< Previous 77 Nilai kekeruhan antara 25 – 100 NTU. Kekeruhan air dapat terjadi karena plankton, suspensi partikel tanah atau humus. Kekeruhan karena suspensi koloid tanah/lumpur, terlebih lagi bila ditambah dengan adanya hidroksida besi, maka akan sangat berbahaya bagi ikan karena partikel tersebut dapat menempel pada insang sehingga insang dapat rusak dan mengakibatkan terganggunya pernapasan ikan. Kekeruhan yang diakibatkan oleh partikel zat padat dalam jumlah besar juga dapat menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam air, sehingga akan mempengaruhi proses fotosintesis serta pertumbuhan tanaman air dan fitoplankton yang hidup di dalamnya. Akibatnya tanaman air dan fitoplankton sebagai persediaan pakan alami ikan dan penyedia oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan untuk proses respirasi (pernapasan) dalam air berkurang. Kekeruhan yang diharapkan adalah kekeruhan oleh kepadatan plankton, karena plankton dapat dimanfaatkan ikan sebagai makanan alami, bahkan plankton kelompok nabati (phytoplankton) dapat membantu menyerap senyawa yang berbahaya bagi ikan antara lain menyerap amonia secara langsung dan menyerap nitrit secara tidak langsung. Selain itu phytoplankton merupakan produsen oksigen yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan ikan dalam air. Kekeruhan air terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan. Bila kekeruhan sebabkan oleh plankton hal ini memang diharapkan namun bila kekeruhan akibat endapan lumpur yang terlalu tebal dan pekat hal itulah yang tidak diinginkan. Kandungan lumpur yang terlalu pekat di dalam air akan 78 mengganggu penglihatan ikan dalam air sehingga menjadi salah satu sebab kurangnya nafsu makan ikan. Selain itu benih yang masih berukuran sangat kecil akan terganggu pernafasannya karna lumpur akan ikut terpisah air dan tersangkut dalam insang. Warna Air Warna air di perairan dipengaruhi oleh faktor kecerahan/ kekeruhan, bahan-bahan yang melayang baik hidup maupun yang mati, kualitas cahaya yang masuk keperairan, warna langit dan warna dasar perairan. Makin bening suatu perairan makin dalam pula cahaya yang dipantulkan mencapai mata. Warna air yang terlihat sering tidak membahayakan kehidupan ikan, kecuali oleh bahan pencemar beracun seperti asam humus. Tabel 3. Hubungan perlakuan pemupukan dengan kecerahan air Kecerahan Air* Gejala-gejala yang tampak 1 – 25 cm Fitoplankton terlalu padat. Timbul resiko kekurangan oksigen, terutama pada pagi hari sebelum matahari terbit. Perlu pergantian air dan pemupukan dihentikan 15 – 25 cm Fitoplankton terlalu padat. Hentikan pemupukan 25 – 50 cm Kepadatan fitoplankton optimal untuk berproduksi ikan Lanjutkan pemupukan secara rutin > 50 cm Fitoplankton tidak terlalu padat. Pupuklah lebih banyak untuk merangsang pertumbuhan fitoplankton * diukur dengan kepping secchi disk Komponen-komponen sistem perairan paling banyak menentukan warna suatu perairan. Warna hijau (hijau tua) sering dipengaruhi oleh alga biru. Warna kekuning-kuningan 79 atau coklat oleh diatomae, warna merah oleh zooplankton, warna hijau atau coklat kuning disebabkan oleh humus dan warna coklat tua oleh bahan-bahan organik. Bahan organik juga sering memberikan warna-warna tertentu seperti kalsium karbonat memberikan warna kehijau-hijauan, belerang dapat memberikan warna hijau dan besi oksida memberikan warna merah. (2) Sifat Kimia Air Proses konsumsi pada media pembenihan ikan secara intensif adalah penggunaan oksigen terlarut oleh organisme di dalam air. Proses dekomposisi melibatkan proses bioteknologi seperti sedimentasi, filtrasi, biodegradasi, aerasi dan sterilisasi air. Proses konsumsi dan dekomposisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyediaan oksigen terlarut dalam