< Previous144Kelas X SMA/SMKC. Seni dan Budaya BuddhisNilai budaya mengonsepsikan hal-hal yang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat. Sebagai wujud ideal dari kebudayaan atau adat yang berfungsi mengatur perilaku, nilai budaya pada tingkatan adat bersifat abstrak dengan ruang lingkup luas. Tingkatan adat di bawahnya berturut-turut menjadi lebih konkret dari norma, hukum hingga aturan-aturan khusus.Semua nilai dan norma, sebagaimana pengetahuan dan kepercayaan, diekspresikan dalam bentuk simbol. Simbol-simbol memungkinkan kita menciptakan, mengkomunikasikan dan mengambil bagian serta mengalihkan komponen-komponen kebudayaan kepada generasi berikutnya. Simbol adalah sesuatu yang dapat memberikan makna. Ada beberapa wujud simbol, yakni berupa benda, kata-kata, dan tindakan. Gambar dan patung, dekorasi dan arsitektur vihara, pembacaan ayat-ayat kitab suci dan doa, gerakan menyembah dan meditasi, merupakan ungkapan keberagamaan yang memakai simbol-simbol. Nilai-nilai Buddhis yang berdasar pada berbagai kebudayaan dikenali dari hakikat dan arti simbol, tidak terbatas hanya pada wujud simbol itu sendiri. Selain itu, mengutip pendapat To Thi Anh, jika sebuah kebudayaan lebih mengembangkan suatu nilai tertentu, bukan berarti bahwa nilai lain dimustahilkan. 1. Seni SastraKeindahan merupakan pengalaman yang disadari, keindahan itu dapat diungkapkan baik melalui kata-kata maupun melalui media lain. Dalam menyampaikan ajaran-Nya Buddha juga berpuisi, namun tentu saja tidak bermaksud menjadi penyair. Apa yang disebut gatha adalah ajaran yang diucapkan dalam bentuk syair, dan geya adalah khotbah dengan gaya bahasa prosa yang diikuti sajak sebagai pengulangan dan ringkasan. Para pujangga menulis tentang materi yang diajarkan dan yang bersemangatkan ajaran Buddha dengan gayanya sendiri secara kreatif. Karya-karya sastra itu sering dipandang sebagai tafsir ajaran menurut latar belakang budaya penulisnya. Buddhacarita misalnya, adalah syair berupa epos yang ditulis oleh Asvaghosha mengenai riwayat hidup Buddha. Di Jawa tidak ditemukan peninggalan naskah yang menjadi bagian atau terjemahan dari Kitab Suci Tripitaka, tetapi terdapat sejumlah karya sastra dalam bahasa Kawi. Karya sastra itu antara lain Sanghyang Kamahayanikan, Sanghyang Kamahayanan Mantrayana, Kunjara Karnna dan Sutasoma. Ada yang berbentuk prosa, ada yang berbentuk puisi kakawin. Di Tiongkok dan Jepang tradisi Zen mengembangkan syair-syair yang menunjukkan sejauh mana pencerahan itu tercapai. Diterjemahkan oleh Baruna145Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiATTHISENA - JATAKA“Atthisena, banyak pengemis...”, Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika tinggal di sebuah vihara bernama Aggalava dekat Alavi, berhubungan dengan peraturan-peraturan untuk bangunan dari biara. Hal tersebut dikatakan di dalam kelahiran Manikantha. Guru berkata kepada Brethren, “Brethren, pada mulanya [352] sebelum Buddha dilahirkan di dunia, pendeta-pendeta dari agama lain, walaupun ditawarkan pilihan mereka oleh raja-raja, tidak pernah menanyakan untuk sumbangan, memegang teguh bahwa meminta dari orang lain adalah tidak dapat disetujukan atau dibenarkan. Selanjutnya Beliau menceritakan sebuah cerita yang sudah tua.Pada suatu waktu ketika brahmadatta berkuasa di Benares, seorang Bodhisatta dilahirkan di sebuah rumah tangga brahmin di sebuah desa, dan mereka menamakannya Atthisena muda. Ketika beliau dewasa, beliau belajar semua seni Takkasila, dan setelah itu melihat kesedihan dari keinginan-keinginan beliau mengambil hidup beragama, dan mencari kepandaian dan penerangan yang lebih tinggi. Beliau tinggal lama di Himalaya, selanjutnya datang orang-orang untuk mengambil garam dan cuka, beliau sampai di Benares, dan sesudah tinggal di sebuah taman beliau datang memohon hari selanjutnya ke istana raja. Raja sangat bergembira dengan keberadaan dan tingkah lakunya, mengirim beliau, dan menempatkan beliau di sebuah tempat duduk di teras, memberikan beliau makanan