< Previous26Kelas VIII SMP/MTsBuku Guru Pendefinisian 0asalah Defining the Problem) Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan dalam kelompoknya siswa melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstorming dengan cara semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih fokus. Ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat. Fasilitator memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil siswa yang akhirnya diharapkan memiliki gambaran jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Setelah mengetahui tugasnya, setiap siswa mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi, misalnya dari artikel tertulis di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap investigasi, yaitu: (1) agar siswa mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan untuk dipresentasikan di kelas, relevan, dan dapat dipahami. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge) Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri, pada pertemuan berikutnya siswa berdiskusi dalam kelompokn\a *uru dapat membantu untuk mengklarifikasi capaiann\a dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam kelas dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap siswa mengikuti langkah ini maka dilakukan dengan mengikuti petunjuk. 27Kurikulum 2013MATEMATIKA4) Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis MasalahFase-FasePerilaku GuruFase 1Orientasi siswa kepada masalah• Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan.• Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.Fase 2Mengorganisasikan siswa0embantu sisZa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.Fase 3Membimbing penyelidikan individu dan kelompokMendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.Fase 4Mengembangkan dan menyajikan hasil karyaMembantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, Model dan berbagi tugas dengan teman.Fase 5Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalahMengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil kerja. Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting. Guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. Guru juga menjelaskan cara mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai berikut.1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada belajar menyelidiki masalah-masalah penting dan menjadi siswa mandiri.28Kelas VIII SMP/MTsBuku Guru2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“. Sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.3) Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi.4) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerja sama dan sharing antaranggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa. Tiap kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, tetapi pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, serta memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Memamerkannya Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, tetapi bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan, model perZujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, atau sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah memamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan pihak lain yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.29Kurikulum 2013MATEMATIKA Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.5) Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan sistematis dari pekerjaan-pekerjaan siswa yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.(1) Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh siswa itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh siswa itu sendiri dalam belajar. (2) Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya. Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.(1) Penilaian kinerja siswa Pada penilaian kinerja ini, siswa diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar.(2) Penilaian portofolio siswa Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan siswa dapat berupa hasil karya terbaik siswa selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.30Kelas VIII SMP/MTsBuku Guru(3) Penilaian potensi belajar Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar siswa yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan siswa untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.(4) Penilaian usaha kelompok Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan siswa dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.c. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning)1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Projek atau Project Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (projek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya. Model pembelajaran ini menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, siswa terlibat secara langsung dengan berbagai isu dan persoalan kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan persoalan nyata, bersifat interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku mulai dari merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered). Dalam pelaksanaannya, PBL bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal sebelum mengumpulkan data dan informasi dengan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Projek dirancang untuk digunakan sebagai wahana pembelajaran dalam memahami permasalahan yang komplek dan melatih serta mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan insvestigasi dan melakukan kajian untuk menemukan solusi permasalahan. 31Kurikulum 2013MATEMATIKA Pembelajaran Berbasis Projek dirancang dalam rangka: (1) Mendorong dan membiasakan siswa untuk menemukan sendiri (inquiry), melakukan penelitian/pengkajian, menerapkan keterampilan dalam merencanakan (planning skills, berfikir kritis critical thinking), dan penyelesaian masalah (problem-solving skills) dalam menuntaskan suatu kegiatan/projek. (2) Mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu ke dalam berbagai konteks (a variety of contexts) dalam menuntaskan kegiatan/projek yang dikerjakan. (3) Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar menerapkan interpersonal skills dan berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana orang bekerjasama dalam sebuah tim dalam lingkungan kerja atau kehidupan nyata. Mengingat bahwa masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Projek memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Projek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha siswa. Pembelajaran Berbasis Projek memiliki karakteristik berikut ini.a) Siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;b) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa;c) Siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan;d) Siswa secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan;e) Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;I 6isZa secara berkala melakukan reÀeksi atas aktiYitas \ang sudah dijalankan; g) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; danh) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan. Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Projek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi, dan inovasi dari siswa.32Kelas VIII SMP/MTsBuku Guru Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Projek antara lain banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana guru memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang atau tidak menguasai teknologi. Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton. Beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar bebas dan menyenangkan.2) Fakta Empirik Keberhasilan Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Projek dapat dijelaskan sebagai berikut. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Projeka) Meningkatkan motivasi belajar siswa untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. c) Membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.d) Meningkatkan kolaborasi. e) Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.f) Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber. g) Memberikan pengalaman kepada siswa tentang pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi projek, serta membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.h) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.i) Melibatkan para siswa untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.j) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga baik siswa maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.33Kurikulum 2013MATEMATIKA Kelemahan Pembelajaran Berbasis Projeka) Siswa yang memiliki kelemahan dalam penelitian atau percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.b) Kemungkinan adanya siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok.c) Ketika topik yang diberikan kepada tiap-tiap kelompok berbeda, dikhawatirkan siswa tidak bisa memahami topik secara keseluruhan. Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis projek di atas seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi siswa dalam menghadapi masalah, membatasi waktu siswa dalam menyelesaikan projek, meminimalis dan menyediakan peralatan sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, serta menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan siswa merasa nyaman dalam proses pembelajaran. Pembelajaran Berbasis Projek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan reÀeksi 0enurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Projek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang, dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa. Pelajaran berbasis projek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dan antusias tentang materi yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. a. Langkah-Langkah Operasional dan Penilaiannya Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Projek Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Projek dapat dijelaskan sebagai berikut.34Kelas VIII SMP/MTsBuku Guru1Penentuan pertanyaan mendasar6Evaluasi pengalaman2Menyusun perencanaan projek5Menguji hasil3Menyusun jadwal4MonitoringDiagram 1.1 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Projek Penjelasan Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek sebagai berikut.1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question) Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Topik yang diambil sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para siswa.2) Mendesain Perencanaan Projek (Design a Plan for the Project) Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas projek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian projek. 3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan projek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan projek, (2) membuat deadline penyelesaian projek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan projek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.35Kurikulum 2013MATEMATIKA4) Memonitor siswa dan kemajuan projek (Monitor the Students and the Progress of the Project) Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan projek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.5) Menguji Hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan setiap siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, dan membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan siswa melakukan reÀeksi terhadap aktiYitas dan hasil projek \ang sudah dijalankan 3roses reÀeksi dilakukan baik secara indiYidu maupun kelompok Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan projek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.b. Penilaian Pembelajaran Berbasis Projek Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Projek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis projek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Projek dapat menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian projek atau penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.Next >