perairan merupakan kunci keberhasilan. Ketersediaan oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari air mengalir, aerasi, kincir dan sebagainya. Dalam pembenihan ikan secara intensif, air lebih berfungsi sebagai faktor fisiologi untuk membawa O2 ke dalam tubuh ikan dan membuang O2 dari tubuh ikan. Oksigen Terlarut Kebutuhan oksigen bagi ikan mempunyai dua aspek yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang tergantung pada keadaan metabolisme ikan. Perbedaan kebutuhan oksigen dalam suatu lingkungan bagi ikan dari spesies tertentu disebabkan oleh adanya perbedaan struktur molekul sel darah ikan. Perbedaan struktur molekul tersebut mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam air dan derajat kejenuhan oksigen dalam sel darah. 80 Ikan memerlukan oksigen untuk pembakaran makanan agar meningkatkan aktivitasnya seperti berenang, pertumbuhan, reproduksi atau sebaliknya. Oleh karena itu dengan tegas bahwa ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan lingkaran aktivitas ikan. Konversi makanan dan laju pertumbuhan bergantung pada oksigen dengan ketentuan semua faktor dan kondisi lainnya adalah optimum. Pada pembenihan ikan, konsentrasi oksigen terlarut adalah 6-8 ppm. Menurut Chiba dan Huisman,( 1974 ) dalam budidaya ikan mas dan salmon konsentrasi oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 3 ppm. Sedangkan ikan ikan yang bisa bernapas dari udara seperti spesies Clarias kurang sensitif terhadap kandungan oksigen. Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, kadar garam (salinitas) perairan, pergerakan air dipermukaan air, luas daerah permukaan perairan yang terbuka, tekanan atmosfer dan persentase oksigen sekelilingnya. Bila pada suhu yang sama konsentrasi oksigen terlarut sama dengan jumlah kelarutan oksigen yang ada di dalam air, maka air tersebut dapat dikatakan sudah jenuh dengan oksigen terlarut. Bila air mengandung lebih banyak oksigen terlarut daripada yang seharusnya pada suhu tertentu, berarti oksigen dalam air tersebut sudah lewat jenuh (super saturasi). Apabila dikaitkan dengan tekanan udara dan suhu, maka kelarutan oksigen dalam air akan menurun dengan menurunnya tekanan udara dan suhu. Pada usaha pembenihan ikan air tawar di panti benih (hatchery) kadar oksigen terlarut dapat dioptimalkan dengan bantuan aerasi. 81 Konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan mengalami fluktuasi selama sehari semalam (24 jam). Konsentrasi terendah terjadi pada waktu subuh (dini hari) kemudian meningkat pada siang hari dan menurun kembali pada malam hari. Perbedaan konsentrasi oksigen terlarut tertinggi terdapat pada perairan yang mempunyai kepadatan planktonnya tinggi dan sebaliknya. Nitrogen Nitrogen mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutrien yang terdapat dalam perairan. Kandungan nitrogen yang jenuh dapat membahayakan ikan yang menyebabkan gas bubble disease atau emboli akibat adanya tekanan total gas. Tekanan total gas dalam air dengan mudah dapat ditingkatkan melalui peningkatan temperatur perairan dan tekanan terhadap badan air ( air terjun). Ketersediaan bahan organik dalah wadah pembenihan ikan dapat menyuburkan air dan meningkatkan produksi ikan. Tetapi perlu diperhatikan pada bahan organik terdapat kandungan NH4+, sehingga aktivitas nitrifikasi pada wadah pembenihan dapat meningkatkan keasaman. Peningkatan keasaman perairan menyebabkan pengaruh negatif terhadap produktivitas kolam. Oleh sebab itu pemupukan pada kolam pendederan sebaiknya digunakan pupuk campuran yang mengandung fosfor maupun nitrogen. Penyiponan atau mengganti air pada wadah pemeliharaan benih ikan bertujuan untuk mengurangi bahan organik berupa sisa pakan, kotoran ikan dan lainnya. Bahkan pada pemeliharaan ikan menggunakan