< Previous202 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK dengan karakter tokoh baik. Begitu pula dengan pendukung yang bertubuh kecil dan jelek tetapi mampu mengocek perut akan hadir sebagai tokoh utility atau detragonis atau foil.e. Setting Setting dalam sebuah lakon merupakan unsur yang menunjukan; tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya setting berarti terjadi perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan babak berarti terjadi perubahan setting. Tempat sebagai penunjuk dari unsur setting di dalam lakon, mengandung pengertian yang menunjuk pada tempat berlangsungnya kejadian. Misalnya di rumah, di hotel, di stasiun, di sekolah, di kantor, di jalan, di hutan, di gang jalan, di taman, di tempat kumuh, di lorong , di kereta api, di dalam Bus, dan seterusnya.Waktu sebagai bagian unsur setting di dalam lakon, menjelaskan tentang terjadinya putaran waktu, yakni siang-malam, pagi-sore, gelap-terang, mendung cerah, pukul lima, waktu Ashar, waktu Subuh, zaman kemerdekaan, zaman orde baru, zaman reformasi dan sebagainya. Latar peristiwa kejadian sebagai bagian dari unsur setting di dalam lakon, misalnya; kondisi perang, kondisi mencekam, kondisi aman, dan seterusnya.f. Point of viewSetiap lakon, termasuk lakon teater anak-anak, remaja, dewasa atau pun untuk semua umur pasti melibatkan sudut pandang pengarang atau penulis. Sudut pandang pengarang atau penulis ini disebut point of view. Sebagai gambaran intelektualitas dan kepekaan pengarang atau creator dalam menangkap dan memaknai fenomena yang terjadi. Memahami dan menangkap tanda-tanda tentang sudut pandang pengarang merupakan hal penting bagi seorang creator panggung atau pembaca agar terjadi kesepahaman, kesejalanan atau tidak setuju dengan apa yang ditawarkan dan dikehendaki pengarang. Apabila seorang creator dalam proses kreatifnya mengalami kesulitan menemukan pandangan inti pengarang, secara etika creator dapat melakukan konsultasi atau wawancara dengan penulis tentang maksud dan tujuan dari lakon yang ditulis. Seni Budaya 203Setelah kamu belajar tentang unsur-unsur lakon, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini!1. Apa saja yang kamu ketahui tentang unsur lakon dalam teater? 2. Apa perbedaan pemakaian unsur bahasa yang digunakan dalam lakon teater tradisional rakyat dan teater tradisional istana?Kamu telah mengetahui dan memahami unsur–unsur lakon sebagai pengalaman kamu dalam meningkatkan pengalaman belajar seni teater. Pembelajaran berikutnya kamu diharapkan dapat memiliki kemampuan menyusun naskah lakon melalui praktik menulis dengan teknik secara terstruktur dan terbimbing dengan guru! D. Teknik Menyusun Naskah LakonMenyusun naskah lakon pada dasarnya adalah menulis lakon tentang kehidupan yang bersumber naskah lakon secara tertulis atau tidak ditulis secara hukum sastra drama. Naskah lakon dibangun dan berkembang melalui lakon yang memiliki konflik. Kehadiran konflik di dalam lakon teater bersifat mutlak. Jika di dalam lakon tidak mengandung konflik berarti telah mengaburkan esensi dari lakon teater (drama) itu sendiri. Dimana inti dari drama adalah konflik. Di dalam praktiknya, menyusun naskah lakon diperlukan suatu cara atau teknik untuk penuangan gagasan dalam bentuk tulisan. Adapun cara yang dapat digunakan dalam kreativitas menyusun naskah lakon dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti menerjemahkan, mengadaptasi, menyadur dan menyanggit.1. Teknik MenterjemahkanMenterjemahkan merupakan salah satu teknik menyusun naskah lakon yang dapat dilakukan guna memenuhi pengadaan lakon teater. Dalam kenyataannya lakon hasil terjemahan atau kisah sangat sulit didapat, lebih-lebih lakon kisah berbahasa asing. Oleh karena itu bentuk pementasan atau kisah satu-satu hanya ada di Indonesia, dan salah satu bentuk yang