yang lezat. Sebagai tanda terimakasih, raja sangat gembira, dan membuat janji akan membuat tempat tinggal Bodhisatta di taman kerajaan dan pergi untuk menemui beliau dua atau tiga kali sehari. Suatu hari, gembira dengan khotbahnya tentang peraturan, raja memberinya pilihan, mengatakan, “Katakan pada saya, apapun yang anda inginkan, mulai dari kerajaanku.” Bodhisatta tidak mengatakan, “Berikan saya ini dan itu,” Yang lain meminta apapun yang mereka inginkan, mengatakan , berikan saya ini, dan raja memberikannya, bila tidak berhubungan. Suatu hari raja berpikir.” para pengikut dan pengemis menanyakan saya untuk memberikan kepada mereka ini dan itu; tetapi Atthisena yang terhormat, sejak saya memberikan beliau pilihan tidak meminta apa-apa. Dia bijaksana dan pandai dalam segala hal, saya akan menanyakan beliau:” Maka suatu hari setelah makan pagi dia duduk di satu bagian, dan menanyakan beliau penyebab dari orang lain membuat permintan dan beliau tidak, dia berkata pada bait yang pertama:Atthisena, banyak pengemis, meskipun mereka sangat asing, Menekan saya dengan permintaan: Mengapa anda tidak ada permintaan kepada saya?146Kelas X SMA/SMK[353] mendengarnya Bodhisatta berbicara mengucapkan bait ke dua, Tidak meminta, maupun penolak dari sebuah permintaan, dapat disenangkan: Itulah sebabnya, harap jangan marah, mengapa saya tidak ada permintaan pada yang mulia. Mendengar kata-kata beliau, raja berbicara dengan mengucapkan tiga bait.Dia yang hidup dari meminta, dan tidak ada alasan yang tepat meminta, Membuat kehancuran yang lain dari kebahagiaan,Gagal untuk mendapatkan sebuah kehidupan.Dia yang hidup dari meminta, dan mempunyai alasan yang tepat meminta, Membuat orang lain memenangkan kebahagiaan, Mendapatkan dengan dirinya sendiri sebuah kehidupan.Orang-orang bijaksana tidak akan marah ketika mereka melihat para peminta minta; Katakan, teman saya yang suci; menganugerahkan orang yang meminta adalah tidak akan pernah salah.[354] Maka Bodhisatta, meskipun diberikan pilihan oleh kerajaan, tidak membuat permintaan. Ketika harapan raja telah terlalu tepat, Bodhisatta menunjukkannya kata-kata caranya pendeta berkata,” Oh raja yang agung, permintaan-permintaan ini lebih disukai oleh para orang yang mempunyai keinginan duniawi dan para rumah tangga, bukan para pendeta: dari kehidupan mereka pendeta harus mempunyai sebuah kehidupan yang suci tidak seperti sebuah rumah tangga:” dan menunjukkan caranya pendeta, beliau berkata bait yang ke enam.Orang yang bijaksana membuat permintaan, orang berbudi harus tahu:Pendiam mendirikan permintaan: orang bijaksana membuat permintaan juga. [355] Raja mendengar kata-kata Bodhisatta berkata. “Tuan, bila seorang pelayan bijaksana dari kepandaiannya memberikan apa yang harus diberikan kepada temannya, maka saya akan memberikan segalanya,” selanjutnya dia berkata bait yang ke tujuh:Brahmin, saya menawarkan anda seribu Ketika mengatakan ini, Bodhisatta menolak, berkata, “Raja yang agung, saya mengambil kehidupan agama yang bebas dari kekotoran: Saya tidak memerlukan.” Raja mengikuti nasihatnya; melakukan sumbangan dan hal-hal yang baik dia menjadi takdir ke surga, dan tidak jatuh jauh dari meditasi, dan lahir di dunia brahma.Setelah pelajaran, guru mengatakan kebenaran dan menunjukkan kelahiran; setelah kebenaran banyak yang diumumkan sebagai keterpenuhan dari jalan pertama;” Pada waktu itu raja adalah Ananda, Atthisena adalah saya.147Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiSetelah membaca karya sastra tersebut, jawablah pertanyaan berikut:1. Apa yang diceritakan dalam karya sastra tersebut?2. Berikan kesimpulan dari karya sastra tersebut!3. Akibat apa saja yang timbul dari sastra tersebut!Karena keindahan merupakan pengalaman yang disadari, keindahan itu dapat diungkapkan baik melalui kata-kata maupun melalui media lain. Kata-kata, misalnya, media yang dengan sadar dipakai oleh penyair untuk mengungkapkan cita rasa keindahannya. Seorang penyair juga mengetahui pesan apa yang ingin