< Previous 9 2. Uraian Materi Timbulnya penyakit terhadap ikan disebabkan oleh ketiga faktor dari hasil interaksi antara ketiga komponen, yaitu Nutrisi tidak baik, Agen pembawa (hama, parasit, non parasit, virus) dan Lingkungan kurang baik. Agen/InangLingkunganNutrisiIkanSakit Gambar 1. Tiga faktor penyebab ikan sakit Interaksi antara ketiga komponen seperti tersebut diatas, menyebabkan ikan menjadi mudah stres sehingga pertahanan diri ikan menjadi lemah dan mudah terserang penyakit. Pada umumnya kematian ikan yang diakibatkan oleh serangan penyakit tidak disebabkan oleh suatu penyebab/agen saja tetapi sudah komplikasi. Ikan sakit akibat pakan dengan nutrisi yang kurang baik sehingga ikan mudah lemas, kurang gizi sakit ini disebut malnutrition, sakit berikutnya adalah apabila ikan hidup pada lingkungan yang kurang optimal sehingga ikan akan lemas, stress karena mengeluarkan energy yang banyak untuk melawan lingkungan yang tidak cocok tersebut sehingga mudah tidak tidak 10 terserang penyakit. Berikutnya adalah ikan terserang penyakit apabila memang dengan adanya inang/agen/perantara pembawa penyakit apabila kondisi ikan sudah lemas baik kurang gizi maupun hidup pada lingkungan yang tidak baik atau agen terlalu banyak sehingga walaupun lingkungan baik dan nutrisi pakan baik tetap saja ikan lama-kelamaan akan jatuh sakit. Ikan tidak akan sakit apabila diberi pakan dengan nutrisi yang optimal dan hidup pada kondisi lingkungan yang optimal dan jarang ada inang pembawa penyakit. Kerugian akibat serangan hama/penyakit sebenarnya dapat dihindari, apabila pembudidayaan ikan maupun pelaku tata niaga mempunyai pengetahuan tentang bagaimana menjaga keserasian antara ketiga komponen tersebut. Banyak hal yang ditimbulkan akibat oleh serangan penyakit, diantaranya adalah kerugian produksi. Kerugian produksi akibat serangan penyakit tersebut meliputi: 1. Ikan luka 2. Ikan bisa mati 3. Bobot tubuh ikan menjadi berkurang 4. Nafsu makan berkurang sehingga Efisiensi pemanfaatan pakan kurang 5. Membutuhkan biaya pengobatan tinggi 6. Membutuhkan Biaya pengontrolan 7. Menambah biaya tenaga kerja 8. Jika ikan dijual penampakan ikan kurang menarik. Sebagai akibat terakhir adalah apabila pembesaran ikan ini dilakukan dalam sekala usaha maka jelas akan menderita kerugian yang besar. Jika pembesaran ikan ini mememiliki tujuan untuk mendapatkan induk ikan maka sudah hampir pasti induk ikan tersebut tidak akan didapatkan. 11 a. Teknik Pencegahan Penyakit ikan Usaha pencegahan serangan penyakit ikan banyak dilakukan diantaranya adalah dengan melakukan: 1. Sanitasi Wadah dan Media 2. Seterilisasi dan Desinfectan peralatan 3. Filtrasi Kombinasi 4. Bio-Filtrasi Rumput laut dan Kerang 5. Pencegahan Penularan 6. Karantina 7. Immunisasi dan Vaksinasi 8. Kebutuhan Nutrisi dan Lingkungan. Gambar 2. Perbedaan insang ikan sehat dan insang ikan sakit 12 1. Sanitasi Wadah dan Media Sanitasi wadah dan media dimaksudkan agar wadah dan media terbebas dari kehidupan bakteri, jamur dan virus sehingga komoditas yang dipelihara tumbuh dan berkembang dengan optimal. Prinsip sanitasi wadah dan media adalah: 1) menghambat tumbuh dan berkembang bakteri, jamur dan virus dan 2) membunuh bakteri, jamur dan virus, calon pengganggu komoditas yang dipelihara. Bagaimana cara sanitasi tersebut, sanitasi dapat diakukan dengan menggunakan Peralatan sandfilter dan cartridge dan kotak lampu dengan sinar ultraviolet atau dengan gelombang elektromagnetik. Peralatan ini bekerja sebagai penyaring dan membunuh bakteri, jamur serta virus dengan cara menyaring dan menyinari air yang lewat terlebih didalam air tersebut ada bakteri, jamur serta virusnya. Sehingga sebelum air masuk ke dalam wadah