< Previous 109 3. Keterampilan Evaluasi ketarampilan dilakuan dengan cara peserta didik melaksanakan praktikum dengan strategi kelas dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok mengerjakan satu judul. LEMBAR KERJA PRAKTIKUM Judul Memberi Pakan ikan Waktu 12 JP Alat dan Bahan Alat Meteran, Timbangan, Seser, Ember Bahan Kolam berisi ikan yang sedang dipelihara, Pelet Keselamatan Kerja 4. Berdoalah sebelum bekerja 5. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya 6. Usahakan alat dan bahan tidak rusak Langkah Kerja 9. Kerjakan dengan menggunakan metoda sampling 10. Hitunglah populasi ikan di dalam kolam 11. Hitunglah bobot biomass 12. Hitunglah kebutuhan pelet jika feeding rate 3% /hari 13. Bagilah pelet tersebut kedalam feeding frequency 2 kali /hari 14. Lakukan pemberian pakan secara benar. Produk Evaluasi produk dilihat hasil produknya setelah peserta didik menyelesaikan praktikum. Nilai dianggap memenuhi syarat jika hasil praktikum telah memenuhi aspek yang dipersyaratkan dalam pemberian pakan dalam pembesaran ikan. 110 Kegiatan Pembelajaran 7. Menganlisis, Mengolah, Menyaji dan Menalar perhitungan laju pertumbuhan ikan pada pembesaran ikan (tradisional, semi intensif dan intensif) A. DISKRIPSI Melakukan perhitungan laju pertumbuhan ikan pada pembesaran ikan (secara tradisional, semi intensif dan intensif) adalah suatu uraian materi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan, Teknik sampling pertumbuhan ikan, Laju pertumbuhan harian ikan, Laju pertumbuhan mutlak ikan, Survival rate ikan dan Pelaporan hasil pembesaran ikan. B. KEGIATAN BELAJAR 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini peserta didik agar mampu melakukan perhitungan laju pertumbuhan ikan pada pembesaran ikan (secara tradisional, semi intensif dan intensif) dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan, Teknik sampling pertumbuhan ikan, Laju pertumbuhan harian ikan, Laju pertumbuhan mutlak ikan, Survival rate ikan dan Pelaporan hasil pembesaran ikan, jika disediakan alat yang memadahi dan bahan ikan yang dipelihara di kolam pembesaran ikan, dengan tingkat kebenaran 90 %. 111 2. Uraian Materi a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang dan atau bobot badan dalam periode waktu tertentu. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, yaitu suhu, oksigen terlarut dan keasaman air serta jumlah dan jenis makanan serta faktor daya cernanya dari ikan tersebut. Pertumbuhan ikan hanya akan terajadi apabila energi yang diserap oleh tubuh lebih besar dari pada energi yang digunakan untuk melakukan aktifitas, proses pencernaan, dan yang terbuang melalui proses ekskresi. Pertumbuhan merupakan parameter penting dalam budidaya ikan terutama yang bernilai ekonomis karena pertumbuhan akan menentukan nilai produksi. Pertumbuhan dibedakan atas dua macam, yaitu pertumbuhan allometrik atau heterogenic adalah perubahan kecil dari bagian tubuh ikan atau larva menuju bentuk yang lebih sempurna, misalnya perubahan sementara yang berhubungan dengan kematangan gonad, panjang sirip dan kemontokan tubuh. Pertumbuhan isometrik atau isogenik adalah perubahan yang terjadi apabila pada ikan terdapat perubahan yang terus menerus secara proporsional dalam tubuhnya. Pertumbuhan dan Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar ikan. Faktor dalam ikan adalah faktor genetik, kesehatan serta keseragaman ukuran ikan tersebut. Sedangkan faktor luar meliputi kondisi kualitas air, serangan hama dan penyakit serta kondisi pakan ikan. 112 1) Genetis Ikan Kecepatan pertumbuhan ikan ditentukan oleh gen. Gen tersebut merupakan sifat warisan dari induknya yang dibawa melalui telur. Gen merupakan bagian kecil dari kromosom merupakan penyimpan sifat-sifat individu tersebut. Jika ikan memiliki sifat tahan terhadap serangan hama penyakit (sehat), pertumbuhannya cepat, maka induknyapun dan bahkan kelak keturunannya pun akan memiliki sifat yang demikian. Sehingga untuk mendapatkan ikan dengan pertumbuhan cepat maka perlu ditelusuri sifat induknya. 