< Previous54Buku Guru Kelas VII SMPPendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti55Aku diciptakan sebagai Perempuan atau Laki-LakiBab IITak ada seorang manusia pun tercipta atas kemauannya sendiri. Kalau saat ini kita adalah perempuan atau laki-laki, itu semua bukan kemauan kita sendiri. Dapat jadi, mungkin keinginan orang tua, tetapi yang paling utama karena memang Tuhan menciptakan dan menghendaki kita terlahir sebagai perempuan atau laki-laki. Sesungguhnya kehidupan manusia bukan soal apakah dia perempuan atau laki-laki. Di hadapan Allah, perempuan atau laki-laki sama dikasihi-Nya, karena Dialah yang menciptakannya. Yang perlu dipikirkan adalah apa maksud dan panggilan Tuhan menciptakan kita sebagai perempuan atau laki-laki?Memang dalam kenyataannya ada segelintir orang yang kecewa atau mempertanyakan mengapa dirinya terlahir sebagai perempuan atau laki-laki. Tentu banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Bahkan ada di antara mereka yang berkeinginan atau memutuskan diri untuk berganti kelamin. Tentu kita tidak perlu menghakimi mereka itu. Bagaimanapun, semua agama mengajak kita untuk merasa bangga menjadi perempuan atau laki-laki, dan hidup sesuai dengan panggilannya agar dapat memuliakan Allah yang menciptakannya.Untuk mengantar kita semua agar memiliki rasa bangga menjadi perempuan atau laki-laki, dalam bab ini akan dibahas tiga topik sebagai berikut.A. Aku Bangga Sebagai Perempuan atau Laki-Laki.B. Kesederajatan Perempuan dan Laki-Laki.C. Panggilan Sebagai Perempuan atau Laki-Laki.56Buku Guru Kelas VII SMPA. Aku Bangga sebagai Perempuan atau Laki-lakiKompetensi Dasar1.3 Bersyukur atas dirinya telah diciptakan sebagai laki-laki atau perempuan yang sederajat.2.3 Santun terhadap perempuan dan laki-laki sebagai ciptaan Tuhan yang sederajat.3.3 Memahami sikap dan pandangan masyarakat tentang kesederajatan perempuan dan laki-laki. 4.3 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa/ puisi/ refleksi/ kliping) tentang kesederajatan perempuan dan laki-laki dalam hidup sehari-hari.IndikatorPeserta didik mampu1. Menjelaskan hal-hal yang patut dibanggakan sebagai perempuan atau laki-laki.2. Menjelaskan perilaku atau kebiasaan yang perlu dikembangkan agar menjadi pribadi perempuan atau laki-laki yang membanggakan.3. Menjelaskan pandangan Gereja tentang perempuan atau laki-laki seperti yang diinspirasikan dalam Kejadian 1: 26–27; 2: 18, 21–23. dan Katekismus Gereja Katolik artikel 2333 dan 2334.4. Menyusun surat yang mengungkapkan kekaguman terhadap orang tua.Bahan Kajian1. Kekhasan karakter perempuan dan laki-laki.2. Hal-hal yang membuat seseorang merasa bangga sebagai perempuan atau laki-laki.3. Hal yang membanggakan dari tokoh-tokoh suci Gereja (Santa atau Santo).4. Perilaku atau kebiasaan yang perlu dilakukan agar menjadi pribadi perempuan atau laki-laki yang membanggakan.5. Pandangan Gereja tentang perempuan atau laki-laki seperti yang diterangkan dalam Kejadian 1: 26–27; 2: 18, 21–23. dan Katekismus Gereja Katolik artikel 2333 dan 2334.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti57Sumber Belajar1. Teks Kitab Suci Kejadian 1: 26-28 dan Kejadian 2: 18-25.2. Prof. Dr. Soerjono. 1997. Remaja dan Masalah-Masalahnya. Cet. 7, Kanisius, Yogyakarta.3. Romo Yosef Lalu, Pr., Percikan Kisah Anak Manusia, Komkat KWI.4. Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010.5. Pengalaman Peserta Didik.PendekatanKateketis dan SaintifikMetode1. Diskusi Kelompok2. Sharing3. RefleksiWaktu3 Jam PelajaranPemikiran Dasar Umumnya, remaja mempunyai kebanggaan terhadap keberadaan dirinya sebagai perempuan atau laki-laki. Tetapi kebanggaan tersebut sering disertai sikap terlalu membanggakan diri yang mengakibatkan tumbuhnya pandangan negatif tentang lawan jenis. Remaja laki-laki memandang bahwa perempuan itu cengeng, lemah. Sebaliknya, remaja perempuan sering memandang laki-laki sebagai keras dan kasar. Dengan demikian, kebanggaan yang terlalu besar terhadap keberadaan