< Previous 210 Bahan : (1) Formalin 2-5% Cara kerja : (1) Ambil sampel plankton yang akan diamati dengan menggunakan plankton net (2) Gunakan ember volume 10 liter untuk mengambil sampel air, banyaknya pengambilan tergantung dari kekeruhan air, bila air keruh lakukan 2-3 kali pengambilan dengan ember penuh, jika perairan relative bening lakukan 5-10 kali pengambilan sampel (3) Tuangkan air dalam ember ke dalam plankton net yang telah dipasang flakon (botol sampel) catat volume flakon terlebih dahulu. (4) Setelah dilakukan penyaringan dengan plankton net pindahkan sampel ke dalam botol koleksi, tambahkan 2-4 tetes formalin 4% (5) Pengamatan kelimpahan plankton menggunakan sr dengan cara mengocok botol sampel terlebih dahulu (6) Teteskan sampel ke dalam ruang sr hingga terisi penuh, lalu tutup dengan cover (7) Dalam sekali pengamatan sr berisi 1 ml, lakukan identifikasi minimal 3 kali pengamatan tergantung dari volume flakon yang diamati (8) Catat jenis dan jumlah plankton setiap individu yang ditemukan Perhitungan : Kelimpahan plankton dihitung berdasarkan rumus Effendi (1997), dengan rumus : 211 Keterangan: N: kelimpahan plankton (individu/l) A: volume contoh air yang disaring (misal = 50 l) B : volume contoh air yang tersaring ( misal = 10 ml) C : volume contoh air pada Sedgewick rafter (1 ml) n : jumlah plankton tercacah b) Keanekaragaman plankton Keanekaragaman plankton dapat menggambarkan biodiversitas atau kekeayaan dari suatu perairan. selain itu dapat juga menjadi indikator pencemaran bagi perairan tersebut. pengamatan keanekaragaman sama dengan pengamatan kelimpahan plankton hanya rumusnya yang membedakan!. Pengukuran keanekaragaman plankton adalah sebagai berikut : Alat : (1) Plankton net (2) Ember vol 10 l (3) Botol sampel (4) Sedgwick rafter (SR) (5) Hand counter (6) Pipet tetes (7) Mikroskop (8) Literature (buku identifikasi) Bahan : (1) Formalin 2-5% Cara kerja : (1) Ambil sampel plankton yang akan diamati dengan menggunakan plankton net 212 (2) Gunakan ember volume 10 liter untuk mengambil sampel air, banyaknya pengambilan tergantung dari kekeruhan air, bila air keruh lakukan 2-3 kali pengambilan dengan ember penuh, jika perairan relative bening lakukan 5-10 kali pengambilan sampel (3) Tuangkan air dalam ember ke dalam plankton net yang telah dipasang flakon (botol sampel) catat volume flakon terlebih dahulu. (4) Setelah dilakukan penyaringan dengan plankton net pindahkan sampel ke dalam botol koleksi, tambahkan 2-4 tetes formalin 4% (5) Pengamatan kelimpahan plankton menggunakan sr dengan cara mengocok botol sampel terlebih dahulu (6) Teteskan sampel ke dalam ruang sr hingga terisi penuh, lalu tutup dengan cover (7) Dalam sekali pengamatan sr berisi 1 ml, lakukan identifikasi minimal 3 kali pengamatan tergantung dari volume flakon yang diamati (8) Catat jenis dan jumlah plankton setiap individu yang ditemukan Perhitungan : Indeks Keanekaragaman Shannon (H’). Famili dan spesies plankton yang dominan dinyatakan dalam rumus (Southwood 1989 dalam Subandiyo, 1992): H’ = - ΣPi log Pi dimana Pi = n/N Keterangan: n : jumlah individu pada i spesies N: jumlah total individu 213 Tabel 21. Nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh dapat mengindikasikan H’ Keanekaragaman Tingkat Pencemaran H’ > 3 Tingkat keanekaragaman tinggi Tidak tercemar H’ = 1 - 3 Tingkat keanekaragaman sedang Tercemar ringan H’ < 1 Tingkat keanekaragaman rendah Tercemar berat c) Indeks dominasi plankton Nilai indeks dominasi plankton dapat menunjukkan dominasi jenis plankton yang ada dalam perairan tertentu. nilai indeks dominasi berkisar 0 – 1, semakin tinggi nilai indeks dominasi menunjukkan dalam suatu perairan tersebut didominasi oleh satu atau dua jenis plankton saja maka dapat pula menggambarkan keanekaragaman yang sempit dalam perairan