< PreviousKelas XI SMA/SMK Kurikulum“1344 5. PratyaharaPratyahara adalah penguasaan panca indria oleh pikiran sehingga apapun yang diterima panca indria melalui syaraf ke otak tidak mempengaruhi pikiran. Panca indria adalah: pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah dan rasa kulit. Pada umumnya indria menimbulkan nafsu kenikmatan setelah mempengaruhi pikiran. Yoga bertujuan memutuskan mata rantai olah pikiran dari rangsangan syaraf ke keinginan (nafsu), sehingga Citta menjadi murni dan bebas dari goncangan-goncangan. Jadi, Yoga tidak bertujuan mematikan kemampuan indria. Untuk jelasnya mari kita kutip pernyatan dari Maharsi Patanjali sebagai berikut: “Swa Viyasa AsampraYoga, Cittayasa Svarupa Anukara, Iva Indrayanam Pratyaharah, tatah Parana Vasyata Indriyanam”.Terjemahannya:Pratyahara terdiri dari pelepasan alat-alat indria dan nafsunya masing-masing, serta menyesuaikan alat-alat indria dengan bentuk Citta (budi) yang murni. Makna yang lebih luas sebagai berikut: Pratyahara hendaknya dimohonkan kepada Sang Hyang Widhi dengan konsentrasi yang penuh agar mata rantai olah pikiran ke nafsu terputus.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti45a. DharanaDharana artinya mengendalikan pikiran agar terpusat pada suatu objek konsentrasi. Objek itu dapat berada dalam tubuh kita sendiri, misalnya “selaning lelata” (sela-sela alis) yang dalam keyakinan Sivaism disebut sebagai “Trinetra” atau mata ketiga Siwa. Dapat pula pada “tungtunging panon” atau ujung (puncak) hidung sebagai objek pandang terdekat dari mata. Para Sulinggih (Pendeta) di Bali banyak yang menggunakan ubun-ubun (sahasrara) sebagai objek karena di saat “ngili atma” di ubun-ubun dibayangkan adanya padma berdaun seribu dengan mahkotanya berupa atman yang bersinar “spatika” yaitu berkilau bagaikan mutiara. Objek lain di luar tubuh manusia misalnya bintang, bulan, matahari, dan gunung. Penggunaan bintang sebagai objek akan membantu para yogi menguatkan pendirian dan keyakinan pada ajaran Dharma, jika bulan yang digunakan membawa ke arah kedamaian batin, matahari untuk kekuatan fisik, dan gunung untuk kesejahteraan. Objek di luar badan yang lain misalnya patung dan gambar dari dewa-dewi, guru spiritual. yang bermanfaat bagi terserapnya vibrasi kesucian dari objek yang ditokohkan itu. Kemampuan pengikut Yoga melaksanakan Dharana dengan baik dapat memudahkan yang bersangkutan mencapai Dhyana dan Samadhi.b. DhyanaDhyana adalah suatu keadaan di mana arus pikiran tertuju tanpa putus-putus pada objek yang disebutkan dalam Dharana itu, tanpa tergoyahkan oleh objek atau gangguan atau godaan lain baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Gangguan atau godaan yang nyata dirasakan oleh Panca Indria baik melalui Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“1346pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah maupun rasa kulit. Gangguan atau godaan yang tidak nyata adalah dari pikiran sendiri yang menyimpang dari sasaran objek Dharana. Tujuan Dhyana adalah aliran pikiran yang terus menerus kepada Sang Hyang Widhi melalui objek Dharana, lebih jelasnya Yogasutra Maharsi Patanjali menyatakan: “Tantra Pradyaya Ekatana Dhyanam” terjemahannya; Arus buddhi (pikiran) yang tiada putus-putusnya menuju tujuan (Sang Hyang Widhi). Kaitan antara Pranayama, Pratyahara dan Dhyana sangat kuat, dinyatakan oleh Maharsi Yajanawalkya sebagai berikut: ”Pranayamair Dahed Dosan, Dharanbhisca Kilbisan, Pratyaharasca Sansargan, Dhyanena Asnan Gunan”: Artinya: Dengan Pranayama terbuanglah kotoran badan dan kotoran buddhi, dengan Pratyahara terbuanglah kotoran ikatan (pada objek keduniawian), dan dengan Dhyana dihilangkanlah segala apa (hambatan) yang berada di antara manusia dan Sang Hyang Widhi.c. SamadhiSamadhi adalah tingkatan tertinggi dari Astangga Yoga, yang dibagi dalam dua keadaan yaitu:a. Samprajnatta Samadhi atau Sabija Samadhi, adalah keadaan di mana yogi masih mempunyai kesadaran.b. Asamprajnata-Samadhi atau Nirbija-Samadhi, adalah keadaan di mana yogi sudah tidak sadar dengan diri dan lingkungannya, karena batinnya penuh diresapi oleh kebahagiaan tiada tara, diresapi oleh cinta kasih Sang Hyang Widhi. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti47Baik dalam keadaan Sabija-Samadhi maupun Nirbija-Samadhi, seorang yogi merasa sangat berbahagia, sangat puas, tidak cemas, tidak merasa memiliki apapun, tidak mempunyai keinginan, pikiran yang tidak tercela, bebas dari “Catur Kalpana” (yaitu: tahu, diketahui, mengetahui, Pengetahuan), tidak lalai, tidak ada ke-”aku”-an, tenang, tentram dan damai. Samadhi adalah pintu gerbang menuju Moksha, karena unsur-unsur Moksha sudah dirasakan oleh seorang yogi. Samadhi yang dapat dipertahankan terus-menerus keberadaannya, akan sangat memudahkan pencapaian Moksha. ”Yada Pancavatisthante, Jnanani Manasa Saha, Buddhis Ca Na Vicestati, tam Ahuh Paramam Gatim”Terjemahannya:Bilamana Panca Indria dan pikiran berhenti dari kegiatannya dan buddhi sendiri kokoh dalam kesucian, inilah keadaan manusia yang tertinggi (Katha Upanisad II.3.1).Demikian Yoga Asanas sudah dan semestinya dilaksanakan oleh umat sedharma dengan demikian Moksha dan jagadhita yang dicita-citakan dapat terwujud sebagaimana mestinya. Selanjutnya ada baiknya kita memahami Sang Hyang Widhi (Tuhan) dalam Ajaran Yogãsana untuk mewujudkan kesejahteraan Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“1348dan kebahagiaan hidup dalam kehidupan ini. Bagaimana semuanya itu? Sebelumnya selesaikanlah uji kompetensi berikut dengan baik!Uji Kompetensi:1. Dalam ajaran Yoga tahapan-tahapan apa sajakah yang harus ditempuh?2. Bagaimana hubungan etika Yoga dengan Yama dan Nyama bratha? Jelaskanlah!3. Apa sajakah yang menentukan keadaan pikiran dalam berYoga? Sebutkan!4. Bagaimana sebaiknya beretika dalam pelaksanaan Yoga? Buatlah narasinya! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Anda di rumah.5. Coba praktikkan sikap tubuh (Asana) yang baik dalam Yoga!6. Bagaimana cara untuk mengendalikan diri baik itu dari unsur jasmani maupun rohani?7. Bila seseorang melaksanakan Yoga tanpa mengikuti tahapan-tahapannya, apakah yang akan terjadi? Buatlah narasinya 1-3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman-12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Kamu di rumah!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti49E. Sang Hyang Widhi (Tuhan) dalam Ajaran YogãsanasPerenungan:Yo báótaᒡ ca bhavyaᒡ ca sarvaᒡ yaᒱ c¢dhitiᒲhati, svar yasya ca kevalaᒡ tasmai jyeᒲth¢ya brahmaᒤe namaá.Terjemahannya:’Tuhan Yang Maha Esa ada di mana-mana, baik di masa lampau, di masa kini maupun di masa datang. Dia berbahagia sepenuhya. Kami menghaturkan persembahan (korban) kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung (Mahkluk Agung itu) (Atharvaveda X.7.35).Memahami Teks:Patanjali menerima eksistensi Sang Hyang Widhi (Isvara) di mana Sang Hyang Widhi menurutnya adalah The Perfect Supreme Being, bersifat abadi, meliputi segalanya, Maha Kuasa, Maha Tahu, dan Maha Ada. Sang Hyang Widhi adalah purusa yang khusus yang tidak dipengaruhi oleh kebodohan, egoisme, nafsu, kebencian dan takut akan kematian. Ia bebas dari Karma, Karmaphala dan impresi-impresi yang bersifat laten. Patanjali beranggapan bahwa individu-individu memiliki esensi yang sama dengan Sang Hyang Widhi, akan tetapi oleh karena ia dibatasi oleh sesuatu yang Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“1350dihasilkan oleh keterikatan dan karma, maka ia berpisah