< Previous 7 macam benih ikan. Selama pelajaran pembenihan ini selain anda memproduksi benih ikan di sekolah, sangat baik jika anda memproduksi benih ikan dirumah secara individu atau berkelompok. Sehingga selain mempertajam kemampuan anda juga dapat menambah pendapatan. Pada kegiatan pembelajaran 1 ini anda terlebih dahulu mempelajari awal dari kegiatan pembenihan yaitu pemilihan lokasi pembenihan, analisis faktor teknis, sosial dan ekonomi lokasi pembenihan, desain dan tata letak wadah pembenihan , jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pembenihan, perhitungan kebutuhan wadah sesuai proses produksi dan pengelolaan panti benih (hatchery) sesuai komoditas. a. Pemilihan Lokasi Pembenihan Ikan Sebelum memulai kegiatan pembenihan ikan, coba anda melihat daerah sekitar anda. Coba anda lihat sekitar lokasi sekolah baik sawah, rawa, darat. Apakah lokasi-lokasi tersebut baik untuk pembenihan ikan secara baik? Buatlah kelompok dengan anggota 3-4 orang/ kelompok. Selanjutnya amati lokasi sekolah atau lokasi diluar sekolah kemudian diskusikan. 1) Amati sekitar lokasi sekolah atau diluar lokasi sekolah 2) Catatlah hal-hal apa saja mendukung lokasi tersebut untuk dibangun pembenihan ikan 3) Catatlah hal-hal apa saja yang tidak mendukung lokasi tersebut untuk dibangun pembenihan ikan 4) Coba anda analisa, jika dibangun pembenihan ikan dilokasi yang anda amati, kira-kira jenis ikan apa yang akan anda produksi? Sebutkan alasannya. 5) Fasilitas apa saja dibutuhkan untuk mengoprasikan pembenihan yang akan anda bangun? Apakah fasilitas tersebut tersedia di sekitar lokasi pembenihan anda? 8 Produksi benih ikan akan lebih optimal baik kualitas, kuantitas dan kontiniutas jika lokasi pembenihan ikan sesuai dengan komoditas yang di produksi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemilihan lokasi. Untuk menentukan lokasi yang baik perlu diamati dan dianalisis faktor teknis, faktor sosial dan faktor ekonomi. 1) Faktor Teknis Faktor teknis merupakan hal-hal yang berhubungan dengan operasional produksi benih ikan. Ketepatan dalam pemilihan lokasi khususnya penentuan faktor teknis pembenihan ikan akan lebih meningkatkan efisiensi oprasional pembenihan ikan. Dalam pemilihan lokasi pembenihan ikan, faktor teknis yang perlu di perhatikan adalah sumber air, tekstur tanah, kemiringan tanah, iklim, teknik yang diterapkan dan sebagainya. a) Sumber Air Sumber air merupakan hal yang terpenting bagi pembenihan ikan. Ketepatan menentukan sumber air akan mengurangi biaya operasional pembenihan ikan. Selain itu, akan mempengaruhi kualitas, kontinuitas dan kuantitas benih ikan. Sumber air untuk pembenihan ikan dapat berasal dari sungai, danau/laut, sumur dan sebagainya. Penentuan sumber air berhubungan dengan kualitas air yang diperoleh dari sumber air tersebut. Jika sumber air pembenihan ikan berasal dari sungai perlu di ukur dan dianalisis kualitas air sungai tersebut. Selain mengukur kualitas air sungai perlu di amati aktivitas masyarakat di hulu sungai seperti keberadaan pabrik/industri, pemukiman, pasar, pertanian dan sebagainya. 9 Kegiatan pabrik/industri di hulu sungai perlu diamati baik jenis limbah, jumlah limbah yang dihasilkan dan apakah pabrik/industri tersebut memiliki instalasi pengolahan limbah. Limbah pabrik tersebut jika dibuang ke suangai akan mempengaruhi kualitas air sungai yang akan dijadikan sumber air pembenihan ikan. Gambar 1. Pembuangan Limbah Pabrik/industri ke Sungai Pemukiman merupakan salah satu sumber limbah yang paling besar untuk mencemari perairan termasuk sungai. Umumnya limbah pemukiman terdiri dari deterjen, sisa dapur, sampah, tinja dan sebagainya. Selain itu di pemukiman juga sering terdapat kegiatan home industri seperti menjahit, bengkel, pembuatan kue/makanan dan sebagainya. Kegiatan home industri dapat mencemari sungai sebagai sumber air pembenihan ikan. 10 Gambar 2. Limbah Pemukiman di sungai Limbah dari pasar umumnya bahan organik dan plastik. Bahan organik pada jumlah tertentu