dirinya itu menutup diri mereka untuk mampu melihat hal-hal yang baik dan indah pada lawan jenisnya. Di lain pihak, ada juga sebagian kecil remaja yang merasa menyesal dilahirkan sebagai laki-laki atau sebagai perempuan. Rasa penyesalan tersebut biasanya muncul dalam berbagai ungkapan. Ada yang mengeluh terus, ada yang ingin melakukan operasi jenis kelamin, ada yang berupaya mengubah penampilan dirinya sebagai perempuan ataupun sebagai laki-laki, menyalahkan diri sendiri dan orang lain misalnya: orang tuanya atau lingkungan masyarakatnya. Bila hal tersebut sudah terjadi, maka sangat sulit baginya untuk mensyukuri hidup ini sebagai suatu anugerah Tuhan. 58Buku Guru Kelas VII SMP Kitab Kej. 1: 26-28, mengisahkan tentang Allah menciptakan manusia sebagai perempuan dan laki-laki. Allah memberkati keduanya. Setiap orang diciptakan dengan keindahan sendiri-sendiri. Allah mempunyai maksud khusus menciptakan manusia sebagai laki-laki atau perempuan, yakni agar saling melengkapi dan saling mengembangkan satu sama lain. Oleh karena itu, mereka dibutuhkan dan membutuhkan lawan jenisnya (lih. Kej. 2: 18-25). Dengan cara itulah, manusia saling menyempurnakan sebagaimana yang diharapkan Allah sejak semula. Melalui penemuan akan nilai-nilai positif dari keberadaan mereka sebagai laki-laki atau perempuan, peserta didik diharapkan dapat menerima dirinya menjadi perempuan atau laki-laki sebagai anugerah Allah yang patut disyukuri, serta terpanggil untuk mengembangkan diri sebagai laki-laki atau perempuan menuju kesempurnaan sebagai citra Allah. Para peserta didik juga diharapkan tumbuh dalam penghargaan dan penghormatan kepada kaum perempuan dan laki-laki.Kegiatan PembelajaranDoaGuru mengajak para peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa. Allah, Bapa Maha Pencipta, kami bersyukur karena Engkau telah menciptakan kami perempuan dan laki-laki seturut citra-Mu, dan Engkau mengaruniakan kepada kami masing-masing dengan keindahan dan kekhasan, supaya saling mengagumi dan saling memperkembangkan, demi keluhuran ciptaan-Mu dan demi kemuliaan nama-Mu. Amin.Langkah 1Menggali Pengalaman Berbeda sebagai Perempuan dan Laki-laki 1. Guru mengajak peserta didik menyimak cerita ”Tuhan menciptakan Pria dan wanita“. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti59Tuhan Menciptakan Pria dan WanitaSebuah cerita rakyat mengisahkan bahwa manusia pria dan wanita pertama diciptakan Tuhan dari sebatang pohon, pohon kehidupan. Menurut cerita itu dikisahkan bahwa pada suatu hari, ketika matahari sedang terik-teriknya, badai bertiup kencang, sungai-sungai dan lautan bergemuruh, Tuhan menebang sebatang pohon dan dari batang pohon itu Tuhan memahat dan mengukir sosok tubuh manusia laki-laki sesuai gambaran yang berada pada pikiran dan hatinya. Rupanya, Tuhan harus bekerja keras untuk memahat dan mengukir bakal sosok tubuh laki-laki itu, sebab sebatang pohon itu banyak urat dan mata kayunya. Sesudah selesai memahat dan mengukir bakal sosok tubuh laki-laki itu, Allah meniupkan nafas-Nya ke dalam hidung patung kayu itu, maka terciptalah manusia laki-laki yang pertama, kuat, kokoh, tegap dan perkasa.Sesudah itu Tuhan melihat bahwa tidak baik menciptakan manusia sejenis, laki-laki saja. Maka Tuhan mau menciptakan manusia yang lain, yaitu manusia wanita, supaya keduanya dapat saling melengkapi. Ketika hendak menciptakan manusia wanita, Tuhan tidak menciptakan wanita dari batang pohon, tetapi dari daun-daun dan bunga-bunga pohon yang dipakai saat menciptakan laki-laki. Tuhan merangkai daun-daun dan bunga-bunga itu menjadi sebuah janur yang menyerupai sosok wanita sesuai dengan gambaran yang berada dalam pikiran dan hatinya. Lalu Tuhan meniupkan nafas kehiduan ke dalam hidungnya, maka terciptalah wanita pertama yang cantik, lemah lembut perilakunya dan halus bahasanya.Sesudah itu, Tuhan mengantar manusia wanita itu kepada laki-laki. Manusia laki-laki. Manusia laki-laki menerima dengan sangat gembira teman hidupnya itu.Setelah