dengan kesadarannya tentang Sang Hyang Widhi dan menjadi korban dari dunia material ini.Tujuan dan aspirasi manusia bukanlah bersatu dengan Sang Hyang Widhi, tetapi pemisahan yang tegas antara Purusa dan Prakrti (Sarasamuccaya, hal 371). Hanya satu Tuhan (Sang Hyang Widhi). Menurut Vijnanabhisu: “dari semua jenis kesadaran meditasi, bermeditasi kepada kepribadian Sang Hyang Widhi adalah meditasi yang tertinggi. (Sarasamuccaya, 372) Ada bebagai obyek yang dijadikan sebagai pemusatan meditasi yaitu bermeditasi pada sesuatu yang ada di luar diri kita, bermeditasi kepada suatu tempat yang ada pada tubuh kita sendiri dan yang tertinggi adalah bermeditasi yang di pusatkan kepada Sang Hyang Widhi.Kebodohan menyatakan bahwa ada dualisme dari satu realitas yang disebut Sang Hyang Widhi (Tuhan). Ketika kebodohan dihilangkan oleh pengetahuan, maka dualisme hilang dan kesatuan penuh akan dicapai. Ketika seseorang mengatasi kebodohan, maka dualisme hilang, ia menyatu dengan The Perfect Single Being tetapi kesempurnaan The Single Being itu selalu ada dan tetap tersisa sebagai sesuatu yang sempurna dan satu. Tak ada perubahan dalam lautan, seberapa banyakpun sungai-sungai yang mengalirkan airnya dan bermuara padanya. Ketidakberubahan adalah keadaan dasar dari kesempurnaan. Bagaimana kita dapat memperaktikkan sikap-sikap ajaran Yogãsanas untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dalam kehidupan ini? Sebelumnya selesaikanlah uji kompetensi berikut dengan baik!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti51Uji Kompetensi:1. Bagaimana pandangan ajaran Yoga terhadap Tuhan?1. Bagaimana keberadaan Tuhan itu sendiri dalam ajaran Yoga? Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Kamu di rumah.2. Dalam ajaran Yoga, apakah yang dimaksudkan Tuhan itu?Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“1352F. Mempraktikkan Sikap-sikap Yogãsana Perenungan:Yo marayati pranayati, yasmat prananti bhuvanani visva.Terjemahannya:’Sang Hyang Widhiwasa menghidupkan dan menghancurkan. Dia adalah sumber penghidupan seluruh alam semesta’ (Atharvaveda XIII. 3.3) Memahami Teks:Walaupun Yoga diklasifikasikan ke dalam empat disiplin yang berbeda, tidak ada satupun yang bersifat istimewa, superior atau lebih rendah dari yang lain. semuanya sama pentingnya dan disebutkan dalam Kitab Hindu. Kecocokan disiplin tertentu bergantung dari mental, intelek dan dimensi emosional dan hubungannya dengan karma dari pribadi seseorang.Ketika kata Yoga digunakan di Negara Barat, secara umum ini berarti Hatha Yoga, yang merupakan latihan fisik dalam sistem Hindu Kuno dan teknik pernafasan yang dirancang untuk menjaga tubuh yang sehat. Kitab Hindu menggunakan kata Yoga sebagai kata sinonim dari sadhana, yang berarti spiritual disiplin. Terdapat empat disiplin yang utama dalam Yoga, Karma Yoga, Bhakti Yoga, Jnana Yoga, dan Raja Yoga.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti53Berikut ini dapat disajikan beberapa praktik Yoga Asanas yang patut dilaksanakan:1. Nama gerakan Yoga: Utrãsana Gambar 1.6 Utrãsana Sumber: herintalk.com (08-01-2016)Manfaat dari gerakan Yoga Utrãsana: Utrãsana bermanfaat untuk: menjaga kelenturan atau flexibility dari tulang punggung (spine), meningkatkan sirkulasi darah ke daerah kepala, dan untuk menyelaraskan sistem pencernaan dan metabolisme dalam tubuh.2. Nama Gerakan Yoga: Druta Halãsana Manfaat dari gerakan Yoga Druta Halãsana: Druta Halãsana bermanfaat untuk meregangkan (stretches) dan merangsang otot-otot punggung, persendian tulang belakang (spinal joints) dan syaraf-syaraf tulang punggung. Asanas ini juga dapat, meningkatkan aliran darah ke leher, mengaktifkan kelenjar thyroid dan untuk tetap menjaga flexibility dari tulang punggung.Next >