< Previous 87 Dalam kemudahan pengambilan sample plankton dipermukaan air, untuk fitoplankton dapat dilakukan setiap waktu sedangkan zooplankton hanya dapat di ambil pada malam hari atau pagi hari. Serangga air Umumnya serangga bersifat pemangsa bagi hewan air yang lebih kecil termasuk larva ikan, detritus dan alga. Jenis serangga air diantaranya kepik air (Hydrophilus), capung/kumbang air (hepa sp), kalajengking air dan Backswimsmer. Serangga air umumnya hidup diperairan tawar tetapi karena dalam pembenihan ikan juga memerlukan air tawar untuk menjaga salinitas media pembenihan ikan maka keberadaan serangga air perlu di cegah. Gambar 24. Plankton dalam bak/kolam pembenihan ikan 88 Gambar 25. serangga dalam kolam / bak pembenihan ikan Benthos Benthos merupakan organisme yang hidup baik di lapisan atas dasar perairan (Epifauna) maupun di dalam dasar perairan (Infauna) dan dapat menjadi pakan alami bagi ikan atau sebaliknya apabila dalam jumlah banyak menjadi penyaing atau predator bagi ikan. Secara ekologi bentos yang berperan penting di perairan adalah zoobentos. Berdasarkan ukurannya zoobenthos digolongkan atas empat jenis yaitu Megalobenthos ukuran > 4,7 mm, Makrobentos ukuran antara 4,7 mm – 1,4 mm, Meiobenthos ukuran antara 1,3 – 0,59 mm dan Mikrobenthos ukuran antara 0,5 mm – 0,15 mm. 89 Gambar 26. Bentos dalam kolam/ bak pembenihan ikan 3) Penanganan Media Pembenihan Ikan Media pembenihan ikan di kolam antara satu parameter dengan parameter lain saling mempengaruhi sehingga terjadi penurunan kualitas air satu dengan lainnya. Proses penurunan kualitas air tersebut terjadi secara fluktuasi sesuai dengan kondisi parameter kuaitas air. Faktor utama terjadinya fluktuasi kualitas air adalah suhu. Suhu merupakan key point dalam perubahan kualitas air. Meningkatnya suhu media pembenihan ikan akan mempercepat metabolisme bahan organik dalam air bak / kolam. Bahan organik dalam air kolam / bak berasal dari kotoran ikan, sisa pakan dan bahan organik yang terbawa air. Salah satu hasil metabolisme (penguraian) bahan organik dalam kolam / bak adalah amoniak dalam perairan. Dengan demikian kandungan amoniak 90 akan meningkat dakan air bak/kolam. Pada sisi lain meningkatnya kandungan amoniak dalam air kolam / bak akan menurunkan kandungan oksigen terlarut. Meningkatnya suhu perairan maka metabolisme atau penguraian bahan organik dalam air kolam / bak semakin meningkat. Meningkatnya penguraian bahan organik dalam air kolam / bak maka semakin banyaknya ion hidrogen dilepaskan kedalam air tersebut sehingga meningkatkan kandungan pH dalam perairan. Jadi, peningkatan suhu air kolam/ bak akan meningkatkan parameter kualitas air lainnya. Untuk menanggulangi perubahan kualitas air pada kolam / bak dapat dilakukan dengan menyipon bahan organik, penggantian air, pemasangan aerasi, kontrol pemberian pakan, dan resirkulasi air. 4) Menyipon Bahan Organik Penyiponan merupakan membuang kotoran berupa bahan organik dari bak menggunakan selang ke luar bak. Tujuan penyiponan selain agar bak bebas dari kotoran juga mengurangi bahan organik dalam bak sehingga akibat metabolisme/penguraian tidak terjadi penurunan kualitas air. Penyiponan dilakukan dengan memasukkan salah satu ujung selang ke dalam air bak / kolam selanjutnya ujung selang yang satu dihisap sampai keluar air. Ujung selang yang masuk kedalam air kolam / bak diarahkan ke kotoran / bahan organik yang terdapat dalam bak / kolam pembenihan ikan. Untuk menghindari ikan keluar melalui selang sipon dilakukan dengan hati hati. Selain itu dapat juga dilakukan cara memegang ujung selang, jika ada ikan yang keluar melalui selang maka dengan cepat ujung selang ditutup menggunakan salah satu jari tangan. 