teesebut. pengamatan dominasi plankton sama dengan pengamatan kalimpahan plankton, yang membedakan hanya pada perhitungan dari data yang telah diperoleh. Pengukuran dominasi plankton adalah sebagai berikut : Alat : (1) Plankton net (2) Ember vol 10 l (3) Botol sampel (4) Sedgwick rafter (SR) (5) Hand counter (6) Pipet tetes (7) Mikroskop (8) Literature (buku identifikasi) Bahan : (1) Formalin 2-5% 214 Cara kerja : (1) Ambil sampel plankton yang akan diamati dengan menggunakan plankton net (2) Gunakan ember volume 10 liter untuk mengambil sampel air, banyaknya pengambilan tergantung dari kekeruhan air, bila air keruh lakukan 2-3 kali pengambilan dengan ember penuh, jika perairan relative bening lakukan 5-10 kali pengambilan sampel (3) Tuangkan air dalam ember ke dalam plankton net yang telah dipasang flakon (botol sampel) catat volume flakon terlebih dahulu. (4) Setelah dilakukan penyaringan dengan plankton net pindahkan sampel ke dalam botol koleksi, tambahkan 2-4 tetes formalin 4% (5) Pengamatan kelimpahan plankton menggunakan sr dengan cara mengocok botol sampel terlebih dahulu (6) Teteskan sampel ke dalam ruang sr hingga terisi penuh, lalu tutup dengan cover (7) Dalam sekali pengamatan sr berisi 1 ml, lakukan identifikasi minimal 3 kali pengamatan tergantung dari volume flakon yang diamati (8) Catat jenis dan jumlah plankton setiap individu yang ditemukan Perhitungan : Dominasi jenis ditentukan dengan menggunakan indeks dominasi Simpson (Barus 2001), dengan persamaan: ∑( ) Keterangan: C = indeks dominansi simpson ni = Jumlah individu spesies ke-i N = Jumlah total individu 215 2) Bentos Bentos merupakan organisme perairan yang hidup di dasar perairan. pengamatan parameter biologi untuk bentos umunya hanya terbatas pada makrobentos. Pengambilan sampel organisme bentik dapat dilakukan dengan cara sederhana terutama untuk daerah litoral yang dangkal (tepian). Beberapa larva arthropoda dapat diambil dengan menggunakan jala surber, sedangkan untuk beberapa jenis molusca karena memiliki ukuran yang besar dapat dilakukan tanpa bantuan alat khusus. Pengambilan makrobentos di daerah tepi danau atau waduk dilakukan dengan metode transek garis, yaitu dengan menarik garis sejajar dengan garis tepian perairan. Pengamatan dilakukan pada daerah 1 meter di kanan dan kiri garis sepanjang transek. Larva arthropoda diambil dengan cara menyaring substrat dasar dengan menggunakan jala surber (saringan tepung) dan diidentifikasi. Pengambilan sampel bentos dapat menggunakan eickman grab jika sampel diambil pada perairan yang berlumpur atau tergenang, penggunaan eickman grab dilakukan untuk mengetahui sampel sesaat. atau dapat pula menggunakan jala surber pada sampel yang diambil pada perairan yang mengalir. a) Pengamatan bentos pada perairan yang tergenang Alat : (1) Eickman grab (2) Botol sampel (3) Ayakan (4) Baskom (5) Buku identifikasi 216 Bahan : (9) Alcohol 70 % atau formalin 4 % Cara Kerja : Pengambilan Sampel Menggunakan Eickman Grab (1) Kedua belahan pengeruk Eickman Grab di buka hingga terbuka lebar dan kaitkan kawat penahannya pada tempat kaitan yang terdapat pada bagian atas alat tersebut. (2) Pengeruk di masukkan secara vertikal dan perlahan-lahan ke dalam air hingga menyentuh dasar perairan. (3) Kemudian jatuhkan logam pembeban sepanjang tali pemegangnya sehingga kedua belahan Eickman Crab tertutup, dan lumpur serta hewan yang terdapat di dasar perairan akan terhimpun dalam kerukan. (4) Eickman di tarik perlahan-lahan ke atas dan isinya ditumpahkan ke dalam baskom yang sudah disediakan. (5) Sampah-sampah dari kerukan tersebut dibuang kemudian hewan bentos diseleksi dengan cermat dan memasukkan ke dalam botol sampel yang berisi alkohol 70% (6) Pengambilan sampel dilakukan sekali lagi pada tempat yang berbeda Pengambilan Sampel Menggunakan Ayakan (1) Pengambilan bentos dilakukan dengan ayakan. (2) Ayakan dimasukkan sampai ke dalam dasar perairan. (3) Angkat ayakan dan lumpur dipisahkan dengan bentos kemudian masukkan bentos ke dalam botol. (4) Pengambilan sampel dilakukan sekali lagi pada tempat yang berbeda (5) Beri label pada masing-masing botol sampel dan diberikan alkohol 70%. 