mendekati bentuk atau kisah milik asing adalah Opera.204 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Terjemah atau menterjemahkan dapat diartikan sebagai mengalih bahasakan atau dalam bahasa Inggris translate dari bahasa asing (Inggris, German, Arab) ke dalam bahasa Indonesia atau kebalikannya, bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia (Sunda, Jawa) atau sebaliknya. Syarat pertama bagi seorang penulis dalam menterjemah sebuah lakon harus memahami dan menguasai bahasa serta utamanya menguasai teknik menyusun naskah lakon yang dijadikan alat atau pisau bedahnya. Kegiatan yang memungkinkan dalam menterjemahkan lakon, dengan cara mengalihbahasakan lakon berbahasa Sunda atau Jawa atau bahasa daerah lain ke dalam bahasa Indonesia atau dengan melakukan kebalikannya. Misalnya dari lakon teater berbahasa Indonesia ke dalam bahasa daerah setempat. 2. Teknik Adaptasi Adaptasi secara harfiah dapat diartikan menyesuaikan atau penyesuaian diri sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan yang dihadapi. Adaptasi dalam hubungan naskah lakon merupakan salah satu teknik menyusun naskah lakon yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi perbendaharaan naskah lakon seni teater bersumber cerita, kisah atau lakon yang ada dan pernah tumbuh dan berkembang di daerah.Mengadaptasi naskah sastra drama atau lakon teater dalam proses kreatifnya dapat dilakukan dengan cara; meminjam kandungan isi tematik dan struktur lakon dari naskah aslinya. Akan tetapi bentuk lakonnya dapat disesuaikan dengan setting yang dikehendaki kreator. Misalnya, Suyatna Anirun melakukan adaptasi naskah Drama Komedi karya Molire berjudul “ Lingkaran Kapur Putih “ diadaptasi atau di bawa pada situasi, kondisi alam dan nuansa etnik Jawa Barat (Sunda). Dengan demikian teknik mengadaptasi lakon atau menyusun naskah lakon teater pun dapat dilakukan dengan cara memimjam bentuk atau warna dengan sumber cerita dari naskah lakon karya bangsa lain atau karya sastra etnik lain di Indonesia.3. Teknik SadurSadur adalah teknik menyusun naskah dengan cara menggubah atau merubah sebagian unsur karya orang lain menjadi karya kita, tetapi dengan tidak menghilangkan, merusak unsur-unsur pokok lakon dari pengarangnya. Lakon saduran dengan tidak mencantumkan sumber cerita dan pengarang aslinya dapat disebut plagiat (mencaplok, mengaku karya orang lain menjadi karya sendiri). Seni Budaya 205Contoh yang dapat dikemukakan, antara lain mengubah lagu, artinya lagu diaransemen dengan warna musik yang tidak sama dengan musik aslinya tetapi syair lagu tetap sama. Misalnya; warna pop diubah ke dalam musik dangdut atau mengkawinkannya menjadi popdut (pop dangdut).Menyadur dalam konteks cerita ke dalam bentuk lakon dapat kamu lakukan dengan mengubah sumber cerita yang ada, yakni apakah itu dari cerita dongeng, puisi, cerpen, prosa, hikayat, legenda, sejarah dan sumber cerita lainnya yang diangkat dan dituangkan kedalam bentuk naskah lakon teater.4. SanggitIstilah Sanggit atau menyanggit dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1984) mengandung pengertian bergeser atau menggeser sesuatu tetapi dalam satu hal yang sama. Seperti bambu berderik apabila terjadi gesekan dengan bambu yang lain atau gigi kita menderik apabila terjadi gesekan dengan gigi yang lain. Sanggit atau menyanggit dalam hubungan dengan menyusun naskah lakon tidak sama dengan menggubah atau teknik sadur. Sanggit lebih mengandung pengertian membuat atau menyusun cerita atau lakon bersifat baru, tetapi tidak melepaskan dari lakon atau cerita aslinya. Dapat pula dikatakan bahwa Sanggit adalah proses pengembangan cerita dari tematik yang ada atau pengembangan lakon dari sebuah adegan atau babak di dalam lakon sehingga lakon yang disusun benar-benar baru dan tidak sama dengan lakon asli yang kita