< Previous54Kelas X SMA/SMKmenjaga keindahannya. Kemajemukan agama juga dimiliki Bangsa Indonesia, terdapat enam agama yang diakui oleh negara, dengan masing-masing agama memiliki kemajemukan sekte. Anekaragam agama beserta sektenya tersebut, apabila tidak dijaga kemajemukannya akan menghilangkan keindahan dan ciri khas Bangsa Indonesia. Sumber 11/18/2012 Diposkan oleh DNews Label: Bunda News, Dunia Kerja Gambar 2.8 Kedamaian dan kebahagiaan Sumber : golkarsulsel.org Gambar 2.9 Kerukunan antartokoh beragama55Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiTugas IndividuDengan mencermati Gambar 2.8 dan Gambar 2.9, jelaskan mengapa kita harus bersikap rukun kepada sesama agama dan kepada orang lain yang berbeda agama! Sebagai insan Pancasila yang taat beragama, tentu kita dapat menunjukkan dan menerapkan kerukunan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Agama dan kerukunan memberikan kedamaian yang dapat mendorong semua orang untuk memiliki kehidupan mulia. Berbuat baik dan benar dengan saling menghormati, serta menghargai keyakinan orang lain itulah yang disebut dengan kerukunan. Perilaku masyarakat yang mencerminkan kerukunan dalam kehidupan masyarakat di antaranya adalah kerukunan antar umat beragama dan rukunan intern umat beragama. Perilaku yang mencerminkan dan yang bertentangan dengan kerukunan tentunya sudah kalian pahami. Hal yang perlu kalian lakukan adalah senantiasa mewujudkan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari. Tuliskan apa yang dilakukan seseorang ketika orang lain merayakan hari raya atau sedang beribadah!Tuliskan contoh perbuatan yang mencerminkan kerukunan antarumat beragama dan intern umat beragama. ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... .....................................................................................................................Tuliskan contoh perbuatan yang tidak mencerminkan kerukunan antarumat beragama dan intern umat beragama! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... .....................................................................................................................56Kelas X SMA/SMKB. Sikap Keberagaman dalam AgamaMenganut salah satu agama secara tidak langsung sudah diwajibkan bagi Warga Negara Indonesia, karena negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa. Enam agama yang secara resmi diakui oleh negara masing-masing memiliki ciri, karakter, ajaran, bahkan berbeda dalam menyebarkan paham ajaran mereka. Masing-masing agama yang diakui di Indonesia ini terpecah-pecah menjadi sekte-sekte lagi yang memiliki paham yang berbeda-beda juga. Agama Buddha yang awalnya hanya satu kemudian muncul menjadi banyak sekte sesaat setelah Buddha Parinibbana. Agama Buddha di India saat itu terdapat 18 sekte. Pada masa sekarang sekte utama agama Buddha di dunia terdiri dari 3 sekte yaitu Mahayana, Theravada, dan Vajrayana. Masing-masing sekte ini juga terpecah lagi menjadi sub-sub sekte, seperti dalam Mahayana terdapat sekte Pure Land (Tanah Suci) sekte Tzu Chi, dan lainnya, sedangkan sekte Theravada di Thailand terdapat Mahanikay dan Dhammayutt. Kemajemukan sekte dan sub sekte agama Buddha ini juga mempengaruhi agama Buddha di Indonesia, yang perlu disikapi dengan bijaksana. Banyaknya agama yang diakui di Indonesia dan banyaknya sekte yang ada pada masing-masing agama, serta banyaknya sekte dan sub sekte dalam agama Buddha membentuk sikap keberagamaan. Sikap-sikap tersebut di antaranya disebut dengan pluralisme atau paralelisme, inklusivisme, eksklusivisme, serta ada yang menyebutkan eklektisisme, dan universalisme. Selain lima paham tersebut terdapat sikap toleransi dalam keberagamaan. Masing-masing sikap keberagamaan ini akan dijelaskan pada pembahasan di bawah ini. 1. Pluralisme dan ParalelismeKemajemukan dalam berbagai bidang kehidupan