217 Cara kerja di Laboratorium (1) Ambillah sampel yang sudah diawetkan. Tumpahkan ke dalam wadah yang telah disediakan dan secara acak diambil satu per satu dengan pinset dan diletakkan pada wadah yang lain sambil diurutkan. (2) Sampel yang diurutkan dibandingkan mulai dari angka A, B, C, D dan seterusnya, kemudian dilihat apakah sejenis atau tidak. (3) Pengamatan dilakukan diatas meja. Jenis yang dianggap sama diberi kode yang sama dan ini berarti tergolong se”Run”. Hal ini dilakukan tidak peduli jenis apapun, asal serangkaian sampel tadi dianggap sama. (4) Lakukan pengamatan sampai semua sampel habis, catat semua data dalam buku kerja, kemudian dilakukan perhitungan indeks keanekaragaman bentos. Pengamatan bentos pada perairan yang mengalir Alat : (1) Jala surber (2) Baskom/ wadah sampel (3) Mikroskop (4) Lup (5) Buku identifikasi Bahan : (1) Alcohol 96% Cara kerja : b) Pengambilan Sampel Benthos (1) Memegang tiang jala dengan arah melawan arus 218 (2) Mengaduk dasar perairan dengan dua kaki secara bersama-sama untuk melepas organisme dari dasar perairan sehingga organisme akan masuk ke dalam jala. (3) Memeriksa di dalam jala, kalau ada batu dan ranting maka mencuci batu dan ranting di dalam jala. (4) Mencuci organisme dengan air dan mengumpulkannya pada salah satu sudut jala dengan terus menyiram air untuk memudahkan pengambilan sampel dari dalam jalah (5) Membalik jala kearah luar untuk memindahkan sampel ke dalam wadah sampel. melakukan pengawetan dengan alkohol 96% c) Pengamatan Benthos di Laboratorium Pengatan benthos di laboratorium, untuk benthos yang berukuran kecil dapat diamati secara langsung dengan bantuan mikroskop okuler, dan bentuk serta jenis benthos yang diamati dapat dicocokkan dengan buku Identifikasi benthos untuk menjari jenis filum atau spesies benthos yang diamati. Lakukan pengamatan sampai semua sampel habis, catat semua data dalam buku kerja, kemudian dilakukan perhitungan indeks keanekaragaman bentos. Perhitungan : Indeks Perbandingan Sekuensial Tabel 22. Klasifikasi Derajat Pencemaran dan Interpretasi Diversitas Komunitas dengan menggunakan Indeks Perbandingan Sekuensial. Derajat pencemaran Diversitas Komunitas (S.C.I) Belum tercemar Tercemar ringan Tercemar sedang Tercemar berat > 2 2,0 - 1,6 1,5 - 1,0 < 1 219 3) Periphyton Perifiton adalah organisme perairan yang menempel pada substrat air, mengingat sifat hidupnya yang menempel contohnya batu, kayu atau benda lain yang terdapat di badan air minimal denan kedalaman 10 cm. Pengambilan sampel perifiton perlu dilakukan pengerikan pada tempat penempelannya secara perlahan tanpa merusak perifiton tersebut. Perhitungan kelimpahan dan keanekaragaman perifiton juga sama dengan perhitungan plankton. Alat : (1) Plankton net (2) Botol sampel (3) Silet (4) Mikroskop (5) Buku identifikasi perifiton Bahan : (1) Lugol 1 % atau alcohol 70 % Cara kerja : (1) Pengambilan sampel periphyton dilakukan dengan cara mengambil benda yang terdapat pada badan air (batu, kayu, tanaman, dsb) kemudian dimasukkan ke dalam ember plastik. (2) Lakukan pengerikan dan pengumpulan sampel pada masing-masing benda yang diambil dengan ukuran 5 x 1 cm2 (3) Hasil kerikan dimasukkan ke dalam botol sampel yang telah diberi akuades 30 ml lalu tetesi lugol 1% sebagai pengawet (4) Pengamatan perifiton dilakukan di laboratorium dengan mengocok botol sampel terlebih dahulu (5) Identfikasi perifiton dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan buku identifikasi Next >