disampaikannya melalui untaian kata-kata indah.Dalam menyampaikan ajaran-Nya Buddha juga berpuisi, namun tentu saja tidak bermaksud menjadi penyair. Apa yang di sebut gatha adalah ajaran yang di ucapkan dalam bentuk syair, dan geya adalah khotbah dengan gaya bahasa prosa yang diikuti sejak sebagai pengulangan dan ringkasan. Jataka merupakan kumpulan cerita mengenai Bodhisatva. Kitab yang terdiri dari enam jilid itu memuat 547 judul cerita. Orang-orang boleh menyangkal suatu ajaran atau kebenaran, tetapi ia mungkin tidak menolak suatu cerita dan karya sastra lain. Pandangan yang sama dapat diberlakukan untuk berbagai karya seni lain.Tugas individuBacalah beberapa cerita mengenai Bodhisatva yang terdapat dalam kitab Jataka, yang berhubungan dengan seni dan budaya, kemudian jawab pertanyaan berikut!1. Siapakah yang menjadi tokoh dalam cerita tersebut?2. Permasalahan apa yang terkandung dalam cerita tersebut?3. Apa yang diharapkan dari cerita tersebut? 4. Mengapa cerita Jataka menjadi satu kitab yang menarik?5. Tulislah secara sengkat salah satu cerita Jataka yang paling mengesankan!2. Seni Suara dan GerakDalam agama Buddha, musik, tari dan pertunjukan kurang mendapat perhatian, karena salah satu sila bagi agamawan tingkat lanjut adalah menghindarinya. Menjelang saat parinirwana, suara musik surgawi terdengar dari angkasa memuliakan Buddha Sakyamuni. Orang-orang pun menghormati jenazah Bhagawa dengan persembahan tari, lagu pujian dan musik (D.II. 138 & 159). Konon Buddha Gotama saat masih sebagai Bodhisattwa meninggalkan cara bertapa yang ekstrem setelah mendengar lirik lagu mengenai bagaimana baiknya menyetel senar kecapi. Buddha juga memberi petunjuk kepada seorang petapa untuk belajar dengan menghindari cara yang ekstrem seperti menyetel senar alat musik itu (Sutra 42 Bagian). 148Kelas X SMA/SMKLewat kesenian kita bisa membangkitkan semangat dan motivasi untuk berjuang mencapai kehidupan yang lebih baik, termasuk mengumandangkan sabda Buddha. Seni atau suatu karya yang memiliki unsur keindahan memang seharusnya mampu menggerakkan hati seseorang sehingga menjadi senang dan mungkin dapat membebaskannya dari niat buruk. Bagi sebagian orang, menyanyi dan musik yang mengiringinya dapat diterima sebagai bagian dari upacara yang khusyuk, baik memuliakan Buddha atau melembutkan hati jemaah. Pada umumnya seni suara dikolaborasi dengan seni gerak, artinya sering muncul jika seni suara diikuti oleh gerakan-gerakan tarian, kemudian sebaliknya seni gerak atau tari dapat dipastikan diiringi oleh musik maupun suara. Hal ini tidak lain karena keduanya memang menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi.Sumber Kumpulan Lagu-Lagu Buddhis, Bimas Buddha Provinsi Jawa Barat, 2010149Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiTugas individuNyanyikan lagu Buddhis tersebut dengan baik secara sendiri-sendiri maupun kelompok!1. Siapakah yang menulis lagu tersebut?2. Tema apa yang terkandung dalam lagu tersebut?3. Apa yang diharapkan dari lagu tersebut?4. Buatlah sebuah puisi Buddhis yang bisa dijadikan sebuah lagu Buddhis!Dalam agama Buddha, musik, tari dan pertunjukan kurang mendapat perhatian, karena salah satu sila bagi pabbajjita tingkat lanjut, mereka berusaha menghindarinya. Latihan sila ini mencontoh sikap para Arahat. Contohnya, Nataputtaka meninggalkan pekerjaannya semual yaitu menyanyi dan menari setelah ditahbiskan menjadi bhikhu. Ketika melihat orang yang sedang menari, para bhikhu bertanya kepada Nataputtaka, apakah ia masih menyukai tarian. Jawabnya, tidak. Dengan cara itu Nataputtaka ingin menegaskan bahwa ia telah mencapai tingkat kesucian. Buddha membenarkannya seorang Arahat telah meninggalkan semua ikatan kemelekatan dan mengatasi kesenangan terhadap semua hal (DhpA. 417-418). Sumber : bali.panduanwisata.com Gambar 6.6 Seni TariSeni tari dalam konteks Buddhis sering dimunculkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti, perayaan dharmasati Waisak, pentas seni Buddhis, bahkan sampai pada perlombaan