2) Kesehatan benih ikan Kesehatan benih ikan besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan. Karena jika ikan sakit maka tahap pertama energi yang dipengaruhi oleh ikan tersebut akan digunakan sebagai penganti sel-sel yang rusak, serta anti toksin/kekebalan tubuhnya akan melawan penyakit yang ada. Dari persoalan ini jelas bahwa yang seharusnya energi dipergunakan sebagai pertumbuhan malah dipergunakan untuk penyembuhan, atau melawan penyakit sehingga otomatis pertumbuhannya terganggu, atau malah tidak sembuh. Jika penyakitnya ternyata kondisinya lebih kuat maka ikan tersebut tidak sembuh hingga mati. 3) Keseragaman ukuran benih ikan Keseragaman ukuran benih ikan secara keseluruhan jelas akan mempengaruhi produksi total. Bagaimana tidak, jika benih satu sama lain tidak sama ukurannya sudah barang tentu benih yang kecil pertumbuhannya akan lebih lambat untuk periode tertentu atau malah terus hingga panen. Banyak terjadi benih yang ukurannya lebih kecil 113 pada periode setarter tetap lebih kecil ukurannya tetapi setelah melewati periode grower pertumbuhannya menjadi seimbang. Hal ini disebabkan bahwa laju pertumbuhan ikan dari waktu ke waktu atau periode ke periode berbeda. Ada tiga periode pertumbuhan yaitu starter, grower dan finisher. 4) Faktor air Kualitas air mempunyai 3 faktor yaitu faktor fisika, kimia dan biologi. Yang termasuk faktor fisika adalah suhu, kecerahan dan kekeruhan. Faktor kimia meliputi kelarutan oksigen, CO2, NH3 – N dan pH. Sedangkan faktor biologi adalah kandungan plankton dan lain-lain. Apabila suhu berubah maka faktor kimia air akan berubah, serta apabila suhu naik maka segala proses dipercepat hingga pada batas tertentu. Termasuk metabolisme dipercepat. Sudah menjadi gejala alam apabila kondisi cuaca cerah, intensitas cahaya matahari tinggi, suhu air meningkat (nafsu makan meningkat) sehingga pertumbuhan ikan pun cepat. Hal itu terjadi kebalikan apabila kondisi cuaca mendung, suhu air menurun akibatnya nafsu makan ikan menurun atau kondisi air kekurangan oksigen sehingga pertumbuhan ikan terhambat. Kondisi kualitas air akan selalu direspon oleh ikan. Apabila kondisi kualitas airnya optimal untuk kehidupan ikan tersebut maka sudah barang tentu pertumbuhannya juga optimal. Apabila air tingkat kekeruhannya tinggi maka supsensi tersebut akan menempel pada lamela insang sehingga akan mengganggu pernafasan. Apabila pH air rendah maka lendir ikan akan menggumpal. Begitu contoh persoalan kondisi kualitas air yang akan langsung mempengaruhi pertumbuhan. 114 Kualitas air akan menurun seiring dengan bertambah banyaknya sisa pakan , feces dan juga urin ikan. Hal ini akan Nampak jika dipelihara dalam bak tertutup terutama dalam pemeliharaan system intensif maupun superintensif. Proses penurunan kualitas air tersebut seperti di bawah ini, nampak akibat terakhir adalah HNO3 diproduksi sebagai racun. 1. Organik karbon dan Nitrogen Ammonia dan Karbondioksida CH2(NH2)COOH + 3/2 H2O NH3 + 2 CO2 + H2O 2. Pada langkah berikutnya amonia dioksidasi a. NH3 + 3/2 O2 NHO2 + H2O b. HNO2 + ½ O2 HNO3 NH3 + H2O HNO3 + H2O 5) Serangan hama dan penyakit Hama dan penyakit akan muncul jika lingkungan media memungkinkan, biasanya lingkungan tidak menguntungkan bagi ikan. Akibat dari kondisi lingkungan media yang tidak sesuai maka lama kelamaan stamina ikan akan menurun sehingga rentan dan mudah terserang penyakit. Sebagai akibat pertama adalah nafsu makan ikan menurun. Dibutuhkan energi untuk menaikkan stamina bahkan penyembuhan penyakit tersebut. Dengan demikian sudah jelas energi tidak digunakan untuk pertumbuhan. Ikan tidak tumbuh. Jika serangan hama dan penyakit lebih kuat dari stamina ikan maka ikan akan mati. Untuk menghindari kematian ikan usahakan kualitas air tetap baik. 115 6) Kondisi pakan ikan Pada perairan umum secara liar atau dipelihara secara tradisional tidak begitu masalah pemberian pakannya. Tetapi pada pemeliharaan sisitem instensif pemberian pakan mesti instensif yaitu jumlah dan pemberian pakannya harus teratur. Apabila jumlah pakan yang diberikan kurang maka energi yang dibutuhkan tdak terpenuhi sehingga perutumbuhannya terhambat. Begitu juga kandungan proteinnya apabila kurang dari 20% maka pertumbuhannyapun akan terhambat. Kondisi protein ini bisa diakibatkan karena rusak oleh jamur sehingga kandungan protein menurun. Jumlah pakan yang dimakan ikanpun kadang-kadang kurang akibat cara pemberian pakan kurang baik, bisa karena frekuensi pemberian pakannya berkurang atau pembagian pakan per frekuensinya tidak imbang. Pakan ikan adalah campuran dari berbagai bahan, baik nabati maupun hewani yang diolah sehingga mudah dimakan dan sekaligus merupakan sumber nutrisi bagi ikan. Dengan