< Previous 208 Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan Sistem pengapain c) Tegangan induksi pada sirkuit sekunder tinggi, bunga api pada busi kuat. ( Tegangan induksi tergantung pada kecepatan perubahan kemagnetan ). Prinsip kerja kondensator Gambar 13.20 Prinsip kerja kondensator Kondensator pada sistem pengapian Kondensator terdiri dari dua plat penghantar yang terpisah oleh foli isolator, waktu kedua plat bersinggungan dengan tegangan listrik, plat negatif akan terisi elektron-elektron Jika sumber tegangan dilepas, elektron-elektron masih tetap tersimpan pada plat kondensator ada penyimpanan muatan listrik Jika kedua penghantar yang berisi muatan listrik tersebut dihubungkan, maka akan terjadi penyeimbangan arus, lampu menyala lalu padam. IsolatorPlat Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 209 Pada sistem pengapian konvensional pada mobil umumnya menggunakan kondensator model gulung Gambar 13.21 Konstruksi kondensator 5. Koil Pengapian dan Tahanan Ballast Kegunaan koil pengapian : Untuk mentransformasikan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi pada sistem pengapian. Koil inti batang ( standart ) Gambar 13.22 Koil inti batang (standart) Koil dengan inti tertutup Gambar 13.23 Koil dengan inti tertutup Koil dengan tahanan ballast 2 4 3 1 Keuntungan : Konstruksi sederhana dan ringkas Kerugian : Garis gaya magnet tidak selalu mengalir dalam inti besi, garis gaya magnet pada bagian luar hilang, maka kekuatan / daya magnet berkurang Keuntungan : Garis gaya magnet selalu mengalir dalam inti besi daya magnet kuat hasil induksi besar Kerugian : Sering terjadi gangguan interferensi pada radio tape dan TV yang dipasang pada mobil / juga di rumah (TV) Bagian – bagian : 1. Dua foli aluminium 2. Dua foli isolator 500 volt 3. Rumah sambungan massa 4. Kabel sambungan positif Data : Kapasitas 0,1 – 0,3 Pf Kemampuan isulator |400-500 volt Sekunder Inti koil Garis gaya magnet Primer 210 Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan x Rangkaian prinsip Gambar 13.24 Rangkaian koil dan tahanan ballast Persyaratan perlu/tidaknya koil dirangkai dengan tahanan ballast Pada sistem pengapian konvensional yang memakai kontak pemutus, arus primer tidak boleh lebih dari 4 amper, untuk mencegah : x Keausan yang cepat pada kontak pemutus x Kelebihan panas yang bisa menyebabkan koil meledak ( saat motor mati kunci kontak ON ) Dari persyaratan ini dapat dicari tahanan minimum pada sirkuit primer Jadi jika tahanan sirkiut primer koil < 3 :, maka koil harus dirangkai dengan tahanan ballast Catatan : Untuk pengapian elektronis tahanan primer koil dapat kurang dari 3 ohm. Contoh : Tahanan rangkaian primer 0,9 - 1 Ohm dan dirangkai tanpa tahanan ballast. Kegunaan tahanan ballast x Pembatas arus primer ( contoh ) x Kompensasi panas Pada koil yang dialiri arus, timbul panas akibat daya listrik. Dengan menempatkan tahanan ballast diluar koil, dapat memindahkan sebagian panas diluar koil, untuk mencegah kerusakan koil :3412 maksIUminR Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 211 Rangkaian penambahan start Selama motor distart, tegangan baterai akan turun karena penggunaan beban starter. Akibatnya, kemampuan pengapian berkurang. Untuk mengatasi hal tersebut koil dapat dihubungkan langsung dengan tegangan baterai selama motor distater. Kuat arus yang mengalir pada koil I = 4 A Tahanan primer ( R2 ) = 1,5 : Tahanan ballast ( R1 ) = 1,5 : Daya panas pada koil Daya panas pada tahanan ballast P. koil = I2 R2 = 42 . 1,5 P.ballast = I2 R1 = 42 . 