< PreviousKelas XI SMA/SMK Kurikulum“1374Uji Kompetensi:1. Makna apa yang dapat dipetik dari pelaksanaan Yajña dalam cerita Mahabarata?2. Coba ceritakan kembali sekilas tentang pelaksanaan Yajña dalam cerita Mahabharata!3. Rangkumlah cerita tersebut di atas dan berikanlah komentar-mu bagaimana mempersembahkan yajña agar berhasil! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Anda di rumah.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti75C. Syarat-syarat dan Aturan dalam Pelaksanaan Yajña Perenungan:Soma r¢randhi no hᒮdhi g¢vo na yavaseᒲv ¢,marya iva sva okye.Terjemahannya:Tuhan Yang Maha Pengasih, semoga Engkau berkenan bersthana pada hati nurani kami (tubuh kami sebagai pura), seperti halnya anak-anak sapi yang merumput di padang subur, seperti pula seorang gadis di rumahnya sendiri’ (Rg Veda I. 91. 13).Memahami Teks:Melaksanakan Yajña bagi umat Hindu adalah wajib hukumnya. Segala sesuatu yang dilaksanakannya tanpa dilAndasi oleh Yajña adalah sia-sia. Bagaimana agar semua yang kita laksanakan ini dapat bermanfaat dan bekualitas, kitab Bhagawadgita menyebutkan sebagai berikut:Aphalàkàòkᒲibhir yajòo vidhi-dᒮᒲþo ya ijyate, yaᒲþavyam eveti manaá samàdhàya sa sàttvikaá Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“1376Terjemahannya:Yajña menurut petunjuk kitab-kitab suci, yang dilakukan oleh orang tanpa mengharap pahala dan percaya sepenuhnya bahwa upacara ini sebagai tugas kewajiban, adalah sattvika (BG. XVII.11).Abhisandh¢ya tu phalaᒡ danbh¢rtham api çaiva yat,ijyate bharata-ᒱrestha taᒡ viddhi r¢jasam.Terjemahannya:Tetapi persembahan yang dilakukan dengan mengharap balasan, dan semata-mata untuk kemegahan belaka, ketahuilah, wahai Arjuna, Yajña itu adalah bersifat rajas (BG. XVII.12).Vidhi-hinam asᒮᒲt¢nnaᒡ mantra-hìnam adakᒲiᒤam,ᒱraddh¢-virahitaᒡ yajñaᒡ t¢masaᒡ paricakᒲate.Terjemahannya:Dikatakan bahwa, Yajña yang dilakukan tanpa aturan (bertentangan), di mana makanan tidak dihidangkan, tanpa mantra dan sedekah serta tanpa keyakinan dinamakan tamas (BG. XVII.13).Agar pelaksanaan Yajña lebih efisien, maka syarat pelaksanaan Yajña perlu mendapat perhatian, yaitu:Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti77a. Sastra, Yajña harus berdasarkan Veda:b. Sraddha, Yajña harus dengan keyakinan:c. Lascarya, keikhlasan menjadi dasar utama Yajña:d. Daksina, memberikan dana kepada pandita:e. Mantra, puja, dan gita, wajib ada pandita atau pinandita:f. Nasmuta atau tidak untuk pamer, jangan sampai melaksanakan Yajña hanya untuk menunjukkan kesuksesan dan kekayaan: dang. Anna Sevanam, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cara mengundang untuk makan bersama.Menurut Bhagavadaita XVII. 11, 12, dan 13 menyebutkan ada tiga kualitas Yajña itu, yakni:a. Satwika Yajña:Satwika Yajña adalah kebalikan dari Tamasika Yajña dan Rajasana Yajña bila didasarkan penjelasan Bhagawara Gita tersebut di atas. Satwika Yajña adalah Yajña yang dilaksanakan sudah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Syarat-syarat yang dimaksud, antara lain:1. Yajña harus berdasarkan sastra. Tidak boleh melaksanakan Yajña sembarangan, apalagi di dasarkan pada keinginan diri sendiri karena mempunyai uang banyak. Yajña harus melalui perhitungan hari baik dan buruk, Yajña harus berdasarkan sastra dan tradisi yang hidup dan berkembang di masyarakat.Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13782. Yajña harus didasarkan keikhlasan. Jangan sampai melaksanakan Yajña ragu-ragu. Berusaha berhemat pun dilarang di dalam melaksanakan Yajña. Hal ini mengingat arti Yajña itu adalah pengorbanan suci yang tulus ikhlas. Sang Yajamana atau penyelenggara Yajña tidak boleh kikir dan mengambil keuntungan dari kegiatan Yajña. Apabila dilakukan, maka kualitasnya bukan lagi sattwika namanya.3. Yajña harus menghadirkan Sulinggih yang disesuaikan dengan besar kecilnya Yajña. Kalau Yajñanya besar, maka sebaiknya menghadirkan seorang Sulinggih Dwijati atau Pandita. Tetapi kalau Yajñanya kecil, cukup dipuput oleh seorang Pemangku atau Pinandita saja.4. Dalam setiap upacara Yajña, Sang Yajamana harus mengeluarkan daksina. Daksina adalah dana uang kepada Sulinggih atau Pinandita yang muput Yajña. Jangan sampai tidak melakukan itu, karena daksina adalah bentuk dari Rsi Yajña dalam Panca Yajña.5. Yajña juga sebaiknya menghadirkan suara genta, gong atau mungkin Dharmagita. Hal ini juga disesuaikan dengan besar kecilnya Yajña. Apabila biaya untuk melaksanakan Yajña tidak besar, maka suara gong atau Dharmagita boleh ditiadakan.Gambar 2.6 Persembahan CanangSumber: Dok. Pribadi (3-4-2015)Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti79b. Rajasika Yajña:Yajña yang dilakukan dengan penuh harapan akan hasilnya dan dilakukan untuk pamer saja. Rajasika Yajña adalah kualitas Yajña yang relatif lebih rendah. Walaupun semua persyaratan dalam sattwika Yajña sudah terpenuhi, namun apabila Sang Yajamana atau yang menyelenggarakan Yajña ada niat untuk memperlihatkan kekayaan dan kesuksesannya, maka nilai Yajña itu menjadi rendah. Dalam Siwa Purana dijelaskan bahwa seorang Dewa Kuwera, Dewa Siwa untuk menghadiri dan memberkahi Yajña yang akan dilaksanakannya. Dewa Siwa mengetahui bahwa tujuan utama mengundang-Nya hanyalah untuk memamerkan jumlah kekayaan, kesetiaan rakyat, dan kekuasaannya.Mengerti akan niat tersebut, raja pun mengundang Dewa Siwa, maka pada hari yang telah ditentukan, Dewa Siwa tidak mau datang, tetapi mengirim putranya yang bernama Dewa Gana untuk mewakili-Nya menghadiri undangan Raja itu. Dengan diiringi banyak prajurit, berangkatlah Dewa Gana ke tempat upacara. Upacaranya sangat mewah, semua raja tetangga diundang, seluruh rakyat ikut memberikan dukungan.Dewa Gana diajak berkeliling istana oleh raja sambil menunjukkan kekayaannya berupa emas, perak, dan berlian yang jumlahnya bergudang-gudang. Dengan bangga, raja menyampaikan jumlah emas dan berliannya. Sementara rakyat dari kerajaan ini masih hidup miskin karena kurang diperhatikan oleh raja dan pajaknya selalu dipungut oleh Raja.Mengetahui hal tersebut, Dewa Gana ingin memberikan pelajaran kepada Sang Raja. Ketika sampai pada acara menikmati suguhan makanan dan minuman, Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“1380maka Dewa Gana menghabiskan seluruh makanan yang ada. Bukan itu saja, seluruh perabotan berupa piring emas dan lain sebagainya semua dihabiskan oleh Dewa Gana. Raja menjadi sangat bingung sementara Dewa Gana terus meminta makan. Apabila tidak diberikan, Dewa Gana mengancam akan memakan semua kekayaan dari Sang Raja. Khawatir kekayaannya habis dimakan Dawa Gana, lalu Raja ini kembali menghadap Dewa Siwa dan mohon ampun. Lalu diberikan petunjuk dan nasihat agar tidak sombong karena kekayaan dan membagikan seluruh kekayaan itu kepada seluruh rakyat secara adil. Kalau menyanggupi, barulah Dewa Gana menghentikan aksinya minta makan terus kepada Raja. Dengan terpaksa Raja yang sombong ini menuruti nasihat Dewa Siwa yang menyebabkan kembali baiknya Dewa Gana. Pesan moral yang disampaikan cerita ini adalah, janganlah melaksanakan Yajña berdasarkan niat untuk memamerkan kekayaan. Selain membuat para undangan kurang nyaman, juga nilai kualitas Yajña tersebut menjadi lebih rendah.c. Tamasika Yajña:Yajña yang dilakukan tanpa mengindahkan petunjuk-petunjuk sastranya, tanpa mantra, tanpa ada kidung suci, tanpa ada daksina, tanpa didasari oleh kepercayaan. Tamasika Yajña adalah Yajña yang dilaksanakan dengan motivasi agar mendapatkan untung.Kegiatan semacam ini sering dilakukan sehingga dibuat Panitia Yajña dan diajukan proposal untuk melaksanakan upacara Yajña dengan biaya yang sangat tinggi. Akhirnya Yajña jadi berantakan karena Panitia banyak mencari untung. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti81Bahkan setelah Yajña dilaksanakan, masyarakat mempunyai hutang di sana-sini. Yajña semacam ini sebaiknya jangan dilakukan karena sangat tidak mendidik. Bagaimana pelaksanaan Yajña menurut Kitab Mahabharata dalam usaha mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dalam kehidupan ini? Sebelumnya kerjakanlah soal-soal uji kompetensi berikut dengan baik!Uji Kompetensi:1. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat yang wajib dipedomani dalam melaksanakan Yajña! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Anda di rumah.2. Sebutkan tiga kualitas Yajña yang Anda ketahui! 3. Diantara kualitas yajna yang ada yang manakah sudah dilaksanakan oleh masyarakat lingkungan sekitar Anda? Jelaskanlah!4. Amatilah lingkungan sekitar Anda, kualitas yajna yang manakah yang paling sering dilaksanakan? Diskusikanlah dengan orag tua Anda, kemudian buatlah laporannya masing-masing!Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“1382D. Mempraktikan Yajña Menurut Kitab Mahabharata dalam Kehidupan Perenungan:Ya indra sasty-avrato anuᒲv¢pam-adevayuá, svaiá sa evair mumurat poᒲyam rayiᒡ sanutar dhei taᒡ tataá. Terjemahannya:Tuhan Yang Maha Yang Maha Esa, orang yang tidak beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah lamban dan mengantuk, mati oleh perbuatannya sendiri. Berikanlah semua kekayaan yang dikumpulkan oleh orang semacam itu, kepada orang lain’ (Rg Veda VIII. 97. 3).Memahami Teks:Beryajña bagi umat Hindu adalah wajib hukumnya walau bagaimana dan dimanapun mereka berada. Sesuatu yang dilaksanakannya dengan dilandasi oleh Yajña adalah utama. Bagaimana agar semua yang kita laksanakan ini dapat bermanfaat dan bekualitas-utama, mendekatlah kepada-Nya dengan tali kasih karena sesungguhnya Gambar 2.7 Mempersiapkan Upakara YajnaSumber: Dok. Pribadi (3-4-2014)Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti83Tuhan adalah Maha pengasih. Kitab Bhagawadgita menjelaskan sebagai berikut:’Ye tu dharmy¢mᒮtam idaᒡ yathoktaᒡ paryup¢sate,sraddadh¢n¢ mat-param¢ bhakt¢s te ’tiva me priy¢á’Terjemahannya:Sesungguhnya ia yang melaksanakan ajaran dharma yang telah diturunkan dengan penuh keyakinan, dan menjadikan Aku sebagai tujuan, penganut inilah yang paling Ku-kasihi, karena mereka sangat kasih pada-Ku (Bhagawadgita XII. 20).Kasih-sayang adalah sikap yang utama bagi yang melaksanakan. Dengan membiasakan hidup selalu bersahabat sesama mahkluk, terbebas dari keakuan dan keangkuhan, sama dalam suka dan duka serta pemberi maaf. Orang-orang terkasih selalu puas dan mantap dalam mengendalikan diri, berkeyakinan yang teguh, terbebas dari kesenangan, kemarahan, dan kebingungan. Dia yang tidak mengharapkan apapun, murni dan giat, tidak terusik dan ia yang tidak memiliki pamrih apapun. Demikian juga orang-orang terkasih adalah mereka yang terbebas dari pujian dan makian, pendiam dan puas dengan apapun yang dialaminya. Persembahan apapun yang dilaksanakan oleh seseorang kepada-Nya dapat diterima, karena beliau bersifat mahakasih.Next >