< Previous12 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKafektif, maupun psikomotorik secara menyeluruh. Berkaitan dengan dua pemikiran tersebut, ruang lingkup pembahasan PAK di SD-SMA dipetakan dalam dua bagian, yaitu Allah Tri Tunggal dan karya-karya-Nya, serta nilai-nilai kristiani. Dua bagian ini mengakomodir ruang lingkup pembahasan PAK yang bersifat pendekatan yang berpusat pada Alkitab dan tema-tema penting dalam kehidupan. Melalui pembahasan inilah diharapkan peserta didik dapat mengalami “perjumpaan dengan Allah”. Hasil dari perjumpaan itu adalah terjadinya transformasi kehidupan.Pemetaan ruang lingkup PAK yang mengacu pada tema-tema kehidupan ini tidak mudah untuk dilakukan karena amat sulit merubah mindset kebanyakan teolog, pakar PAK, maupun guru-guru PAK. Umumnya mereka masih merasa asing dengan berbagai pembahasan materi yang mengacu pada tema-tema kehidupan, misalnya: demokrasi, hak asasi manusia, keadilan, gender, dan ekologi. Seolah-olah pembahasan mengenai tema-tema tersebut bukanlah menjadi ciri khas PAK. Padahal, teologi yang menjadi dasar bagi bangunan PAK baru berfungsi ketika bertemu dengan realitas kehidupan. Jadi, pemetaan lingkup pembahasan PAK tidak dapat mengabaikan salah satu dari dua pemetaan tersebut diatas; baik issue oriented maupun bible oriented. Mengacu pada hasil Lokakarya Strategi PAK di Indonesia yang diadakan oleh Departemen BINDIK PGI bersama dengan Bimas Kristen Depag RI bahwa isi PAK di sekolah membahas mengenai nilai-nilai iman tanpa mengabaikan dogma atau ajaran. Namun, pembahasan mengenai tradisi dan ajaran (dogma) secara lebih spesifik diserahkan pada gereja (menjadi bagian dari pembahasan PAK di Gereja). Keputusan tersebut muncul berdasarkan pertimbangan:• Gereja Kristen terdiri dari berbagai denominasi dengan berbagai tradisi dan ajaran karena itu menyangkut doktrin yang lebih spesifik tidak diajarkan di sekolah.• Menghindari tumpang tindih (overlapping) materi PAK di sekolah dan di gereja.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 13A. Pendidikan Agama Pada PembelajaranPemerintah menetapkan beberapa mata pelajaran sebagai mata pelajaran yang ditetapkan secara nasional, artinya melalui mata pelajaran tersebut, jiwa nasionalisme dan rasa cinta terhadap tanah air dipupuk dan dibangun. Hal ini penting mengingat globalisasi yang mempengaruhi berbagai bidang kehidupan cenderung melunturkan rasa nasionalisme. Anak-anak, remaja, dan kaum muda lebih tertarik untuk mencintai segala produk yang berasal dari luar, baik itu mencakup seni budaya, pemikiran, dan atau gaya hidup (life style). Memang diakui bahwa semua yang dihasilkan oleh globalisasi tidaklah buruk namun harus ada kekuatan pengimbang yang mampu menetralisir pengaruh globalisasi bagi anak-anak, remaja, dan kaum muda Indonesia. B. Pelaksanaan Kurikulum PAKTiap ruang lingkup PAK, yaitu PAK di gereja, PAK dalam keluarga, dan PAK di sekolah dan Perguruan Tinggi memiliki ciri khas masing-masing. Adapun PAK di sekolah lebih terfokus pada pemahaman akan nilai-nilai kristiani dan perwujudannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Hal ini penting mengingat PAK merupakan bagian integral sistem pendidikan Indonesia dengan sendirinya membawa sejumlah konsekuensi antara lain harus bersinggungan dengan pergumulan bangsa dan negara. Oleh karena itu, melalui pendekatan nilai-nilai iman diharapkan anak-anak Kristen bertumbuh sebagai anak Kristen Indonesia yang sadar akan tugas dan kewajibannya sebagai warga gereja dan warga negara yang bertanggung jawab. Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka pembelajaran PAK di sekolah diharapkan mampu menghasilkan sebuah proses transformasi pengetahuan, nilai, dan sikap. Hal itu memperkuat nilai-nilai kehidupan yang dianut oleh peserta didik terutama dengan Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian Pendidikan Agama Kristen (PAK)BabIV14 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKdipandu oleh ajaran Iman Kristen, sehingga peserta didik mampu menunjukkan kesetiaannya kepada Allah, menjunjung tinggi nasionalisme dengan taat kepada Pancasila dan UUD 1945.Pembahasan isi kurikulum selalu dimulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu diri peserta didik sebagai ciptaan Allah, kemudian keluarga, teman, lingkungan di sekitar peserta didik , masyarakat di lingkungan sekitar, dan bangsa Indonesia serta dunia secara keseluruhan dengan berbagai dinamika persoalan (pendekatan induktif). Pola pendekatan ini secara konsisten nampak pada jenjang SD-SMA/SMK.Materi dan metodologi pengajaran PAK serta disiplin ilmu psikologi membantu perkembangan psikologis peserta didik dengan baik. PAK disusun sedemikian rupa dengan tidak melupakan karakteristik kebutuhan psikologis peserta didik. Materi PAK disesuaikan dengan kebutuhan psikologis peserta didik, sehingga tujuan materi dapat dicapai secara maksimal. Metodologi pun hendaknya memperhatikan karakteristik peserta didik, sehingga tumbuh kembang anak secara kognitif, afektif, psikomotorik, dan spiritual anak terjadi dengan baik. Dalam istilah lain disebut Cipta, Rasa, dan Karsa. Melalui Pendidikan Agama Kristen diharapkan terjadi perubahan dan pembaruan baik pemahaman maupun sikap dan perilaku. Dengan demikian, sekolah, gereja, dan keluarga Kristen dapat menjalankan perannya masing-masing di bidang pendidikan iman. Terutama keluarga merupakan lembaga pertama dan utama yang bertanggung jawab atas pebentukan nilai-nilai agama dan moral. Sekolah menjalankan perannya dalam membantu keluarga mengajar dan mendidik anak-anak dan remaja. Pemerintah melalui sekolah turut menjalankan perannya di bidang Pendidikan Agama pada umumnya dan Pendidikan Agama Kristen secara khusus karena amanat UU. C. Pembelajaran PAKAda dua model pendekatan pembelajaran, yaitu model pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered) dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik atau peserta didik (student centered)Kedua model pendekatan pembelajaran tersebut di atas adalah pendekatan yang dapat dipelajari oleh guru PAK, khususnya model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered) untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana kita ketahui bahwa kekhasan PAK membuat PAK berbeda dengan mata pelajaran lain, yaitu PAK menjadi sarana atau media dalam membantu peserta didik berjumpa dengan Allah di mana per-temuan itu bersifat personal, sekaligus nampak dalam sikap hidup sehari-hari yang dapat disaksikan serta dapat dirasakan oleh orang lain, baik guru, teman, keluarga, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 15maupun masyarakat. Dengan demikian, pendekatan pembelajaran PAK bersifat student centered (berpusat pada peserta didik), yang memanusiakan manusia, demokratis, menghargai peserta didik sebagai subyek dalam pembelajaran, menghargai keanekaragaman peserta didik, dan memberi tempat bagi peranan Roh Kudus. Dalam proses seperti ini, maka kebutuhan peserta didik merupakan kebutuhan utama yang harus terakomodir dalam proses pembelajaran.Proses Pembelajaran PAK adalah proses di mana peserta didik mengalami pembelajaran melalui aktivitas-aktivitas kreatif yang difasilitasi oleh Guru. Penjabaran kompetensi dalam pembelajaran PAK dirancang sedemikian rupa sehingga proses dan hasil pembelajaran memiliki bentuk-bentuk karya, unjuk kerja, dan perilaku/sikap yang merupakan bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dapat diukur melalui penilaian (assessment) sesuai kriteria pencapaian. Pembelajaran PAK di buku guruUrutan pembahasan di buku guru dimulai dengan pengantar di mana pada bagian pengantar peserta didik diarahkan untuk masuk ke dalam materi pembahasan, kemudian uraian materi, penjelasan bahan Alkitab, kegiatan pembelajaran, dan penilaian atau assessment.1. PengantarPengantar merupakan pintu masuk bagi uraian pembelajaran secara lengkap, bagian pengantar bisa berupa naratif tapi juga aktivitas yang dipadukan dengan materi.2. Uraian MateriPenjelasan bahan pelajaran secara utuh yang disampaikan oleh Guru. Materi yang ada dalam buku Guru lebih lengkap dibandingkan dengan yang ada dalam buku peserta didik. Guru perlu mengetahui lebih banyak mengenai materi yang dibahas sehingga dapat memilih mana materi yang paling penting untuk diberikan pada peserta didik. Guru harus teliti menggabungkan materi yang ada dalam buku peserta didik dengan yang ada dalam buku guru. Hendaknya diingat bahwa yang menjadi target capaian adalah Kompetensi dan bukan materi, jadi guru tidak perlu menjejali peserta didik dengan materi ajar yang terlalu banyak. Jika dilihat model yang ada dalam buku peserta didik, maka nampak jelas proses pembelajaran dan penilaian berlangsung secara bersama-sama. Hal ini menguntungkan guru karena guru tidak harus menunggu selesai proses pembelajaran baru diadakan penilaian, tetapi dalam setiap langkah kegiatan ada penalaran materi dan ada juga penilaian. Sejak bertahun-tahun kita terjebak dalam bentuk penilaian kognitif yang tidak menguntungkan peserta didik terutama melalui model ujian pilihan ganda dan model evaluasi yang kurang membantu peserta didik mencapai transformasi atau 16 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKperubahan perilaku. Karena itu, sudah saatnya guru berubah, dalam pembelajaran ini akan lebih banyak fokus pada diri peserta didik, selalu dimulai dari peserta didik dan berakhir pada peserta didik, demikian pula bentuk penilaian lebih banyak bersifat penilaian diri sendiri sehingga peserta didik dapat melihat apakah ada perubahan dalam hidupnya.3. Penjelasan bahan AlkitabPenjelasan bahan Alkitab diperlukan untuk membantu guru-guru memahami referensi Alkitab yang dipakai. Melalui penjelasan bahan Alkitab guru memperoleh pengetahuan mengenai latar belakang nats Alkitab yang diambil kemudian dapat menarik relevansinya dengan topik yang dibahas. Penjelasan bahan Alkitab hanya untuk guru dan tidak untuk diajarkan pada peserta didik. Semua bahan penjelasan Alkitab dalam buku ini diadaptasi dari situs internet www.sabda.or.id.4. Kegiatan PembelajaranDalam buku guru dibahas langkah-langkah kegiatan pembelajaran peserta didik, untuk kegiatan yang sudah jelas tidak perlu dijelaskan. Penjelasan hanya diberikan pada kegiatan yang membutuhkan perhatian khusus atau jika ada beberapa penekanan penting yang harus diberikan sehingga guru memperhatikannya ketika mengajar. Mengenai langkah-langkah kegiatan, guru juga dapat mengganti urutan langkah-langkah kegiatan jika dirasa perlu tetapi harus dipertimbangkan dengan baik. Ketika menyusun langkah-langkah kegiatan, penulis sudah mempertimbangkan sequence atau urutan pembelajaran secara matang apalagi penilaian berlangsung sepanjang proses pembelajaran dan ada kalanya penilaian dan pembelajaran berjalan bersama-sama dalam satu kegiatan.5. PenilaianPenilaian membahas ketercapaian Kompetensi Dasar melalui sejumlah Indikator. Dalam penjelasan pokok materi pembelajaran, dapat dibaca perubahan cara penilaian yang ada dalam kurikulum 2013, yaitu proses pembelajaran dan penilaian berlangsung secara bersama-sama. Jadi, proses penilaian bukan dilakukan setelah selesai pembelajaran, tetapi sejak pembelajaran dimulai dan bentuk penilaian cukup variatif mengenai skala sikap, penilaian diri, tes tertulis, penilaian produk, proyek, observasi, dan lain-lain. Guru harus berani membuat perubahan dalam bentuk penilaian. Memang, biasanya otoritas akan membuat soal bersama untuk ujian, tetapi praktik ini bertentangan dengan jiwa kurikulum 2013, khususnya kurikulum PAK yang memang terfokus pada perubahan perilaku peserta didik. Pendidikan agama yang mengajarkan nilai-nilai iman barulah Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 17berguna ketika apa yang diajarkan itu membawa transformasi atau perubahan dalam diri anak karena iman baru nyata di dalam perbuatan, sebab iman tanpa pebuatan pada hakikatnya adalah mati (Yakobus 2:26). Untuk itu berbagai bentuk soal seperti pilihan ganda dan soal-soal yang bersifat kognitif tidak banyak membantu peserta didik untuk mengalami transformasi.D. Penilaian PAKPenilaian merupakan suatu kegiatan pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Keputusan tersebut berhubungan dengan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:1. Penilaian SikapPenilaian aspek sikap dilakukan melalui observasu/pengamatan, penilaian diri, dan penilaian antarteman. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.tSikap terhadap materi pelajarantSikap terhadap pendidik/pengajartSikap terhadap proses pembelajarantSikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.18 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKtSikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik yang antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.a. Observasi PerilakuPendidik dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.Buku Catatan Harian Tentang Peserta DidikNama sekolah : ___________________Mata Pelajaran : ___________________Kelas : ___________________Tahun Pelajaran : ___________________Nama Pendidik : ___________________Contoh isi Buku Catatan HarianHari :Tanggal : Nama peserta didik : Kejadian :Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. b. Pertanyaan LangsungApakah kamu setia berdoa dan membaca Alkitab?a. Ya b. Tidak c. Apa alasanmu?Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 19c. Laporan PribadiMelalui laporan pribadi, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap/minat. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangan tentang buah roh dan aspek yang mana dari buah yang dapat dan belum dapat kamu terapkan dalam sikap hidup. Jelaskan alasan, mengapa?d. Penilaian Diri (Self Assessment)Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik dimintauntuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkatpencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kreteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian diri dilakukanberdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.• Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.• Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.• Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.• Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.• Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.• Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.Contoh Format Penilaian Diri:Berdasarkan buah Roh yang tertulis dalam Kitab Galatia 5:22-23, nilailah dirimu sendiri. Apakah kamu telah mengalami pembaharuan hidup sebagai hasil pekerjaan Roh Kudus sebagaimana tertulis dalam Kitab Galatia 5:22-23? Tuliskan secara jujur.20 Buku Guru Kelas XI SMA/SMK2. Penilaian PengetahuanPenilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespons dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:a. Memilih jawaban, yang dibedakan menjadi:1) Pilihan ganda2) Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)3) Menjodohkan4) Sebab-akibatb. Mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:1) Isian atau melengkapi2) Jawaban singkat atau pendek3) UraianDalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut. Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji:tMateri, misalnya kesesuaian soal dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum. tKonstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.tBahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.Contoh Penilaian TertulisMata Pelajaran : Pendidikan Agama KristenKelas/Semester : XI/1Mensuplai jawaban singkat atau pendek:1. Sebutkan maksud yang terkandung dalam teks Alkitab! 2. ..................................Cara Penskoran:Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan/ditetapkan guru. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.3. Penilaian KeterampilanPenilaian keterampilan dilakukan melalui praktik/unjuk kerja produk, proyek, portofolio.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 21a. Penilaian Unjuk Kerja1) Daftar Cek (Check-list)Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.Contoh Format Penilaian Praktik DoaNama peserta didik : ________________Kelas : ________________No.Aspek yang DinilaiBaikTidak Baik1.√√2.3.4.5.2) Skala Penilaian (Rating Scale)Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinu di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Next >