di dunia, juga di masyarakat Indonesia melahirkan paham pluralisme atau yang juga disebut dengan paralelisme. Kata pluralisme, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa) diartikan sebagai keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya). Pluralisme juga diartikan sebagai sikap saling menghormati dan toleransi antara satu dan lainnya sehingga tercipta kedamaian, tanpa konflik dan permusuhan. Paham ini berpandangan bahwa secara teologis, pluralitas agama merupakan suatu realitas. Pendapat lain menyatakan bahwa pluralisme adalah sikap/pandangan bahwa banyaknya kepercayaan adalah suatu keniscayaan/keharusan yang masing-masing berdiri sejajar (paralel). Adanya pandangan ini membuat peran misionaris atau dakwah dianggap suatu tindakan yang tidak bijaksana, karena masing-masing agama saling melengkapi. 57Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiPerilaku seseorang yang menunjukkan pluralisme di masyarakat, antara lain adalah membantu sesama di lingkungan tanpa membedakan.Tuliskan contoh perbuatan yang mencerminkan pluralisme di masyarakat! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... .....................................................................................................................Tuliskan contoh perbuatan yang tidak mencerminkan pluralisme dilingkungan masyarakat! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... .....................................................................................................................Paralelisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa) diartikan sebagai hal sejajar; kesejajaran; kemiripan. Pendapat lain menyatakan bahwa paralelisme dapat terekspresi dalam macam-macam rumusan misalnya: ”Agama-agama lain adalah jalan yang sama-sama sah untuk mencapai kebenaran yang sama”; ”Agama-agama lain berbicara secara berbeda, tetapi merupakan kebenaran-kebenaran yang sama sah”; atau setiap agama mengekspresikan bagian penting sebuah kebenaran.” Pada intinya pengertian antara pluralisme dan paralelisme hampir sama.2. InklusivismePaham ini berbeda dengan paham pluralisme, karena dalam paham inklusivisme tidak menyamakan paham ajaran, tetapi menerima kebenaran agama sendiri tanpa menolak adanya kebenaran dari agama lainnya. Sama halnya dalam agama Buddha bahwa setiap umat Buddha hendaknya menyadari, agama Buddha tidak hanya terdapat sekte Theravada, Mahayana, atau Vajrayana, tetapi ketiga-tiganya ada. Umat Buddha harus menerima bahwa ada sekte atau sub sekte di luar sekte yang mereka anut, yang juga mengajarkan ajaran Buddha untuk menuju kebahagiaan tertinggi yaitu Nibbana.58Kelas X SMA/SMK3. EksklusivismeBagi seorang eksklusivist, untuk bertemu pada kebenaran, tidak ada jalan lain selain orang membuang agama-agama lain, dan merangkul agama dan masuk ke dalam lembaga tempat ibadahnya. Orang yang menganut paham ini, tidak memiliki toleransi maupun menghargai dan menghormati agama lain. Sikap orang dan kelompok masyarakat seperti inilah yang mengancam kemajemukan, mengancam perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, paham ini dapat menimbulkan peperangan dan konflik bagi negara yang majemuk. Jika paham ini diterapkan di Negara Indonesia, maka negara ini akan hancur. Paham eksklusivisme ini juga tidak dapat diterapkan dalam agama Buddha yang memiliki banyak sekte dan subsekte. Jika ada sekelompok umat Buddha yang bersikeras menerapkan paham ini, maka agama Buddha akan habis. Agama Buddha di Indonesia merupakan agama minoritas, karena itu paham eksklusivisme ini harus dilenyapkan baik dalam hubungannya dengan intern umat Buddha maupun antar umat agama lainnya. 