< Previous134Buku Guru Kelas VII SMPAmsal 4:23“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” 1 Korintus 15:33“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”1 Korintus 6:18“Jauhkanlah dirimu dari percabulan!”2 Korintus 6:14“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” 2. Setelah selesai menyimak bacaan Kitab Suci, Guru mengajak peserta didik untuk membentuk kelompok diskusi, kemudian mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut ini. a. Pergaulan seperti apa yang dinasihatkan Alkitab tentang pacaran? b. Apa saja yang dapat dilakukan untuk menjauhkan diri dari hal-hal negatif?c. Bagaimana pergaulan/pacaran yang sehat itu?3. Pleno4. Setelah pleno, guru dapat menyampaikan beberapa pokok peneguhan berikut ini.Nasihat Kitab Suci soal pacaran- Jagalah hatimu. Kitab Suci mengajarkan kepada kita untuk berhati-hati dalam memberikan/menyampaikan kasih sayang kita, karena hati kita mempengaruhi segala sesuatu dalam hidup kita. (Amsal 4:23) - Kamu akan menjadi seperti teman-temanmu bergaul. Kita juga cenderung menjadi seperti teman-teman sepergaulan kita. Prinsip ini berhubungan erat dengan yang hal yang pertama dan sama pentingnya dalam pergaulan seperti hubungan dalam pacaran. (1 Korintus 15:33)- Dalam pacaran harus mengikuti standar moral Alkitab. Seperti disampaikan dalam Roma 12:12 , Yeremia 29:11, Amsal 23:18. Yang intinya bahwa pacaran yang benar harus di dasari dengan Kasih Allah sehingga orientasi pergaulan itu hanya ada di dalam tubuh Kristus.Langkah 3Refleksi1. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi diri dengan langkah sebagai berikut.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti135a. Mintalah peserta didik untuk duduk secara tenang dan rileks.b. Ajaklah untuk memulai memejamkan mata! Putarlah musik instrumen untk mengiringi refleksi.c. Ungkapkan beberapa pertanyaan berikut secara perlahan-lahan agar direnungkan dan dijawab oleh peserta didik dalam hati masing-masing. (pertanyaan berdasarkan 1 Korintus 13:4-7 yang mendeskripsikan cinta yang sesungguhnya)- Apakah kalian merasa sabar dengan satu sama lain?- Apakah kalian juga merasa bersikap baik satu sama lain?- Apakah dalam berhubungan ada kejujuran? - Apakah dalam berhubungan ada saling melindungi?- Apakah dalam berhubungan ada sikap saling mempercayai? Ataukah sebaliknya- Apakah kalian saling cemburuan?- Apakah kalian suka menyombongkan diri ? - Apakah dalam hubungan ada kerendahan hati?- Apa kalian kasar memperlakukan satu sama lain?- Apa kalian saling mementingkan diri sendiri?- Apa kalian mudah marah terhadap satu sama lain?- Apa kalian suka mengingat-ingat kesalahan?DoaGuru mengakhiri pelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa dengan mendaraskan Mazmur 119: 1-2 bersama-sama.PENILAIAN1. Penilaian Sikap Spiritual:Bentuk/ Teknik Penilaian : Observasi Instrumen Penilaian : NoAspek yang DiamatiSkorSkor yang Diperoleh43211.Mendoakan keluarga dalam kesempatan berdoa di sekolah2.Mendoakan pemimpin Gereja dalam kesempatan berdoa di sekolah3.Mendoakan masyarakat dan tokoh masyarakat dalam kesempatan berdoa di sekolah4.Mendoakan teman dalam kesempatan berdoa di sekolah136Buku Guru Kelas VII SMP2. Penilaian Sikap SosialBentuk/ Teknik Penilaian : Observasi Instrumen Penilaian :NoAspek yang DiamatiSkorSkor yang Diperoleh43211.Terlibat dalam salah satu kegiatan gerejani2.Ikut menjaga fasilitas umum3.Hormat terhadap para pemimpin Gereja 4.Membantu teman yang mengalami kesulitan3. Penilaian PengetahuanBentuk/ Teknik Penilaian : Test Tertulis Instrumen :NoPernyataan SoalSkor1.Jelaskan peran keluarga bagi seorang anak menurut Dokumen Konsili Vatikan II Pernyataan tentang Pendidikan Kristen, artikel 13152.Jelaskan pandangan Gereja tentang peran sekolah bagi perkembangan peserta didik berdasarkan Gravissimum Educationist art. 1 dan 5.153.Jelaskan peran Gereja tokoh pendahulu umat beriman dalam pengembangan diri, berdasarkan Rom 10: 14-15.104.Jelaskan sikap-sikap yang perlu dikembangkan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara seturut teladan Yesus.105.Jelaskan sikap-sikap yang dibutuhkan dalam berteman, khususnya berdasarkan teks Fil 2:4!156.Jelaskan arti sahabat sejati berdasarkan Kitab Suci 1Sam 18:1-4.157.Jelaskan arti dan manfaat masa pacaran.108.Jelaskan faktor penghambat dan pendukung persahabatan.102. Penilaian Sikap Bentuk/ Teknik Penilaian : Portofolio: Menyusun doa tertulis Aspek yang dinilai : 1. Strukur doa: memuat pujian, syukur dan permohonan2. Bahasa doa baik dan jelas3. Isi sesuai dengan temaInstrumen Penilaian :Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti137NoNama SiswaAspek yang Dinilai dan SkorSkorStruktur (10)Bahasa (10)Isi (40)PENGAYAAN Bagi peserta didik yang telah menuntaskan Kompetensi Dasar dalam Bab ini, dapat diberikan pengayaan melalui salah satu kegiatan berikut. Guru meminta peserta didik untuk membuat suatu karya tulis tentang peranan orang lain (misalnya: orang tua, guru, masyarakat, tokoh agama, atau sahabatnya) dalam usaha mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang lebih dewasa.REMIDIAL Bagi peserta didik yang belum menuntaskan Kompetensi Dasar dalam bab ini, dapat diberikan remidial melalui salah satu kegiatan berikut.a. Guru menyampaikan pertanyaan kepada peserta didik akan hal-hal apa saja yang belum mereka pahami.b. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak peserta didik untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis.c. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan, dengan pertanyaan yang lebih sederhana.138Buku Guru Kelas VII SMPPendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti139 Dalam hidup, kita seringkali membutuhkan seseorang yang dapat dijadikan model untuk memperkembangkan diri. Tidak mudah menemukan seseorang untuk dijadikan model. Seseorang dapat dijadikan model biasanya karena orang itu mengagumkan, ia memperlihatkan hal-hal yang luar biasa bukan terutama sebatas apa yang dikatakannya, melainkan keteladanan nyata dalam tindakannya. Bagi orang Katolik, model yang patut diteladani adalah Pribadi Yesus Kristus. Meneladani Yesus tidaklah hanya berarti mengetahui apa yang dilakukan Yesus, tetapi terutama kesediaan dan keberaniaan melakukan yang sama. Itulah yang secara tegas diinginkan Yesus sebagaimana dikatakan dalam Yohanes 13:35 “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Pada dasarnya seluruh hidup Yesus Kristus patut diteladani. Tetapi pada bab ini kamu akan mendalami serta menggeluti beberapa sikap dan sifat Yesus yang menjadi teladanmu dalam mengembangkan diri. Beberapa teladan tersebut akan diuraikan dalam pelajaran, yaitu sebagai berikut: A. Yesus Sang Pendoa B. Yesus yang Berbelas Kasih C. Yesus Sang Pengampun D. Yesus Pejuang Kesetaraan Gender E. Yesus Peduli terhadap Penderitaan SesamaMeneladani Karakter dan Sikap YesusBab V140Buku Guru Kelas VII SMPA. Yesus Sang PendoaKompetensi Dasar1.7. Beriman akan Yesus yang telah mengajarkan sifat dan sikap yang baik.2.7. Jujur dalam meneladani berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus.3.7. Memahami berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang patut diteladani.4.7. Merencanakan aktivitas/ kegiatan sebagai perwujudan meneladan berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari.IndikatorPeserta didik mampu1. Menjelaskan alasan orang berdoa.2. Menjelaskan isi doa pada umumnya.3. Menyebutkan sikap-sikap berdoa seperti yang diajarkan oleh Yesus.4. Meneladan sikap berdoa yang diajarkan Yesus berdasarkan Kitab Suci (Mat ius 6:5-18).5. Mengembangkan hidup doa dalam hidup sehari-hari.Bahan Kajian1. Pengertian dan alasan orang berdoa.2. Isi doa sesuai dengan birkat Hamazon (Pujian, syukuran dan permohonan).3. Sikap-sikap dalam berdoa pada umumnya dan yang diajarkan Yesus berdasar Kitab Suci Matius 6:5-18.Sumber Belajar1. Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010.2. Komkat KWI, Persekutuan Murid-Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2004.3. Pengalaman peserta didik.PendekatanKateketis dan Saintifik. Metode1. Diskusi Kelompok2. Sharing3. RefleksiPendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti141Waktu3 Jam PelajaranPemikiran Dasar Doa merupakan suatu sarana yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam doa yang baik, terjadi suatu komunikasi yang timbal balik antara kita yang berdoa dengan Tuhan sendiri. Ketika kita berdoa, Tuhan berkenan mendengarkan doa kita, dan sebaliknya dalam doa ada saat dimana kita harus membuka hati untuk mendengarkan sapaan Tuhan yang menggema di dalam hati kita, melalui bacaan Kitab Suci atau melalui meditasi dan perenungan pribadi. Sering terjadi, dalam berdoa kita hanya meminta-minta saja kepada Tuhan, dan dalam permintaan kita itu