< Previous 147 Pemeliharaan induk ikan bertujuan untuk mempercepat pematangan gonad serta peningkatan kualitas telur. Sehingga benih yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Faktor yang mempengaruhi perkembangan gonad di dominasi oleh suhu, makanan, periode pencahayaan dan musim. Pengaruh suhu terhadap lama spermatogenesis bervariasi pada setiap jenis induk ikan. Sedangkan spermatogenesis induk ikan medaka telah diamati menggunakan teknik tritiated thymidine dan autoradiogarfik, lama minimum dari sintesis DNA tahap dini dalam laptotene spermatocyte sampai spermatid tahap awal adalah 5 hari pada suhu 25oC atau 12 hari pada 15oC dan periode dari spematid awal sampai spermatozoa adalah 7 hari pada 25oC atau 8 hari pada suhu 15oC. Pada ikan gapi, periode waktu untuk perkembangan dari lapotone tahap dini menjadi spermatozoa adalah 145 hari pada 25oC Komposisi protein merupakan komposisi esensial yang dibutuhkan untuk pematangan gonad. Menurut Watanabe et al ( 1984 ) kadar protein 45% baik bagi reproduksi ikan red sea bream dan 36% untuk rainbow trout. Lipida adalah komponen kedua setelah protein. Komposisi karbohidrat pakan induk ikan lele adalah serta kasar 3,19 – 5,83% dan kadar abu 5,02 – 6,15% ( Mokoginta et al. 1995). Mineral yang penting bagi pematangan gonad adalah pospor ( P 0, seng ( Zn ), dan Mn. Kandungan Vitamin E adalah vitamin yang berperan penting untuk perkembangan gonad. Kandungan vitamin E 24,5 IU/g pakan ikan terbaik untuk pematangan gonad ikan. Peran pakan dalam perkembangan gonad penting untuk fungsi endokrin yang normal. Tingkatan pakan tampaknya mempengaruhi sintesa maupun pelepasan hormon dan kelenjar-kelenjar endokrin. Pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi dihambat oleh kekurangan pakan tanpa membedakan apakah karena tingkatan rendah energi, protein, mineral atau 148 vitamin. Kelambatan gonad karena kekurangan pakan mungkin disebabkan oleh kadar rendah gonadotropin yang dihasilkan oleh kelenjar adenohypofysa, kurang respon ovari atau mungkin karena kegagalan ovaria untuk menghasilkan jumlah estrogen yang cukup. Periode pencahayaan dan musim juga diduga mempengaruhi perkembangan gonad terutama bagi daerah tropis. Periode pencahayaan yang rendah dan temperatur yang tinggi dapat mempercepat pematangan gonad. Pada beberapa spesies ikan tropis, musim penghujan atau banjir mempengarui perkembangan gonad. Namun belum jelas apakah karena pertukaran kimia air, aliran atau pasokan pakan akibat banjir yang menyebabkan perkembangan gonad Proses perkembangan gonad membutuhkan ketersediaan gonadotropin hormon ( GTH) secara terus menerus. Oleh sebab itu penyediaan hormon dalam tubuh induk ikan dilakukan untuk mematangkan gonad. Penyediaan hormon dalam tubuh ikan dapat dilakukan dengan menyuntikkan berbagai hormon untuk merangsang keluarnya GTH. Hormon yang biasa digunakan adalah LHRH-a, estradiol - – methyltestoteron atau bahan sintetik yang mengandung unsur tersebut misalnya ovaprim. Ovaprim adalah zat perangsang pematangan gonad yang telah berhasil digunakan pada berbagai jenis ikan air tawar dengan hanya menyuntik sebanyak 0,5 ml/kg bobot badan untuk betina dan 0,10 – 0,20 ml/kg bobot badan untuk jantan ( Harker, 1992 ). 