air mengalir seperti kolam air deras keberadaan nitrogen sangat kecil sehingga ikan memiliki pertumbuhan yang 82 optimal. Oleh sebab itu media ( kualitas air ) pembenihan ikan sebaiknya bebas dari bahan organik. pH pH merupakan logaritma negatif konsentrasi ion H+ pada suatu perairan. Nilai pH pada banyak perairan alami memiliki nilai 4 -9. Pada daerah hutan bakau, pH dapat mencapai nilai yang sangat rendah karena kandungn asam sulfat pada tanah dasar tersebut tinggi. Air yang digunakan untuk budidaya ikan pada kolam air tenang mempunyai nilai pH antara 6,7 – 8,2. Pada umumnya nilai pH rendah bersamaan dengan rendahnya kandungan mineral pada perairan tersebut. Mineral tersebut digunakan sebagai nutrien di dalam siklus produksi perairan dan umumnya perairan alkali adalah lebih produkstif dari pada perairan yang asam. Nilai pH air sangat dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis oleh kehidupan tanaman dalam badan air tersebut. Karbondioksida Pada umumnya perairan alami mengandung karbon dioksida sebesar 2 ppm. Pada konsentrasi yang tinggi ( > 10 ppm), karbondioksida dapat beracun karena keberadaannya dalam darah dapat menghambat pengikatan oksigen oleh haemoglobin. Karbondioksida sangat mudah larut dalam suatu larutan. Pada suatu perairan yang memiliki nilai pH < 8 menunujukkan reaksi keseimbangan sebagai berikut : CO2 + H2O ↔ H2CO3 H2CO3 ↔ HCO3- + H+ HCO3- ↔ CO32- + H+ 83 Sedangkan perairan yang memiliki nilai pH > 10 menunjukkan reaksi keseimbangan sebagai berikut : CO2 + OH- ↔ HCO3- Pada umumnya, perairan mempunyai daya mengikat asam antara 0,1 -6,0 unit. Kisaran yang lebih tinggi lebih baik dari pada yang rendah karena hal ini bersamaan dengan kandungan nutrien yang lebih tinggi termasuk CO2 / HCO3- / CO32- y a ng digunakan untuk fotosintesis. Hasil fotosintesis di perairan akan meningkatkan produktifitas perairan. Fotosintesis akan mengambil CO2 pada siang hari sedangkan phytoplanton di perairan menghasilkan CO2 pada malam hari. Amonia Pada umumnya nitrogen dalam ekosistem perairan berada berbagai bentuk. Amonia dalah suatu produk yang sangat penting dalam suatu perairan. Di sisi lain, amonia merupakan hasil akhir metabolisme protein sedangkatn pada sisilain amonia dalam bentuknya yang tidak terionisasi ( NH3 ) merupakan racun bagi ikan walaupun dalam konsentrasi rendah Menurut Burrow, ( 1994 ) walaupun ikan tahan terhadap NH3 racun yang akut bagi ikan mas adalah 2,0 karena mudah menyesuaikan diri tetapi pada konsentrasi 0,006 ppm dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan insang. Sedangkan daya racun yang akut bagi ikan mas adalah 2,0 mg/l. Pada perairan, bentuk yang tidak terionisasi dari konsentrasi total amonia (NH3+ NH4) tergantung pada nilai pH dan suhu perairan. Mengingat daya racun amonia tak terionisasi yang sangat tinggi, maka nilai pH diatas 10 atau dibawah 7 sesuai bagi pembenihan ikan secara intensif. 84 Amoniak merupakan hasil akhir dari proses metabolisme. Pada sistem budidaya ikan sisa pakan yang berlebih merupakan sumber penyebab naiknya kadar amoniak. Amoniak dalam bentuk tidak terionisasi merupakan racun bagi ikan, walaupun biasanya ikan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi amoniak akan tetapi perubahan mendadak akan menyebabkan kerusakan jaringan insang. Keberadaan amoniak dalam air dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat oksigen oleh butir-butir darah, hal ini akanmenyebabkan nafsu makan ikan menurun. Kadar oksigen dan amoniak didalam perairan berbanding terbalik, apabila amoniak meningkat maka kadar oksigen menjadi rendah, kadar amoniak yang baik adalah kurang dari 1 ppm, sedangkan apabila kadar amoniak lebih dari 1 ppm maka hal itu dapat membahayakan bagi ikan dan organisme budidaya