Buddhis. Hal ini ditujukan untuk menampilkan kreasi generasi Buddhis yang bercirikan Budhis. Seni tari yang merupakan hasil kreasi generasi Buddhis merupakan karya seni yang bernafaskan Buddhis bernuansa polarisasi kelembutan dan kedamaian.150Kelas X SMA/SMK3. Seni RupaKarya seni berupa patung, lukisan, kerajinan, dan arsitektur terutama terkait dengan sarana peribadatan yang kaya dengan simbol-simbol keagamaan. Lukisan dan relief di wihara atau candi mengungkapkan riwayat hidup Buddha dan Bodhisattwa. Sumber: www.kaskus.co.id - www.kaskus.co.id Gambar 6.7 Relief BorobudurKarya seni berupa patung, lukisan, kerajinan, dan arsitektur terutama terkait dengan sarana peribadatan yang kaya dengan simbol-simbol keagamaan. Lukisan dan relief di wihara atau candi mengungkapkan riwayat hidup Buddha dan Bhodisattva. Ajanta di India terkenal dengan gua-gua artistik, kara tahun 200-700. Terdapat duapuluh sembilan gua, sepanjang kebih dari 5,6 Km, dengan lukisan dinding mengenai riwayat hidup Buddha Gotama, termasuk yang bersumber dari Jataka. Empat gua dinamakan cetya dan memiliki stupa-stupa. Karya seni tersebut dapat menunjukkan gambaran detail kehidupan di India pada awal masehi.151Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sumber : satyasembiring.wordpress.com Gambar 6.8 Stupa Sumber : odi45.blogspot.com Gambar 6.9 Patung BuddhaSetiap vihara dengan berbagai mashab memiliki perbedaan-perbedaan dalam penampilan, bentuk bangunan, serta ornamen vihara. Demikian juga dengan patung-patung Buddha, Buddha tidak pernah memerintahkan atau membuat peraturan untuk vihara, patung, candi untuk dibuat secara seragam. Jadi semua yang ada hanyalah hasil karya seni manusia yang tinggi, sehingga pantas dan layak dijadikan sebagai simbol dan obyek dalam mengembangkan dan memahami ajaran Buddha, agar mudah mengembangkan kebajikan. 152Kelas X SMA/SMK Sumber :Mahathera Nyanasuryanadi, Gambar 6.10 Jubah Bhikkhu Thailand Yogyakarta, 5 April 2011Tugas:Buatlah kliping yang berisi gambar patung Buddha dan model jubah Bhikkhu dari berbagai negara.Bentuklah kelompok diskusi tiap kelompok terdiri atas empat orang: Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil diskusi. Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi, gunakanlah tabel yang tersedia dan kamu dapat menambahkan kolom sesuai dengan kebutuhan.153Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiNoMahzabCiri Seni RupaKesan1Mahayana2Theravada3Budhayana4Maitreya5Tridharma6............. RangkumanSeni merupakan bagian dai kebudayaan. Istilah ini selain diartikan sebagai keahlian mengekspresikan ide estetika, menciptakan suatu karya yang bermutu; juga dimaksudkan karya yang diciptakan dengan keahlian. Seni murni dalam bahasa prancis beaux-arts, lebih merujuk kepada estetika atau keindahan semata-mata. Seni budaya berkenaan dengan keahlian untuk menghasilkan sesuatu dalam bentuk tulisan, percakapan dan benda bermanfaat yang diperindah.Dalam menyampaikan ajaran-Nya Buddha juga berpuisi, namun tentu saja tidak bermaksud menjadi penyair. Apa yang di sebut gatha adalah ajaran yang diucapkan dalam bentuk syair, dan geya adalah khotbah dengan gaya bahasa prosa yang diikuti sajak sebagai pengulangan dan ringkasan.Dalam agama Buddha, musik, tari dan pertunjukan kurang mendapat perhatian, karna salah satu sila bagi agamawan tingkat lanjut, mereka berusaha menghindarinya. Latihan sila ini mencontoh sikap para Arahat. Contohnya, Nataputtaka meninggalkan pekerjaannya semula yaitu menyanyi dan menari setelah ditahbiskan menjadi bhikhu.Lukisan dan relief di wihara atau candi mengungkapkan riwayat hidup Buddha dan Bhodisattva. Ajanta di India terkenal dengan gua-gua artistik, kara tahun 200-700. Terdapat duapuluh sembilan gua, sepanjang kebih dari 5,6 km, dengan lukisan dinding mengenai riwayat hidup Buddha Gotama,Kecakapan Hidup1. Kunjungi beberapa vihara dan candi Buddhis kemudian berikan catatan tentang seni dan budaya yang ada di vihara tersebut!2. Buatlah laporan hasil kunjungan tersebut! Next >