91 Kotoran yang terdapat di bak / kolam di sipon sampai habis. Selanjutnya air yang dikeluarkan bersamaan dengan penyiponan di ganti dengan memasukkan air bersih kedalam bak / kolam pembenihan ikan. Penyiponan dilakukan dengan hati hati khususnya benih ikan masih kecil. 5) Penggantian Air Penggantian air merupakan salah satu penanganan media pembenihan ikan agar lebih baik. Penggantian air bak / kolam dapat dilakukan melalui selang sifon atau melalui pipa pengeluaran air. Penggantian air melalui selang sifon dapat dilakukan dengan memasang saringan di ujung selang. Tujuan pemasangan saringan tersebut agar ikan tidak ikut keluar melalui selang. Penggantian air melalui selang dapat juga dilakukan dengan memasang seser di atas sterefoam dimana sterefoam tersebut diletakkan di atas air bak. Selang sifon dimasukkan ke dalam seser selanjutnya ujung selang yang lain di hisap agar air keluar. Jumlah air yang dikeluarkan dari bak pembenihan ikan tergantung ukuran ikan. Hal ini berhubungan dengan daya tahan tubuh dan kecepatan beradaptasi benih ikan terhadap air yang baru pengganti air yang dikeluarkan. Jika ikan dalam bak berukuran larva maka jumlah air yang dikeluarkan sebanyak 1/3 – ½ total air bak. Jika ikan yang ada dalam bak benih berukuran > 2 cm penggantian air dapat dilakukan Gambar 27. Penyiponan Bak Pembenihan Ikan 92 sebanyak ½ - ⅔ total air dalam bak. Selanjutnya air bersih ditambahkan sebanyak air yang dikeluarkan. Penggantian air tersebut bertujuan memperbaiki kualitas air yang terdapat di bak / kolam. Penggantian air dapat dilakukan secara periode pada saat kualitas air bak . kolam telah menurun. Penambahan air ke dalam bak dilakukan hati hati agar larva / benih ikan tidak teraduk oleh gerakan air. Cara penambahan air adalah dengan menempatkan ujung selang pada salah satu dinding bak pembenihan ikan sehingga tekanan air tidak deras dan menyebar ke seluruh bak. Penggantian air dapat juga dilakukan dengan mengalirkan air ke dalam bak/kolam secara terus menerus. Penggantian air dengan cara ini dilakukan jika ikan dalam bak / kolam telah berukuran > 2 cm. Jika ikan dalam bak masih berukuran larva sebaiknya jangan mengalirkan air teru menerus. Debit air yang di masukkan ke dalam bak/kolam sebesar 0,5–1 liter/menit. Selama mengalirkan air pipa pengeluaran air di pasangan saringan agar ikan tidak keluar bak/ kolam. 6) Pemasangan Aerasi Pemasangan aerasi bertujuan untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air pembenihan ikan. Udara yang dihembuskan oleh blower / aerator melalui selang masuk ke dalam air selanjutnya oksigen yang terdapat dalam udara direduksi oleh air. Sehingga oksigen Gambar 28. Penggantian Air Bak Kolam 93 menyatu dengan air selanjutnya digunakan oleh ikan dan plankton yang terdapat di dalam air. Jumlah titik pemasangan aerasi dalam bak tergantung luas bak dan padat penebaran benih ikan. Jika padat penebaran ikan dalam bak tinggi sebaiknya dipasang aerasi sebanyak 2-3 titik sehingga kebutuhan oksigen terlarut dalam media pembenihan