lainya. pH air (derajat keasaman) Besarnya pH suatu perairan adalah besarnya konsentrasi ion hidrogen yang terdapat di dalam perairan tersebut. Dengan kata lain nilai pH suatu perairan akan menunjukkan apakah air bereaksi asam atau basa. Secara alamiah pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan senyawa-senyawa yang bersifat asam. Sebagai reaksinya nilai pH perairan akan berubah menjadi rendah pada pagi hari, meningkat pada siang hari dan mencapai maksimum pada sore hari serta akan menurun kembali pada malam hari. Oleh karena itu pengukuran pH perairan dilakukan pada pagi dan sore hari, karena pada saat-saat tersebut pH air mencapai puncak terendah dan tertinggi. Untuk menciptakan kehidupan ikan dan kultur 85 pakan alami (fitoplankton) yang baik nilai pH air diusahakan berkisar antara 6,5 – 8,5. Tingkat pH air sangat dipengaruhi oleh jumlah kapur yang digunakan dan jenis tanah dasar kolam. Derajat keasaman (pH) sangat penting sebagai parameter kualitas air dapat mengontrol tipe dan laju reaksi beberapa bahan dalam air, tidak semua mahluk hidup bisa bertahan dengan perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. Dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air itu sesuai atau tidak sebagai media hidup ikan nila. Aktifitas ikan nila yang memproduksi asam dari hasil proses metabolisme dapat mengakibatkan penurunan pH air, kolam yang lama tidak pernah mengalami penggantian air akan menyebabkan penurunan pH, hal ini disebabkan karena peningkatan produksi asam oleh ikan nila yang terakumulasi terus-menerus di dalam kolam dan ini dapat menyebabkan daya racun dari amoniak dan nitrit dalam budidaya ikan nila akan meningkat lebih tajam. Stress asam yang dihasilkan dari proses metabolisme tersebut dapat menyebabkan ikan mengalami kehilangan keseimbangan. (3) Sifat Biologi Air Sifat biologi air yang banyak berperan dan perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi pembenihan ikan air tawar adalah produktivitas primer, yakni produktivitas plankton, serangga air dan benthos. Produktivitas primer sangat besar peranannya di dalam pembenihan ikan air tawar, karena berfungsi sebagai pakan alami serta penyedia oksigen terlarut dalam air bagi ikan untuk bernafas (respirasi) . 86 Plankton Plankton merupakan jasad-jasar renik yang melayang di dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti arus. Plankton dibagi menjadi fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Berdasarkan ukurannya plankton terbagi atas makroplankton ukuran 200 – 2000 μ, mikroplankton ukuran 20 - 200μ, nannoplankton ukuran 2–20 μ dan ultra nannoplankton ukuran < 2 μ. Untuk mengambil plankton dari perairan dapat menggunakan planktonet dengan berbagai ukuran sesuai jenis plankton yang ingin di ambil. Fitoplankton mempunyai klorofil (zat hijau daun) yang dapat membuat makanan sendiri dengan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesa. Fitoplankton hidup pada lapisan perairan yang masih terdapat sinar matahari sampai pada suatu lapisan perairan yang disebut garis kompensasi (Compensation line). Zooplankton umumnya bersifat fototaksis negatif (menjauhi sinar matahari) sehingga dapat hidup di lapisan perairan yang tidak terjangkau sinar matahari. Zooplankton merupakan konsumen primer atau kelompok yang memakan fitoplankton. Dengan sifatnya yang fototaksis, zooplankton akan banyak terdapat di dasar perairan pada siang hari dan akan naik kepermukaan perairan pada malam hari atau pagi hari. Baik fitoplankton maupun zooplankton merupakan pakan alami ikan. Keperluan pakan alami bagi pembenihan ikan air tawar sangat penting karena larva ikan sangat menyukai pakan tersebut, mempunyai kandungan protein yang tinggi untuk pertumbuhan larva dan sesuai bukaan mulut larva. Next >