baik untuk menyuburkan perairan. Sebaliknya jika limbah pasar yang berlebihan akan mencemari perairan yang tidak baik sebagai sumber air. Gambar 3. Limbah Pasar dapat Mencemari Perairan 11 Limbah pertanian dapat menyebabkan sungai menjadi tercemar. Limbah pertanian berupa pupuk kimia, pestisida, herbisida, insektisida yang digunakan untuk memelihara tanaman akan dibawa oleh air ke sungai. Akibat bahan-bahan tersebut perairan akan tercemar dan tidak baik jika digunakan untuk sumber air bagi pembenihan kan. Gambar 4. Salah satu Sumber Limbah Pertanian yang Mencemari Air Sungai Air sumur biasa digunakan sebagai sumber air bagi pembenihan ikan. Sebelum digunakan sebaiknya air sumur terlebih dahulu di ukur kandungan kualitas airnya. Beberapa air sumur mengandung bahan kimia seperti Fe, CO2, pH rendah yang tidak baik bagi perkembangan ikan. Jika air sumur digunakan sebagai sumber air pembenihan ikan sebaiknya dilakukan oksidasi dan pengendapan selama 2 hari. Selain itu perlu diperhatikan kuantitas/kecukupan air sumur untuk memenuhi kebutuhan pembenihan ikan. 12 Demikian halnya jika sumber air pembenihan ikan berasal dari danau, mata air dan sebagainya perlu dilakukan pengukuran kandungan kualitas air. Dengan demikian lokasi yang akan dijadikan pembenihan akan lebih baik.. Pengamatan dan pengukuran sumber air terdiri dari jarak sumber air dari lokasi perkolaman, jumlah air dan debir air, kekeruhan air, Derajat keasaman (pH) air, kapasitas biogenik dan senyawa-senyawa beracun. Jarak Sumber Air Bila sumber air ke lokasi perkolaman menggunakan air sungai maka jarak dari sumber air harus dipertimbangkan. Hal ini dapat menentukan besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk membuat saluran air dari sumber air. Selain menggunakan air sungai, dalam kegiatan pembenihan ikan, sumber air dapat diperoleh dari sumur artesis. Kelebihan sumur artesis adalah dapat dibuat dekat dengan lahan perkolaman dan kualitas airnya dapat terjamin, namun untuk membuat sumur artesis ini memerlukan biaya pembuatan, pengadaan dan perawatan mesin penyedot air. Kekeruhan air Kualitas fisik air terutama kekeruhan air harus menjadi pertimbangan dalam kegiatan pembenihan ikan. Air yang sangat jernih biasanya miskin mineral. Begitu juga air yang terlalu keruh umumnya mengandung koloid lumpur sehingga harus diendapkan terlebih dahulu. Air yang tidak terlalu jernih sangat baik untuk dijadikan media pemeliharaan ikan. Terutama kekeruhan air yang disebabkan oleh populasi jasad renik atau plankton. 13 Derajat keasaman (pH) air Derajat keasaman suatu perairan dapat menunjukkan aktivitas ion hydrogen dalam perairan tersebut dan dapat digambarkan dalam rumus : pH = loh (H+). Derajat keasaman air baik pada sumber air maupun di kolam pemeliharaan ikan, sangat dipengaruhi oleh keadaan tanahnya. Goncangan pH perairan dapat terjadi karena terbentuknya gas-gas hasil proses perombakan bahan organik, proses metabolisme organisme perairan dan kegiatan sejenis yang memungkinkan bertambahnya konsentrasi asam atau basah dalam perairan. Kisaran pH air antara 5 – 9 dapat mendukung kehidupan ikan secara wajar, tetapi karena jenis pakan alami seperti Daphnia magma dan lain-lain tumbuh dengan subur pada perairan dengan pH di atas 6,0 maka Swingle (1963) menyatakan bahwa perairan yang baik untuk perikanan adalah dengan fluktuasi pH 6,5 – 8,5. Apabila ditemukan perairan dengan pH di bawah 6, maka dibutuhkan pengapuran dengan dosis besar. Gambar 5. Hubungan antara pH perairan dengan kehidupan ikan dan kesuburan perairan 14 Senyawa-senyawa beracun. Kegiatan lain yang sangat penting diperhatikan dan diukur dalam menentukan sumber air yang baik untuk kehidupan ikan adalah kandungan senyawa-senyawa beracun antara lain gas-gas Amonia (NH3), Nitrat (NO2) dan asam sulfide (H2S). Gas-gas ini merupakan hasil proses penguraian bahan organik yang pada konsentrasi tinggi bersifat racun dan membahayakan kehidupan ikan. Kandungan gas ammonia pada konsentrasi 1,0 ppm dapat