budidaya diusahakan melawati minimum salah satu dari peralatan tersebut, akan lebih bagus apabila memang air yang akan masuk untuk dipergunakan telah melawati peralatan tersebut secara baik dan berurutan, disaring terlebih dahulu kemudian disinari. Untuk lingkungan perairan sangat perlu dijaga kebersihanya, kebersihan dari kotoran tidak hanya kotoran dari sampah melainkan kotoran yang tidak kelihatan sekalipun perlu dijaga seperti bakteri, jamur dan virus, dengan cara paling tidak sebelum masuk kelokasi pembesaran ikan baik indoor maupun out door terlebih dahulu sepatu harus bebas dari penyakit. Hal ini bisa dilakukan dengan merendam atau melewati wadah yang telah diberi methylin blue (MB), agar sepatu bebas dari parasit dan jamur. 13 Gambar 3. Sandfilter dan Cartridge Gambar 4. Wadah disabun, disiram air tawar dan air panas 14 Gambar 5. Filter Bag/berbentuk kantong 2. Sterilisasi dan Desinfectan Peralatan Desinfectan dilakukan agar penyakit tidak menyebar atau untuk mencegah penyebaran penyakit. Apa yang harus di desinfectan, yang harus didesinfectan adalah peralatan peralatan yang akan dipergunakan untuk kegiatan pembesaran ikan. Disinfectan ini dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah misalnya pada kegiatan pembesaran ikan air laut maka peralatan yang dipergunakan pada pembesaran ikan di laut dilkakukan desinfectan dengan menggunakan airtawar. Caranya adalah peralatan dicuci dengan menggunakan air tawar, dikeranakan air tawar dan air laut bahan-bahan yang terkandung sangat berbeda maka dengan air tawar bakteri, jamur dan virus dari lingkungan air laut akan mati, atau tidak kuat dikarenakan ada proses perbedaan tekanan osmose sehingga terjadi plasmolisa atau cairan cell pada bakteri, jamur atau virus akan keluar sehingga kering dan mati. Juga menggunakan air panas, menggunakan air panas dikarenakan suhu panas memberikan lingkungan yang sangat tidak cocok jauh diatas suhu toleransi 15 kehidupannya sehingga sudah barang tentu bakteri, jamur dan virus tersebut akan mati. Juga menggunakan sabun, peran sabun adalah ikut mensucihamakan dengan cara kimia, dengan kandungan kimia bisa jadi sulfaktan dan zat kimia lain akan langsung mematikan bakteri, jamur atau virus dengan cara membunuh dengan meracuni dan kontak langsung dengan bakteri, jamur dn virus tersebut, sehingga mati. Cara desinfektan yang lain adalah dengan sterilisasi. Sterilisasi pada peralatan budidaya adalah dengan menggunakan teknik: Perendaman dalam larutan HCL, Pencucian dengan Sabun Cair, Pembilasan dengan Air Tawar, Sterilisasi dengan Uap Panas Atau Perebusan dan Penyemprotan dengan Alkohol, tentu saja ini bisa dilakukan untuk peralatan yang fisiknya kecil. Apa Sterilisasai itu, Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba. Dalam praktek sterilisasi alat-alat atau media dapat dikerjakan secara mekanik (misalnya dengan cara penyaringan), secara kimia (menggunakan desinfektan), atau secara fisik (dengan pemanasan, sinar Ultra violet, sinar X dan lain-lain). Cara sterilisasi yang digunakan tergantung kepada macam dan sifat bahan yang disterilkan (misalnya ketahanan terhadap panas, bentuk bahan yang disterilkan: Padat, cair, atau gas). a) Sterilisasi Secara Fisik Sterilisasi secara Fisik merupakan sterilisasi yang sering dipakai. Sterilisasi dengan cara ini ada 5 cara: 1) Pemijaran Cara ini dipakai untuk sterilisasi jarum platina/Ose yang terbuat dari Platina atau Nikrom. Caranya dengan membakar alat-alat etrsebut diatas lampu spirtus/Bunsen sampai pijar. 