seolah kita memaksa Tuhan untuk mengabulkannya. Doa yang kita ungkapkan hendaknya secara tulus nyatakan kepada Tuhan, bukan merupakan doa yang hanya terucap dimulut kita namun tidak kita ungkapkan dengan sepenuh hati kita. Doa yang kita ungkapkan dengan sepenuh hati dan dengan penuh iman, serta kita memohon sesuai dengan kehendak-Nya, maka Tuhan akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita. Bagi umat katolik, teladan dalam hal doa tentulah Yesus sendiri. Pada saat Yesus berusia dua belas tahun, Yesus menunjukkan prinsip hidup yang dimiliki-Nya. Kepada Maria dan Yusuf, saat mereka mencari-Nya, Ia berkata: ”Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Lukas 2:49). Ia harus berada di dalam rumah Bapa, berada bersama Allah Bapa menjadi prinsip hidup Yesus. Yesus juga mengajarkan kepada kita tentang berbagai sikap yang baik dalam berdoa, serta isi doa yang baik seperti yang diajarkan-Nya kepada kita. Doa Bapa Kami adalah suatu warisan ajaran Yesus kepada kita, yang kita ucapkan dalam setiap doa-doa kita. Bahkan seringkali kita mempersatukan doa-doa kita dengan doa Bapa Kami yang telah diajarkan Yesus ini. Hal ini seperti terungkap dalam Injil Matius 6:5-15. Pada bagian ini, melalui diskusi dan refleksi akan bersama-sama diajak untuk mendalami bagaimana doa yang baik, unsur-unsur doa yang, sikap-sikap dalam berdoa dan teladan Yesus dalam berdoa.142Buku Guru Kelas VII SMPKegiatan PembelajaranDoaGuru mengajak peserta didik membuka pelajaran dengan doa.Allah Bapa kami yang Mahakasih, Engkau senantiasa menjadi pedoman kami dalam bertindak. Ajarlah kami untuk meneladan Putera-Mu,berdoa sesuai dengan situasi dan kebuTuhan kami.Bantulah kami hari ini,agar kami mampu memahami teladan Putera-Mu, dalam menghaturkan doa kepada-Mu. Buatlah kami mampu untuk melaksanakan ajaran Putera-Mu, terlebih dalam ajaran-Nya mengenai doa yang baik.Ajarlah kami untuk mampu berdoa tidak hanya di mulut saja,melainkan berdoa dengan penuh iman kepada-Mu.Engkau kami puji dan kami sembah, ya Bapa,kini dan sepanjang masa. AminLangkah 1Memahami Arti dan Makna Doa dalam Kehidupan Sehari-hari1. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali kehidupan doa mereka dengan langkah sebagai berikut.a. Ajaklah peserta didik untuk duduk dengan tenang, kemudian putarlah musik instrumental.b. Mintalah peserta didik untuk menarik nafas perlahan-lahan sambil menutup mata.c. Ingatkan kembali tentang kegiatan yang biasa mereka lakukan dari pagi selama dirumah, selama disekolah, kembali kerumah sampai dengan menjelang tidur.d. Ajaklah mereka untuk berdoa sesuai dengan perasaan dan pengalaman keseharian mereka2. Guru membentuk kelompok kecil dan di dalam kelompok kecil tersebut peserta didik diminta untuk membagikan pengalaman doa yang telah mereka lakukan. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti1433. Setelah selesai sharing, peserta didik diminta berdiskusi dalam kelompok untuk membahas pertanyaan berikut:a. Mengapa manusia berdoab. Doa yang bagaimana yang disebut doa yang baikc. Apa makna berdoa4. Setelah diskusi, guru dapat memberikan beberapa peneguhan sebagai berikut.• Berdasarkan pengalaman doa, apa isi doa yang paling banyak? Apakah pujian, atau syukur atau malahan hanya berisi permohonan?• Doa yang baik (menurut isi Birkat Hamazon) paling tidak berisi tiga hal, yaitu Pujian, syukur, dan Permohonan. Jadi dalam berdoa hendaknya kita tidak hanya meminta-minta saja tanpa ada unsur pujian dan syukur kepada Tuhan.• Doa merupakan suatu sarana yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam doa yang baik, terjadi suatu komunikasi yang timbal balik antara kita yang berdoa dengan Tuhan sendiri.5. Peserta didik diminta untuk berdikusi dalam kelompok untuk membahas hal-hal yang mendukung dalam berdoa.Suasana : .................................................... Tempat : .................................................... Peralatan/ perlengkapan : .................................................... Kapan saja doa sebaiknya dilakukan : .................................................... Metode doa : .................................................... Langkah 2Belajar dari Tuhan Yesus Kristus Sang Pendoa.1. Guru meminta peserta didik untuk menyimak bacaan Kitab Suci dari Injil Matius 6: 5-15 berikut ini.Matius 6: 5-155 “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Next >