ikan dapat tercukupi. Pemasangan aerasi sebaiknya menggunakan batu aerasi sehingga gelembung udara lebih kecil. Gelembung udara yang lebih kecil akan dapat meningkatkan daya reduksi air terhadap oksigen lebih tinggi. Selain itu, jika gelembung air kecil, larva/ benih ikan tidak tertekan / terlempar oleh gelembung udara dalam air. 7) Kontrol Pemberian Pakan Salah satu penyebab penurunan kualitas air adalah meningkatnya jumlah bahan organik dalam bak / kolam. Salah satu sumber bahan organik dalam bak/kolam adalah sisa pakan ikan. Oleh sebab itu perlu di kontrol jumlah pakan yang diberikan ke larva / benih ikan. Kontrol pakan dapat dilakukan dengan pemberian pakan larva / benih ikan sedikit demi sedikit sampai larva / benih ikan kenyang. Larva / benih ikan kenyang ditandai dengan perut telah terisi pakan dan larva / benih ikan tidak merespon pakan yang diberikan. Gambar 29. Pemasangan Aerasi pada Bak Pembenihan Ikan 94 8) Resirkuasi Air Penggunaan resirkulasi air pada bak / kolam pembenihan ikan bertujuan agar kotoran terbawa air keluar bak/kolam pembenihan ikan. Resirkulasi air terdiri dari pengendapan, saringan mekanik, saringan kimia dan saringan biologi. Bak pengendapan berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang kasar. Saringan mekanik berfungsi untuk menyaring kotoran yang lebih halus. Saringan kimia berfungsi mengoksidasi gas beracun dalam air. Saringan biologi berfungsi untuk mengubah senyawa organik oleh bakteri. Kotoran yang dibawa air masuk ke dalam bak pengendapan. Kotoran yang kasar akan mengendap dalam bak pengendapan sedangkan kotoran yang halus disaring menggunakan ijuk, pasir, kerikil. Kotoran yang telah larut dalam air di ubah oleh bakteri. Gambar 30. Resirkulasi Air 9) Peralatan pendukung media pembenihan, Untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas air pembenihan ikan diperlukan beberapa peralatan yaitu bak/kolam, blower / aerator, pompa air, selang, instalasi udara, instalasi air dan sebagainya. 95 a) Bak / Kolam Bak/kolam merupakan tempat menampung air dan tempat memelihara ikan. Pada bak/kolam berkumpul bahan organik dan hidup organisme pengurai. Bak dapat berbentuk bulat, kubus, empat persegi panjang, segitiga atau trapesium. Agar bak dapat mendukung perbaikan kualitas air sebaiknya dasar bak/kolam miring ke arah pengeluaran air. Dasar bak/kolam yang miring ke arah pengeluaran air diharapkan kotoran yang terbawa air dapat mengumpul di pipa pengeluaran air. Gambar 31. Bak/kolam Pembenihan Ikan b) Blower / Aerator Pada pembenihan ikan blower -/aerator berfungsi sebagai menghembuskan udara melalui selang/ pipa masuk ke dalam air. Udara yang mengandung oksigen direduksi oleh air sehingga meningkat kandungan oksigen terlarut dalam air pembenihan ikan. Blower/aerator memiliki macam – macam model dan kapasitas. Penggunaan blower/aerator tergantung kebutuhan udara yang dibutuhkan. 96 c) Pompa Air Pompa air berfungsi memasukkan air dari sumbernya ke bak/kolam pembenihan ikan. Pompa air juga digunakan untuk resirkulasi air. d) Instalasi Udara Instalasi udara berfungsi untuk membagi udara dari blower/aerator ke bak/ kolam pembenihan ikan. Pembagian udara di mulai dari blower/aerator yang dihubungkan dengan pipa. Pipa udara tersebut di pasang dari bak/kolam ke bak/kolam lainnya. Pipa disambung Gambar 32. Blower / Aerator untuk Pembenihan Ikan Next >