149 Gambar 36. Kontrol Hormon pada Proses Reproduksi Ikan Mekanisme kerja hormon GTH dalam mempercepat pematangan gonad adalah hypofisa akan mengeluarkan GTH I dan GTH II. GTH I bekerja pada sel-sel teca, dimana sel sel tersebut menghasilkan testoteron. Testoteron sebagian akan masuk ke aliran darah dan sebagian merembes kelapisan lebih dalam. Sel – sel granulosa kemudian oleh enzim aromatese dikonversi menjadi estradiol - 17 β. 150 Gambar 37. Manipulasi hormon dan lingkungan dalam reproduksi Ikan Tinggi air kolam yang digunakan untuk memelihara induk adalah 75 – 100 cm. Oksigen terlarut dalam kolam induk adalah 6-8 ppm. Sumber oksigen terlarut dalam kolam adalah berasal dari air masuk, fotosintesa dan difusi udara melalui permukaan air. Air masuk merupakan sumber oksigen yang paling besar di dalam air kolam. Debit air yang masuk ke kolam sebanyak 5 – 10 liter/ menit. Estradiol - 17 β sebagian dibawa ke aliran darah menuju hati untuk merangsang sintesis vitelogenin. Selanjutnya vitelogenin kealiran darah kemudian diserap oleh sel telur secara pynositosis. Setelah itu telur berkembang menjadi semakin membesar sampai fase dorman menunggu sinyal lingkungan yang melepaskan GTH II. Tingkat kematangan ovarium terdiri dari tujuh tingkat perkembangan yaitu: 151 1) Tingkat I : Bakal sel telur kecil, inti relatif besar 2) Tingkat II : Bakal sel telur lebih besar dari pada tingkat I sel plasma sudah nampak jelas 3) Tingkat III : Inti relative besar dalam plasma nampak adanya vesikel dan butiran minyak 4) Tingkat IV : Butiran minyak menutupi seluruh plasma 5) Tingkat V : Seperti tingkat IV, tetapi pada bagian tepi sudah sedikit bagian yang jernih 6) Tingkat VI : Seperti tingkat V tetapi bagian tepi yang jernih sudah melebar 7) Tingkat VII : Banyak folikel yang kosong tidak mengandung telur Penggolongan perkembangan ovarium di atas, induk ikan memijah pada tingkat VI. Testes ikan terdapat pada rongga badan di bawah gelembung renang. Testes ikan memanjang terdiri dari sepasang. Kesteven dalam Sumantadinata (1983) membagi tingkat perkembangan sperma yaitu : 1) Testes sangat kecil, transparan sampai kelabu 2) Remaja berkembang : Testes jernih dan berwarna abu-abu sampai kemerahan 3) Perkembangan I : Testes berbentuk bulat telur, berwarna kemerahan karena pembuluh darah kapiler, testes mengisi hampir setengah bagian rongga badan bagian bawah 4) Perkembangan II: Testes kemerahan sampai putih tidak keluar tetesan sperma bila perutnya diurut, mengisi dua pertiga rongga badan bagian bawah 5) Dewasa : Testes berwarna putih, keluar tetesan sperma bila diurut bagian perut 6) Mijah : sperma keluar menetes dengan sedikit tekanan pada perut 152 7) Mijah / salin : Testes sudah kosong sama sekali 8) Salin : Testes sudah kosong dan berwarna kemerahan 9) Pulih salin : Testes jernih, berwarna abu sampai kemerahan Beberapa jenis ikan memiliki umur yang berbeda dalam kematangan gonad. Induk ikan mas matang gonad setelah umur 1,5 - 2 tahun. Induk ikan bawal matang gonad pada umur 2- 3 tahun. Induk ikan mas dan lele dapat memijah setiap 3-4 bulan sekali. Ikan bawal dan ikan patin dapat memijah setahun sekali pada musim hujan. e. Pemeliharaan Calon Induk Untuk menjaga kontinuitas produksi benih perlu dilakukan regenerasi induk ikan. Regenerasi induk ikan dilakukan dengan memelihara sambil menyeleksi calon induk. Calon induk ikan dipelihara mulai dari ukuran 50 – 100 gr / ekor. Calon induk yang baik adalah memiliki pertumbuhan yang paling diantara populasi, sehat dan tidak cacat serta agresif baik makan maupun berenang. Calon induk yang dipelihara dilakukan seleksi setiap 1 – 2 bulan. Calon Induk yang diseleksi adalah induk yang baik seperti ciri ciri induk di atas sampai calon induk dewasa. Untuk menghindari terjadinya inbreeding pada saat pemijahan, sebaiknya pemeliharaan calon induk jantan dan betina berasal dari induk yang berbeda. Pemeliharaan induk yang telah dewasa dan terpilih, dipelihara pada kolam induk. Calon induk tersebut siap akan menggantikan induk yang telah tua ( afkir ). Induk yang telah tua / afkir adalah induk yang telah dipijahkan sebanyak 6-8 kali. Induk yang telah dipijahkan lebih dari 8 kali, walaupun masih menghasilkan telur yang cukup banyak tetapi memiliki pertumbuhan keturunan yang lambat. 