1,5 = 24 watt = 24 watt U = 12V :3412 maksIUR I = 4 A R2 = 1,5 Ohm R1 dan R2 seri maka “ R = R1 + R2 R1 = ……Ohm ? R1 = R – R2 = 3 – 1,5 =1,5 : 212 Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan Contoh : Penambahan start melalui terminal ST 2 pada kuci kontak Contoh : Penambahan start melalui terminal motor starter Contoh : Tahanan ballast di dalam koil ( mis : Toyota Kijang ) Contoh : Penambahan Start Dengan Menggunakan Relay Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 213 Gambar 13.25 Macam-macan rangkaian penambahan start 6. Busi Gambar 13.25 Konstruksi busi Bagian – bagian : 1. Terminal 2. Rumah busi 3. Isolator 4. Elektrode ( paduan nikel ) 5. Perintang rambatan arus 6. Rongga pemanas 7. Elektrode massa ( paduan nikel ) 8. Cincin perapat 9. Celah elektrode 10. Baut sambungan 11. Cincin perapat 12. Penghantar 214 Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan Beban dan tuntutan pada busi Beban Hal – hal yang dituntut Panas x Temperatur gas didalam ruang bakar berubah, temperatur pada pembakaran 2000 - 30000C dan waktu pengisian 0 – 1200C x Elektode pusat dan isolator harus tahan terhadap temperatur tinggi | 8000C x Cepat memindahkan panas sehingga temperatur tidak lebih dari 8000C Mekanis x Tekanan pembakaran 30 – 50 bar x Bahan harus kuat x Konstruksi harus rapat Kimia x Erosi bunga api x Erosi pembakaran x Kotoran x Bahan Elektroda harus tahan temperatur tinggi ( nikel, platinum ) x Bahan kaki isolator yang cepat mencapai temperatur pembersih diri ( ± 4000C ) Elektris x Tegangan pengapian mencapai 25000 Volt x Bentuk kaki isolator yang cocok sehingga jarak elektroda pusat ke masa jauh x Konstruksi perintang arus yang cocok Nilai Panas Nilai panas busi adalah suatu indeks yang menunjukkan jumlah panas yang dapat dipindahkan oleh busi Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada bentuk kaki isolator / luas permukaan isolator Nilai panas harus sesuai dengan kondisi operasi mesin Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 215 Permukaan muka busi Permukaan muka busi menunjukkan kondisi operasi mesin dan busi Normal Isolator berwarna kuning atau coklat muda Puncak isolator bersih, permukaan rumah isolator kotor berwarna coklat muda atau abu – abu , x Kondisi kerja mesin baik x Pemakaian busi dengan nilai panas yang tepat Terbakar Elektrode terbakar, pada permukaan kaki isolator ada partikel-partikel kecil mengkilat yang menempel Isolator berwarna putih atau kuning Penyebab : x Nilai oktan bensin terlalu rendah x Campuran terlalu kurus Knoking ( detonasi ) Busi panas x Luas permukaan kaki isolator besar x Banyak menyerap panas Lintasan pemindahan panas panjang,akibatnya pemindahan panas sedikit Busi dingin x Luas permukaan kaki isolator kecil x Sedikit menyerap panas x Lintasan pemindahan panas pendek, cepat menimbulkan panas 216 Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan x Saat pengapian terlalu awal x Tipe busi yang terlalu panas Berkerak karena oli Kaki isolator dan elektroda sangat kotor. Warna kotoran coklat Penyebab : x Cincin torak aus x Penghantar katup aus x Pengisapan oli melalui sistem ventilasi karter Berkerak karbon / jelaga Kaki isolator, elektroda-elektroda, rumah busi berkerak jelaga Penyebab : x Campuran terlalu kaya x Tipe busi yang terlalu dingin Isolator retak Penyebab : x Jatuh x Kelemahan bahan x Bunga api dapat meloncat dari isolator langsung ke massa Gambar 13.26 Macam-macan permukaan busi dengan kondisi kerja mesin Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 217 Dudukan Penggunaan cincin perapat antara busi dan kepala silinder tergantung pada tipe motor Gambar 13.27 Dudukan busi dan pemasangan pada kepala silinder Ulir Panjang ulir busi harus sesuai dengan panjang ulir kepala silinder Dudukan rata, harus di pasang cincin perapat. Dudukan bentuk konis, tanpa cincin perapat. Terlalu panjang Next >