< PreviousKelas X SMA/MA/SMK/MAK42b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.Tes lisan adalah tes yang pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Tes lisan dapat dilaksanakan dengan menggunakan pedoman pertanyaan atau tanpa pedoman pertanyaan. c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.Penugasan yang bertujuan untuk mencapai kompetensi pengetahuan antara lain membuat kliping, mencari data, wawancara, merangkum, kajian tokoh, kajian historis, dan menulis gagasan,3) Penilaian KeterampilanPenilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu. Perkembangan pencapaian kompetensi keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Gradasi pencapaian kompetensi ketrampilan mata pelajaran PPKn pada jenjang SD/MI adalah mengamati dan menanya, SMP/MTs adalah mencoba (interaksi dan partisipasi kewarganegaraan), menyaji, dan menalar, sedangkan jenajang SMA/MA/SMK/MAK adalah mencoba dan menyajikan. Tahapan ini perlu dipahami oleh guru untuk menyusun indikator pencapaian kompetensi dalam kisi-kisi penilaian.Teknik penilaian kompetensi keterampilan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.a) Tes PraktikTes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Tes praktik dalam pembelajaran PPKn antara lain melalui simulasi, tes perbuatan, sosiodrama.b) Proyek Penugasan proyek adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu umumnya menggunakan data. Penilaian proyek mencakup penilaian proses dan hasil belajar. Penugasan proyek dalam PPKn antara lain melalui Proyek Belajar Kewarganegaraan. Penilaian Proyek Belajar Kewarganegaraan dilaksanakan pada setiap langkah kegiatan mulai dari identifikasi masalah sampai dengan penyajian. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 43Penilaian meliputi penilaian proses dan hasil dari kegiatan ini. Penilaian proses antara lain mencakup persiapan, kerja sama, partisipasi, koordinasi, aktifitas, dan yang lain dalam penyusunan maupun dalam presentasi hasil kerja. Sedangkan penilaian hasil mencakup dokumen laporan dan presentasi laporan. c) PortofolioPenilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Penilaian portofolio dapat dilakukan saat menerapkan model pembelajaran pengabdian masyarakat, partisipasi kewarganegaraan, mengajukan usul/petisi, partisipasi dalam asosiasi, membangun koalisi, mengelola konflik, berlatih empati dan toleransi, kunjungan lapangan dan model pembelajaran yang lain.Penilaian portofolio dapat dilakukan untuk menilai kompetensi dasar tentang berinteraksi dengan teman dan menyaji bentuk partisipasi kewarganegaraan. Kedua kompetensi dasar ini merupakan praktik kewarganegaraan yang dapat dilaksanakan pada setiap materi pokok. F. RemedialPembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial. Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain adalah tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, dan pengamatan.Bentuk-bentuk kesulitan belajar peserta didik adalah sebagai berikut.1. Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian saat mengikuti pembelajaran.2. Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan.3. Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa.Kelas X SMA/MA/SMK/MAK44Pembelajaran remedial mempunyai fungsi yang amat penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Beberapa fungsi pengajaran remedial tersebut adalah sebagai berikut:1) Melalui pengajaran remedial dapat diadakan pembentukan atau perbaikan terhadap sesuatu yang dianggap masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses belajar mengajar. 2) Melalui pengajaran remedial membantu murid untuk menyesuaikan dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid dapat belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang besar untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Tuntutan belajar yang diberikan murid telah disesuaikan dengan sifat jenis dan latar belakang kesulitannya sehingga murid diharapkan lebih terdorong untuk belajar.3) Melalui pengajaran remedial memungkinkan guru, murid dan pihak-pihak lain dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap pribadi murid. Demikian pula murid diharapkan dapat lebih memahami dirinya dan segala aspeknya. Begitu pula guru dan pihak-pihak lainnya dapat lebih memahami akan keadaan pribadi murid.4) Melalui pengajaran remedial dapat memperkaya proses belajar mengajar. Bahan pelajaran yang tidak disampaikan dalam pengajaran reguler, dapat diperoleh melalui pengajaran remedial. Pengayaaan lain adalah dalam segi metode dan alat yang dipergunakan adalam pengajaran remedial. Dengan demikian, diharapkan hasil yang diperoleh murid dapat lebih banyak, lebih luas, dan lebih dalam sehingga hasil belajarnya lebih kaya.5) Dengan pengajaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan. Penyembuhan kondisi kepribadian dapat menunjang pencapaian prestasi belajar, demikian pada sebaliknya.6) Melalui pengajaran remedial dapat mempercepat proses belajar baik dalam arti waktu maupun materi. Misalnya; murid yang tergolong lambat dalam belajar dapat dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui pengajaran remedial.Pembelajaran remedial tidak hanya dilaksanakan kepada peserta didik yang memiliki capaian kompetensi di bawah yang diharapkan. Pembelajaran remedial dalam pembelajaran PPKn dilaksanakan untuk kelompok peserta didik di antaranya yang memiliki hal-hal sebagai berikut. 1) Perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan sesuatu yang lain di sekitarnya pada saat belajar.2) Secara relatif lemah kemampuan memahami secara menyeluruh. 3) Kurang dalam hal memotivasi diri dalam belajar.4) Kurang dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya.5) Lemah dalam kemampuan pemecahan masalah. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 456) Sering gagal dalam menyimak suatu gagasan dari suatu informasi.7) Mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak.8) Gagal menghubungkan suatu konsep lainnya yang relevan.9) Memerlukan waktu relatif lama daripada yang lainnya untuk menyelesaikan tugas-tugas (Kunandar, 2008).Pembelajaran remedial dilaksanakan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%. b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%. c. Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 20 % tetapi kurang dari 50%.d. Pemanfaatan tutor teman sebaya.G. Pengayaan1. Prinsip-Prinsip Kegiatan PengayaanKegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik kelompok cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik. 2. Ragam Kegiatan PengayaanBerdasarkan panduan penyelenggaraan pembelajaran pengayaan, jenis-jenis Program Pengayaan yaitu:a) Kegiatan eksploratori yang masih terkait dengan KD yang sedang dilaksanakan dan dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian yang dimaksud contohnya: bisa berupa peristiwa sejarah, buku, narasumber, penemuan, uji coba, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.b) Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.c) Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.Kelas X SMA/MA/SMK/MAK46Pemecahan masalah ditandai dengan:a) Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;b) Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;c) Penggunaan berbagai sumber;d) Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;e) Analisis data; danf) Penyimpulan hasil investigasi.Jenis kegiatan yang dirancang guru dalam mengembangkan potensi siswa dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimiliki siswa kelompok cepat yaitu:1) Tutor SebayaKegiatan ini membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dapat merupakan kegiatan penambahan wawasan pengetahuan siswa. Melalui kegiatan ini, pemahaman siswa terhadap suatu konsep atau ide yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik untuk menjelaskan konsep atau ide tersebut.2) Mengembangkan LatihanSelain memberikan tutorial kepada temannya, siswa kelompok cepat dapat juga diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat dilaksanakan oleh teman–temannya. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan misalnya pengerjaan soal cerita.3) Mengembangkan Media dan Sumber PembelajaranMemberikan kesempatan pada siswa untuk menghasilkan suatu karya yang berkaitan dengan materi yang dipelajari merupakan sesuatu yang menarik bagi siswa kelompok cepat.4) Melakukan ProyekSalah satu kegiatan pengayaan yang paling menyenangkan bagi kelompok cepat adalah mendapat kesempatan untuk terlibat dalam proyek khusus atau mempersiapkan suatu laporan khusus. Keterlibatan siswa dalam melakukan suatu proyek merupakan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki atau untuk menambah wawasan baru mereka.5) Memberikan Permainan, Masalah, atau Kompetensi AntarsiswaDalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk memecahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Melalui kegiatan ini mereka akan belajar satu sama lain dengan membandingkan strategi atau teknik yang mereka pergunakan dalam memecahkan permasalahan atau permainan yang diberikan.Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 47H. Interaksi dengan Orang TuaDalam penyelenggaraan pendidikan banyak pihak yang terlibat mensukseskan keberhasilan pendidikan. Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 menyebutkan pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut. 1. Peserta didik. 2. Pendidik (guru mata pelajaran, guru kelas, dan guru pembina kegiatan ekstrakurikuler). 3. Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, penilik, pamong belajar pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar. 4. Pimpinan satuan pendidikan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas). 5. Dinas pendidikan atau kantor Kementerian Agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. Orang tua tentunya memiliki peran dan andil yang sangat besar dalam mensukseskan pendidikan nasional, termasuk dalam pembelajaran. Orang tua dapat menjadi pendorong sukses atau tidaknya peserta didik dalam menempuh pembelajaran.Oleh karenanya sekolah harus melakukan interaksi dengan orang tua mengenai seluruh aktivitas dan kemajuan belajar peserta didik. Prinsipnya pendidikan adalah pelayanan. Orang tua menjadi para pihak yang menggunakan sekolah dan tentunya harus dilayani. Dilayani dalam kapasitas dunia pendidikan seperti hal-hal sebagai berikut.a. Mendapatkan informasi tentang program sekolah.b. Memiliki akses untuk mempengaruhi kebijakan sekolah.c. Mendapatkan informasi kemajuan belajar anaknya.d. Memiliki kesempatan untuk menyampaikan harapannya tentang kemajuan belajar anaknya, dan hal lainnya.Untuk informasi