153 f. Perkembangan Sel Gonad 1) Spermatogenesisi Perkembangan sel nuftah berlangsung dalam kista yang dibentuk oleh sel-sel sertoli. Tahap-tahap spermatogenesis dan spemiogenesis dapat dibedakan berdasarkan karakteristik morfologi nukleus dan sitoplasma. Spermatogonia primer mengalami pembelahan mitosis secara berurutan mulai dari spermatogonia sekunder. Kesemua sel-sel ini berada dalam satu kista yang dibentuk secara multiplikasi paralel dari sel kista. Spermatogonia sekunder akan ditransportasikan menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer selanjutnya akan mengalami pembelahan miosis kedua. Selanjutnya spermatid akan mengalami diffrerensiasi sehingga menjadi spermatozoa, atau gamet jantan melalui proses spermatogenesis. Selama proses ini berlangsung, struktur khas sperma dibentuk kepala, bagian leher dan bagian tengah dan ekor. Spermatozoa ikan teleost tidak mempunyai tutup kepala, hal ini mungkin mempunyai keterkaitan dengan adanya mikrofil pada telur ikan teleost. Pada akhir proses spermatogenesis kista lobulus pecah dan spermatozoa dewasa dilepas ke dalam lebumen lobulus. Melalui proses spermiasi sperma kemudian akan mengalami dehidrasi. Proses hidrasi akan menyebabkan spermatozoa bermigrasi ke arah vas deferent. 2) Oogenesis Oogonia berasal dari sel kelamin yang mula mula ada di dalam atau di dekat epitelium germinal hanya dikelilingi oleh selapis sel epitel hingga membentuk sel folikel ovari. Jaringan penghubung di dekat sel-sel ini membentuk sebuah kantong yang khas dan pada beberapa spesies diperkirakan berperan sangat aktif selama perkembangan folikel selanjutnya. 154 Folikel ini akan berkembang menjadi folikel yang masak, dimana sel-sel epitel ukurannya dan jumlahnya akan meningkat dan membentuk suatu bulatan kelenjar yang disebut granulosa. Granulosa ini kemudian akan terbagi menjadi dua bagian dalam dan bagian luar. Ovum yang telah masak dipisahkan dari granulosa oleh sebuah membran. Fungsi dari sel sel granulosa pada ikan adalah untuk penimbunan kuning telur (vitellogenesis) dalam sel telur yang sedang berkembang dan fagositosis kuning telur dari sel telur yang tidak berkembang sebelum ovulasi. Selain berfungsi dalam hal nutrisi dan fagositosis, sel granulosa berkaitan dengan pengaktifan hormon-hormon ovari. Jelas bahwa hormon-hormon ovari disintesa oleh ovum atau granulosa atau corpus luteum yang berkembang dari granulosa. Oogonia ditemukan tersebar dalam ovari dan mengalami pembelahan meiosis secara berturut-turut. Selanjutnya akan mengalami pembelahan yang bertahan pada tahap diploten pada profase pertama meiosis. Dari tahap ini gamet dikenal dengan oosit primer. Selanjutnya oosit primer ini akan mengalami periode panjang pertumbuhan yang terdiri dari beberapa fase. Fase utama adalah proses vitelogenesis. Menjelang fase ini, bagaimana oosit primer bertambah ukurannya tanpa akumulasi material yolk dan fase ini disebut previtelogenesis. Selama fase ini terjadi pertumbuhan yang sama pada sitoplasma atau nukleus. Oosit primer ditandai oleh nukleus besar ditemui pada bagian perifer dan didalamnya didapati tersebar sebilangan nukleus. g. Perhitungan Kebutuhan Induk Ikan Pada pengelolaan induk, harus mengetahui berapa jumlah induk jantan dan betina yang siap dipijahkan, induk dewasa maupun calon induk (dara). Sebelum menentukan jumlah induk yang akan disediakan terlebih dahulu menetapkan jumlah produksi benih ikan yang akan dihasilkan. 