16 2) Udara Panas/ Kering Alat yang dipakai adalah hot air sterilizer/ovin dipakai untuk sterilisasi alat-alat dari gelas seperti Erlenmeyer, petridish, tabung reaksi,pipet dan lain-lain. Bahan-bahan seperti kapas, kertas, kain juga dapat disterilkan dengan alat ini. Suhu yang digunakan berkisar 170 – 180° C selama 2 – 3 jam. Lamanya sterilisasi dengan cara ini tergantung pada jumlah alat-alat yang disterilkan dan ketahanannya terhadap panas 3) Uap Air Bertekanan Alat yang digunakan namanya “ autoklaf “ (picesum cooker) . Sterilisasikan dengan cara ini merupakan cara sterilisasi yang paling baik jika di bandingkan dengan cara – cara lainnya. Alat – alat dan bahan – bahan yang dapat di sterilkan dengan cara ini adalah alat – alat dan bahan – bahan yang tidak akan rusak karena pemanasan dan tekanan tinggi . Caranya: autoklaf diisi air kira – kira 1,5-2 liter kemudian di panaskan . Alat dan bahan yang akan di sterilkan dimasukkan ke dalam autoklaf . Apabila media yang akan di sterilkan dalam tabung reaksi atau Erlenmeyer, perlu di tutup rapat dengan kapas kemudian di bungkus dengan sampul setelah itu tutup autoklaf , di pasang dan skrup – skrup nya di kencangkan . Keran pengatur tempat keluar nya uap air di biarkan terbuka sampai uap air keluar . Hal ini di maksud agar – agar di dalam alat – alat tersebut tidak ada udara lagi yang dapat mengacaukan pembacaan suhu atau tekanan , selanjutnya keran pengatur keluarnya uap air di tutup dan di biarkan sampai tekanan di dalam naik. Suhu atau tekanan yang digunakan tergantung dari alat/bahan yang digunakan adalah 15-20 psi (1,5 -2 atm) dan waktu 15 – 30 menit . Apabila sterilisasi sudah selesai maka 17 listrik / apinya dimatikan . Keran uap di biarkan sampai angka 0 baru kemudian autoklaf di buka . 4) Uap Air Panas Bahan-bahan yang disterilkan dengan cara ini umumnya adalah “ Media” yang tidak tahan terhadap “suhu tinggi”: alatnya disebut alat sterilisasi Arnold. Caranya: Sterilkan bahan pada suhu 100° C selama 80 menit untuk mematikan sel vegetative mikroorganisme kemudian diinkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar untuk menumbuhkan spora-spora. Ulangi cara tersebut untuk ke 3 kalinya pada bahan dengan suhu dan waktu yang sama. Dengan cara ini diharapkan akan benar-benar menjadi steril. 5) Sinar Radio Aktif b) Sterilisasi Secara Mekanik 1) Saringan Bahan – bahan cair yang sangat peka terhadap pemanasan (misalnya: serum darah) atau media cair yang relative tidak tahan terhadap pemanasan yang tinggi harus di sterilkan dengan cara penyaringan untuk keperluan ini dipakai alat yang disebut penyaring bakteri (filter bakteri) . 2) Penyaring Bekefeld Alat penyaringanya terbuat dari tanah diatomac dengan 3 porositas V (Viet = Kasar) ,N (Normal) , W (Weing = halus) yang biasa dipakai yang mempunyai porositas N dan W. 18 3) Penyaring Chamberland Alat saringannya terbuat dari porselen yang dilapisi email. Porositasnya filter L1,L2,L3…,L13. Dimana: L1 paling kasar, L2 paling halus, yang biasanya dipakai L3. 4) Penyaring Seitz (penyaring asbes) Alat penyaring terbuat dari baja tahan karat yang dilengkapi dengan saringan asbes selulosa yang dapat diganti. 5) Penyaring Mendler Penyaring ini terbuat dari 60-80 % diatomae, 10-15 % plaster of paris (CaSO4).H2O.Perbandingan ini tergantung dari besar kecilnya pori yang diinginkan. 6) Penyaring Fritted Glass Penyaring ini terbuat dari serbik gelas (fritted glass) yang halus didalam cetakan yang berbentuk cakram (disk) kemudian dipanaskan sampai suhu tinggi sehingga cakram berpori. Porositasnya ada 5 tingkat yaitu EC (ekstra kasar), C (kasar), M (medium), UF (ekstra halus), F (halus). 7) Penyaring Asbes Asbes ditekan menjadi bentuk cakram tipis dengan dijepit melalui logam yang rata. 8) Penyaring Jenkin Penyaring ini menggunakan lapisan logam karet penghubung dan balok penyaring yang terbuat dari porselen. Next >