jadikan sumber gagasan lakon baru. Dengan demikian teknik menyusun naskah lakon dengan cara nyanggit diilhami oleh tematik – tematik lakon yang telah ada dan ditulis orang sebelumnya.Kapankah, kita melakukan Sanggit ? Telah dikatakan bahwa tidak semua sumber cerita dapat dijadikan sumber penulisan atau penyusunan lakon teater. Artinya, proses sanggit hanya dapat dilakukan pada cerita-cerita, kisah yang memungkinkan terjadinya pengembangan lakon atau cerita ke arah peristiwa dramatic, yakni memiliki unsur konflik penokohan cerita atau lakon yang jelas. Konflik dalam lakon adalah inti dari cerita atau kisah itu sendiri. Misalnya, dongeng kelinci, apabila diceritakan hanya seputar kehidupan keluarga kelinci, yang cinta damai, penuh kasih-sayang pada anak-anaknya, tinggal pada tempat yang subur. Akan tetapi, mereka tidak digambarkan jerih payah Sang Kelinci dalam berjuang untuk menciptakan tantangan dan hambatan dikala membangun arti dari sebuah kedamaian, kasih sayang atau kesuburan sebelumnya. Apa yang terjadi ? Cerita berkesan datar dan tidak menarik, karena cerita tidak mengandung muatan emosi dari pesan moral yang ingin disampaikan. Dengan demikian, kedamaian, kasih sayang dan 206 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK kesuburan didapat tanpa jerih payah. Seharusnya digambarkan atau ditawarkan bahwa kedamaian, kesuburan dan kasih sayang tidak datang dengan sendirinya, tetapi didapat dengan perjuangan sebagai upaya untuk mencari kebenaran hakiki yang sangat manusiawi sehingga lakon dapat digambarkan dengan struktur :Introduction konklusiKeluarga Kelinci -------- hidup dengan tenang, damai -------- Keluarga bahagiaMenyusun naskah dengan teknik sanggit dapat dilakukan kapan saja, artinya dapat diproses sebentar atau dilakukan dengan lama. Hal ini sangat ditentukan dengan kesiapan kamu untuk memulai menyusun naskah lakon. Apakah kamu memiliki ketertarikan atau tidak terhadap tematik lakon yang kamu baca, kamu ketahui dengan kebutuhan penyusunan naskah lakon? Setiap orang memiliki daya khayal dan ketertarikan terhadap tematik cerita atau lakon. Hal ini, sangat bergantung pada kepekaan atau sensitivitas masing-masing orang, termasuk kamu. Sifatnya sangat pribadi, tidak bisa dipaksakan atau berlarut-larut mengalir begitu saja menjadi sampah. Itu sebabnya untuk membangun daya khayal dan kepekaan menyusun naskah lakon, kamu harus banyak mengapresiasi pementasan teater atau membaca karya sastra (lakon) orang lain. Teks bacaan dengan cara mengamati kejadian, peristiwa yang nampak di sekitar kamu maupun konteks pementasan teater dapat menjadi rangsangan gagasan dalam menyusun atau menulis lakon teater. Tema cerita yang akan diangkat tidak harus yang rumit atau yang susah untuk dituangkan, apalagi dalam bentuk lakon yang panjang hingga beberapa babak. Cukup tema yang sederhana saja, tetapi dituangkan dalam teknik menyusun yang tepat, menarik, dan komunikatif.Kamu telah mengetahui dan memahami beberapa teknik menulis atau menyusun naskah lakon Selanjutnya, melalui latihan kelompok, terstruktur, dan bimbing dengan guru dan teman kamu, ajaklah untuk berkreativitas menyusun naskah lakon yang akan kamu presentasikan secara lisan dan tulisan di depan kelas! E. Kreativitas Menyusun Naskah LakonPembelajaran lakon teater melalui kreativitas menyusun naskah lakon dapat kamu lakukan dengan menggunakan keberanian trial and error dan mau melakukan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: Seni Budaya 2071. Kamu harus merasa tertarik dan terlibat secara emosi dahulu pada tematik isi dari cerita atau lakon yang kamu apresiai secara keseluruhan.2. Pahami lebih dalam, esensi apa sebenarnya yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya.3. Kalau kamu sudah yakin lakon yang kamu baca atau apresiasi dapat dikembangkan menjadi lakon