155 Jumlah induk dan produksi yang dihasilkan berkaitan dengan fasilitas yang ada atau yang akan disiapkan. Gambar 38. Hubungan Pengelolaan Induk, Fasilitas dan Target Produksi Jumlah induk yang dipelihara berkaitan dengan jumlah produksi benih ikan yang akan dihasilkan. Selanjutnya, untuk menentukan jumlah induk harus mengetahui fekuinditas, telur yang ovulasi, telur yang terbuahi (fertilisasi), telur yang menetas, dan mortalitas larva dan benih setiap tahap kegiatan. Contoh : Induk ikan mas memiliki fekuinditas sebanyak 25.000 – 50.000 butir/ kg. Induk ikan patin memiliki fekuinditas sebanyak 50.000 – 100.000 butir / kg induk. Dari fekuinditas induk ikan tersebut, 99% telur yang ovulasi, selanjutnya total telur yang ovulasi sebanyak 90% telur yang terbuahi. Selanjutnya, dari total telur terbuahi sebanyak 90% telur yang menetas menjadi larva ikan. Selama pemeliharaan larva sampai benih ikan dapat bertahan hidup sebanyak 75 %. Melalui perhitungan tersebut diatas dapat ditentukan target produksi dan jumlah fasilitas yang akan disediakan. h. Memberi Pakan Pakan merupakan faktor yang penting dalam usaha membesarkan ikan. Dalam usaha membesarkan, benih ikan diharuskan tumbuh hingga mencapai ukuran pasar. Untuk itu, benih ikan harus makan, tidak sekedar 156 untuk mempertahankan kondisi tubuh, tetapi juga untuk menumbuhkan jaringan otot atau daging. Jumlah dan jenis pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan akan menentukan asupan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan daging. Pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan bisa menggambarkan nafsu makan ikan dan ini dipengaruhi oleh kualitas air (terutama suhu dan oksigen terlarut) media pemeliharaan benih ikan. Dalam pemberian pakan ikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu jenis pakan, frekuensi pemberian pakan , cara memberikan pakan, feeding rate dan konversi pakan. 1) Jenis Pakan Pakan yang diberikan pada calon induk ikan antara lain adalah pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami biasanya diberikan secara tidak langsung pada calon induk ikan yang dipelihara pada kolam dengan dasar kolam tanah. Untuk calon induk ikan ikan air tawar yang dipelihara pada bak beton atau kolam tembok biasanya diberikan pakan buatan. Pakan buatan untuk induk ikan ikan air tawar harus memilki kandungan protein antara 25 – 30 persen, dan lemak dibawah 4 persen. Kandungan lemak yang terlalu tinggi baik bagi induk, terutama dapat menyebabkan kandung lemak pada telur menjadi tinggi, yang akhirnya bisa menyebabkan ikan sulit memijah, atau masa adafatsi saat pemijahan sangat lama. 2) Frekuensi dan waktu pemberian pakan Frekuensi pemberian pakan adalah berapa kali pakan yang diberikan pada calon induk ikan ikan air tawar dalam sehari. Frekuensi ini terkait dengan waktu pemberian pakan. Umumnya semakin besar ukuran ikan maka frekuensi pemberian pakannya semakin jarang atau kurang. Ikan kecil sebaliknya diberi pakan lebih sering dibandingkan ikan besar. Frekuensi pemberian pakan ikan berkaitan dengan laju evakuasi pakan Next >