shi Ni Fu -- Bapak Ni Guru Purba Oleh Raja-Raja Dinasti Han Timur, sampai permulaan abad ke 3 Masehi.80Kelas XI SMA/SMK5. Xian Sheng Xuan Fu -- Bapak Pemberita Agama Nabi Purba Oleh Raja Tai Zong dari Dinasti Tang, abad 7 Masehi.6. Tai Shi -- Maha Guru Oleh Raja Gao Zong dari Dinasti Tang, abad 7 Masehi.7. Luo Dao Gong -- Pangeran Jalan Suci Yang Jaya Oleh Raja puteri Bu Hou, akhir abad 7 Masehi.8. Wen Xuan Wang -- Raja Pemberita Kitab Suci Oleh Raja Xian Zong dari Dinasti Tang, abad 8 Masehi.9. Zhi Sheng Wen Xuan Wang -- Nabi Agung Raja Pemberita Kitab Suci Oleh Raja-Raja Dinasti Song, abad 10 sampai dengan abad 13 Masehi.10. Da Cheng Zhi Sheng Wen Xuan Wang -- Nabi Agung Guru Purba Pemberita Kitab Suci Yang Besar Sempurna.11. Zhi Sheng Xian Shi Kong Fu Zi -- Nabi Agung Guru Purba Khonghucu12. Wan Shi Shi Biao -- Guru Teladan Sepanjang Masa Oleh Raja-Raja Dinasti Qing (Mancu), abad 17 sampai dengan abad 20 MasehiH. Lambang Muduo1. Arti Kata MuduoMuduo dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai genta atau lonceng adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pembawa atau penyampai berita. Umumnya terbuat dari logam dengan pemukul dari kayu atau juga dari logam. Lonceng yang ada di sekolah juga berfungsi kurang 81Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekertilebih sama, yaitu sebagai tanda akan dimulainya pelajaran atau menandakan berakhirnya pelajaran. Lonceng yang ada di sekolah dikenal dengan istilah ”Genta Pembangunan.2. Sejarah Mu DuoMuduo dalam keberadaanya memiliki sejarah yang sangat tua, literatur dan bukti sejarah menunjukkan kurun waktu tidak kurang dari 4000 tahun. Pada mulanya adalah berbentuk Da ling (kelintingan) yang ditempatkan di atas kereta yang bila berjalan dengan sendirinya berbunyi. Selanjutnya Muduo digunakan untuk memberitakan maklumat-maklumat raja kepada rakyat.Lebih jelasnya bahwa genta ini dibedakan oleh lidah pembunyinya. Ada yang lidah pembunyi dari logam, dan ada yang lidah pembunyinya dari kayu. Untuk yang lidah pembunyinya dari logam disebut Jinduo, dan digunakan untuk menyampaikan berita yang terkait dengan masalah militer (Wu). Untuk yang lidah pembunyinya dari kayu disebut Muduo, dan digunakan untuk menyampaikan berita yang terkait dengan masalah sipil (Wen). Dari penjelasan di atas dapatlah kita ketahui bahwa Muduo dapat diartikan sebagai berikut: Duo artinya genta, Mu artinya kayu, dan Jin artinya logam. Jadi Muduo dapat diartikan genta dengan pemukul dari kayu, dan Jinduo dapat diartikan genta dengan pemukul dari logam.Demikianlah Muduo dan Jinduo adalah sarana yang berfungsi pembawa/pemberita amanat dan maklumat raja. Tertulis di dalam Kitab Shujing Buku III, bab IV, ayat II/3, sebagai berikut:“Tiap awal tahun pada bulan pertama musim semi, ditugaskan petugas yang membawa Muduo berkeliling, dan diserukan, ”Para pejabat, kamu wajib mampu mempersiapkan petunjuk-petunjuk. Para pekerja, kamu hendaknya segera mempersiapkan peralatan dan segara bekerja. Camkanlah, jangan lengah dan gegabah hingga tidak tak beres dan waspada untuk hal-ikwal yang tak benar”.82Kelas XI SMA/SMKIni memberi suatu acuan bahwa Muduo sudah terdokumentasi dalam keberadaan dan fungsinya di zaman Raja Zhongkang dari Dinasti Xia yang memerintah di tahun 2159-2146 SM.Kitab Suci Liji bagian Yueling bahasan Zhongchun tersurat: “….Tiga hari sebelum cuaca buruk kilat halintar menyambar, dibunyikan Muduo untuk membawa berita memperingatkan rakyat”.Ini memberi gambaran bahwa Muduo digunakan sebagai pembawa firman atau amanat dan maklumat kerajaan/raja dibunyikan sebagai pertanda atau peringatan bagi rakyat bila akan terjadi suatu bencana.