beberapa hari, manusia laki-laki itu datang kepada Tuhan dan berkata: “Tuhan, makhluk yang Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tak bahagia. Dia mempersoalkan hal yang kecil-kecil, berbicara tanpa henti. Cengengnya minta ampun. Saya mau mengembalikannya kepada-Mu!” Tuhan berkata: “Baiklah!” dan Tuhan menerima wanita itu kembali. Setelah beberapa hari berlalu, laki-laki itu datang kembali kepada Tuhan dan berkata: “Tuhan, hidup saya ternyata amat sepi tanpa wanita itu. Saya selalu Setelah beberapa hari berlalu, laki-laki itu datang kembali kepada Tuhan dan berkata: “Tuhan, hidup saya ternyata amat sepi tanpa wanita itu. Saya selalu teringat kepadanya. Saya teringat akan caranya dia berbicara dan berjalan,60Buku Guru Kelas VII SMPcaranya dia menari dan memandang saya dengan sudut matanya. Saya terkenang akan cara dan bunyi tertawanya. Dia begitu cantik untuk dipandang dan begitu lembut untuk disentuh. Tuhan berikan dia kembali kepada saya!” Tuhan berkata: “Baiklah!” dan Tuhan memberikan kembali wanita itu kepadanya. Tetapi tiga hari kemudian, pria itu datang lagi dan berkata: “Tuhan, saya tidak tahu harus katakan apa! Sulit untuk menjelaskannya. Tetapi saya berkesimpulan bahwa wanita itu lebih banyak mendatangkan kesusahan dari pada kesenangan. Saya mohon, ambillah kembali. Saya tidak dapat hidup dengan dia!” Tuhan menjawab: “Kamu juga tidak dapat hidup tanpa dia!” Bingung dan putus asa, pria itu berkata: “Benar Tuhan, rasanya saya tidak dapat hidup dengan dia, tetapi saya juga tidak dapat hidup tanpa dia!”(Romo Yosef Lalu, Pr.,Percikan Kisah Anak Manusia, Komkat KWI)2. Guru mengajak peserta didik bertanya jawab untuk mendalami cerita di atas, dengan beberapa pertanyaan berikut ini.a. Apa kesan dari cerita tersebut?b. Adakah bagian-bagian tertentu yang tidak kamu setujui? Apa alasannya?c. Apa kekhasan yang ada pada pribadi laki-laki dan perempuan yang terungkap dalam cerita tadi? Adakah yang tidak kamu setujui? Mengapa?d. Apa pesan yang kamu peroleh dari pembahasan cerita di atas?3. Guru meminta peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:a. Hal-hal apa saja yang membanggakan dalam pribadi seorang perempuanb. Hal-hal apa saja yang membanggakan dalam pribadi seorang laki-laki c. Ketrampilan/ kemampuan/ kebiasaan apa saja yang perlu dimiliki agar menjadi seorang perempuan yang patut dibanggakan?d. Ketrampilan/ kemampuan/ kebiasaan apa saja yang perlu dimiliki agar menjadi seorang laki-laki yang patut dibanggakan?e. Berilah beberapa contoh yang menunjukkan sikap yang tidak merasa bangga atas dirinya sebagai perempuan atau laki-laki4. Guru memberi kesempatan tiap kelompok menyampakian jawabannya dalam pleno.Langkah 2Mendalami Pandangan Kitab Suci tentang Perempuan dan Laki-Laki1. Guru mengajak peserta didik untuk membaca kutipan Kitab Suci dan kutipan dari Katekismus Gereja Katolik berikut ini.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti61Kejadian 1: 26–27; 2: 18, 21–23.1:26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” 27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.2:18 Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” 21 Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 22 Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 23 Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Tentang Perempuan dan laki-laki, Katekismus Gereja Katolik (KGK) menegaskan 2333 “Tiap manusia, apakah ia pria atau wanita, harus mengakui dan menerima seksualitasnya...” 2334 “Ketika menciptakan manusia sebagai pria dan wanita, Allah menganugerahkan kepada pria dan wanita martabat pribadi yang sama dan memberi mereka hak-hak serta tanggung jawab yang khas.” 2. Guru meminta peserta didik merumuskan gagasan-gagasan penting yang terdapat dalam Kutipan Kitab Suci dan dalam Katekismus 3. Guru memberi kesempatan beberapa peserta didik menyampaikan rumusan gagasannya 4. Guru mengajak peserta didik untuk hening untuk merefleksikan pertanyaan berikut dan menulis jawabannya dalam catatan mereka:5. Apakah kedua orang tuamu merasa bangga atas dirimu sebagai perempuan atau sebagai laki-laki? Apa yang dibanggakan oleh mereka ? 