menghambat daya serap haemoglobin terhadap oksigen. Begitu juga ikan tidak dapat bertoleransi terhadap kandungan nitrat >0,5 ppm dan kandungan gas asam sulfide >0,1 ppm. Gejala ikan terhadap senyawa beracun yang tampak di lihat di kolam yakni ikan akan tampak sesak nafas, gelisah dan sering berenang dipermukaan air, selanjutnya lama kelamaan ikan akan lemas dan mati. Kandungan asam sulfida erat kaitannya dengan fluktuasi pH air. Bila pH air menurun, maka kandungan asam sulfide akan meningkat. Sebaliknya kandungan asam sulfida menurun pada pH tinggi. b) Tekstur tanah Jenis dan tekstur tanah merupakan unsur yang sangat penting, karena tanah tersebut harus mampu menahan tekanan air kolam dan menampungnya, sehingga rembesan air ke dasar kolam maupun ke badan pematang dapat ditekan seminimal mungkin. Keadaan tekstur tanah ditentukan oleh komposisi kandungan unsur-unsur pembentuk tanah seperti persentase kandungan liat, lempung dan pasir. Komposisi ini harus merupakan paduan yang kokoh, kuat dan kompak sehingga tanah kolam akan mampu menahan air, terlebih-lebih apabila tanah kolam akan digunakan untuk pembuatan 15 pematang. Menurut beberapa pengalaman, jenis tanah tekstur liat dan liat berpasir merupakan tanah yang cocok untuk pembangunan pematang kolam, karena tanah yang terlalu banyak mengandung pasir tidak cocok untuk pembangunan kolam. Macam macam tektur tanah Pasir (sandy) : Pasir mempunyai ukuran >2mm dan bersifat kasar dan tidak lekat. Pasir mengikat sedikit air karena pori-porinya besar sehingga banyak air yang keluar dari tanah akibat gaya gravitasi Pasir berlempung (loam sandy) : Tanah pasir berlempung ini memiliki terkstur yang kasar. Pasir berlempung ini akan membentuk bola yang mudah hancur karena daya ikat pada partikel-partikel di pasir berlempung tidak kuat. Dan juga akan sedikit sekali lengket karena memang kandungan lempungnya yang sedikit. Lempung berpasir (Sandy loam) : Rasa kasar pada tanah lempung berpasir akan terasa agak jelas dan juga akan membentuk bola yang agak keras tetapi akan mudah hancur Lempung (Loam) : Lempung tidak terasa kasar dan juga tidak terasa licin. Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilat. Selain itu, lempung juga dapat melekat Lempung liat berpasir (Sandy-clay-loam) : Lempung liat berpasir terasa agak jelas. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan juga dapat membentuk gulungan jika dipilin dan gulungan akan mudah hancur serta dapat melekat 16 Lempung liat berpasir (Sandy-clay-loam) : Lempung liat berpasir terasa agak jelas. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan juga dapat membentuk gulungan jika dipilin dan gulungan akan mudah hancur serta dapat meleka Lempung liat berdebu (sandy-silt-loam) : Lempung liat berdebu memiliki rasa licin yang jelas. Dapat membentuk bola teguh dan gulungan yang mengkilat serta dapat melekat Lempung berliat (clay loam) : Lempung berliat akan terasa agak kasar. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan membentuk gumpalan bila dipilin tetapi pilinan mudah hancur. Daya lekatnya sedang Lempung berdebu (Silty Loam) : Lempung berdebu akan terasa agak licin. Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat melekat Debu (Silt) : Debu akan terasa licin sekali. Dapt membentuk bola yang teguh dan dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilap serta terasa agak lekat Liat berpasir (Sandy-clay) : Liat berpasir akan terasa licin tetapi agak kasar. Dapat membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar untuk dipijit tetapi mudah digulung serta memilliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali) Liat berdebu (Silty-clay) : Liat berdebu akan terasa agak licin. Dapat membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar dipijit tetapi mudah digulung serta memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali) Liat (clay) : Liat akan terasa berat, dapat membentuk bola yang baik. Serta memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali) Next >