< Previous 119 Data hasil sampling Sampling Titik Jumlah Ikan Bobot Ikan (gr) Minggu 1 1 2 3 4 5 12 11 13 15 10 240 230 250 340 240 Rataan Bobot Minggu 2 1 2 3 4 5 13 11 10 11 12 320 290 270 280 300 Rataan Bobot Minggu 3 1 2 3 4 5 11 9 10 10 12 310 300 310 320 360 Rataan Bobot Setelah dicari rataan pada bobot perminggu nya , maka bisa nampak penambahan bobot dari minggu ke minggu. Selisih rataan bobot itulah hasil perhitungan pertumbuhan ikan. c. Laju Pertumbuhan harian dan Laju Pertumbuhan Mutlak Untuk menghasilkan pertumbuhan, makanan diproses terlebih dahulu agar dihasilkan energi. Hasil energi tersebut akan digunakan untuk proses-proses fisiologi dan sisa energi digunakan untuk pertumbuhan. 120 Proses-proses fisiologi yang terjadi adalah: 1) Metabolisme Ikan memerlukan energi untuk pertumbuhan, aktivitas hidup dan reproduksi. Energi yang diperoleh dari hasil pembakaran oksigen disebut metabolisme. Nialai yang diperoleh saat penggunaan energi tersebut disebut Laju metabolisme (Metabolisme rate). MR dipengaruhi: suhu, jenis ikan, ukuran ikan, aktivitas, waktu lapar dan lingkungan (O2 terlarut, CO2, pH, Salinitas dll). Pada semua jenis ikan laju metabolisme per satuan bobot badan akan menurun seiring dengan bertambahnya ukuran ikan. Hubungan tersebut digambarkan dengan rumus: 2) Pembentukan tenaga Semua hewan membutuhkan energi untuk kerja mekanik (aktivitas otot), kerja kimiawi (fungsi biokimia), kerja elektrik (rangsangan syaraf) dan kerja osmotis (mempertahankan keseimbangan terhadap garam biologis). Total energi yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi adalah Gross Energy (GE). Tidak semua energi yg dihasilkan makanan dapat diserap oleh ikan. Energi yg dapat diserap ikan disebut Digestible Energy (DE). Jadi DE adalah GE dikurang energi yg hilang bersama kotoran. Energi digunakan juga untuk metabolisme, pernafasan, pencernaan, pembentukan urine. Dengan demikian Energi metabolisme (ME) adalah: ME adalah DE – (Energi dalam feces + pernafasan + pencernaan + energi dalam urine) 121 3) Pertumbuhan Jumlah energi yang digunakan untuk pertumbuhan, dipengaruhi: jenis ikan, umur ikan, kondisi lingkungan dan komposisi makanan. Semua factor tersebut akan berpengaruh pada metabolisme dasar atau standar. Energi untuk pemeliharaan tubuh merupakan gabungan antara metabolisme dasar dan dinamika kegiatan spesifik / Specific dynamic action (SDA). SDA adalah jumlah panas yang dihasilkan dan merupakan tambahan pada metabolisme sebagai hasil pencernaan makanan. SDA untuk pencernaan protein lebih besar dari SDA untuk pencernaan Karbohidrat dan lemak. Secara umum energi untuk pertumbuhan ikan adalah dari protein. Pada saat laju pertumbuhan mencapai titik mulai menurun, umumnya pada saat itu ikan di panen. Ketiga komponen diatas mempengaruhi konsumsi harian ikan/udang. Konsumsi harian adalah jumlah makanan yang harus dikonsumsi setiap hari oleh ikan, agar dapat memenuhi kebutuhan kalori untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan menggantikan kalori yang hilang berupa panas. Kegiatan ikan yang menyebabkan kehilangan panas kedalam lingkungannnya berhubungan dengan luas permukaan tubuhnya. Luas permukaan tubuh dinyatakan dengan bobot badan pangkat 0,67 dibagi 10. L = W 0.67 10 122 4) Laju pertumbuhan harian/ GR (Growth Rate) Pengukuran pertumbuhan ikan terdapat dua parameter yaitu laju pertumbuhan ikan harian dan pertumbuhan mutlak ikan Laju pertumbuhan harian adalah kecepatan pertumbuhan ikan perhari. Sedangkan pertumbuhan mutlak adalah selisih pertumbuhan dua waktu tertentu. Rumus laju pertumbuhan harian adalah: Wx = Wo (1 + 0.01 a)t Keterangan: Wx = Rata-rata bobot akhir ikan (mg) Wo = Rata-rata bobot awal ikan (mg) a = Laju pertumbuhan harian (%) t = Lama pemeliharaan (hari) Rumus laju pertumbuhan mutlak adalah: W = Wt2 - Wt1 Keterangan: W = Pertumbuhan pada periode waktu tertentu Wt2 = Bobot rata-rata pada hari akhir Wt1 = Bobot rata-rata hari awal 123 Gambar 41. Mengukur pertumbuhan (berdasarkan panjang dan bobot) d. Survival Rate (SR) atau Sintasan atau Kelangsungan Hidup Survivak Rate (SR) atau Sintasan atau Kelangsungan Hidup adalah salah satu dari unsur yang harus dievaluasi dalam pembesaran ikan. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan balikan dari kegiatan tersebut , apakah kegiatan yang dikakukan sudah benar, atau kurang benar. Jika kegiatan yang dilakukan kurang benar maka segera dilakukan perbaikan, apa yang salah. Untuk menelusuri hal tersebut perlu diketahui indicator keberhasilannya. Indikator keberhasilan tersebut adalah apabila: Survival Rate (SR) atau Sintasan nya telah baik (≥90%), Growth Rate (GR) telah dianggap cepat/normal atau Feed Convertion Ratio (FCR) telah mencapai target. e. SR (Survival Rate) /Kelangsungan Hidup/Sintasan Ikan Ikan akan tumbuh apabila hidup. Jadi persyaratan untuk hidup ikan mesti terpenuhi, diantaranya adalah lingkungan media yang cocok bagi spesies 124 ikan tersebut. Masing-masing spesies ikan menghendaki lingkungan media yang berbeda. Tetapi apa mau dikata jika kita memelihara ikan dalam jumlah yang besar kemungkinan ikan mati pasti ada. Kematian ikan tersebut biasanya diakibatkan oleh saingan antar ikan itu sendiri, karena lingkungan media tidak cocok, atau bahkan serangan hama penyakit. Kematian ikan akibat saingan antar ikan itu sendiri terjadi apabila jumlah pakan yang diberikan kurang. Demikian terjadi terus menerus, hingga ikan yang kecil tersebut mati. Kejadian lain apabila kondisi ikan lapar maka kecenderungan ikan akan saling menyerang, hal ini juga berakibat menambah potensi menaikkan angka kematian. Ikan hidup membutuhkan kondisi kualitas air tertentu sehingga apabila salah satu dari parameter kualitas air tersebut tidak sesuai hingga diluar batas toleransinya maka ikan tersebut akan mati. Ikan mampu merespon perubahan suhu tidak lebih dari 5 oc, hal ini juga dilakukan bertahap, tidak bisa drastis. pH 11 dan 4 juga merupakan titik kematian ikan. Begitu juga serangan hama penyakit adalah masalah. Dari hari ke hari kematian ini semakin banyak, hingga populasi ikan akan habis apabila tanpa perlakuan yang baik. Mengetahui angka kematian ikan merupakan awal untuk mengetahui angka kelangsungan hidup ikan. Bagaimana caranya menghitung angka kelangsungan hidup ikan, lihat rumus di bawah ini: SR = Nt X 100% No Keterangan: SR = Angka kelangsungan hidup Nt = Jumlah ikan pada hari ke t (saat ini) No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan 125 f. Pemanenan Pemanenan dilakukan apabila pembesaran ikan telah memenuhi kreteria atau disesuaikan dengan kebutuhan. Contoh dalam pembesaran ikan mas bisa dipanen apabila telah mencapai ukuran konsumsi yaitu 4-5 ekor/kg, atau telah mencapai umur 2.5 bulan dari pembesaran dilakukan atau bisa juga dengan ukuran 1-1.5 kg per ekor diperuntukkan kolam pemancingan atau induk. Hasil panen Ikan mas baiasanya akan menguntungkan secara ekonomis apabila telah mencapai target yaitu apabila FCR 1.4 yang berarti setiap 1.4 kg pakan telah menghasilkan daging ikan sebanyak 1 kg, atau 1.4 ton pakan mengahasilkan daging 1 ton. Untuk ikan patin FCR 0.9 yang berarti setiap 0.9 kg pakan yang diberikan akan menghasilkan 1 kg daging, hal ini bisa terjadi karena patin mampu memanfaatkan pakan alami lebih banyak, begitu juga ikan bawal. Jika dilihat perbandingan FCR antara Ikan Mas 1.4 dan Patin 0.9 maupun Bawal jelas ikan Patin dan Bawal lebih