• Dalam Kitab Suci Zhouli dijelaskan bahwa untuk urusan sipil dibunyikan Muduo, sedang untuk urusan militer dibunyikan Jinduo. Maka makin jelaslah bagi kita bahwa Muduo adalah “sarana” pembawa dan pemberita firman raja, pertanda dan peringatan, pemandu dan pemimpin.• Raja Wen (Wenwang) mempergunakan Muduo sebagai alat memanggil rakyat untuk beribadah dan bersembahyang kehadirat Tian di Beitang (Cihai).Catatan :3. Gelar Nabi Kongzi sebagai Muduo (Genta Rohani)Pada hari besar persembahyangan Dongzhi yang bertepatan dengan tanggal 22 Desember, saat jarak matahari dalam lintasan terjauhnya pada garis balik di Selatan khatulistiwa, umat Khonghucu melaksanakan sembahyang kepada Tian yaitu sembahyang syukur dan harapan, atau dikenal juga dengan sembahyang Dongzhi. Pada zaman Dinasti Zhou (1122-255 SM.), saat Dongzhi ditetapkan sebagai saat tibanya tahun baru (Xin Chun). Pada hari persembahyangan besar tersebut di tahun 497 SM, Nabi Kongzi memutuskan untuk meninggalkan Negeri Lu dan meninggalkan semua yang ia miliki di Negeri Lu termasuk melepaskan jabatannya (setingkat perdana menteri di kerajaan Lu). Beliau meninggalkan Negeri Lu mengembara 83Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekertike berbagai negeri untuk menyebarkan ajaran-ajarannya. Alasan lain mengapa Nabi Kongzi meninggalkan negeri Lu adalah karena raja negeri Lu (Lu Dinggong) sudah tidak mengindahkan lagi nasihat-nasihatnya. Beliau terpanggil untuk mewujudkan misi sucinya untuk mulai mengembara mencari raja yang mau menerapkan ajarannya agar tercipta Keharmonisan Agung. Maka hari sembahyang besar Dongzhi bagi umat Khonghucu juga diperingati sebagai Hari Muduo atau Genta Rohani, hari dimulainya perjalanan Nabi Kongzi menebarkan ajaran-ajarannya.Maka bersama murid-muridnya Kongzi memulai perjalanan berkeliling ke berbagai negeri menebarkan ajaran agama mengajak dunia kembali ke Jalan Suci (Dao) dan kembali ke Negeri Lu pada tahun 484 SM. Perjalanan 13 tahun inilah yang mengkukuhkan ke-nabi-an Nabi Kongzi.Di dalam Kitab Sishu bagian Lunyu Bab III ayat 24 ada tertulis: “Sudah lama dunia ingkar dari Dao (Jalan Suci), kini Tian (Tian Yang Maha Esa) mengutus dan menjadi Guru (Kongzi) Sebagai Muduo Tian (Genta Rohani Tian)”.Jelas dan tegaslah orang suci tapal batas negeri Gi yang menyakinkan para murid Nabi untuk tidak gelisah dan menepati keadaan, memberi pandangan Nabi Kongzi sebagai Muduo Tian bukan tanpa alasan! Dari uraian apa dan sejarah Muduo bisa disimpulkan: Bahwa Nabi Kongzi dalam peran Suwang (Raja Tanpa Mahkota) yang melanjutkan (menggenapi dan menyempurnakan) Maha Karya Dinasti Zhou (Rangkaian Wahyu dan Kitab Wahyu: Yijing), yang menetapkan hukum dunia dan menghimpun Kitab Suci untuk manusia, sesungguhnya memang tak lain tak bukan adalah Genta Rohani Tian:• Yang membawa dan memberitakan Firman Tian untuk umat manusia.• Yang memberi pertanda dan peringatan bagi umat manusia akan Dia.Next >