4. EklektivismeSikap dan paham eklektisisme ini, jika diterapkan dalam keberagamaan dapat menimbulkan kesalahan dalam penerapan ajaran, ciri khas dari agama tersebut akan kabur, serta menimbulkan pendangkalan keberagamaan. Penerapan sikap ini jika diterapkan dalam kemajemukan sekte agama Buddha juga akan menimbulkan pendangkalan terhadap keberagaman sekte agama Buddha, meskipun sesungguh-nya keberagaman sekte agama Buddha menimbulkan masalah. 5. UniversalismeBerdasarkan sejarah universalisme dalam hubungannya dengan agama Buddha, paham ini menganggap bahwa semua manusia pada akhirnya akan mendapatkan karma baik atau buruk sesuai dengan perbuatannya. Paham ini juga diartikan sebagai paham yang tidak mengabaikan nilai-nilai spiritualitas dan kemanusiaan karena pada dasarnya agama ada untuk manusia. Jika dilihat dari pengertian paham universalisme berdasarkan sejarah dalam Budhisme, paham ini menyatakan bahwa meskipun agama berbeda-beda tetapi pada prinsipnya penganutnya akan menikmati hidup sesuai dengan kebajikan atau perbuatan. Sedangkan dalam konteks pemahaman semua agama dapat diartikan bahwa meskipun agama berbeda-beda tetapi pada prinsipnya manusia akan diselamatkan. Jika diartikan dalam pemahaman Buddhis, meskipun agama berbeda-beda pada prinsipnya semua agama memiliki tujuan yang sama yaitu kebahagiaan yang bersifat universal.59Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti6. ToleransiToleransi didefinisikan sebagai perilaku yang bersahabat dan adil terhadap pendapat dan praktik atau terhadap orang yang memegang atau mempraktikannya. Sebagai transportasi modern dan komunikasi telah membawa kita semua menuju lingkup kedekatan kepada orang-orang yang berbeda dan gagasan yang berbeda, kita memiliki kebutuhan yang lebih besar pada toleransi. Buddha telah memberikan teladan sikap toleran ketika beliau menghadapi kemajemukan kepercayaan pada masa kehidupan beliau. Tokoh lain yang menunjukkan sikap toleransi adalah Raja Asoka dalam Prasasti Batu Kalinga Nomor XXII mengatakan sebagai berikut.”Janganlah kita menghormati agama kita sendiri dengan mencela agama lain. Sebaliknya, agama lain pun hendaknya dihormati atas dasar-dasar tertentu. Dengan berbuat demikian kita membuat agama kita sendiri berkembang, selain menguntungkan pula agama lain. Jika kita menghina agama lain hal itu akan merugikan agama kita sendiri, di samping merugikan agama orang lain. Oleh karena itu, barang siapa menghormati agamanya sendiri dan mencela agama lain semata-mata terdorong rasa bakti kepada agamanya sendiri dan dengan pikiran bagaimana aku dapat memuliakan agamaku sendiri, justru dapat merugikan agamanya sendiri. Karena itu, kerukunan dianjurkan dengan pengertian biarlah semua orang mendengar dan bersedia mendengar ajaran yang dianut orang lain”.Asoka telah menunjukkan bahwa penghormatan terhadap agama sendiri bukanlah berarti dengan cara mencela agama orang lain. Justru menghormat agama orang lain sampai batas-batas tertentu atas dasar menghormati agama sendiri. Demikian juga penghormatan terhadap sekte atau subsekte sendiri bukan berarti dengan mencela atau merendahkan sekte orang lain, tetapi dengan menghargai sekte orang lain, maka akan menghargai sekte sendiri dan sekte sendiri akan dihargai oleh sekte lain.Penanaman NilaiRenungkan apabila keharmonisan dan kedamaian terjadi di masyarakat kita. Kerukunan, toleransi menjadikan watak anak bangsa menjadi bangsa yang indah. Kerukunan menjadi model bangsa yang pluralistik. RefleksiSetelah mempelajari dan menganalisis agama bagi kehidupan, manfaat apa saja yang kalian dapatkan?60Kelas X SMA/SMKRangkuman1. Agama bukanlah sekadar sikap seseorang terhadap dunia fisik (duniawi) tetapi juga termasuk dunia spiritual (kesucian, kemuliaan, cinta kasih).2. Fungsi agama bagi manusia adalah sebagai sumber spiritual, pembimbing rohani manusia, pedoman dan sumber moral, serta sumber informasi masalah metafisika. 