sedikit membutuhkan pakan buatan, hal ini bisa diartikan pemeliharaan ikan patin dan bawal ada kemungkinan akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Cara panen dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat suhu air tidak panas, dengan cara wadah atau kolam dikeringkan secara perlahan-lahan. Setelah air surut ikan akan berkumpul di kemalir atau kobakan, di tempat itulah ikan mulai ditangkap kemudian ditampung dalam kolam penampungan. Jika pemeliharaan dijaring apung maka teknik pemanen akan lain lagi, dengan cara sisipkan tali atau bambu dari tepi mengarah ketepi yang lain hingga ikan berkumpul pada sudut jaring apung tertentu, pada saat itula ikan bisa dipanen. 126 Gambar 42.Teknik pemanenan dengan dieret menggunakan jaring Gambar 43. Teknik pemenenen di jaring apung 127 g. Membuat Laporan Setelah mengerjakan suatu materi ajar maka diperlukan penyusunan laporan. Laporan untuk dilaporkan dan bahan diskusi antar kelompok atau antar individu sebagai pengayaan pengetahuan dan akan saling mengkoreksi apabila ada yang salah dan kadang menampilkan keberhasilan. Laporan minimal memuat data hasil praktek atau kerja, metodologi, analisa usaha dan kesimpulan. Laporan ini untuk disampaikan kepada publik atau teman sekelas, dan hasil itulah bisa dikatakan pengetahuan. Hasil praktek atau kerja dari kegiatan pembesaran ikan diantaranya adalah data SR; GR; dan FCR kemudian dilanjutkan dengan penghitungan untung dan rugi dari kegiatan pembesaran ikan tersebut. Untuk mengetahui SR maka dibutuhkan pencatatan mortalitas (angka kematian) jadi ikan yang mati harus selalu dicatat, walau demikian dikarenakan jumlah populasi ikan di dalam kolam atau wadah pemeliharaan itu banyak maka untuk mengetahui jumlah populasi saat itu perlu dilakukan dengan teknik sampling. Begitu juga untuk menghitung FCR perlu pencatatan jumlah pakan yang diberikan setiap hari hingga diketahui jumlah pakan yang diberikan setiap minggu atau per sampling. Jika jumlah pakan yang diberikan telah diketahui maka tinggal menghitung FCR dengan membandingkan dengan bobot biomass saat itu per sampling. Untuk memantau sampai sejauh-mana ikan itu tumbuh maka diperlukan analisis GR, jika pada suatu periode ternyata pertumbuhannya kurang baik maka diperlukan evaluasi keseluruhan, apakah pemberian pakannya telah baik atau tidak atau lingkungannya sudah mendukung atau belum. Hal ini 128 perlu segera diketahui untuk kemudian diambil tindakan, apakah yang terjadi dalam pemelihaaran ikan tersebut. Pada akhirnya yang namanya usaha seharusnya menguntungkan, kegiatan pembesaran ikan tersebut sebaiknya harus menguntungkan. Hal ini adalah indikator bahwa dari sisi teknis dihasilkan dengan baik dan dari sisi ekonomis juga dihasilkan dengan baik. Untuk menghitung analisis usaha harus menghitung pengeluaran baik yang bersifat investasi, maupun biaya operasional (biaya benih, biaya pakan dan biaya tenaga kerja) serta mendapatkan hasil berapa (bobot ikan panen, harga ikan per kg serta mendapatkan uang berapa dari penjualan ikan tersebut). Kemudian diperhitungkan hingga menyimpulkan apakah kegiatan pembesaran ikan tersebut untung atau rugi. Contoh perhitungan untung dan rugi kegiatan pembesaran ikan mas Pengeluaran a. Pembelian benih ikan mas ukuran 8-12 cm. sebanyak 300 kg @ Rp. 40.000 b. Pembelian Pakan 7.000 kg x Rp. 8.000 c. Biaya operasional d. Upah tenaga kerja Rp. 12.000.000 Rp. 56.000.000 Rp 7.000.000 Rp. 2.500.000 JUMLAH Rp. 77.500.000 Penerimaan 1) Hasil penjualan 6,860 kg dengan ukuran per kg 3-4 ekor @Rp. 15.000 (mortalitas 15%) selama 3 bulan pemeliharaan: Rp. 102.900.000,- 2) keuntungan dari hasil penjualan: Rp. 102.900.000 – Rp. 77.500.000 = Rp. 25.400.000. Next >