baru. Kamu sebenarnya sudah mencoba menyusun naskah lakon melalui alam imajinatif, atau daya khayal kamu.4. Lakukan analisis lakon. Analisis artinya mengurai, memecahkan atau membedah sesuatu hal berdasarkan kaidah ilmiah dengan memfungsinya daya pikir kamu. Analisis naskah dalam seni teater adalah kemampuan kamu untuk mengurai dan menghubungkan tokoh dengan beberapa unsur naskah yang kamu baca yang kemudian digali, diseleksi, disusun, dan diwujudkan secara kreatif dalam bentuk pementasan teater. Kegiatan analisis garap naskah sumber dari naskah yang kamu baca kemudian dituangkan dalam bentuk draf atau format analisis lakon. Adapun draf atau format analisis naskah lakon, dapat kamu simak dan lakukan sesuai dengan formal tabel berikut ini.Tabel. 8.2 Analisis LakonJudul Lakon :Sumber Lakon :Nama Kelompok : ……………….No.Babak/ AdeganNama TokohKedudu-kan/ Status TokohCiri- Ciri FisikCiri- Ciri PsikisRias TokohBusana TokohPeralatan TokohMusik1Setelah kamu memilih, menentukan dan atau menggunakan naskah lakon dibawah ini, lakukan analisis naskah sesuai ketertarikan kelompok kamu atau pembagian naskah lakon dengan langkah-langkah analisis naskah pementasan teater sebagai berikut!208 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK No.Babak/ AdeganNama TokohKedudu-kan/ Status TokohCiri- Ciri FisikCiri- Ciri PsikisRias TokohBusana TokohPeralatan TokohMusik23455. Daya khayal lakon yang kamu pikirkan, kemudian tuangkan ke dalam bentuk bagal lakon, yakni kamu dapat menggunakan pola atau struktur lakon: introduksi–reasing action–konflik–klimaks–anti klimaks–kongklusi.6. Bagal cerita atau garis besar lakon (bedrip) sudah kamu tulis. Coba kamu mulai menyusun lakon atau naskah lakon bagian-perbagian berdasarkan struktur lakon yang kamu ketahui. Dengan catatan bahwa struktur isi ; reasing action, terutama konflik bobotnya harus lebih banyak, menarik dan penuh daya pesona. Artinya, jangan terburu-buru ingin menyelesaikan cerita dan mudah ditebak jalan ceritanya, tetapi mainkanlah emosi atau rasa pembaca agar terlibat (empati) di dalamnya.7. Penuangannya ke dalam bentuk lakon, cara menyusun naskah lakon dapat dilakukan sama seperti pola; menterjemah, mengadaptasi atau menyadur. Dengan syarat menguasai pula seluk beluk sastra drama dan dunia pementasan seni teater. 8. Tentukan judul lakon atau judul cerita yang kamu akan tulis. Sebagai contoh, apabila kamu pernah membaca legenda Sangkuriang karya Utuy Tatang Sontani, di dalam cerita dikisahkan dan analisisnya: “Sangkuriang mencintai Dayang Sumbi dan diketahui Sangkuriang adalah anak kandung sendiri, sebagai reasing action. Dalam agama dan kepercayaan mana pun bahwa anak akan mengawini Ibunya haram hukumnya. Munculah sebuah permintaan, karena Dayang Sumbi sulit meyakinkan pada anaknya, terjadi pengembangan konflik yang melibatkan Sangkuriang. Permintaan sebagai suatu syarat bendunglah Sipatahunan dengan waktu jangan sampai lewat fajar, agar kita dapat berlayar, berbulan madu naik perahu. Sangkuriang, orang sakti, ia menyanggupinya. Sangkuriang pun dengan bantuan para Guriang (dewa) membuat perahu dan membendung Sipatahunan untuk dijadikan Situ. Di dalam cerita aslinya tidak digambarkan Seni Budaya 209peristiwa bagaimana para Guriang berbuat dan terjadi suatu peristiwa pada alam lain. yakni dunia air. Dari sisi ini, ada suatu hal yang menarik dan dapat kita lakukan dengan teknik Sanggit. Yakni menggambarkan peristiwa sebelum terjadinya peristiwa Guriang membendung Sipatahunan; Rakyat penghuni Situ Sipatahunan yang dipimpin Sang penguasa Situ, hidup penuh kedamaian, ketentraman tiba-tiba mendengar khabar buruk yang akan menimpa. Umpamanya hadir tokoh ikan, kepiting, udang, rumput, kerang. menjadi tokoh yang akan mengembangkan suatu lakon baru. Setelah terdengar berita buruk, konflik awal penghuni situ mulai terjadi. Akhir terjadi prahara yang maha dahsyat, sehingga pertolongan dan upaya yang perlu dilakukanpun hanyalah berdoa. Akhir cerita apakah penghuni Sipatahunan mengalami tragis (kematian) atau melodramatik (kebahagiaan), artinya pesan yang disampaikan bahwa apapun yang terjadi sebagai cobaan yang perlu dihikmahi dengan arif dan bijak.Setelah cerita selesai jangan lupa, kamu harus menentukan judul lakon yang kamu susun atau tulis, misalnya; “Sangkuriang Mergasa“ atau “Sangkuriang Daksa“ atau “Guruh Sipatahunan“ atau “Prahara Sipatahunan“, dan seterusnya.Hal lain dalam melakukan proses kreatif menyusun naskah lakon teater, dapat pula dilakukan dengan cara mengkawinkan dua atau atau lebih cerita yang ada, tetapi dengan meminjam karakter, tokoh peran utama. Umpamanya Guru Kabayan, Kabayan Duta, Kabayan dan Supermen, Dora Emon dan Si Cepot, Gatotkaca dan Supermen, dan sebagainya, yang kemudian dikembangkan menjadi lakon baru. Keuntungan kamu dalam menyusun lakon teater dengan membuat analisis/ tafsir terhadap lakon adalah untuk memudahkan koordinasi kerja dalam melakukan latihan teater secara bersama dan bekerjasama dalam hal membangun kesamaan Kreativitas dalam menyusun naskah lakon bersumber teater tradisional dapat dilakukan melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1. Memilih dan menentukan lakon bersumber teater tradisional,2. Membaca atau mengapresiasi lakon melalui pementasan teater tradisional, 3. Menganalisis lakon bersumber teater tradisional,4. Menyusun pola pengadegan lakon melalui analisis tokoh atau peran utama dalam suatu babak pementasan teater tradisol,5. Mempresentasikan lakon bersumber teater tradisional dengan lisan dan tulisan. 210 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK visi dan misi yang akan ditampilkan oleh kelompok kamu. Adapun tujuan akhirnya dengan melakukan analisis naskah adalah terciptanya; keutuhan, keterpaduan dan keharmonisan dalam menyusun lakon teater sesuai dengan lakon yang kamu dan kelompok kamu akan tampilkan. Langkah selanjutnya dalam kreativitas menyusun lakon teater adalah melakukan proses menulis dengan menafsirkan lakon bersumber lakon teater tradisional yang ada di daerahmu. Akhirnya kamu dapat mempresentasikan naskah lakon yang kamu susun dengan lisan dan tulisan di depan kelas.Setelah kamu belajar dan melakukan proses kreativitas menyusun lakon teater yang bersumber cerita atau lakon teater tradisional, isilah kolom di bawah ini dengan V (cheklist).F. Evaluasi Pembelajaran1. Penilaian PribadiNama : ………………………………….Kelas : ………………………………….Semester : ………………………………….Waktu penilaian : ………………………………….NoPernyataan1Saya berusaha belajar menyusun naskah lakon bersumber teater tradisional dengan sungguh-sungguh.☐ Ya ☐ Tidak 2Saya mengikuti pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber teater tradisional dengan tanggung jawab.☐ Ya ☐ Tidak 3Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu. ☐ Ya ☐ Tidak4Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami.☐ Ya ☐ Tidak5Saya berperan aktif dalam kelompok.☐ Ya ☐ Tidak Seni Budaya 211NoPernyataan6Saya menyerahkan tugas tepat waktu.☐ Ya ☐ Tidak7Saya menghargai keunikan perilaku manusia di daerah saya.☐ Ya ☐ Tidak8Saya menghormati dan menghargai orang tua.☐ Ya ☐ Tidak9Saya menghormati dan menghargai teman.☐ Ya ☐ Tidak10Saya menghormati dan menghargai guru.☐ Ya ☐ Tidak2. Penilaian Antarteman Nama teman yang dinilai : ………………………………….Nama penilai : ………………………………….Kelas : ………………………………….Semester : …………………………………. Waktu penilaian : ………………………………….NoPernyataan1Berusaha belajar dengan sungguh-sungguh☐ Ya ☐ Tidak2Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian☐ Ya ☐ Tidak3Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu☐ Ya ☐ Tidak4Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami☐ Ya ☐ TidakNext >