kata lain, pakan ikan adalah makanan yang khusus diproduksi agar mudah dan tersedia untuk dimakan dan dicerna oleh sistem pencernaan ikan sehingga ikan menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk aktivitas hidupnya dan dipakai untuk pertumbuhan yang disimpan dalam bentuk daging. Pakan yang dibutuhkan adalah pakan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan yang dipelihara. Zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh ikan terdiri dari protein dengan asam amino esensial, lemak dengan asam lemak esensial, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kandungan gizi pakan lebih berperan dibandingkan dengan jumlah pakan yang diberikan. Beberapa komponen yang harus terdapat dalam pakan yang diberikan untuk ikan adalah protein, lemak, dan 116 karbohidrat. Hal ini disebabkan karena secara alami, semua energi yang digunakan oleh ikan berasal dari protein, yang kemudian digunakan untuk pertumbuhan maupun pemeliharaan tubuh. Jadi, adanya protein di dalam makanan merupakan suatu hal yang esensial dan harus tersedia bagi ikan. Kandungan protein yang optimal didalam makanan akan menghasilkan pertumbuhan yang maksimal bagi ikan yang mengkonsumsinya. Selain protein, untuk pemeliharaan tubuh dapat digunakan energi yang berasal dari lemak dan karbohidrat. Oleh karena itu, secara terbatas lemak dan karbohidrat dapat digunakan untuk menggantikan peran protein sebagai sumber energi dalam pemeliharaan tubuh. Dengan demikian, protein akan lebih terarah untuk sumber energi pertumbuhan. Penggunaan lemak dan karbohidrat yang berlebihan dapat menimbulkan masalah gizi. Timbunan lemak di dalam hati juga bisa terjadi apabila ikan terlalu banyak makan lemak. Pakan yang diberikan akan dicerna di dalam tubuh ikan. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan diubah menjadi glukosa, protein diubah menjadi asam amino, dan lemak diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Komponen pakan yang sudah dicerna dan mudah diserap oleh tubuh kemudian dialirkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Komponen pakan yang belum sempurna proses perombakannya akan dikeluarkan kembali oleh tubuh ikan. Kemungkinan ketidaksempurnaan perombakan komponen pakan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1) pakan sulit dicerna oleh ikan karena adanya selulosa dan chitin; (2) jumlah dan jenis enzim pencernaan yang terdapat dalam saluran pencernaan kurang memadai; atau (3) kondisi lingkungan yang tidak menunjang. Selain itu, terdapat pula komponen lainnya yang harus diperhatikan kandungannya, misalnya serat kasar, abu dan air. 117 Pertumbuhan ikan akan baik dan cepat jika faktor internal dan external ikan seimbang saling bersinergi. b. Teknik Sampling Pertumbuhan Ikan Di atas telah dijelaskan bahwa pertumbuhan adalah pertambahan panjang maupun bobot dari ikan yang dipeliharan pada satuan waktu tertentu, misal mingguan. Jadi untuk mengetahui pertambahan panjang atau bobot tersebut perlu dilakukan pengukuran atau penimbangan. Mengingat jumlah populasi ikan yang dipelihara di dalam kolam yang luas adalah banyak maka untuk melakukan ini disarankan dengan menggunakan pendekatan sampling. Teknik sampling hampir sama dengan sampling pada saat untuk menentukan jumlah pakan yang diberikan setiap harinya. Teknik sampling tersebut adalah sebagai berikut: Contoh Sampling Kolam Data 1 3 5 2 4 4. Luas Kolam 140 m2 5. Padat tebar awal 10 ekor/m2 6. Ukuran panjang pada saat penebaran adalah 6 cm, bobot 20 gr (t0) 7. Luas seser 1.5 m2 118 Langkah sampling: 1) Membaca data awal (luas kolam, padat penebaran, luas alat, panjang dan bobot benih pada saat awal,) 2) Menghitung populasi awal 3) Menentukan 5 titik secara acak dikolam untuk ditangkap ikannya dengan menggunakan alat tangkap tersebut 4) Menghitung ikan tertangkap tiap titik dan menimbang bobot ikan tiap titik 5) Menghitung jumlah ikan pada 5 titik dan bobot ikan pada 5 titik 6) Menghitung rataan jumlah ikan per titik dan bobot ikan pertitik atau menghitung bobot ikan per individu 7) Menghitung jumlah populasi ikan dengan rumus: Luas kolam X rataan jumlah ikan per titik luas alat tangkap 8) Menghitung bobot biomass = Jumlah ikan atau populasi ikan di kolam kali bobot ikan per individu. 9) Lakukan mulai nomor 3 sampai no 8 setiap minggu. 10) Tuangkan kedalam Tabel, dan perlu dituangkan kedalam gambar grafik. Next >