3. Fungsi agama bagi manusia adalah sebagai sumber spiritual, pembimbing rohani manusia, pedoman dan sumber moral, serta sumber informasi masalah metafisika.4. Menghormat agama orang lain sampai batas-batas tertentu dengan dasar tertentu merupakan suatu penghormatan terhadap agama sendiri. Penilaian AfektifBacalah pernyataan di bawah ini, kemudian isilah kolom kegiatan, alasan, dan konsekuensi pada Tabel 1.3. Jawablah sesuai dengan sikap dan perilakumu.Kolom Kegiatan : Berisi rutinitas kegiatan (selalu, sering, jarang, atau tidak pernah).Kolom Alasan : Berisi alasan mengapa rutinitas kegiatan tersebut kamu lakukan.Kolom Konsekuensi : Berisi bentuk konsekuensi jawabanmu.Tabel 1.3 Penilaian Afektif: Kegiatan, Alasan, dan Konsekuensi terhadap Pernyataan SikapNoSikap dan PerilakuKeiatanAlasanKonsekuensi1Puja baktiMeningkatkan menambah semangat keyakinanSesuai dengan tuntutan kehidupan keagamaanHidup nyaman2Transformatif3Kreatif61Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti4Edukatif5Penyelamat6Kedamaian7Kontrol sosialRefleksi DiriSetelah kalian menyimak wacana di atas, tulislah hal-hal yang telah kamu mengerti dan hal-hal yang belum kamu mengerti pada kolom berikut ini!NoHal-hal yang telahsaya mengertiHal-hal yang belumsaya mengerti1234562Kelas X SMA/SMKMajulah ke depan kelas, kemudian: 1. Ceritakan hal-hal yang sudah kamu pahami dengan baik dari pelajaran ini!2. Ceritakan mengapa hal-hal tersebut belum kamu pahami dari pelajaran ini!Pedoman penskoran tampil di depan kelas, Tugas ObservasiNo.Aspek yang dinilaiSkor1.Keberanian menyampaikan hal-hal yang telah dipahami (berani=3, cukup=2, kurang=1)1-32.Kelengkapan informasi (lengkap=3, cukup=2, kurang=1)1-33.Keberanian menyampaikan hal-hal yang belum dipahami(berani=3, cukup=2, kurang=1)1-34.Penggunaan bahasa (baik dan benar=3, cukup=2, kurang=1)1-3Skor maksimum12Niai Akhir= skor perolehan : skor maksimum x 100RenunganDi dunia ini ia menderita, di dunia sana ia menderita; pelaku kejahatan menderita di dua dunia itu. Ia akan meratap ketika berpikir, “Aku telah berbuat jahat,” dan ia akan lebih menderita lagi ketika berada di alam sengsara.Di dunia ini ia berbahagia, di dunia sana ia berbahagia; pelaku kebajikan berbahagia di dua dunia itu. Ia akan berbahagia ketika berpikir, “Aku telah berbuat bajik,” dan ia akan lebih berbahagia lagi ketika berada di alam bahagia.(Dhammapada 17-18)63Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiAspirasiPetunjuk Guru:Pada tahap ini guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk menulis aspirasinya di buku tugas. Setelah kalian mempelajari tentang Agama Bagi Kehidupan ini, tuliskan aspirasimu di buku tugas. Kemudian sampaikan aspirasimu kepada orang tua dan gurumu untuk ditandatangi dan dinilai.Perhatikan contoh kalimat aspirasi ini!Menyadari pentingnya agama bagi kehidupan, dengan ini aku bertekad:“Semoga aku dapat hidup sesuai dengan ajaran agama Buddha yang saya anut”.Berdasarkan contoh tersebut, buatlah kalimat aspirasi di buku tugasmu, kemudian sampaikan aspirasimu kepada orang tua dan gurumu agar dinlai dan ditandatangani.Interaksi dengan OrangtuaTugas Observasi.Lakukan pengamatan terhadap anggota keluargamu, catat ciri-ciri perilakunya maupun pendapatnya. Dalam membuat laporan perhatikan: kebenaran informasi atau datanya, kelengkapan datanya, dan penggunaan bahasanya. Kemudian sampaikan pendapatmu mengapa peranan agama begitu penting bagi kehidupan manusia, apa yang harus dilakukan agar kehidupan menjadi nyaman? Kecakapan HidupAgama bagi kehidupan harus bisa mengubah kepribadian dan perilaku dari yang buruk menjadi baik. Juga mampu mendorong produktivitas diri sendiri maupun lingkungan. Agama juga mampu mensucikan diri dari tiga akar kejahatan. Mampu mendidik masyarakat memiliki nilai spiritual. Agama mampu mendidik masyarakat. Agama mampu menyelamatkan manusia dari penderitaan. Agama mampu membuat masyarakat menjadi damai. Agama mampu memelihara nilai-nilai sosial masyarakat.Next >