kemajuan belajar anak, orang tua dapat mendapatkan informasi dari guru atau wali kelas. Diperlukan sebuah informasi khusus yang dibuat oleh guru/wali kelas dan ditujukan kepada orang tua siswa. Kemudian orang tua menandatangani serta memberikan komentarnya. Apabila semua itu dilakukan maka seluruh kegiatan pembelajaran menjadi lengkap, diharapkan peserta didik memiliki kemajuan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Adapun interaksi antar guru dan orang tua dapat menggunakan format berikut ini.Kelas X SMA/MA/SMK/MAK48Aspek PenilaianNilai Rata-rataKomentar GuruKomentar Orang TuaPengetahuanKeterampilanSikapParaf/Tanda TanganBuku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 49Bagian2Petunjuk KhususPembelajaran Per BabBuku ini merupakan pedoman guru dalam mengelola program pembelajaran terutama dalam memfasilitasi peserta didik untuk mendalami Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagaimana terdapat dalam buku siswa. Materi pelajaran PPKn yang terdapat pada buku siswa akan diajarkan selama 1 (satu) tahun pelajaran. Sesuai dengan desain waktu dan materi, setiap bab akan diselesaikan dalam waktu 4 minggu atau 4 kali pertemuan. Agar pembelajaran lebih efektif, efisien, dan sistematis, secara umum, program pembelajaran setiap pertemuan dirancang terdiri dari: (1)Kompetensi Inti (2) Kompetensi dasar (3) Indikator Pencapaian Kompetensi (4) Materi dan Proses Pembelajaran, (5) Penilaian, (6) Remedial, (7 Pengayaan) dan (8) Interaksi Guru dan Orang tua.Berdasarkan pemahaman tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), guru PPKn dalam pelaksanaan pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut.1. Guru diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan membaca dari berbagai literatur atau sumber bahan ajar yang relevan dengan materi pembelajaran.2. Guru dapat menggunakan isu-isu aktual untuk dapat mengajak peserta didik dalam mengembangkan kemampuan analisis dan evaluatif dengan mengambil contoh kasus dari situasi yang berkembang saat ini.3. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif guru dapat menampilkan foto-foto, gambar, dan dokumentasi audiovisual (film) yang relevan dengan materi pelajaran.4. Guru harus memberikan motivasi dan mendorong peserta didik secara aktif (active learning) untuk mencari sumber dan contoh-contoh konkret dari lingkungan sekitar. 5. Guru harus menciptakan situasi belajar yang memungkinkan peserta didik melakukan observasi dan refleksi. Observasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya membaca buku yang relevan disertai dengan analisis yang bersifat kritis, membuat laporan tertulis secara sederhana, melakukan wawancara dengan narasumber, menonton film dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pembahasan materi. 6. Peserta didik dirangsang untuk berpikir kritis dengan membuat pertanyaan-pertanyaan berdasarkan wacana/gambar, memberikan pertanyaan-pertanyaan serta mempertahankan pendapatnya pada setiap jalannya diskusi dalam proses pembelajaran di kelas.Kelas X SMA/MA/SMK/MAK507. Guru dapat mengaitkan konteks materi pelajaran dengan konteks lingkungan tempat tinggal peserta didik (kabupaten/kota, provinsi, pulau) pada proses pembelajaran di kelas atau di luar kelas.8. Peserta didik harus selalu dimotivasi agar memiliki kemampuan dalam mengomunikasikan hasil proses pengumpulan dan analisis data terkait dengan materi yang sedang diajarkan.9. Penggunaan media/alat/bahan pelajaran hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan sekolah, khususnya ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah. Jika dipandang perlu, pendidik dapat memanfaatkan teknologi informasi atau pendidik dapat membuat media pembelajaran yang bersifat sederhana yang menunjang penguasaan materi pembalajaran secara efektif dan efisien.10. Dalam rangka efektivitas dan efisiensi penyerapan materi pelajaran, guru dapat membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah peserta didik dalam kelas. Kelompok yang telah ditetapkan ditugaskan untuk membuat bahan presentasi kelompok dan mempresentasikannya sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepada mereka.11. Pelaksanaan Proyek Belajar Kewarganegaraan yang dilaksanakan dalam kelompok dapat dilakukan melalui kerja sama dengan lembaga/instansi terkait sehingga peserta didik mendapatkan informasi secara lengkap. Contoh, bekerja sama dengan tokoh agama/masyarakat, pengurus RT/RW, kepala kelurahan/pemangku/pejabat pemerintahan, dan pihak lainnya.Untuk Perhatian1. Uraian kegiatan atau pertemuan setiap bab merupakan CONTOH SEMATA atau PILIHAN, bukan sesuatu yang bersifat mutlak harus diterapkan secara utuh oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. 2. GURULAH yang berhak untuk mendesain dan menentukan proses pembelajaran di kelas, menentukan indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pokok, pendekatan, model dan metode, penilaian pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan guru, karakteristik peserta didik, sarana dan prasarana, sumber belajar serta alokasi waktu yang tersedia. Namun demikian, dalam proses pembelajaran harus tetap sesuai dengan Kurikulum 2013.Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 51Pembelajaran Nilai-Nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Bab1Next >