6. Bila sudah selesai, peserta didik diminta mensharing jawabannya dalam kelompok7. Bila dipandang perlu, Guru dapat menyampaikan beberapa gagasan pokok berikut• Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan dan kepadanya masing-masing dilengkapi dengan kebaikan dan keindahan. Semua itu, baik adanya. Allah memberkati dan mengasihi keduanya, mereka begitu berharga di mata Allah.62Buku Guru Kelas VII SMP• Kita patut bersyukur karena Allah mempunyai maksud khusus dengan menciptakan kita sebagai laki-laki atau perempuan, yakni supaya melengkapi dan mengembangkan satu terhadap yang lain. Dengan kata lain, laki-laki dan perempuan bersifat komplementer (lih. Kejadian 2: 18-25). Mereka saling membutuhkan dan saling bergantung satu sama lain. Laki-laki tidak dapat hidup tanpa perempuan, dan sebaliknya perempuan tidak dapat hidup tanpa laki-laki. • Kita patut bangga terhadap anugerah yang melekat pada diri kita dan mensyukurinya. Langkah 3Refleksi1. Guru mengajak peserta didik hening untuk mendengarkan tutunan refleksi berikut:Banyak orang dikagumi dan dibanggakan bukan semata-mata karena kecantikan atau kegantengannya, melainkan karena sikap dan karakter serta perbuatan baiknya.Kalian tentu sudah mengetahui hal tersebut dari pengalaman kalian bukan? Coba saja amati!Sekalipun ia cantik atau ganteng melebihi bintang film, tetapi bila ia pribadi yang sombong dan suka memfitnah, siapa yang akan menyukai dia ?Sekalipun ia cantik atau ganteng tetapi bila dia sering berbohong; siapa yang akan menyukainya?Tetapi sebaliknya,Sekalipun ia berwajah biasa-biasa saja, tetapi ia sopan dan senang menolong; pastilah ia disukai banyak orangSekalipun ia tidak terlalu pandai, tetapi jujur dan taat beribadat, pastilah banyak orang menyukainyaBila demikian. mau menjadi perempuan atau laki-laki yang seperti apa agar kalian dapat menjadi kebanggaan teman-teman, guru, dan orang tua ?2. Buatlah surat yang berisi kekaguman dan kebanggaanmu terhadap Ibu dan atau Bapakmu. Bawalah surat tersebut, dan berikanlah kepada mereka untuk mereka baca, kemudian mintalah mereka menandatangani suratmu itu. Bila sudah kumpulkan surat tersebut kepada guru !DoaGuru mengajak para peserta didik untuk menutup pelajaran dengan doa yang terdapat di buku siswa atau dengan sebuah nyanyian yang sesuai.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti63B. Perempuan dan Laki-laki SederajatKompetensi Dasar1.3 Bersyukur atas dirinya telah diciptakan sebagai laki-laki atau perempuan yang sederajat2.3 Santun terhadap perempuan dan laki-laki sebagai ciptaan Tuhan yang sederajat.3.3 Memahami sikap dan pandangan masyarakat tentang kesederajatan perempuan dan laki-laki 4.3 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa/ puisi/ refleksi/ kliping) tentang kesederajatan perempuan dan laki-laki dalam hidup sehari-hari.IndikatorPeserta didik mampu1. Menjelaskan arti perempuan dan laki-laki sederajat2. Menjelasakan contoh kasus ketidaksederajatan antara perempuan dan laki-laki 3. Menjelasakan contoh yang memperlihatkan kondisi sederajat antara perempuan dan laki-laki 4. Menjelaskan makna kesederajatan antara perempuan dan laki-laki berdasarkan kutipan Katekismus Gereja Katolik artikel 369, 371, 372; Yoh 8: 2–11 dan Markus 15: 21-28.5. Menyebutkan berbagai usaha untuk mengembangkan kesederajatan perempuan dan laki-laki dalam kehidupan sehari-hari.6. Membuat motto yang berisi ajakan untuk mengembangkan kesederajatan perempuan dan laki-laki dalam kehidupan sehari-hari.Bahan Kajian 1. Pengertian perempuan dan laki-laki sederajat2. Contoh kesederajatan dan ketidaksedejatan kedudukan perempuan dan laki-laki3. Kesederajatan perempuan dan laki-laki menurut Kitab Suci Kejadian1: 26-27; 2: 184. Usaha-usaha untuk mengembangkan kesederajatan perempuan dan laki-laki dalam kehidupan sehari-hariNext >